3. Tekad Bulat

Karena terkejut saat Yuniar tiba-tiba jatuh ke arahnya, Aiden kehilangan fokus mengemudi hingga mobil mereka bertabrakan dengan mobil lain. Bahkan mobil Aiden sampai terguling-guling.

Aiden berusaha mendekap tubuh Yuniar agar gadis itu tidak terluka. Mengingat gadis itu terjatuh ke arahnya dan kehilangan keseimbangan. Sedangkan mobil yang mereka tumpangi tertabrak cukup keras dan berguling-guling.

Bagian depan mobil Aiden ringsek hingga kaki Aiden terjepit di dalam mobil. Terdapat luka di beberapa bagian tubuh Aiden dan Yuniar. Dua orang itu pingsan dengan posisi Aiden memeluk Yuniar.

Tak lama kemudian, tim medis pun datang. Mereka mengeluarkan Yuniar terlebih dahulu. Namun para petugas medis lumayan kesulitan mengeluarkan Aiden, karena kaki Aiden yang terjepit di dalam mobil.

Kedua orang itu akhirnya di bawa ke rumah sakit, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut dari petugas medis.

Tak lama kemudian, Roni yang merupakan asisten Aiden pun datang. Pemuda itu nampak menunggu majikannya di depan ruang UGD dengan wajah khawatir.

Roni bergegas beranjak dari tempat duduknya saat melihat ruangan UGD itu terbuka. Seorang dokter nampak keluar dari ruangan itu.

"Do.. Do.. Dokter, ba.. ba.. bagaimana ke..ke. keadaan.."

"Tuan Aiden sudah bisa dibawa ke ruangan rawat. Tuan Aiden mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya. Untuk bagian kaki, nanti bisa di periksa lebih lanjut oleh dokter ahlinya. Saya permisi,"ucap dokter itu memotong kata-kata Roni karena tidak sabar menunggu Roni yang bicaranya gagap itu.

Akhirnya Roni menunggui Aiden yang sudah dipindahkan di ruangan rawat. Tak lama kemudian, seorang dokter pun masuk ke ruangan itu.

"Ron, bagaimana keadaan Aiden?"tanya dokter yang tidak lain adalah Fina. Sahabat Aiden dan juga Roni dari masa sekolah dulu.

"Tu.. Tu.. "

"Plak"

"Tuan mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya termasuk kakinya,"ucap Roni cepat tanpa titik dan koma setelah pundaknya di tepuk oleh Fina.

Fina menghampiri ranjang tempat Aiden terbaring. Wanita itu kemudian memeriksa sahabatnya itu. Dan memang benar apa yang dikatakan oleh Roni, terdapat beberapa luka di tubuh Aiden. Luka di kepala dan lengan. Sedangkan kaki Aiden nampak terlihat memar dan sedikit gepeng karena tergencet body mobil.

Di ruangan lain, Yuniar yang sudah merasa lebih baik pun meninggalkan ruangan rawatnya untuk melihat keadaan Aiden. Setelah bertanya pada beberapa orang perawat, akhirnya Yuniar menemukan ruangan rawat Aiden. Yuniar mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam ruang rawat Aiden saat melihat seorang dokter masuk ke ruangan itu. Yuniar melihat dari celah pintu yang tidak tertutup rapat ada Roni dan Fina dan dokter yang baru masuk tadi berjalan mendekati ranjang Aiden.

Fina dan Roni mendekati Aiden karena melihat jemari tangan Aiden mulai bergerak-gerak. Aiden nampak mengedip-ngedipkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.i

"Akhirnya kamu sadar juga,"ujar Fina merasa lega,"Bagaimana? Apa yang sekarang kamu rasakan?"tanya Fina ingin memastikan kesehatan sahabatnya.

Aiden mencoba menggerakkan anggota tubuhnya. Pria itu berusaha untuk duduk. Namun Aiden merasa kedua kakinya tidak bisa digerakkan.

"Fin, kenapa kakiku tidak bisa digerakkan dan tidak bisa merasakan apa-apa?"tanya Aiden terlihat panik seraya memegang kakinya.

