Bab 8

Rudi mengantar Salsa pulang ke kosannya, tiba di kosannya Salsa pun turun dari dalam mobil kemudian melangkahkan kaki menuju kosannya yang sudah sepi karena hari sudah malam.

Rudi belum pergi dari situ, ia memperhatikan Salsa sampai Salsa benar-benar sudah masuk ke dalam kosannya, setelah memastikan Salsa aman baru lah Rudi kembali melajukan mobilnya.

Selama perjalanan Rudi memilih menghubungi sahabat-sahabatnya, bertanya sedang berada dimana mereka semua saat ini dan setelah tau lokasi keempat sahabatnya ia pun memutuskan menuju kesana.

.

.

Salsa yang sudah berada di dalam kosan tak melihat sahabatnya, kemudian ia melangkah ke arah kamar yang mana ternyata sahabatnya tengah membaca majalah dengan posisi telungkup.

Ia dan sahabatnya sudah dari kelas X ngekos di kosan tersebut, apalagi ia dan sahabatnya dari dulu satu kelas bahkan satu bangku jadi tak ingin berpisah karena hanya Nabila lah teman suka dukanya.

"Tumben pulang cepet?" tanya Nabila sembari menutup majalah yang ada di kasur

Salsa tak menyahut sama sekali, ia justru menuang air ke gelas lalu di minumnya air itu sampai tandas kemudian ia menghirup udara panjang seolah baru saja mendapatkan udara segar.

"Kamu kenapa?" tanya Nabila seraya duduk dan menatap Salsa dengan curiga

"Kamu pasti gak percaya kalau aku cerita" sahut Salsa

Nabila pun jadi semakin penasaran, ia segera berpindah duduk mendekat ke arah Salsa, menatap Salsa dengan alis naik sebelah dan wajah lebih dekat ke wajah Salsa membuat Salsa langsung mendorong kepalanya.

"Gak usah dekat-dekat juga kali" kata Salsa

"Iya-iya, ayo cerita jangan bikin aku mati penasaran" Nabila pun sedikit menjauh lalu menopang dagu dengan tangannya

Salsa menghela napas, kemudian menceritakan kejadian hari ini tadi yang mana Rudi yang serius ingin membelikannya sebuah mobil Ferrari California yang sangat mahal itu.

"Terus mobilnya dimana, di parkir di depan ya" kata Nabila langsung beranjak dari duduk hendak melihat ke depan

"Aku tolak"

"Gila! Kamu pasti bercanda kan?" tanya Nabila kembali menatap sahabatnya

Salsa memasang ekspresi wajah seriusnya, membuat Nabila akhirnya percaya setelah melihat ekspresi di wajah Salsa, ia pun menggerutu mengapa Salsa menolak mobil semahal dan semewah itu.

"Kalau aku terima, bisa-bisa aku di bunuh papaku"

Nabila kembali duduk di samping Salsa lalu menepuk-nepuk pundak Salsa pelan sembari geleng-geleng kepala, melihat kelakuan sahabatnya Salsa jadi terkekeh dan sedikit terhibur.

Sebut saja ia memang sangat bodoh karena telah menolak mobil Ferrari California, orang gila mana yang mau melakukan hal seperti itu kalau bukan Salsa, si perempuan playgirl yang ingin tobat.

Kemudian Salsa memilih berbaring di kasur dengan posisi telungkup lalu memejamkan kedua kelopak matanya, ia bukan perempuan alim tentu ciuman dari Rudi tadi membuat tubuhnya berdesir.

"Kamu kenapa, suntuluyu?" tanya Nabila kembali menatap Salsa dengan tatapan curiga

Salsa membuka kedua kelopak matanya kemudian mengganti posisi tidurnya kini menjadi terlentang, ia menoleh ke arah sahabatnya yang dari tadi terus melempar pertanyaan padanya.

"Entahlah, seumur-umur jadi seorang playgirl baru ini aku gak mau beli apa-apa" sahut Salsa kemudian beranjak duduk

"Kamu kesambet setan mana?" Nabila menyenggol lengan Salsa

"Ahhh, aku gak mau punya perasaan begini" teriak Salsa sembari mengacak-acak rambutnya

Melihat itu Nabila jadi semakin bingung, biasanya kalau pulang Salsa selalu tampak bahagia tapi entah mengapa saat ini Salsa tampak uring-uringan gak jelas seperti habis kesambet.

