NovelToon NovelToon

Playgirl VS Playboy

Bab 1

"Sayang, kamu masih punya uang kan? Soalnya aku ngincer tas itu tuh, lucu banget. Ya..... limited edition sih, harganya paling lima belas juta. Murah bagi kamu pastinya"

Laki-laki yang Salsa panggil "Sayang" terus meneguk saliva. Dalam sehari uang di dalam ATM-nya nyaris ludes oleh Salsa, bahkan Salsa sudah banyak membeli barang seperti pakaian, sepatu, kosmetik, aksesoris dan sekarang minta tas limited edition.

"Sayang....."

Salsa menyenggol lengan laki-laki tersebut, jurus andalan Salsa jika sedang merayu adalah dengan mata di kerlap-kerlipkannya membuat siapapun melihat itu langsung mengatakan hal yang sangat Salsa suka.

"OKE! Ambil apapun yang kamu mau, Sayang" Julian namanya. Ia langsung merangkul pinggang Salsa, kemudian membawanya ke pajangan tas limited edition dari D1OR tersebut.

Senyum puas terukir di bibir mungil milik Salsa, ia menghela napas lega akhirnya tas yang di inginkan kemarin akhirnya ia dapat hari ini.

"Selamat siang, Mbak Salsa" seorang pegawai toko tas tersebut langsung menyapa Salsa dengan ramah.

Karena Salsa adalah pelanggan VIP di toko tas tersebut, hampir setiap produk terbaru yang limited edition Salsa pasti akan membelinya. Tentunya ia juga akan membawa pasangan yang berbeda-beda, semua itu tentu ada alasannya.

"Saya mau ambil tas yang ini, Mbak. Di bungkus yang rapi ya" pinta Salsa tak kalah ramah pada pegawai toko tas tersebut

"Baik, Mbak. Tunggu sebentar ya" Pegawai toko tas tersebut langsung membawa tas yang di inginkan Salsa ke meja kasir lalu segera melaksanakan apa yang di minta Salsa tadi

Salsa merangkul lengan Julian sembari tersenyum penuh rasa terima kasih.

Setelah puas berbelanja, Salsa yakin uang yang di dalam ATM milik Julian telah terkuras habis. Maka dengan penuh kebaikan Salsa mengajak Julian makan malam di restoran yang ada di MALL tersebut sebagai penutup.

Salsa diet? Tentu saja, ia makan makanan yang membuat tubuhnya tetap terlihat ideal seperti perempuan di luaran sana. Tapi meski begitu menu diet di restoran yang ada di MALL itu harganya hampir sama dengan harga daging.

"Sayang, besok temani aku ke pameran mobil ya" pinta Salsa dengan nada manja sembari mengenggaman tangan Julian

"Apa?" Julian begitu terkejut, ia bahkan berkeringat

Menemani Salsa sama dengan membelikan apa yang ia lihat, jika hari ini ia melihat barang di MALL dan membelinya, maka besok ia harus membelikan Salsa mobil juga.

"Iya, Sayang. Pergi ke pameran mobil" ulang Salsa

"Maaf, Sayang. Lebih baik kita putus saja"

Julian mengatakan dengan nada sangat lembut, seolah-olah tak ingin menyakiti Salsa. saat mengatakan kata putus, raut wajahnya sangat minta di mengerti.

"Loh, kenapa?" Salsa menghentikan makannya sejenak lalu menatap pada Julian

"Maaf, Sayang. Aku tau kamu udah bosan dengan aku, kamu harus dapatin cowok yang bisa menuruti semua yang kamu inginkan. Sedangkan aku tak bisa untuk memenuhi semua yang kamu butuhkan"

"Sayang....."

"Maaf"

Julian pun beranjak dari duduknya lalu merongoh saku celananya mengambil dompetnya, sebelum pergi ia mengeluarkan uang berwarna merah berapa lembar lalu meletakkan di atas meja.

"Untuk bayar makan malam ini" kata Julian kemudian berlalu

Salsa melipat kedua tangannya di dada sembari bersandar di kursi yang di duduknya dengan mata terus menatap punggung Julian yang semakin menjauh.

Satu menit

Dua menit

Tiga menit

"Hahaha" Salsa tertawa keras bahkan sampai memegangi perutnya saking tawanya meledak

Target nya sudah kena.

.

.

Keesokan harinya

"Wow, akhirnya kamu dapat juga tas ini" pekik Nabila begitu melihat Salsa datang ke sekolah dengan tas D1OR yang super mahal dan tentu bikin iri semua orang

"Salsa gitu loh...." ucap Salsa dengan bangga

"Gila! Bisa jatuh miskin tu Julian, setelah apa yang kamu perbuat"

"Bodoh amat, aku juga udah putus sama dia" kata Salsa dengan cuek

"Hem, demi apa?" tanya Nabila seperti tak percaya

"Demi Salsa yang akan cari target baru, Ayo kita ke kelas" Salsa menarik tangan Nabila untuk menuju ke kelas mereka

Tiba di kelas kedua sahabat itu selalu bikin heboh, mana mereka berdua duduk di bangku paling depan, dandanan selalu mencolok, dengan aksesoris serba biru yang begitu wajib ada di kepala dan di pergelangan tangan mereka.

"Jadi target kamu selanjutnya siapa?" tanya Nabila yang jadi penasaran

"Entahlah aku belum mencari, paling datang sendiri" jawab Salsa sembari mengangkat kedua bahunya

"Perasaan semua laki-laki tajir di sekolah ini dari kelas X sampai kelas XII sudah kamu sikat semua, emangnya siapa lagi yang belum?"

Salsa pun berpikir, mulai dari kelas X, kelas XI, sampai kelas XII, semua laki-laki yang kece dan tajir sudah pernah jadi pacar Salsa semua. Adapun yang belum jadi target Salsa yang bukan jadi kiterianya, membuatnya sedikit bingung juga siapa yang akan jadi targetnya selanjutnya.

Tok....Tok....Tok

Suara ketukan pintu membuat Salsa dan Nabila menghentikan obrolan mereka, bukan guru yang mengajar yang ternyata masuk melainkan kepala sekolah dengan wakil kepala sekolah.

"Selamat pagi anak-anak" sapa Pak Candra Kepala sekolah SMA Garuda

"Pagi, Pak" serentak Mereka semua menjawab

"Sebagian dari murid kelas ini besok akan ikut tour ke SMA Pancasila" jelas Pak Candra sembari membenahi kacamata yang melorot di hidungnya

Para murid langsung sibuk berbisik-bisik, khususnya para murid perempuan mereka semua tentu ingin ikut semua pergi tour ke SMA Pancasila.

"Ingat bukan semuanya, tapi hanya sebagian saja sebagai perwakilan kelas ini. Karena bukan hanya kelas ini saja, ada juga dari kelas lain untuk perwakilan untuk debat persahabatan di SMA Pancasila"

Murid-murid yang tadi begitu semangat jadi terdiam seribu bahasa, secara garis besar Pak Candra hanya meminta murid-murid berprestasi saja yang akan pergi tour ke SMA Pancasila.

"Tapi ingat, di sana tour persahabatan bukan ajang kecantikan" tegas Pak Candra

Secara tak langsung Pak Candra menyindir Salsa, karena Salsa murid berprestasi namun juga nakal.

"Salsa, Nabila, Habib, Amira, Nindi. Sebagai perwakilan kelas ini untuk pergi tour persahabatan di SMA Pancasila"

Nabila langsung menyenggol lengan Salsa, ia tersenyum lebar Dan tentunya sangat bersemangat, sementara Salsa terlihat datar dan biasa saja.

Setelah itu Pak Candra dan wakilnya pun keluar dari kelas rombongan Salsa, semua murid kembali ribut. Terutama membahas soal SMA Pancasila, SMA Pancasila yang tenar dengan murid laki-laki nya tampan semua.

"Salsa, besok kita harus tampil OKE. Kapan lagi bisa masuk sekolah itu" ujar Nabila yang paling antusias

Salsa menanggapinya hanya dengan anggukan kepala saja

Bab 2

"Huh, aku jadi gak sabar ke SMA Pancasila. Kan banyak yang bilang di sekolah itu gudangnya para murid laki-laki yang ganteng, kalau saja ada yang nyangkut satu untuk aku" cerocos Nabila

"Ihh apaan sih, aku tuh lebih suka bahas target aku selanjutnya ketimbang ngurusin anak SMA Pancasila" kata Salsa sedikit kesal dengan sahabatnya itu

"Ehh, apa salahnya kita bahas SMA Pancasila. Kalau aja target kamu selanjutnya anak SMA Pancasila, secara ya sekolah itu sekolah mahal pasti isinya semuanya anak orang tajir dan kaya raya" oceh Nabila panjang lebar

Mendengar perkataan sahabatnya, Salsa langsung menyunggingkan senyum liciknya ke arah sahabatnya, dan melihat itu Nabila sudah paham apa yang di pikirkan oleh sahabatnya.

.

.

Waktu istirahat

Sudah hampir satu jam lebih Salsa fokus bermain HP-nya yang tengah membuka sosial media yang berlogo camera warna pink, ia sengaja mencari target selanjutnya di SMA Pancasila.

Setelah menemukan targetnya ia langsung mengembangkan senyumannya melihat foto profil laki-laki yang jadi targetnya selanjutnya, apalagi followers akun milik laki-laki itu tak kalah banyak seperti followers akun miliknya.

"Siapa tuh?" tanya Nabila kepo

"Target selanjutnya" jawab Salsa dengan santai

Nabila yang penasaran segera mengambil HP milik Salsa kemudian melihat gambar laki-laki yang akan di jadikan Salsa sebagai targetnya, mata Nabila langsung melotot melihat siapa yang di jadikan Salsa targetnya.

"Waw, ketua basket SMA Pancasila"

Salsa kembali mengambil HP-nya sembari menganggukkan kepalanya

"Dari data yang aku kumpulkan, dia adalah anak pengusaha sukses. Kamu tau mobil apa yang di kendarainya ke sekolah"

Nabila hanya bisa menggelengkan kepalanya

"Rolls-Royce"

.

.

Rudi ketua basket di SMA Pancasila, memiliki sejuta pesona berbentuk magnet bisa membuat semua perempuan menempel padanya. Selain jago basket, ia juga memiliki banyak fans sampai-sampai para fans-nya memberi nama sendiri yaitu Rudi lovers.

Rudi adalah cowok yang jika di beri nilai mungkin 98, tubuh tinggi dan atletis. Alis tebal dan melengkung sempurna, tatapan tajam seperti burung elang dan dingin. Tipikal laki-laki seperti kulkas berapa pintu yang bikin semua perempuan penasaran.

"Rudi....." Seorang perempuan yang menyerupai artis luar negeri L1sa black pink, merangkul lengan Rudi sembari kakinya mengikuti langkah Rudi.

Azura nama perempuan yang bergelendotan di lengan Rudi, biasa di panggil Zura. Murid kelas X SMA yang mengambil jurusan dunia model, operasi plastik wajah sehingga mirip dengan L1sa black pink. Kulit putih mulus, bahkan sering tampil s3xy dengan seragam sekolah yang di pakainya saat ini.

"Malam ini, kita jalan yuk" ajak Zura

"Gak bisa, aku sudah buat janji dengan teman-temanku" jawab Rudi datar

"Ihh Rudi, kemarin gak bisa. Masak hari ini gak bisa juga" Zura mulai menampakkan raut wajah merajuk

"Kamu tau kan, bagaimana resiko jadi pacar aku"

"Siap di duain dengan teman-teman kamu" jawab Zura dengan pelan tapi masih terdengar

"Nah, pinter banget tau jawabannya"

Rudi segera melepaskan rangkulan tangan Zura kemudian melangkahkan kakinya lebih lebar meninggalkan Zura begitu saja, KEJAM ya begitulah perumpamaan untuk diri Rudi. Ia memang seperti tak memiliki hati, baginya memiliki pacar itu seperti sedang mengoleksi stiker yang cukup di pajang di album khusus.

Rudi masuk ke dalam kelasnya yang sangat ribut, terdengar suara dari teman-temannya yang tengah bermain gitar padahal suara mereka semua sangat fals di tambah dengan salah satu di antara temannya menjadikan meja sebagai drum untuk melengkapi.

"Lama amat kamu, Rud. Habis dari mana aja sih?" rutuk Robin salah satu sahabat Rudi

"Berisik banget sih" Rudi bukannya menjawab pertanyaan Robin ia justru menyumpal mulut Andi dengan gumpalan kertas agar berhenti menyandung suara yang fals

"Kalian tau gak, kenapa kepala sekolah mengadakan tour persahabatan untuk SMA Pancasila dan SMA Garuda?" tanya Rudi dengan serius

Keempat sahabatnya Rudi langsung menggelengkan kepala artinya tidak tau.

"SMA Garuda terkenal dengan prestasi akademik-nya, sedangkan SMA Pancasila terkenal dengan prestasi olahraga-nya. Kita sepertinya akan menjadi satu dengan mereka"

Robin, Andi, Anwar dan Ibra langsung menatap Rudi dengan serius.

Bersatu dengan SMA Garuda? Musuh bebuyutan sejak zaman berdirinya sekolah, apakah pihak sekolah berharap semua murid untuk berdamai.

"Ahh, gila yang benar saja. Aku sampai detik ini masih dendam dengan para murid laki-laki SMA Garuda" sahut Robin seperti tak terima

"Males banget ketemu anak murid SMA Garuda setiap hari"

"Yang ada mereka yang malas lihat wajah kita" sahut Ibra

"Hahaha"

Tanpa terasa kini sudah waktunya pulang sekolah, Rudi yang tengah mengemudi mobil miliknya tak sengaja melihat murid perempuan kelas X tengah kesusahan karena ban mobilnya kempes. Seperti dapat angin, ia mendapatkan main baru lagi.

Rudi melajukan mobil miliknya sangat pelan sampai murid perempuan itu akhirnya menghadang jalan, Rudi pun langsung tersenyum smirk saat murid perempuan itu mengetuk pintu mobil miliknya dan minta bantuannya.

"Memangnya mobil kamu kenapa?" tanya Rudi basa-basi

Murid perempuan itu langsung menunjukan bahwa ban mobil miliknya kempes, Rudi pun berjongkok di deket ban mobil yang kempes tersebut. Kemudian ia menatap ke arah murid perempuan yang sepertinya sangat lugu, itu artinya belum tersentuh.

"Gimana kalau kamu aku antar pulang saja? Soalnya aku juga kurang ngerti buat ganti ban, nanti aku telepon orang bengkel buat kesini dan nanti di antar mobil ke rumah kamu" begitu licik Rudi untuk mendapatkan mainan barunya

Murid perempuan itu tampak ragu, ia bukannya tidak tau tentang Rudi seorang playboy yang suka berganti-ganti pasangan dan saat ini juga Rudi masih berpacaran dengan Zura teman seangkatannya.

"Nama kamu siapa?" tanya Rudi dengan nada yang sangat lembut

"Nia, kak" Nia langsung menundukkan kepala, ia sedikit malu bertatapan dengan Rudi

"Ayo, Nia. Aku antar pulang" tawar Rudi sekali lagi

Nia pun akhirnya mengangguk kepala tanda setuju kemudian keduanya segera masuk ke dalam mobil rolls-royce milik Rudi, mobil yang hanya anak orang kaya yang bisa memiliki. Rudi melajukan mobil milikmya dengan perlahan, sesekali ia melirik Nia yang ada di kursi samping kursinya.

"Kamu cantik, Nia" rayuan maut Rudi pun keluar juga

Nia yang mendengar pujian itu langsung mendongakkan kepalanya kemudian menatap Rudi dengan kedua pipi yang telah memerah tersipu malu. Kemudian Rudi menggenggam tangan Nia, membuat Nia semakin gugup.

"Kamu tau aku suka ganti-ganti pacar tapi kamu perempuan yang unik pertama kali aku temukan, kamu berbeda" kembali Rudi mengeluarkan kata rayuan untuk Nia

Bab 3

Semakin terus di puji, membuat Nia semakin besar kepala bahkan ia jadi terus menundukkan kepalanya untuk menutupi rona merah yang ada di pipinya membuat ia juga semakin tersipu malu.

"Kamu sudah punya pacar?" tanya Rudi

Nia hanya menjawab dengan gelengan kepala, kemudian Rudi menghentikan laju mobil miliknya di pinggir jalan lalu menatap Nia dengan tatapan yang membuat siapa saja akan meleleh melihat.

Belum lagi Rudi yang tiba-tiba mengecup punggung tangan Nia dengan begitu lembut, membuat Nia merasa ada getaran menyengkat di lubuk hatinya karena ini pertama kalinya ia di perlakukan seperti ini.

"Kamu mau jadi pacar aku?"

Mata indah milik Nia langsung melebar mendengar pertanyaan Rudi barusan, antara tak percaya dan malu sehingga membuat hati Nia bersorak bahagia tanpa pikir-pikir Nia langsung mengangguk kepalanya.

Setelah itu Rudi tentu tersenyum penuh kemenangan mendapat mainan baru, kemudian ia mencuri ciuman pertama di pipi Nia membuat Nia merasa semakin termiliki oleh Rudi.

Rudi playboy yang memang suka dengan perempuan-perempuan polos yang belum tersentuh sama sekali, karena ia ingin menjadi orang pertama yang selalu mencuri ciuman pertama dengan mainannya.

.

.

Keesokan harinya

Perwakilan dari SMA Garuda tiba di SMA Pancasila pukul 10.00 pagi, ada sekitar 50 murid yang di pilih oleh kepala sekolah dengan berbagai macam prestasi, mereka datang dengan menaiki tiga bus.

Bahkan kedatangan mereka di pimpin langsung oleh kepala sekolah dan dua wali guru dalam bidang akademik maupun olahraga, tiba di SMA Pancasila satu persatu murid dalam bus turun.

Sedangkan para murid SMA Pancasila berbaris dengan sangat rapi menyambut kedatangan murid perwakilan dari SMA Garuda, Pak Hermanto selaku kepala sekolah SMA Pancasila menyalami Pak Candra dan dua wali guru tadi dengan ramah.

"Lihat, Salsa. Gedung di SMA Pancasila keren banget ya, kayak gedung di film Korea gitu. Seragam sekolah apalagi, keren banget" kata Nabila sembari menyenggol lengan sahabatnya itu

"Biasa aja, kali" kata Salsa datar

Mendengar itu Nabila jadi mengerucut bibirnya, bisa-bisa sahabatnya mengatakan hal yang ada di depan mata mereka biasa aja padahal jelas semuanya tampak sangat luar biasa.

"Salsa" panggil Pak Candra

Salsa yang sadar di panggil segera menoleh ke arah Pak Candra, lalu Pak Candra meng-kode Salsa melalui kontak matanya, Salsa yang paham segera melangkahkan kaki menghampiri dua kepala sekolah tersebut.

"Pak Hermanto, perkenalkan ini Salsa. Juara umum di SMA Garuda" Pak Candra dengan bangga memperkenalkan Salsa

"Wah jadi ini murid tercerdas di SMA Garuda" Pak Hermanto mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Salsa

Salsa mengulas senyum ramahnya, setelah itu Pak Hermanto mempersilahkan para murid perwakilan dari SMA Garuda untuk mengikutinya berbaris di depan barisan para murid SMA Pancasila.

Pak Candra dan dua wali guru beserta para murid perwakilan SMA Garuda sudah berbaris rapi di depan para murid SMA Pancasila yang sebenarnya sudah sangat penasaran dengan kegiatan ini.

Acara pun segera di buka oleh Pak Hermanto langsung, beliau menyapa para murid dengan ramah setelah itu beliau juga memberi kesempatan pada Pak Candra untuk memberikan sambutan.

Cukup panjang Pak Candra berbicara di depan, kini Pak Hermanto mengambil alih mikrofon untuk memberikan pengarahan lebih lanjut buat seluruh anak muridnya yaitu SMA Pancasila.

"Hari ini kita kedatangan perwakilan murid SMA Garuda, yang sudah kita ketahui bahwa murid SMA Garuda terkenal dengan prestasi akademik. Itu juga tak lepas dari bimbingan para guru yang ingin membuat murid mereka jadi sukses, maka untuk itu tour persahabatan ini di selenggarakan untuk kita bisa termotivasi dengan prestasi mereka. Dan saya akan perkenalkan murid yang selalu menang dalam olimpiade Matematika, Fisika, Kimia serta mendapat piagam emas, bahkan bukan hanya itu murid ini juga telah mendapat tawaran kuliah di Universitas Indonesia tanpa test"

"Yaitu Salsa, silahkan maju ke depan" Pak Hermanto mempersilahkan Salsa untuk berdiri di sampingnya

Salsa pun dengan bangga maju ke depan dengan mata menatap semua orang serta wajah sedikit mendongak, bukan sombong tapi begitulah dirinya yang bukan tipikal kutu buku dan cupu.

Ia penuh percaya diri untuk menunjukkan dirinya di hadapan semua orang, karena ini adalah sebuah prestasi bukan sebuah kesalahan yang harus takut berhadapan dengan semua orang.

Begitu Salsa berdiri di depan dengan wajah yang sangat sempurna, membuat semua yang memandang langsung kagum apalagi para murid laki-laki SMA Pancasila itu bahkan mulai terdengar bisik-bisik dari semua orang.

"Selamat pagi teman-teman" sapa Salsa dengan ramah

"Pagi cantik" serentak semua murid laki-laki menjawab

Salsa membalas dengan senyuman, bahkan ia sesekali memperhatikan semua murid laki-laki SMA Pancasila dengan matanya yang indah itu, membuat semua murid laki-laki seakan terhipnotis akan kecantikan Salsa.

"Saya pertama kali menginjakkan kaki di SMA Pancasila, gedung-gedung dan fasilitas terlihat sangat mewah dan indah. Tapi sayang semua menipu, hanya terlihat indah di luar tapi minus dalam kualitas prestasi akademik"

Mendengar perkataan Salsa semula tadi berisik kini jadi hening, tak ada yang berani menyahut dan mereka sadar Salsa barusan bukan memuji sekolah mereka melainkan menyindir.

Pak Candra langsung berdehem menegur muridnya yang telah mengatakan hal yang tak seharusnya di katakan, tampak wajah Pak Candra memerah menahan amarahnya yang terasa di ubun-ubun.

Rudi yang dari tadi menundukkan kepala saat mendengar deretan kalimat yang di ucapkan Salsa, langsung mendongakkan kepala lalu melihat murid perempuan di hadapannya memperlihatkan murid perempuan di depannya itu begitu angkuh.

Salsa perempuan yang selalu di puja oleh semua guru karena prestasinya, ia terlihat tersenyum seperti tengah meremehkan semua orang yang ada disitu, tatapan tajamnya memikat semua orang.

Setelah itu Salsa mengakhiri pembicaraannya lalu segera kembali bergabung di barisan perwakilan murid dari SMA Garuda sekolahnya yang penuh prestasi, ia takkan menundukkan kepala meski telah mengatakan kalimat sindiran tadi.

"Gila tuh perempuan, punya otak pintar tapi mulutnya pedes amat kayak cabe rawit" celetuk Anwar pelan tapi bisa di dengar sahabat-sahabatnya

"Blak-blakkan banget" sahut Robin

Tersinggung, itulah yang mewakili perasaan semua murid SMA Pancasila, bahkan Pak Hermanto terlihat malu karena Salsa telah menyindir tentang prestasi akademik di sekolah mereka.

Dari tempatnya berdiri, Rudi terus memperhatikan Salsa yang telah bergabung dengan barisan murid SMA Garuda, murid perempuan itu benar-benar terlihat sangat angkuh.

"Rud, kayaknya murid perempuan itu perlu di kasih pelajaran deh. Cantik sih, tapi gayanya itu sombong banget" ujar Ibra menyarankan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!