"Dok!"panggil Fina pada rekan seprofesi nya yang ada di dekatnya.

"Biar saya periksa dulu. Menurut yang saya dengar, kaki Tuan Aiden terjepit body mobil. Karena itulah saya datang ke sini untuk memeriksanya,"sahut dokter yang baru masuk tadi.

Dokter itu memeriksa kaki Aiden menggunakan Reflex Hammer atau palu refleks untuk menguji refleks tendon dalam/lutut Aiden.

Dokter melakukan pengujian refleksitas Aiden, karena pengujian ini merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik neurologis untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf pusat atau perifer.

"Kaki Tuan Aiden mengalami kelumpuhan,"ujar dokter itu menghela napas panjang setelah memeriksa kaki Aiden.

"Apa?!"tanya Aiden dan Fina nampak terkejut, begitu pula dengan Roni.

"A.. Apa masih bisa di sembuhkan, dok?"tanya Aiden nampak khawatir.

Sedangkan Yuniar yang menguping pembicaraan mereka pun nampak terkejut. Yuniar terlihat syok mengetahui kaki Aiden lumpuh karena kecelakaan yang mereka alami beberapa jam yang lalu. Dan penyebab kecelakaan itu adalah dirinya.

"Kita bisa mencoba penyembuhan dengan berbagai macam cara. Mengenai sembuh atau tidaknya, itu tergantung pada kondisi Tuan Aiden. Kelumpuhan ini di akibatkan oleh kecelakaan yang dialami Tuan Aiden. Jadi, kemungkinan kelumpuhan ini karena cidera. Kita akan mencari tahu, cidera apa yang menyebabkan kelumpuhannya dan seberapa parah kerusakan atau cideranya. Setelah itu, kita baru bisa menentukan pengobatan seperti apa yang harus dijalani Tuan Aiden,"jelas dokter itu.

"Jadi, kelumpuhan ini hanya sementara, 'kan, dok?"tanya Aiden dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.

"Kita belum bisa memastikan kelumpuhan pada kaki Tuan Aiden ini sementara atau permanen, sebelum kita memeriksanya lebih lanjut. Besok kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kalau begitu, saya permisi dulu,"ujar dokter itu kemudian berjalan menuju pintu keluar.

Yuniar yang sedang mengintip dan menguping di depan pintu ruangan itu pun bergegas menyingkir dari depan ruangan itu dan bersembunyi.

Aiden nampak terdiam setelah dokter itu pergi. Ada kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah pria rupawan itu. Rasa takut jika kakinya lumpuh permanen sangat mengganggu pikirannya. Aiden tidak bisa membayangkan jika harus duduk di kursi roda selama sisa hidupnya. Haruskah dirinya berakhir menjadi pria cacat sampai akhir hidupnya? Itulah yang ada di dalam pikiran Aiden.

"Kamu jangan khawatir, Den! Zaman sekarang, dunia medis semakin maju. Banyak dokter ahli yang bisa menyembuhkan penyakit pasien yang dulunya sulit untuk di sembuhkan. Jadi, kamu harus optimis untuk sembuh,"

"Kamu harus berpikir positif, Den. Yakinlah bahwa kamu pasti sembuh. Lagi pula, ini, 'kan, belum di periksa lebih lanjut. Siapa tahu hanya lumpuh sementara,"ucap Fina panjang lebar.

Fina ingin memberikan support untuk Aiden. Agar sahabatnya itu tidak putus asa karena saat ini kakinya lumpuh.

"Aku harap, aku hanya lumpuh sementara, Fin. Aku tidak mau menjadi pria lumpuh, Fin,"ujar Aiden menghela napas yang terasa berat.

Yuniar menunduk dalam,"Semua ini karena salahku. Jika saja aku tidak menghadang mobil Tuan Aiden, dan meminta pertolongan dari Tuan Aiden, aku tidak akan menumpang di mobilnya. Dan kami tidak akan mengalami kecelakaan karena aku yang ketakutan oleh ulat bulu. Ini karena salahku. Semuanya salahku!"gumam Yuniar di tempat persembunyiannya. Gadis itu berlinang air mata seraya memukul-mukul dinding.

