Dari samping tampak Thomas dan Siera mengobrol sangat akrab. Membuat Banyu yang memperhatikan dari kejauhan merasa kesal.
Banyu adalah ketua kelas. Tapi Thomas selalu mendapatkannya lebih dulu dari pada dirinya. Jika dilihat Banyu jauh lebih tampan dari Thomas tetapi Siera tidak pernah keberatan akan kedekatan pria itu.
Banyu mengeratkan tangannya pada gelas yang ia genggam.
"Nyu." seorang pria menghampiri Banyu.
Pria itu adalah Erik.
Nampak Banyu melirik sekilas lalu mengarahkan pandangan ke arah Siera dan Thomas berbincang seraya menenggak minumannya.
Erik pun mengikuti arah pandang Banyu. Ternyata Banyu sedang memerhatikan Siera. Erik nampak tersenyum.
"Kau masih menyukainya?" tanya Erik tersenyum.
Banyu merasa kesal lalu melirik Erik tajam. "Dia tidak memandangku sama sekali. Meskipun suka juga tidak ada artinya." kata Banyu. Matanya memerah.
Erik menepuk bahu Banyu. "Jika kau suka, kau harus mengejarnya bro. Jangan sampai kau kalah dengan Thomas yang merupakan hanyalah pengacara biasa. Kau adalah staf manager. Pepatah mengatakan asal janur kuning belum melengkung kau masih mempunyai kesempatan."
Banyu memejamkan mata sebentar. Memikirkan perkataan yang Erik berikan. Ach benar apa yang dikatakan Erik.
Banyu melirik Erik dan membalas tepukan di bahunya. "Kau benar." kata Banyu lalu tersenyum.
Banyu tampak bersemangat. Mengambil gelas berisi minuman yang baru lalu menyusul Siera yang nampak tertawa sesekali.
Melihat gelagat Banyu yang mendekat, Gavin merasa semakin kesal. Yang satu belum juga pergi ditambah satu lagi.
Ketika langkah Banyu hampir dekat, kaki Gavin sedikit ke depan sehingga Banyu oleng karena tidak melangkah dengan benar. Sementara air yang ia bawa mengenai jas milik Thomas.
Thomas dan Siera terkejut.
"Thomas, kau tidak apa apa." Lirih Siera. Ia menatap Thomas dengan rasa kaget.
Sedangkan Thomas terdiam sambil menatap Banyu.
Sementara Banyu sendiri menegang. "Maaf Thomas. Aku gak sengaja. Tadi kakiku tersandung." kata Banyu penuh permintaan maaf.
Thomas berpaling dan menatap Siera. Ia memberikan senyuman. "Tidak apa apa Siera. Aku hanya perlu ke toilet."
"Oh. Baiklah." Kata Siera.
Terlintas tatapan dingin ke arah Banyu. Tapi Banyu tetap bersikap acuh. Thomas berlalu pergi dan keluar dari ruangan karaoke.
Suasana tegang pun masih terasa. Hanya saja Banyu berusaha keras untuk mencairkan suasana itu.
"Siera, aku benar benar gak sengaja. Tadinya aku ingin bergabung dengan kalian." kata Banyu.
"Sudahlah, lupakan saja." kata Siera.
Seketika Banyu agak merasa lega. Dia mengambil minuman yang baru. Kemudian menyadari jika Siera tidak sendiri. Di sampingnya berdiri seorang pria yang lebih tampan darinya. Mengenakan pakaian mewah dan bermerk.
Siera menyadari akan tatapan Banyu, kemudian Siera tersenyum.
"Banyu, kenalkan dia Gavin." kata Siera.
Banyu memerhatikan Gavin dari ujung kaki hingga wajah. Sangat berkelas.
Tampak Gavin minum dengan acuh tak acuh.
"Gavin, dia Banyu. Ketua kelas." kata Siera memperkenalkan.
"Siera jangan panggil aku seperti itu lagi. Aku sudah bukan ketua kelas lagi." kata Banyu tersenyum malu malu.
"Baiklah." kata Siera.
"Ngomong ngomong, kau sekarang makin cantik." kata Banyu menggombal.
Tampak semu kemerahan di pipi mulus Siera. "Oh ya." kata Siera.
"Betul. Meski kau dulu menjadi ambasador tetapi kecantikanmu sekarang makin bertambah." kata Banyu.
Dasar penjilat. Kata Gavin dalam hati. Ia meneguk minumannya dan melengos ke arah lain. Rasanya pengen muntah melihat wajah Banyu.
"hehehe." Siera meringis di katakan cantik yang terlalu berlebihan seperti itu.
"Ngomong ngomong, apa kau sudah memiliki pacar?" tanya Banyu.
Siera langsung menatap Banyu dan menggelengkan kepalanya.
Tampak wajah Banyu berseri seri. Siera tidak memiliki pacar. Ini adalah suatu berkah. Banyu semakin bersemangat.
"Kenapa?" tanya Siera.
Banyu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa apa hanya bertanya." kata Banyu.
"Oh," Siera mengangguk.
Suasana tempat karaoke itu semakin riuh karena semakin mereka minum, acara semakin bersemangat. Semua orang bernyanyi dan yang lain berjoget mengikuti alunan lagu.
Siera dan Banyu melirik ke sana.
"Seperti itulah mereka setiap tahun. Apalagi kebanyakan mereka yang selalu bekerja di luar kota dan jarang mendapatkan libur. Mereka selalu antusias setiap reunian di adakan." keterangan Banyu.
"Siera kau sudah beberapa tahun tidak pernah mengikuti acara ini. Bagaimana jika kau menyumbangkan lagu." kata Banyu.
"egh." Siera membeliak. "Aku tidak bisa bernyanyi." tolak Siera.
"Tidak. Kau adalah bintang kelas dulu. Aku tau kau bisa bernyanyi." kata Banyu lalu mendorong Siera untuk maju.
Akhirnya Siera maju karena di paksa Banyu.
Banyu mengambil mik dan memberikan kepada Siera.
Tampak teman teman yang lain menantikan Siera bernyanyi. Mereka secara serempak menghentikan obrolan mereka.
Siera menatap satu persatu dari temen temen mereka. Lalu tersenyum canggung.
Dengan segera Banyu memutar lagu. Alunan irama mulai mengalun. Ini adalah alunan lagu kesukaan Siera waktu dulu.
Siera tampak bersemangat dan menyanyikan lagu itu dengan indah.
Suaranya sangat merdu sehingga semua tersihir akan nyanyiannya. Ia menyanyikan lagu itu tampak menghayati seolah dirinya yang sedang mengalaminya.
Semua teman temannya langsung tersenyum tetapi kebanyakan adalah pria. Berbeda dengan wanita yang menampakkan senyum sinis. Mereka tidak menyukai Siera karena mereka iri.
Iri karena Siera makin cantik sekarang. Apalagi dia adalah anak pengusaha tentu saja tidak bisa menyainginya. Kemudian iri karena Siera terlalu di perebutkan semua pria. Tidak ada seorang pun yang mau berteman dengannya.
Tetapi berbeda dengan Gavin yang menatapnya penuh kecemburuan.
Gavin meneguk minumannya hingga tandas. Ketika Siera sudah menyelesaikan lagunya Siera seakan kembali pada dunianya.
Lagu yang memiliki tempo waktu 3 menit 56 detik itu berakhir dengan manis. Siera tersenyum dan menundukkan kepalanya. Kemudian mereka bertepuk tangan dengan meriah.
Ketika Siera menuruni panggung, Banyu menyambutnya dengan semangat.
"Lagumu sangat indah mengingatkan dulu ketika kita sama sama duduk di bangku smp." kata Banyu memuji.
"Banyu, sudahlah. Kau memuji terlalu berlebihan." kata Siera dengan malu malu.
Banyu tersenyum. Dan terus menghalangi Siera yang akan menyambangi Gavin.
"Itu benar apa yang aku katakan." kata Banyu.
"Banyu!" tepat saat itu seorang wanita memanggil Banyu. Kedua manusia itu langsung memandang wanita yang berdiri di hadapannya.
"Banyu, kau jangan dekat dekat dengan dia." kata Wanita itu nampak jengkel.
"Diana. Kau jangan seperti itu. Bagaimanapun Siera adalah teman sekelas kita." kata Banyu.
Diana adalah perempuan yang sejak dulu menyukai Banyu. Dia adalah perempuan yang dulu pernah mengatakan cinta kepada Banyu. Hanya saja Banyu selalu menolak. Dan Banyu memilih mengejar Siera.
"Teman? Teman macam apa yang merebutkan pria yang sudah jelas memiliki gadis lain." kata Diana menyindir Siera dengan keras.
Siera memutar matanya. Siera tidak mau ribut dengan Diana.
Apalagi hanya sekedar meributkan seorang pria.
Banyu menatap Diana dengan tajam.
"Apa katamu?" tanya Banyu.
"Sudah jelas yang aku katakan, Banyu. Kau adalah milikku seorang." kata Diana tersenyum kemenangan.
Semua orang jelas mendengar kata katanya. Dan mereka juga sudah mengetahuinya sejak dulu. Tidak heran mereka telah menuduh Siera yang merebut prianya. Maka dari itu semua wanita yang berada di sana menatapnya dengan tatapan cemooh yang begitu kentara.
Siera menyeringai.
"Kalau begitu bawa priamu menjauh dariku." kata Siera dingin.
Diana menampakkan wajah berapi api. "Tentu saja. ****** sepertimu tidak pantas menjadi pasangan Banyu." Diana mengeratkan giginya.
Mendengar kata yang menyentil Gavin semakin marah.
Pria itu menghampiri Siera dan memeluk pinggangnya dengan erat.
"Kamulah ****** yang sebenarnya!" kata Gavin dengan dingin.
Diana melotot ke arah Gavin.
"Kenapa? Kau tidak terima?" kata Gavin menyadarkan Diana.
Untuk sesaat Diana menyadari jika pria yang berada di hadapannya lebih tampan dari pada Banyu.
"Kamu? Siapa kamu?" kata Diana alih alih kesal malah bertanya hal lain.
Gavin tersenyum menyeringai.
"Hehe, aku adalah suaminya." kata Gavin dengan lantang. Agar semua orang di sana mendengarnya.
Semua teman teman Siera tercengang.
Apa! Suami?
Banyu hampir saja kehilangan kewarasannya mendengar berita ini.
"Ka...kalian sudah menikah." Thomas terkejut setengah mati mendengar hal ini. Seketika mematikan harapan Thomas.
Siera memandang Thomas yang baru saja masuk.
"Iya, kita sudah menikah beberapa minggu yang lalu." sahut Siera jujur.
Kemudian Diana menyeringai dalam hatinya. "Bagus jika kau sudah menikah. Maka kau harus menjauhi banyu." Kata Diana menyegel Banyu.
"Hehe, justru kau yang harus menjaga priamu. Dia yang telah menggoda wanitaku." kata Gavin mencemooh.
Diana melebarkan matanya lalu menatap Banyu.
"Diana! Kau berlebihan. Sudah jelas aku tidak menyukaimu kenapa kau mengklaimku bahwa aku milikmu." kesal Banyu. Lalu pria itu menghindarinya dan pergi.
"Ba...Banyu!" Diana menatap Banyu yang menjauh. Sebelum wanita itu mengejar Banyu, Diana memelototi Siera dan mengancamnya dalam diam. Kemudian dia berlalu pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments