12. Malu

Aiden mengambil handphonenya dari saku jasnya saat benda pipih itu berdering. Setelah menatap layar handphonenya dan menyentuh gambar telepon berwarna hijau, pria itu kemudian menempelkan benda pipih itu di telinganya. Aiden terdengar berkomunikasi menggunakan bahasa asing dengan seseorang dalam sambungan telepon itu.

Yuniar duduk di sofa yang ada di dalam kamar itu dan mengambil cermin di dalam tas ranselnya. Yuniar melihat perban di dahinya yang ternyata berwarna merah.

"Dahiku pasti berdarah karena terbentur di lantai saat aku jatuh di dorong pelayan tadi,"gumam Yuniar dalam hati seraya mengobati luka di dahinya dan mengganti perbannya.

Aiden sudah selesai berbicara melalui sambungan telepon, bertepatan dengan Yuniar yang sudah selesai mengganti perbannya.

"Letakkan handphone ku di atas nakas,"titah Aiden pada Yuniar.

Yuniar bergegas mengambil handphone Aiden dan meletakkan handphone itu di atas nakas. Yuniar kembali menghampiri Aiden saat Aiden melepaskan jas nya.

Dengan ragu Yuniar membantu Aiden melepaskan jas nya, kemudian lanjut melepaskan dasi Aiden.

"Apa aku juga harus melepaskan kemejanya?"gumam Yuniar dalam hati.

"Tuan, dimana keranjang tempat baju kotornya?"tanya Yuniar yang masih berdiri di depan Aiden.

"Ada di dalam kamar mandi. Bantu aku membersihkan diri!"titah Aiden tetap dengan suara datarnya.

"I.. Iya,"sahut Yuniar terdengar gugup,"Membantu dia membersihkan diri? Astagaa.. Apa aku harus melihat Tuan Aiden tanpa pakaian?"gumam Yuniar dalam hati yang jadi merasa deg-degan.

Yuniar mendorong kursi roda Aiden ke arah kamar mandi. Sampai di dalam kamar mandi, mau tidak mau Yuniar membantu Aiden melepaskan kemeja Aiden.

Ada perasaan canggung, malu dan grogi saat Yuniar melepaskan kancing kemeja Aiden. Satu persatu kancing kemeja Aiden dilepaskan Yuniar. Dada bidang berotot dan perut sixpack Aiden pun terlihat. Yuniar menelan salivanya susah payah melihat pemandangan yang biasanya hanya di lihatnya di televisi, drama, komik dan di gambar-gambar produk khusus untuk pria itu. Sekarang pemandangan indah itu malah terpampang jelas tepat di depan matanya.

Pertama kali. Benar-benar pertama kali dalam hidup Yuniar melihat pemandangan seindah itu secara nyata. Membuat pipi gadis itu bersemu merah tanpa bisa di kontrolnya.

"Ya, Tuhan.. Tubuhnya bagus sekali,"gumam Yuniar dalam hati. Tanpa sadar gadis itu menggigit sedikit bibir bagian bawahnya.

Sedangkan Aiden dengan santainya melepaskan ikat pinggangnya di depan Yuniar.

"Bantu aku melepaskan celana ku!"titah Aiden membuyarkan lamunan Yuniar.

"Deg"

Jantung Yuniar seolah berhenti berdetak saat mendengar Aiden memintanya melepaskan celana Aiden.

"Melepaskan celananya? Ya, Tuhan.. Aku belum pernah melepaskan celana seorang pria. Bagaimana.. Bagaimana kalau sesuatu terlihat?"gumam Yuniar dalam hati. Wajah gadis itu semakin memerah.

"Kenapa diam? Bukankah kamu ingin menikah dengan ku, karena ingin merawat aku?"tanya Aiden dengan suara dan wajah datar menatap Yuniar. Padahal, dalam hati pria itu merasa gemas saat melihat pipi Yuniar yang memerah.

"Dasar gadis polos! Di suruh membantu melepaskan celana saja wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus. Jangan-jangan pikiran gadis ini sudah traveling ke mana-mana,"gumam Aiden dalam hati.

Dengan perasaan yang tidak menentu dan jantung yang berdegup kencang, Yuniar menarik celana Aiden ke bawah. Sedangkan Aiden mengangkat bokongnya agar Yuniar bisa melepaskan celana panjang yang dipakainya. Menahan berat badannya dengan menggunakan kedua tangannya.

Wajah Yuniar benar-benar merah setelah melepas celana panjang Aiden. Yuniar melihat Aiden yang hanya menggunakan celana boxer dengan sesuatu yang terlihat menonjol di sana. Gadis itu memalingkan wajahnya dan bergegas mencari peralatan mandi untuk Aiden.

Aiden menghela napas panjang melihat Yuniar yang benar-benar terlihat canggung dan malu itu.

"Seandainya saja aku tidak cacat, walaupun kamu menikah dengan aku karena rasa bersalah, rasa tanggung jawab dan balas budi, aku pasti akan merasa sangat senang menikah dengan kamu. Aku yakin bisa membuat kamu jatuh cinta padaku. Tapi, dengan keadaan ku yang cacat seperti ini dan kamu mau menikah dengan aku dengan semua alasan itu di tambah dengan rasa kasihan, hal itu membuat aku merasa terhina,"

"Aku yang seorang Casanova malah dinikahi seorang gadis polos karena rasa kasihan. Kamu benar-benar menghancurkan harga diriku. Karena itu, aku akan membuat mu tidak betah hidup bersama ku. Kita lihat, sampai mana keras kepala mu itu akan bertahan,"guma Aiden dalam hati.

Dengan perasaan malu, canggung, jantung berdebar tidak beraturan, akhirnya Yuniar membantu Aiden membersihkan diri. Untung saja Aiden tidak memintanya untuk membantu Aiden melepaskan celana boxer Aiden. Jika Aiden menyuruh dirinya untuk melepaskan celana boxer Aiden, entah bagaimana reaksi gadis yang sampai saat ini masih perawan itu.

Masih dengan perasaan malu, canggung dan detak jantung yang tidak beraturan, Yuniar mengusapkan sabun dan menggosok tubuh Aiden. Hanya di bagian pinggang dan paha saja yang tidak di sentuh sama sekali oleh Yuniar.

"Jangan cepat-cepat! Jika kamu memandikan aku seperti itu, kamu bisa membuat tubuh ku lecet, Apa kamu pikir aku ini sapi? Hingga kamu menggosok tubuhku tanpa perasaan seperti itu,"gerutu Aiden karena Yuniar menggosok tubuhnya dengan cepat dan agak kuat.

"Ma.. Maaf!"sahut Yuniar memperlambat gerakannya menggosok tubuh Aiden.

Yuniar ingin pekerjaannya itu segera selesai. Karena jantung Yuniar yang berdetak kencang dan pipinya yang memerah benar-benar tidak dapat di kondisikan saat melihat dan bersentuhan dengan tubuh Aiden.

Sedangkan Aiden yang seorang Casanova dan sudah sering di sentuh banyak wanita pun terlihat biasa saja. Karena Yuniar benar-benar cuma memandikan dirinya. Tidak menyentuh dirinya dengan gaya menggoda.

"Kamu siapkan pakaian ganti ku di walk-in closet. Aku akan menyelesaikan mandi ku,"ujar Aiden yang ingin membersihkan area pribadinya sendiri, tanpa di lihat Yuniar. Aiden takut, gadis itu akan pingsan jika melihat sesuatu yang tersembunyi di balik celana boxer nya.

"Iya,"sahut Yuniar cepat.

"Akhhh"

"Hei!"

"Brugh "

Yuniar yang ingin cepat keluar dari kamar mandi itu malah terpeleset dan Yuniar malah terjatuh ke arah Aiden. Yuniar jatuh dengan posisi membungkuk dengan wajah yang jatuh di antara kedua paha Aiden. Dengan cepat Yuniar segera berdiri. Wajah gadis itu terlihat merah bak kepiting rebus karena malu.

"Kamu sepertinya suka sekali menjatuhkan dirimu ke pada ku,"ujar Aiden.memicingkan sebelah matanya.

"Ma.. Maaf! Sa.. Saya tidak sengaja,"ucap Yuniar tergagap.

Yuniar bergegas keluar dari kamar mandi itu dan menutup pintunya. Gadis itu bersandar di balik pintu kamar mandi dengan memegang dadanya sendiri.

"Ya, Tuhan.. seumur hidup ku, aku tidak pernah menyentuh seorang pria. Apalagi melihat dan memandikan seorang pria yang hampir telanjang seperti barusan. Dan parahnya, aku malah terjatuh dengan posisi wajah yang berada di antara kedua pahanya. Ya, Tuhan.. Aku malu sekali,"gumam Yuniar yang merasa sangat malu dengan kejadian tadi. Gadis itu mencoba menetralkan degup jantungnya yang berdetak tidak beraturan.

Setelah merasa sedikit lebih tenang, Yuniar beranjak mencari walk-in closet yang dikatakan oleh Aiden. Yuniar masuk ke sebuah ruangan yang di sana tersusun pakaian, dasi, jam tangan, jepitan dasi, pakaian dalam, dan juga deretan sepatu serta semua pernak-pernik yang biasa di gunakan oleh seorang pria.

Pakaian kerja, pakaian santai, pakaian tidur semuanya telah di susun di tempat yang berbeda-beda, hingga Yuniar tidak kesulitan untuk mengambil pakaian.

"Ruangan ini penuh dengan pakaian. Ruangan ini sudah persis seperti toko baju khusus pria saja,"gumam Yuniar.

Yuniar bergegas memilih pakaian untuk Aiden. Namun gadis itu nampak terdiam saat melihat pakaian dalam milik Aiden.

"Apa aku juga harus menyiap pakaian dalam untuk Tuan Aiden,"gumam Yuniar terlihat bimbang.

"Sudah siap?"tanya Aiden yang tiba-tiba sudah masuk ke dalam ruangan itu, membuat Yuniar terkejut.

"I.. Iya,"sahut Yuniar tergagap karena terkejut.

Yuniar membalikkan tubuhnya dan melihat Aiden yang memakai bathrobe dengan rambut yang terlihat masih basah. Wajah pria matang itu terlihat segar dan semakin rupawan.

"Tampan sekali,"gumam Yuniar dalam hati. Tanpa sadar gadis itu diam terpaku menatap wajah pria yang sudah menjadi suaminya itu.

"Kenapa kamu masih berdiri diam di situ? Bawa ke sini pakaian ku!"ujar Aiden membuat lamunan Yuniar buyar.

"I.. Iya,"sahut Yuniar dengan pipi yang bersemu merah.

"Astaga.. Kenapa aku sampai diam mematung karena terpesona melihat wajahnya? Memalukan sekali,"gumam Yuniar dalam hati.

"Ada apa dengan gadis ini? Dia sering sekali melamun dan wajahnya terlihat memerah. Apa otaknya benar-benar jadi traveling jika melihatku, hingga wajahnya selalu terlihat merah seperti malu jika melihat ku?"gumam Aiden dalam hati.

"Tuan Aiden memakai bathrobe sendiri. Pasti dia kesulitan saat memakainya,"gumam Yuniar dalam hati. Mengingat kaki Aiden yang lumpuh, Yuniar yakin jika Aiden kesulitan saat memakai bathrobe. Hal itu membuat Yuniar kembali merasa bersalah.

Yuniar bergegas menghampiri Aiden dan memberikan pakaian yang sudah di pilihnya. Aiden mengernyitkan keningnya saat Yuniar memberikan baju piyama tanpa pakaian dalam.

"Mana pakaian dalamnya?"tanya Aiden menatap Yuniar yang wajahnya kembali memerah.

"Se.. Sebentar,"sahut Yuniar yang terpaksa mengambil pakaian dalam milik Aiden.

"I.. Ini,"ucap Yuniar menyodorkan pakai dalam yang di ambilnya secara asal tadi pada Aiden.

Aiden mengambil celana boxer yang di berikan Yuniar,"Mau bantu aku untuk memakainya?"tanya Aiden santai membuat Yuniar membulatkan matanya.

