"Huh, aku jadi gak sabar ke SMA Pancasila. Kan banyak yang bilang di sekolah itu gudangnya para murid laki-laki yang ganteng, kalau saja ada yang nyangkut satu untuk aku" cerocos Nabila
"Ihh apaan sih, aku tuh lebih suka bahas target aku selanjutnya ketimbang ngurusin anak SMA Pancasila" kata Salsa sedikit kesal dengan sahabatnya itu
"Ehh, apa salahnya kita bahas SMA Pancasila. Kalau aja target kamu selanjutnya anak SMA Pancasila, secara ya sekolah itu sekolah mahal pasti isinya semuanya anak orang tajir dan kaya raya" oceh Nabila panjang lebar
Mendengar perkataan sahabatnya, Salsa langsung menyunggingkan senyum liciknya ke arah sahabatnya, dan melihat itu Nabila sudah paham apa yang di pikirkan oleh sahabatnya.
.
.
Waktu istirahat
Sudah hampir satu jam lebih Salsa fokus bermain HP-nya yang tengah membuka sosial media yang berlogo camera warna pink, ia sengaja mencari target selanjutnya di SMA Pancasila.
Setelah menemukan targetnya ia langsung mengembangkan senyumannya melihat foto profil laki-laki yang jadi targetnya selanjutnya, apalagi followers akun milik laki-laki itu tak kalah banyak seperti followers akun miliknya.
"Siapa tuh?" tanya Nabila kepo
"Target selanjutnya" jawab Salsa dengan santai
Nabila yang penasaran segera mengambil HP milik Salsa kemudian melihat gambar laki-laki yang akan di jadikan Salsa sebagai targetnya, mata Nabila langsung melotot melihat siapa yang di jadikan Salsa targetnya.
"Waw, ketua basket SMA Pancasila"
Salsa kembali mengambil HP-nya sembari menganggukkan kepalanya
"Dari data yang aku kumpulkan, dia adalah anak pengusaha sukses. Kamu tau mobil apa yang di kendarainya ke sekolah"
Nabila hanya bisa menggelengkan kepalanya
"Rolls-Royce"
.
.
Rudi ketua basket di SMA Pancasila, memiliki sejuta pesona berbentuk magnet bisa membuat semua perempuan menempel padanya. Selain jago basket, ia juga memiliki banyak fans sampai-sampai para fans-nya memberi nama sendiri yaitu Rudi lovers.
Rudi adalah cowok yang jika di beri nilai mungkin 98, tubuh tinggi dan atletis. Alis tebal dan melengkung sempurna, tatapan tajam seperti burung elang dan dingin. Tipikal laki-laki seperti kulkas berapa pintu yang bikin semua perempuan penasaran.
"Rudi....." Seorang perempuan yang menyerupai artis luar negeri L1sa black pink, merangkul lengan Rudi sembari kakinya mengikuti langkah Rudi.
Azura nama perempuan yang bergelendotan di lengan Rudi, biasa di panggil Zura. Murid kelas X SMA yang mengambil jurusan dunia model, operasi plastik wajah sehingga mirip dengan L1sa black pink. Kulit putih mulus, bahkan sering tampil s3xy dengan seragam sekolah yang di pakainya saat ini.
"Malam ini, kita jalan yuk" ajak Zura
"Gak bisa, aku sudah buat janji dengan teman-temanku" jawab Rudi datar
"Ihh Rudi, kemarin gak bisa. Masak hari ini gak bisa juga" Zura mulai menampakkan raut wajah merajuk
"Kamu tau kan, bagaimana resiko jadi pacar aku"
"Siap di duain dengan teman-teman kamu" jawab Zura dengan pelan tapi masih terdengar
"Nah, pinter banget tau jawabannya"
Rudi segera melepaskan rangkulan tangan Zura kemudian melangkahkan kakinya lebih lebar meninggalkan Zura begitu saja, KEJAM ya begitulah perumpamaan untuk diri Rudi. Ia memang seperti tak memiliki hati, baginya memiliki pacar itu seperti sedang mengoleksi stiker yang cukup di pajang di album khusus.
Rudi masuk ke dalam kelasnya yang sangat ribut, terdengar suara dari teman-temannya yang tengah bermain gitar padahal suara mereka semua sangat fals di tambah dengan salah satu di antara temannya menjadikan meja sebagai drum untuk melengkapi.
"Lama amat kamu, Rud. Habis dari mana aja sih?" rutuk Robin salah satu sahabat Rudi
"Berisik banget sih" Rudi bukannya menjawab pertanyaan Robin ia justru menyumpal mulut Andi dengan gumpalan kertas agar berhenti menyandung suara yang fals
"Kalian tau gak, kenapa kepala sekolah mengadakan tour persahabatan untuk SMA Pancasila dan SMA Garuda?" tanya Rudi dengan serius
Keempat sahabatnya Rudi langsung menggelengkan kepala artinya tidak tau.
"SMA Garuda terkenal dengan prestasi akademik-nya, sedangkan SMA Pancasila terkenal dengan prestasi olahraga-nya. Kita sepertinya akan menjadi satu dengan mereka"
Robin, Andi, Anwar dan Ibra langsung menatap Rudi dengan serius.
Bersatu dengan SMA Garuda? Musuh bebuyutan sejak zaman berdirinya sekolah, apakah pihak sekolah berharap semua murid untuk berdamai.
"Ahh, gila yang benar saja. Aku sampai detik ini masih dendam dengan para murid laki-laki SMA Garuda" sahut Robin seperti tak terima
"Males banget ketemu anak murid SMA Garuda setiap hari"
"Yang ada mereka yang malas lihat wajah kita" sahut Ibra
"Hahaha"
Tanpa terasa kini sudah waktunya pulang sekolah, Rudi yang tengah mengemudi mobil miliknya tak sengaja melihat murid perempuan kelas X tengah kesusahan karena ban mobilnya kempes. Seperti dapat angin, ia mendapatkan main baru lagi.
Rudi melajukan mobil miliknya sangat pelan sampai murid perempuan itu akhirnya menghadang jalan, Rudi pun langsung tersenyum smirk saat murid perempuan itu mengetuk pintu mobil miliknya dan minta bantuannya.
"Memangnya mobil kamu kenapa?" tanya Rudi basa-basi
Murid perempuan itu langsung menunjukan bahwa ban mobil miliknya kempes, Rudi pun berjongkok di deket ban mobil yang kempes tersebut. Kemudian ia menatap ke arah murid perempuan yang sepertinya sangat lugu, itu artinya belum tersentuh.
"Gimana kalau kamu aku antar pulang saja? Soalnya aku juga kurang ngerti buat ganti ban, nanti aku telepon orang bengkel buat kesini dan nanti di antar mobil ke rumah kamu" begitu licik Rudi untuk mendapatkan mainan barunya
Murid perempuan itu tampak ragu, ia bukannya tidak tau tentang Rudi seorang playboy yang suka berganti-ganti pasangan dan saat ini juga Rudi masih berpacaran dengan Zura teman seangkatannya.
"Nama kamu siapa?" tanya Rudi dengan nada yang sangat lembut
"Nia, kak" Nia langsung menundukkan kepala, ia sedikit malu bertatapan dengan Rudi
"Ayo, Nia. Aku antar pulang" tawar Rudi sekali lagi
Nia pun akhirnya mengangguk kepala tanda setuju kemudian keduanya segera masuk ke dalam mobil rolls-royce milik Rudi, mobil yang hanya anak orang kaya yang bisa memiliki. Rudi melajukan mobil milikmya dengan perlahan, sesekali ia melirik Nia yang ada di kursi samping kursinya.
"Kamu cantik, Nia" rayuan maut Rudi pun keluar juga
Nia yang mendengar pujian itu langsung mendongakkan kepalanya kemudian menatap Rudi dengan kedua pipi yang telah memerah tersipu malu. Kemudian Rudi menggenggam tangan Nia, membuat Nia semakin gugup.
"Kamu tau aku suka ganti-ganti pacar tapi kamu perempuan yang unik pertama kali aku temukan, kamu berbeda" kembali Rudi mengeluarkan kata rayuan untuk Nia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments