Rudi mengajak Salsa ke mobil miliknya yang terparkir di basemen MALL, ia mengabaikan tatapan semua orang yang pasti mengira jika mereka adalah sepasang kekasih yang tengah bertengkar.
"Masuk" titah Rudi sembari membuka pintu mobil
Salsa menggelengkan kepalanya dan menghentikan langkah kakinya, ia berniat ingin pergi tapi Rudi malah menahan tangannya untuk tetap masuk ke dalam mobil milik Rudi.
"Aku gak mau" tolak Salsa dengan tegas
"Masuk, apa kamu mau semua orang melihat kita ciuman disini?" ancam Rudi
Salsa menatap Rudi tajam, ia sadar disitu memang ramai banyak pengunjung MALL berkeliaran. Meski sebentar ia mengenal Rudi tapi cukup tau ia mengenai sifat Rudi yang tak pernah main-main dengan ancamannya.
Rudi meunggu, ia tak sungkan membalas tatapan tajam Salsa. Karena respon Salsa sangat lama, Rudi mengunci tubuh Salsa di kedua tangannya lalu ia mendekatkan wajahnya ke wajah Salsa....
"Baiklah" Salsa mendorong dada Rudi menjauh kemudian ia masuk ke dalam mobil
Rudi pun menyusul Salsa masuk ke dalam mobil kemudian di tutupnya pintu mobil, keduanya sudah berada di dalam mobil namun keduanya masih diam dari tadi dengan pandangan ke depan.
"Aku gak akan minta maaf dengan kamu, karena aku tau kamu pasti tak akan memaafkan aku" kata Rudi memecahkan keheningan
Salsa mendengus kesal, ia tak suka mendengar perkataan itu apalagi hatinya jelas masih sakit karena semua perlakuan Rudi semalam masih berputar di dalam ingatannya hingga detik ini.
"Tapi perlu kamu ingat, kita tetap masih pacaran"
Mendengar itu kedua bola mata Salsa langsung menatap ke arah Rudi, kali ini emosinya sudah naik ke ubun-ubun jika bisa di lihat kobaran api ada di atas kepalanya karena ia benar-benar marah.
"Pacaran kata kamu?" Salsa bertanya dengan ekspresi tak percaya
"Detik di saat kamu memasang cincin di jari tangan Husnul, detik itu juga hubungan kita berakhir" lanjut Salsa
Rudi tersenyum, kata-kata Salsa barusan sama sekali tak di anggapnya bagaikan terpahan angin yang masuk ke dalam telinga kanannya dan langsung menerobos keluar dari telinga kiri.
"Kamu lupa kalau aku pernah bilang, hubungan kita hanya aku yang bisa menentukan kapan putus" kata Rudi penuh penekanan
Salsa tak ingin meladeni Rudi, ia berniat membuka pintu mobil namun laki-laki itu justru menahan tangannya. Tangan Rudi satunya lagi menarik tengkuk Salsa secara kasar, detik berikutnya Rudi ******* bibir Salsa.
Menciumnya dengan ganas secara terus-menerus meski berapa kali Salsa memberontak tapi Rudi tetap menciumnya, Salsa kehabisan tenaga untuk melawan terutama saat Rudi mengigit bibir bawahnya.
Membuatnya terpaksa membuka mulut dan merasakan manisnya lidah Rudi menyentuh rongga mulutnya, meski dengan paksaan ciuman Rudi turun ke leher Salsa dengan lama di hisapnya hingga akhirnya Salsa mendorong tubuh Rudi.
"Itu hukuman jika kamu berani melarikan diri dariku" kata Rudi menakutkan
Napas Salsa terengah-engah semuanya bercampur di dadanya, ada marah sakit benci dan juga cinta. Rudi kembali ke posisi semula, ia mendongakkan kepalanya di sandaran kursi lalu memejamkan matanya.
Brakk.....
Salsa terperanjat kaget melihat Rudi tiba-tiba memukul setir mobil, ia bahkan hampir saja nyaris berteriak ketakutan.
"Aku gak pernah merasakan hal seburuk ini dalam hidupku, bahkan Tia menolak ku berkali-kali aku tak pernah merasakan sesakit ini" kata Rudi
"Tapi saat Tia nyakitin kamu tadi malam, ngeliat kamu nangis dan ngeliat mata kamu. Aku marah, aku merasakan sakit sampe rasanya aku ingin bunuh orang saat itu" lanjut Rudi
"Kamu tau kenapa tadi malam aku diem aja lihat Tia nyakitin kamu, karena aku gak mau Tia lebih mempermalukan kamu"
Salsa tersentak
"Jadi Tia itu Husnul?"
Rudi mengangguk lemah, Salsa langsung menarik sudut bibirnya ia kini mengerti mengapa Rudi rela menjadikannya alat balas dendam karena demi bisa mendapatkan Husnul.
"Kalau kamu udah dapatin dia, seharusnya lepasin aku donk" tantang Salsa
"Gak akan dan jangan pernah coba buat lepas dari aku, kalau tidak aku akan melakukan hal yang tak akan pernah kamu tahu" Rudi menatap tajam Salsa
"EGOIS" maki Salsa
.
.
Nabila begitu penasaran mengapa tadi Salsa di bawa Rudi pergi begitu lama, sejak tadi ia terus mengikuti langkah Salsa yang mondar mandir kesana kemari tanpa henti seperti setrika.
"Nabila duduk dulu deh" kata Salsa kesal karena di ikuti dari tadi
"Abisnya kamu lama sih" Nabila jadi ikut kesal
"Aku ganti baju dulu deh, bersihin wajah"
Melihat cara Salsa bicara begitu membuat Nabila curiga sahabatnya itu termakan bujuk rayuan Rudi agar memaafkannya, apalagi tadi sahabatnya itu di antar Rudi pulang ke kosan mereka.
Salsa akhirnya keluar dari kamar mandi kemudian ia menguncir rambutnya ke atas agar leher tak kepanasan, Nabila melihat ke arah leher Salsa langsung melotot melihat bulatan merah sangat kentara di leher Salsa.
"Salsa, kamu ngapain tadi dengan Rudi?" teriak Nabila seperti orang gila
"Kamu kenapa sih?" tanya Salsa sembari menutup kedua telinganya
Nabila mendengus kesal sahabatnya seperti merasa tak berdosa, ia pun maju lebih dekat ke arah sahabatnya itu kemudian menekan tanda merah yang ada di leher Salsa membuat Salsa meringis.
"Kamu habis mesum? Ngaca sana lihat apa yang ada di leher kamu"
Salsa langsung berlari mendekati cermin besar yang ada di sudut kamar mereka, saat ia melihat jejak merah di lehernya ia berteriak histeris karena baru menyadari bahwa Rudi telah meninggalkan jejak mesum di lehernya.
"Ahhh, Aku di perkosa" teriak Salsa
"Hah! Serius, lapor polisi"
"Maksudnya aku bukan di perkosa kayak gitu, tapi di perkosa segini" tunjuk Salsa pada jejak di lehernya itu
Nabila langsung melempar bantal ke arah Salsa, ia pikir Rudi benar-benar memperkosa sahabatnya itu. Ehh tau-taunya hanya sekedar begitu, ia yang sudah panik tapi sahabatnya justru sangat menikmati.
"Balikkan?" tanya Nabila
"Bukan balikkan tapi belum putus"
"Maksudnya gimana?" Nabila jadi bingung sendiri
Salsa pun menceritakan kesepakatan yang pernah Rudi buat sendiri yang mana tentunya merugikan dirinya, karena tak akan bisa terlepas dari laki-laki itu sampai laki-laki itu sendiri yang mau melepaskan Salsa.
"Terus aku harus gimana?" tanya Salsa setelah selesai bercerita
"Ikuti kata hati kamu"
Salsa diam, mengikuti kata hatinya. Itu artinya ia harus tetap bertahan sama Rudi, karena ia mencintai laki-laki itu. Tapi, ia gak kuat mana mungkin ia sanggup menjadi bagian Rudi yang sudah terbagi untuk perempuan lain. Tentu rasanya akan sakit sekali, jelas ia tak mau itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Kosong
Aku rada malas baca cerita yg plin plan gini
Udah terkesan murahan di tambah cuman bisa nagis aja 😒
2024-02-27
0