Lebih anehnya lagi, hari ini Salsa tak membawa barang belanjaan sama sekali padahal biasanya setiap kali jalan sama pacarnya selalu membawa belanjaan dengan bermacam-macam merk di paper bag.

"Nabila, aku gak mungkin kan jatuh cinta" kata Salsa sembari menatap kedua bola mata sahabatnya dengan begitu lekat

Nabila diam dengan raut wajah terkejut, kemudian ia menaikan sebelah alisnya dan ikut menatap sahabatnya dengan sangat lekat, detik berikutnya ia tertawa terbahak-bahak.

"Kamu kena karma"

"Gila ini gila" Salsa kembali merebahkan tubuhnya lalu menatap langit-langit yang ada di kamar

Lagi-lagi bayangan Rudi menciumnya terlintas.

Di sisi lain Rudi menemui sahabat-sahabatnya di sebuah club' yang jadi tempat tongkrongan mereka, club' itu sudah jadi rumah kedua bagi mereka semua karena jika malam mereka pasti ada disitu.

"Woi, bro. Datang juga kamu akhirnya" Andi menyapa Rudi meski sudah setengah teler menyempatkan untuk berjabatan tangan ciri khas mereka

"Tumben sendirian, gak bawa pacar kamu?" tanya Ibra

"Udah aku antar pulang" sahut Rudi

"Alamak! Jam segini udah di antar pulang" pekik Robin

Rudi hanya tersenyum menanggapi sahabatnya itu, kemudian mengambil gelas kosong lalu mengisi dengan minuman yang memabukkan dan segera di tegakkannya gelas yang telah berisi minuman.

"Gimana perkembangan hubungan kamu dengan perempuan sombong itu?" tanya Anwar

"Iya, Rud. Kamu udah berhasil belum naklukin perempuan sombong itu?" sambung Ibra

Rudi meletakkan gelas yang tengah di pegang nya ke atas meja bar, kemudian beralih menatap sahabatnya satu persatu dengan tatapan sangat serius.

"Jangan pernah kalian sentuh Salsa, aku serius dengannya"

Ibra, Anwar, Robin dan Andi saling tatap, lalu keempatnya menatap Rudi dengan serius karena mereka seperti tak percaya dengan ucapan Rudi barusan, tapi sebagai sahabat mereka hanya bisa mengangguk patuh.

.

.

Salsa tiga hari ini begitu gelisah matanya terus-menerus menatap HP-nya, saat melihat layar HP-nya ia akan berteriak seperti orang gila karena kesal dengan sesuatu yang mengganjal hatinya.

"Ampuh deh, Salsa. Teriak-teriak gak jelas dari tadi, kayaknya kamu perlu di rukiah deh" kata Nabila yang pusing melihat sahabatnya terus melempar HP-nya ke atas kasur

"Aku tu lagi kesel, dia bilang pacaran tapi gak ada kabar sama sekali sudah tiga hari ini" omel Salsa

"Cie, Cie, yang lagi nungguin kabar dari pacar?" Nabila justru menggoda Salsa dengan cengengesan

Salsa merenggut

Ia jadi semakin kesal dengan Rudi, ia yakin saat ini Rudi tengah merayakan keberhasilannya yang sudah membuat ia jadi baper, ia pun berpikir cara membalas perbuatan Rudi.

"Aku punya target baru buat kamu" kata Nabila pada sahabatnya itu

"Siapa?"

"Redo, murid baru kelas XII. Kayaknya sih anak orang kaya, yang paling utama dia ganteng" jelas Nabila yang sudah mencari tahu tentang Redo murid baru yang pindah satu minggu yang lalu

Salsa kemudian melipat kedua tangannya di depan dadanya, ia ingin memikirkan cara untuk mendapatkan Redo, yang artinya ia juga bisa membalas perbuatan Rudi yang telah menghilang tanpa kabar selama tiga hari ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!