"Ayo ke Villa. Ada rekreasi bersama antar para karyawan. Kau mau ikut?" tanya Gavin saat duduk bersama di ruang makan.
Siera mendongak menatap wajah Gavin. "Tidak mau." balas Siera masih saja kesal.
"Aku tau kau masih marah. Tapi kue itu sudah terlanjur di buang. Aku minta maaf karena aku tidak mendidik pegawaiku dengan benar." kata Gavin mencoba membujuk Siera.
"Cih, kau tau betapa susah payahnya aku membuat kue. Bisa bisanya dibuang. Dan kau dengan mudahnya meminta maaf. Tidak. Aku tidak mau memaafkanmu." kata Siera.
Wanita itu langsung beranjak pergi.
Tampak Gavin menghela nafas. "Lalu kau mau aku bagaimana Siera?" tanya Gavin meninggikan suaranya agar Siera bisa mendengar.
Tapi Siera mengacuhkan pria itu. Wanita itu menaiki tangga dan masuk ke dalam kamar.
Melihat Siera yang masih marah padanya, Gavin memikirkan siasat lagi. Ia menelepon Damian dan memerintahkan untuk menyiapkan wanita muda.
Damian tampak kaget karena selama menikah tuan Gavin tidak pernah main wanita lagi. Tapi hari ini tiba tiba meminta wanita apalagi di datangkan langsung ke rumah barunya.
"Tuan yakin aku mengirim wanita itu ke rumah itu?" tanya Damian.
"Hm, cepat kau bawa wanita itu. Atau aku potong gajimu bulan ini." kata Gavin mengancam.
"Jangan tuan. Bisa habis gajiku nanti jika tuan terus memotongnya." kata Damian seraya meringis. Tetapi kemudian ia melanjutkan lagi. "Baiklah jika itu mau tuan. Tapi jika ada masalah sama nyonya jangan tarik aku." kata Damian. Pria itu terlihat pasrah.
"Hum." dehem Gavin.
Damian pun mencari wanita yang di minta Gavin lalu mengirimnya ke rumah baru Gavin.
Wanita itu mengenakan gaun berwarna merah dan terlihat terbuka di mana mana. Pelayan membukakan pintu dan terkejut ketika melihat wanita dengan pakaian seksi.
"Saya di undang tuan Gavin dan saya diperintahkan langsung masuk." kata wanita itu.
Mendengar alasan wanita yang diundang secara langsung oleh Gavin, pelayan itu mempersilahkan masuk.
Tampak wanita itu melihat sekeliling rumah mewah itu dengan seksama.
"Ehem." dehem Gavin membuat wanita itu menolehkan kepala ke arah pintu kosong yang berhadapan langsung dengan ruangan tengah.
"Tuan Gavin." wanita itu langsung tersenyum sempringah dan menabrakkan dirinya ke pelukan Gavin.
Gavin melirik kesana kemari lalu mengisyaratkan pelayan agar segera menyingkir.
Gavin membawa wanita itu di kamar sebelah yang kosong. Ia tidak mau mengotori kamarnya karena ia belum pernah merasakan Siera di dalam kamar itu. Maka ia memilih kamar lain untuk melakukan hal itu.
"Bik Eri." panggil Siera seraya menuruni tangga. Ia merasa haus karena berada di dalam kamar yang terlalu lama. Namun saat keluar ia tidak menemukan pelayan di dalam rumah besar itu padahal hari masih terlalu siang untuk kembali ke belakang.
Saat langkahnya berada di tengah tengah tangga, Siera mendengar erangan keras dari dalam kamar.
Siera celingukan mencari sumber suara itu. Siera kembali menaiki tangga dan mencari wanita yang ia yakini sangat asing.
Hingga ia menemukan kamar kosong di samping ruang kerja milik Gavin dan mempertajam telinganya untuk menemukan suara erangan itu.
Ceklek
"Gavin." panggil Siera seraya membuka pintu. Wanita itu terkejut kala menemukan Gavin yang bercumbu mesra dengan wanita lain.
Yach wanita itu yang pakaiannya sudah berantakan sementara Gavin terlihat masih rapi.
Gavin mengacuhkan panggilan Siera. Pria itu tetap saja melanjutkan kegiatannya yang bermain main pada bagian intim wanita itu. Bahkan wanita itu mengerang nikmat.
Siera merasa kesal karena panggilannya tak diindahkan oleh Gavin. Wanita itu melangkah masuk dan menarik kerah Gavin dengan kuat hingga pria itu terjerembab ke belakang.