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Pisces97

Pisces97

gimana gk traveling disuguhkan pemandangan yang belum pernah niar alami ya jelas mau dong Aiden beda lah Sama temen kecantikan mu 🤭🤣🤣

2024-04-08

1

Imas Jubaedah

Imas Jubaedah

yuniar kan usah dewasa,pasti pikirannya traveling

2024-01-10

1

Hinarin

Hinarin

gimana gak traveling otak Yuniar kalo Aiden kek gini 😅

2023-12-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Di Hadang
2 2. Hanya Terimakasih ?
3 3. Tekad Bulat
4 4. Sama-sama Keras Kepala
5 5. Persentase
6 6. Dengan Syarat
7 7. Perjanjian Pra Nikah
8 8. Menyerah
9 9. Berbohong
10 10. Di Awasi
11 11. Pelayan Berambut Pendek
12 12. Malu
13 13. Berlagak Seperti Nyonya
14 14. Adik Aiden
15 15. Mencari Muka
16 16. Menarik
17 17. Alam Mendukung
18 18. Dari Mana Dia Tahu?
19 19. Berapa Harus Mengganti?
20 20. Senang Menggoda
21 21. Keinginan.
22 22. Sadar
23 23. Tidak Apa-apa
24 24. Bertekad
25 25. Dibalikkan
26 26. Merasa Berhasil
27 27. Aroma Kecemburuan
28 28. Membangkang
29 29. Hasil Lab
30 30. Secerah Harapan
31 31. Demi Aiden
32 32. Asumsi
33 33. Kedua
34 34. Tidak Rela
35 35. Rekaman
36 36. Memutar Balikkan Fakta
37 37. Merasa Bersalah
38 38. Pamit
39 39. Berat Hati
40 40. Mengagumi Tanpa Memiliki
41 41. Menilai
42 42. Bahagia
43 43. Cemburu, Ya?
44 44. Salah Bicara
45 45. Untung Saja
46 46. Menghindar
47 47. By
48 48. Dilema
49 49. Modus
50 50. Mengganjal
51 51. Nampak Enggan
52 52. Belum Siap
53 53. Mengantisipasi
54 54. Was-was dan Bimbang
55 55. Belum Sadar
56 56. Rendah Diri
57 57. Terkejut Dan Penasaran
58 58. Kenapa?
59 59. Jaga Hatimu!
60 60. Sesak
61 61. Karena Kamu
62 62. Kalut
63 63. Lain Kali
64 64. Magang
65 65. Menguping
66 66. Sudah Terlanjur
67 67. Latihan Ganda
68 68. Bersikap Profesional
69 69. Idaman Banget
70 70. Memilih Mengalah
71 71. MBA
72 72. Biarkan Saja
73 73. Unfaedah
74 74. Mengancam
75 75. Jika
76 76. Hanya Milikku
77 77. Suka Yang Lokal
78 78. Saran
79 79. Bekal
80 80. Malu
81 81. Formal
82 82. Mengamuk
83 83. Kamu Pantas
84 84. Tidak Berani
85 85. Meminta Bantuan
86 86. Merasa Masuk Perangkap
87 87. Emosi
88 88. Menyesal
89 89. Tidak Becus
90 90. Berpura-pura
91 91. Membantu
92 92. Diam
93 93. Merendahkan
94 94. Berniat Kabur
95 95. Kapan Bahagia?
96 96. Berita
97 97. Sedih Atau Bahagia?
98 98. Memprovokasi
99 99. Buktikan!
100 100. Cara Membujuk
101 101. Pingsan
102 102. Merasa Dikhianati
103 103. Apa Salah?
104 104. Cerai
105 105. Dengan Syarat
106 106. Solusi Yang Mana?
107 107. Mentah-mentah
108 108. Kepercayaan
109 109. Tidak Mau
110 110. Virus Abadi
111 111. Menjelaskan
112 112. Siapa Yang Datang?
113 113. Mengelola Ekspresi
114 114. Merasa Lega
115 115. Pegang Dia!
116 116. Terlalu Kuat
117 117. Apa Benar ?
118 118. Menyergap
119 119. Dasar Absurd!
120 120. Pisah Kamar
121 121. Sayangnya, Iya.
122 122. Mengunjungi
123 123. Terlalu Memuji
124 124. Perasaan Sebenarnya
125 125. Bicara Dengan Siapa?
126 126. Yang Terakhir
127 127. Resep Dan Novel Baru
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1. Di Hadang
2
2. Hanya Terimakasih ?
3
3. Tekad Bulat
4
4. Sama-sama Keras Kepala
5
5. Persentase
6
6. Dengan Syarat
7
7. Perjanjian Pra Nikah
8
8. Menyerah
9
9. Berbohong
10
10. Di Awasi
11
11. Pelayan Berambut Pendek
12
12. Malu
13
13. Berlagak Seperti Nyonya
14
14. Adik Aiden
15
15. Mencari Muka
16
16. Menarik
17
17. Alam Mendukung
18
18. Dari Mana Dia Tahu?
19
19. Berapa Harus Mengganti?
20
20. Senang Menggoda
21
21. Keinginan.
22
22. Sadar
23
23. Tidak Apa-apa
24
24. Bertekad
25
25. Dibalikkan
26
26. Merasa Berhasil
27
27. Aroma Kecemburuan
28
28. Membangkang
29
29. Hasil Lab
30
30. Secerah Harapan
31
31. Demi Aiden
32
32. Asumsi
33
33. Kedua
34
34. Tidak Rela
35
35. Rekaman
36
36. Memutar Balikkan Fakta
37
37. Merasa Bersalah
38
38. Pamit
39
39. Berat Hati
40
40. Mengagumi Tanpa Memiliki
41
41. Menilai
42
42. Bahagia
43
43. Cemburu, Ya?
44
44. Salah Bicara
45
45. Untung Saja
46
46. Menghindar
47
47. By
48
48. Dilema
49
49. Modus
50
50. Mengganjal
51
51. Nampak Enggan
52
52. Belum Siap
53
53. Mengantisipasi
54
54. Was-was dan Bimbang
55
55. Belum Sadar
56
56. Rendah Diri
57
57. Terkejut Dan Penasaran
58
58. Kenapa?
59
59. Jaga Hatimu!
60
60. Sesak
61
61. Karena Kamu
62
62. Kalut
63
63. Lain Kali
64
64. Magang
65
65. Menguping
66
66. Sudah Terlanjur
67
67. Latihan Ganda
68
68. Bersikap Profesional
69
69. Idaman Banget
70
70. Memilih Mengalah
71
71. MBA
72
72. Biarkan Saja
73
73. Unfaedah
74
74. Mengancam
75
75. Jika
76
76. Hanya Milikku
77
77. Suka Yang Lokal
78
78. Saran
79
79. Bekal
80
80. Malu
81
81. Formal
82
82. Mengamuk
83
83. Kamu Pantas
84
84. Tidak Berani
85
85. Meminta Bantuan
86
86. Merasa Masuk Perangkap
87
87. Emosi
88
88. Menyesal
89
89. Tidak Becus
90
90. Berpura-pura
91
91. Membantu
92
92. Diam
93
93. Merendahkan
94
94. Berniat Kabur
95
95. Kapan Bahagia?
96
96. Berita
97
97. Sedih Atau Bahagia?
98
98. Memprovokasi
99
99. Buktikan!
100
100. Cara Membujuk
101
101. Pingsan
102
102. Merasa Dikhianati
103
103. Apa Salah?
104
104. Cerai
105
105. Dengan Syarat
106
106. Solusi Yang Mana?
107
107. Mentah-mentah
108
108. Kepercayaan
109
109. Tidak Mau
110
110. Virus Abadi
111
111. Menjelaskan
112
112. Siapa Yang Datang?
113
113. Mengelola Ekspresi
114
114. Merasa Lega
115
115. Pegang Dia!
116
116. Terlalu Kuat
117
117. Apa Benar ?
118
118. Menyergap
119
119. Dasar Absurd!
120
120. Pisah Kamar
121
121. Sayangnya, Iya.
122
122. Mengunjungi
123
123. Terlalu Memuji
124
124. Perasaan Sebenarnya
125
125. Bicara Dengan Siapa?
126
126. Yang Terakhir
127
127. Resep Dan Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!