Yuniar benar-benar merasa bersalah karena telah membuat Aiden mengalami kecelakaan dan menyebabkan kaki Aiden menjadi lumpuh. Namun tiba-tiba gadis itu mengusap air matanya.

"Ini semua terjadi karena kesalahan ku. Aku harus bertanggung jawab pada Tuan Aiden. Karena secara tidak langsung, Tuan Aiden menjadi cacat karena aku. Aku harus merawat Tuan Aiden sampai Tuan Aiden sembuh,"gumam Yuniar penuh tekad.

Yuniar meminjam handphone seseorang yang ditemuinya untuk menghubungi ibunya. Mengatakan dirinya akan menginap di rumah temannya karena harus mengerjakan tugas kuliahnya.

Karena selama ini Yuniar tidak pernah berbohong, ibu Yuniar pun percaya begitu saja pada Yuniar.

Dengan tekad yang bulat, gadis itu melangkahkan kakinya menuju ruangan Aiden. Yuniar mengetuk pintu ruangan rawat Aiden. Gadis itu masuk ke dalam ruangan itu setelah terdengar suara pria dari dalam ruangan itu mempersilahkan dirinya untuk masuk.

"Tuan,"sapa Yuniar setelah membuka pintu, kemudian menutup kembali pintu itu dan berjalan menghampiri Aiden.

"Kamu?"Aiden nampak terkejut melihat Yuniar datang ke ruangannya,"Bagaimana keadaan kamu?"tanya Aiden kemudian.

Aiden melihat Yuniar dari atas hingga ke bawah untuk melihat gadis itu terluka di bagian mana saja. Aiden hanya melihat perban di dahi dan lengan Yuniar. Tapi, Aiden melihat tubuh Yuniar terlihat memerah dan sedikit bengkak. Mungkin karena ulat bulu, mengingat Yuniar yang histeris karena ulat bulu tadi. Hingga menyebabkan mereka berdua mengalami kecelakaan.

"Saya baik-baik saja. Maafkan saya, Tuan! Kecelakaan ini terjadi karena saya. Karena itu, saya akan bertanggung jawab dengan merawat anda sampai anda sembuh,"ucap Yuniar menatap Aiden.

"Tidak perlu. Aku bisa menyewa perawat untuk merawat ku,"sahut Aiden memalingkan wajahnya menghela napas panjang.

"Tuan mau atau tidak, saya akan tetap merawat anda. Sebab, anda menjadi seperti ini karena saya,"sahut Yuniar, kukuh pada pendiriannya.

"Apa kamu memiliki pengalaman medis, hingga kamu ingin merawat aku?"

"Saya akan belajar dan akan mengurus anda dengan baik, sampai anda sembuh,"Yuniar menatap Aiden dengan tatapan penuh sesal dan kasihan.

"Aku tidak mau kamu merawat aku karena kamu merasa bersalah dan merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi padaku. Pergilah! Aku tidak menyalahkan kamu karena kecelakaan ini,"ucap Aiden terdengar datar setelah melihat Yuniar menatapnya dengan tatapan kasihan.

Gadis yang selama ini di kejar-kejar nya dan selalu menghindari dirinya, sekarang ingin mengurus dirinya karena rasa bersalah. Aiden tidak suka jika Yuniar mengurus dirinya karena merasa bersalah. Apalagi saat melihat tatapan kasihan Yuniar pada dirinya. Aiden benar-benar tidak suka.

"Saya tidak akan pergi walaupun anda mengusir saya. Saya akan tetap merawat anda sampai sembuh,"sahut Yuniar kukuh pada pendiriannya.

"Aku tidak ingin di rawat seorang wanita. Kecuali wanita itu adalah istri ku,"ucap Aiden agar Yuniar tidak lagi bersikeras untuk merawat dirinya.

"Kalau begitu, saya akan menikah dengan anda, Agar saya bisa merawat anda sebagai istri anda,"ujar Yuniar keras kepala.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

sebenarnya kamu gk 100% kamu salah Disni
Aiden juga kurang hati²

2024-04-08

1

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

plakkkk Roni ilang gagapnya di tabok Fina
🤣👍

2023-12-08

3

Mr.VANO

Mr.VANO

jebakan aiden sangat tepat,cinta butu pengorbana ya den,,👍💪🍍

2023-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 1. Di Hadang
2 2. Hanya Terimakasih ?
3 3. Tekad Bulat
4 4. Sama-sama Keras Kepala
5 5. Persentase
6 6. Dengan Syarat
7 7. Perjanjian Pra Nikah
8 8. Menyerah
9 9. Berbohong
10 10. Di Awasi
11 11. Pelayan Berambut Pendek
12 12. Malu
13 13. Berlagak Seperti Nyonya
14 14. Adik Aiden
15 15. Mencari Muka
16 16. Menarik
17 17. Alam Mendukung
18 18. Dari Mana Dia Tahu?
19 19. Berapa Harus Mengganti?
20 20. Senang Menggoda
21 21. Keinginan.
22 22. Sadar
23 23. Tidak Apa-apa
24 24. Bertekad
25 25. Dibalikkan
26 26. Merasa Berhasil
27 27. Aroma Kecemburuan
28 28. Membangkang
29 29. Hasil Lab
30 30. Secerah Harapan
31 31. Demi Aiden
32 32. Asumsi
33 33. Kedua
34 34. Tidak Rela
35 35. Rekaman
36 36. Memutar Balikkan Fakta
37 37. Merasa Bersalah
38 38. Pamit
39 39. Berat Hati
40 40. Mengagumi Tanpa Memiliki
41 41. Menilai
42 42. Bahagia
43 43. Cemburu, Ya?
44 44. Salah Bicara
45 45. Untung Saja
46 46. Menghindar
47 47. By
48 48. Dilema
49 49. Modus
50 50. Mengganjal
51 51. Nampak Enggan
52 52. Belum Siap
53 53. Mengantisipasi
54 54. Was-was dan Bimbang
55 55. Belum Sadar
56 56. Rendah Diri
57 57. Terkejut Dan Penasaran
58 58. Kenapa?
59 59. Jaga Hatimu!
60 60. Sesak
61 61. Karena Kamu
62 62. Kalut
63 63. Lain Kali
64 64. Magang
65 65. Menguping
66 66. Sudah Terlanjur
67 67. Latihan Ganda
68 68. Bersikap Profesional
69 69. Idaman Banget
70 70. Memilih Mengalah
71 71. MBA
72 72. Biarkan Saja
73 73. Unfaedah
74 74. Mengancam
75 75. Jika
76 76. Hanya Milikku
77 77. Suka Yang Lokal
78 78. Saran
79 79. Bekal
80 80. Malu
81 81. Formal
82 82. Mengamuk
83 83. Kamu Pantas
84 84. Tidak Berani
85 85. Meminta Bantuan
86 86. Merasa Masuk Perangkap
87 87. Emosi
88 88. Menyesal
89 89. Tidak Becus
90 90. Berpura-pura
91 91. Membantu
92 92. Diam
93 93. Merendahkan
94 94. Berniat Kabur
95 95. Kapan Bahagia?
96 96. Berita
97 97. Sedih Atau Bahagia?
98 98. Memprovokasi
99 99. Buktikan!
100 100. Cara Membujuk
101 101. Pingsan
102 102. Merasa Dikhianati
103 103. Apa Salah?
104 104. Cerai
105 105. Dengan Syarat
106 106. Solusi Yang Mana?
107 107. Mentah-mentah
108 108. Kepercayaan
109 109. Tidak Mau
110 110. Virus Abadi
111 111. Menjelaskan
112 112. Siapa Yang Datang?
113 113. Mengelola Ekspresi
114 114. Merasa Lega
115 115. Pegang Dia!
116 116. Terlalu Kuat
117 117. Apa Benar ?
118 118. Menyergap
119 119. Dasar Absurd!
120 120. Pisah Kamar
121 121. Sayangnya, Iya.
122 122. Mengunjungi
123 123. Terlalu Memuji
124 124. Perasaan Sebenarnya
125 125. Bicara Dengan Siapa?
126 126. Yang Terakhir
127 127. Resep Dan Novel Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1. Di Hadang
2
2. Hanya Terimakasih ?
3
3. Tekad Bulat
4
4. Sama-sama Keras Kepala
5
5. Persentase
6
6. Dengan Syarat
7
7. Perjanjian Pra Nikah
8
8. Menyerah
9
9. Berbohong
10
10. Di Awasi
11
11. Pelayan Berambut Pendek
12
12. Malu
13
13. Berlagak Seperti Nyonya
14
14. Adik Aiden
15
15. Mencari Muka
16
16. Menarik
17
17. Alam Mendukung
18
18. Dari Mana Dia Tahu?
19
19. Berapa Harus Mengganti?
20
20. Senang Menggoda
21
21. Keinginan.
22
22. Sadar
23
23. Tidak Apa-apa
24
24. Bertekad
25
25. Dibalikkan
26
26. Merasa Berhasil
27
27. Aroma Kecemburuan
28
28. Membangkang
29
29. Hasil Lab
30
30. Secerah Harapan
31
31. Demi Aiden
32
32. Asumsi
33
33. Kedua
34
34. Tidak Rela
35
35. Rekaman
36
36. Memutar Balikkan Fakta
37
37. Merasa Bersalah
38
38. Pamit
39
39. Berat Hati
40
40. Mengagumi Tanpa Memiliki
41
41. Menilai
42
42. Bahagia
43
43. Cemburu, Ya?
44
44. Salah Bicara
45
45. Untung Saja
46
46. Menghindar
47
47. By
48
48. Dilema
49
49. Modus
50
50. Mengganjal
51
51. Nampak Enggan
52
52. Belum Siap
53
53. Mengantisipasi
54
54. Was-was dan Bimbang
55
55. Belum Sadar
56
56. Rendah Diri
57
57. Terkejut Dan Penasaran
58
58. Kenapa?
59
59. Jaga Hatimu!
60
60. Sesak
61
61. Karena Kamu
62
62. Kalut
63
63. Lain Kali
64
64. Magang
65
65. Menguping
66
66. Sudah Terlanjur
67
67. Latihan Ganda
68
68. Bersikap Profesional
69
69. Idaman Banget
70
70. Memilih Mengalah
71
71. MBA
72
72. Biarkan Saja
73
73. Unfaedah
74
74. Mengancam
75
75. Jika
76
76. Hanya Milikku
77
77. Suka Yang Lokal
78
78. Saran
79
79. Bekal
80
80. Malu
81
81. Formal
82
82. Mengamuk
83
83. Kamu Pantas
84
84. Tidak Berani
85
85. Meminta Bantuan
86
86. Merasa Masuk Perangkap
87
87. Emosi
88
88. Menyesal
89
89. Tidak Becus
90
90. Berpura-pura
91
91. Membantu
92
92. Diam
93
93. Merendahkan
94
94. Berniat Kabur
95
95. Kapan Bahagia?
96
96. Berita
97
97. Sedih Atau Bahagia?
98
98. Memprovokasi
99
99. Buktikan!
100
100. Cara Membujuk
101
101. Pingsan
102
102. Merasa Dikhianati
103
103. Apa Salah?
104
104. Cerai
105
105. Dengan Syarat
106
106. Solusi Yang Mana?
107
107. Mentah-mentah
108
108. Kepercayaan
109
109. Tidak Mau
110
110. Virus Abadi
111
111. Menjelaskan
112
112. Siapa Yang Datang?
113
113. Mengelola Ekspresi
114
114. Merasa Lega
115
115. Pegang Dia!
116
116. Terlalu Kuat
117
117. Apa Benar ?
118
118. Menyergap
119
119. Dasar Absurd!
120
120. Pisah Kamar
121
121. Sayangnya, Iya.
122
122. Mengunjungi
123
123. Terlalu Memuji
124
124. Perasaan Sebenarnya
125
125. Bicara Dengan Siapa?
126
126. Yang Terakhir
127
127. Resep Dan Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!