"Kamu siapa kamu?" tanya Siera menatap nyalang wanita yang kini setengah bugil.
Tampak wanita itu tersenyum sinis. "Aku yang diundang langsung oleh tuan Gavin." kata wanita itu.
Siera mengerutkan keningnya lalu menatap Gavin yang kini duduk menatap wanita itu penuh gairah. "Gavin, kau..." tunjuk Siera tepat diwajahnya.
Gavin menangkap jari telunjuk Siera dan menciumnya penuh gairah. Sehingga Siera merasa jijik.
"Siera, kau telah mengganggu acaraku. Apa kau tau konsekuensinya setelah ini." kata Gavin yang kini tatapannya berubah menjadi tajam.
Pria itu segera berdiri dan melangkah mendekati Siera. Melihat tatapan pria itu yang ganas Siera bergidik. Wanita itu tanpa sadar mundur setiap langkah Gavin yang melangkah maju.
"Gavin. Apa yang mau kau lakukan?" tanya Siera takut.
"Apa yang aku lakukan? Setiap kali kau selalu menggangguku. Dan kau masih bertanya. Siera! di dalam dunia ini tidak ada yang tidak berada dalam kendaliku. Demi dirimu aku mengesampingkan kesenanganku. Dan kau selalu merusak semuanya. Kali ini aku tidak akan melepaskanmu." kata Gavin melalui celah giginya.
Saat berbicara seperti itu Siera menghirup bau alkohol yang menyerbak dari mulut Gavin. Akhirnya ia mengerti, pria itu dalam pengaruh alkohol.
"Gavin kau mabuk." kata Siera.
"Aku tau. Tapi semua itu karna kau Siera." kata Gavin lalu pria itu mempercepat langkahnya untuk menangkap Siera.
Siera segera menghindar. Tapi punggungnya terpentok oleh tembok sehingga ia tidak dapat mundur lagi.
Saat ini kedua tangan Gavin mengungkungnya di antara kedua sisi. Membuat Siera tidak bisa bergerak. Terlihat tatapan Gavin memancarkan emosi.
"Ga...Gavin." Siera merasa tatapan Gavin lebih seram kali ini.
Gavin tidak perduli.
Sementara wanita yang diundang Gavin buru buru keluar saat Gavin mengisyaratkan untuk keluar dari kamar itu dengan tangan yang berada di balik punggungnya.
Siera tampak melongo ketika wanita yang diundang Gavin melarikan diri.
"Ga...Gavin jangan begini. Kau mabuk." kata Siera.
Gavin tidak perduli. Pria itu justru menyerbu Siera dengan ciumannya yang ganas.
Untuk sesaat Siera merasa kesal dan kedua tangannya langsung mendorong dada Gavin. Namun kekuatan Gavin jauh lebih besar dari tenaganya.
Tidak ingin gairahnya terpotong, Gavin menangkap tangan Siera dan menaikkan kedua tangan itu lalu ia tekan ke tembok.
Siera kehabisan nafas karena Gavin terus menyerbu. Bahkan Gavin memaksa bibir Siera untuk membuka mulutnya.
"Egh." desis Siera.
Siera pun tak tahan. Ia membuka bibirnya dengan paksa sementara Gavin merasa puas.
Ciuman yang di berikan Gavin yang semula ganas kini berubah lembut.
Pria itu memberikan sensasi yang mampu mendobrak jiwa Siera yang ingin meminta lebih.
Pria itu menurunkan ciumannya hingga ke bagian leher. Lalu meninggalkan bekas keunguan di sana.
"Egh, Gavin..." erang Siera yang semakin geli. Pria itu tetap acuh karena ia sangat menikmati dan mendominasi.
"Siera, aku menginginkanmu." kata Gavin dengan suara seraknya.
"Ti..tidak Gavin. A...aku...."
Cup
Sekali lagi Gavin membungkam bibir seksi Siera Sehingga wanita itu melenguh.
Siera kehabisan nafas. Akhirnya Gavin melepaskan pagutannya.
Ia melepaskan cekalan tangannya dan mundur dua langkah.
Seketika Siera terpaku akan sikap Gavin yang tiba tiba melepaskannya.
"Ga...Gavin." panggil Siera. Pria itu menatap lekat wajah Siera yang memerah. Seketika Gavin menyadari kesalahannya karena melakukan hal itu kepada Siera.
Gavin pun pergi dari hadapan Siera. Siera nampak kesal karena dia ditinggalkan begitu saja tanpa penjelasan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments