Bab 7 Tidak punya wanita lain

Ketika sampai di perumahan elite blok c di jalan bahagia. Siera segera turun. Sementara Gavin langsung memutar mobil milik Siera pergi lagi.

"Gavin, mau kemana?" tanya Siera. Tetapi gavin tidak mendengarnya karena suara mobil yang membuat pendengarannya tidak bisa mendengar dengan baik.

Gavin melajukan mobilnya menuju ke sebuah perumahan yang berada di lake garden wood seperti arahan Damian.

"Tuan." sapa Damian begitu Gavin tiba.

Gavin mengangguk lalu melihat gerbang yang tertutup rapat. Ia sedikit mendongak melihat tinggi gerbang itu.

"Berapa harganya?" tanya Damian.

"Di perkirakan sekitar tujuh ratus miliar tuan." sahut Damian.

"Buka pintunya." perintah Gavin.

Damian segera membuka kunci gembok karena manager sudah memberikan kunci padanya. Gerbang tinggi itu di dorong hingga terbuka. Terlihat pekarangan depan rumah itu terlihat luas.

"Ini perumahan elit vip yang anda minta tuan. luas bangunannya mencapai 1500 m²." Kata Damian menerangkan.

"Ayo masuk." Ajak Gavin.

Damian pun masuk ke dalam mobil dan Gavin duduk di jok penumpang belakang. Mereka memasuki pekarangan rumah itu. Antara gerbang depan hingga pintu utama berjarak sekitar 35 meter. Di setiap jalan ada pohon cemara yang ditanam secara berjajar. sangat indah. Di bagian tengah ada kolam ikan di percantik dengan patung ikan emas yang menyemburkan air.

Setelah beberapa saat Gavin memerhatikan dalam pada rumah itu. Gavin sangat puas.

"Tuntaskan pembayaran untuk hari ini. Mulai besok aku dan Siera akan pindah kesini." kata Gavin.

"Baik tuan." jawab Damian.

"Juga segera isi dengan perabotan yang baru." lanjut Gavin.

Setelah itu Damian dan Gavin bergegas keluar. Damian segera mengatur orang untuk pembersihan sementara dirinya melakukan pelunasan. Sedangkan Gavin hanya menunggu hasil.

Ketika Gavin pulang sudah malam. Mendengar suara deru mobil Siera bergegas keluar.

"Gavin." tampak Siera berwajah segar dan sempringah.

Gavin melangkahkan kakinya menghampiri Siera. "Ada apa?" tanya Gavin biasa saja seketika bibir Siera cemberut.

Gavin tidak terlalu menanggapi Siera, pria itu bergegas menuju kamarnya. Siera pun kesal padahal dia sudah lapar. Setidaknya pria itu bertanya cemas bukan malah mengacuhkannya.

Siera menyusul hingga ke kamar. Tapi pria itu justru masuk ke dalam kamar mandi. Siera hanya bisa duduk diam sambil menunggu Gavin selesai mandi.

Beberapa saat kemudian Gavin keluar dengan handuk yang melilit bagian bawah pinggangnya.

"Gavin." Siera menampakkan senyuman.

"Hm." sahut Gavin berdehem. Pria itu justru menuju ke lemari untuk mengganti pakaian.

"Ih, kalau orang ngomong dengerin kenapa." kata Siera memanyunkan bibirnya.

"Bicara saja, aku tidak budek." balas Gavin datar.

"Aku lapar." kata Siera.

"Lapar ya makan, apa susahnya." kata Gavin menemukan pakaian ganti.

"Ih gak peka banget sih." kata Siera.

Gavin mengenakan celananya dengan santai. "Siera, aku tak tau apa maumu. Jangan berkata berputar putar." cela Gavin.

Siera tampak menundukkan kepala. "Aku lapar menunggu kamu untuk makan bersama Gavin. Segitu aja apa kau gak peka. Aku takut jika ayah dan ibuku bertanya kamu di mana apalagi kalau kita gak bareng makan." Kata Siera menjelaskan.

Gavin duduk di samping Siera setelah pria itu berpakaian lengkap. "Oke. Ayo kita keluar." tanggap Gavin.

Siera pun senang. Mereka berdua keluar. Tampak Anggoro tidak ikut berada di antara Handayani dan nenek Aulia yang sedang menonton tivi.

"Eh, kalian." kata Aulia begitu melihat kemesraan kedua cucunya.

"Ya, nek. Kita mau makan nenek lanjutkan saja menontonnya." kata Siera membalas Aulia.

"Hm, bagus. Kalau begini kalian terlihat akur. Kakek pasti senang jika melihat kalian seperti ini." kata Aulia mengingat suaminya yang tidak bisa menyaksikan pernikahan mereka.

Siera dan Gavin pun duduk di ruang makan. Pelayan dengan segera menyajikan makanan di atas meja.

"Siera, aku sudah menemukan rumah yang cocok. Mulai besok kita bisa pindah." kata Gavin seraya menyendokkan makanan ke dalam mulutnya.

"Oh ya di mana itu?" tanya Siera menyuapkan makanan ke dalam mulutnya setelah suapan tadi sudah tertelan.

"Di lake garden wood."

"Wow. perumahan elit impian semua orang. Pasti itu sangat mahal."

"Hm tidak mahal. Yang penting kita punya rumah sendiri. Sedangkan kau tidak perlu menahan lapar hanya karena menungguku."

Siera tersenyum malu.

Beberapa saat kemudian mereka selesai makan malam. Mereka kembali ke kamar mereka karena besok Gavin sudah mulai berangkat bekerja.

"Apa kau besok pergi kerja?" tanya Siera begitu tatapan gavin serius pada layar laptop.

"Hm, besok ada rapat tahunan. Ini adalah penentu setiap pasar saham yang masuk." kata Gavin tanpa menoleh sedikitpun.

Siera mengangguk.

"Apa kau juga besok mulai kerja?" tanya Gavin balik.

Siera menggelengkan kepala. "Belum. Pabrik masih berproses. Hanya di Shine yang masih sibuk. Papa masih mengurusi beberapa hal. Selama pabrik belum berdiri aku masih senggang." kata Siera.

"Jika begitu, besok kau bisa mengemasi barang barangmu. Biar nanti Damian yang akan mengambilnya ke rumah baru. Sekalian kau juga lihat penataan interior. Dan segalanya kau atur saja."

"Hm, siap bos." kata Siera.

Saat malam, Gavin masih terjaga karena urusan kantor. Sementara Siera sudah sangat mengantuk. Karena posisi Siera yang duduk di samping Gavin, wanita itu sesekali hampir jatuh.

Tatapan Gavin pun teralihkan ketika kepala wanita itu hampir terpentok papan ranjang. Dengan sigap tangan besar Gavin melindungi kepala Siera.

"Dasar bodoh." gumam Gavin. Pria itu membaringkan Siera di kasur. Sementara dirinya berpindah ke sofa dan melanjutkan kerjaannya.

Saat di pagi hari, Siera terbangun dengan kaget. Ia memerhatikan sekitar kamarnya tidak menemukan Gavin.

Ia melihat jam didinding sudah jam setengah 8. Siera buru buru masuk ke dalam kamar mandi menggosok gigi dan membasuh wajahnya. Kemudian ia segera menuju ruang makan.

Tampak meja makan itu sudah sepi. Sepertinya mereka sudah menyelesaikan sarapan mereka.

"Ibu, di mana Gavin?" tanya Siera panik.

Tampak Handayani menuntun ibu mertuanya untuk duduk di sofa dan mengambilkan koran.

"Sudah berangkat sejak satu jam yang lalu." kata Handayani.

Siera membeliak.

Apa!

Kenapa dia tidak membangunkanku?

"Dia bilang, kamu masih tidur, jadi tidak berani mengganggumu." lanjut Handayani.

Siera pun kesal sama Gavin. "Ya sudah bu, aku mau pergi mandi." kata Siera.

Handayani mengangguk.

Siera berbalik menuju kamarnya. Ia mandi dan setelah selesai ia mengganti pakaiannya.

Tok tok tok

Terdengar ada yang mengetuk pintu.

Siera rambutnya masih basah karena ada yang mengetuk ia segera membukakan pintu.

"Ada apa?" tanya Siera sedikit membuka pintunya pas dengan badannya.

"Nona, di bawah ada seorang pria. Dia bilang akan mengambil barang nona."

"Oh, bilang sama dia suruh tunggu sebentar."

"Baik nona." pelayan itu pun pergi dan memberitaukan hal itu pada pria yang menunggunya. Sementara Siera berkemas Damian dipersilahkan duduk di sofa.

Tampak Handayani dan Aulia yang menyambutnya.

"Jadi kamu asisten Gavin menantu kami?" tanya Aulia penuh selidik.

"Ya nyonya. Saya Damian." kata Damian memperkenalkan diri.

Tampak Aulia memandangnya dengan tersenyum. "Kamu tampan tidak kalah sama Gavin menantu kami. Oh ya, apa kau sudah menikah?" tanya Aulia.

"Ach, belum." sahut Damian tampak malu malu.

"Haha, ternyata belum. Andai saja dirumah kami ada perempuan lain aku pasti akan mengenalkanmu pada cucuku yang lain. Tapi sayangnya aku tidak punya."

Damian tersedak oleh air liurnya sendiri. Ia kira nenek Aulia akan mempunyai wanita lain selain istri bosnya. Ternyata perkataan Nenek mematikan jiwanya yang single. Ia tercengang setengah mati. Dan menyesal mengharapkan yang lebih tetapi pada akhirnya setelah di terbangkan hingga ke awan ia akan jatuh dengan keras.

Tetapi Damian tetap menenangkan dirinya sehingga ia bisa tersenyum. "Nenek berlebihan." balas Damian.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!