19. bibi cantik

Ia kemudian kembali melanjutkan dengan jurus-jurus yang lain. Ia mempelajari nya sampai ia bisa dan mahir. Berhari-hari anara berada dalam ruang dimensi nya untuk mempelajari jurus-jurus itu. setelah anara rasa telah cukup, akhirnya ia memutuskan untuk menyudahi latihan nya. Tapi, sebelum itu kembali ke dunia nyata, ia memutuskan untuk berendam dan mandi terlebih dahulu di ai suci.

"Sebelum balik, alangkah baiknya aku mandi dulu dan mengganti pakaian disini. Aku juga tidak mau mengenakan kebaya lagi. Aku pakai pakaian yang biasa aku kenakan di zaman modern, nanti kalau kedua anak itu bertanya, cukup cari alasan yang tepat aja." Monolog anara.

Tanpa pikir panjang lagi, ia memasuki kolam air yang memanjang itu, sementara tempatnya mengambil air untuk diminum, ia ambil yang dekat pangkalan air. Saat anara menyentuh air tersebut. Ia merasakan badannya rileks dan sangat segar. Ia tidak merasakan rasa sakit apapun.

"Mmm... Enak dan segar sekali. Coba diawal mengetahui khasiat air ini, pasti aku langsung berendam, saja... " ujar anara.

Ia pernah mandi dan membersihkan dirinya dalam ruang dimensi, tapi ia melakukan nya di dalam kediaman yang ada di ruang dimensi itu.

Setelah merasa cukup, ia pun masuk kedalam kediaman itu dan memakai baju santai lagi. Tak lupa, dirinya juga mengambil dua pasang pakaian dan kasur santai untuk dirinya dan anak-anaknya. Ia tidak peduli kalau anak-anak nanti bertanya dari mana ia mendapatkan semua itu, yang penting ia bisa tidur nyenyak bersama dengan anak-anaknya.

Sring

Anara kembali kedunia nyata. Ia melihat waktu seperti sekitar jam 3 subuh. Kemudian melihat kedua anak-anaknya yang tertidur sangat lelap. Anara tersenyum dan menciumi anak-anaknya satu persatu.

"Selamat malam jagoan ibu." Ujarnya.

Kemudian ia menggelar kasur santai itu, dan memindahkan kedua anaknya dengan hati-hati. Setelah itu, Anara pun langsung menyelimuti seluruh tubuh sampai batas leher mereka. Setelah selesai, anara pun ikut bergabung bersama dengan anak-anaknya. Walaupun sebentar lagi pagi akan menjelang. Tapi, anara tidak peduli. Saat ini, ia hanya ingin tidur dan beristirahat.

***

Esok hari pun menjelang. Anara masih memejamkan matanya. Sementara kedua anaknya sudah terusik dengan cahaya matahari yang menyeruak masuk kedalam gubuk reot mereka. Ketika Sadewa membuka matanya, ia sadar kalau dirinya sedang di peluk oleh Sang ibu. ia tersenyum senang, akhirnya setelah bertahun-tahun, ia dapat merasakan pelukan hangat sang ibu. tapi tiba-tiba, ia langsung terkejut. Dengan cepat, Sadewa langsung beringsur melepaskan diri dari pelukan sang ibu.

"Aarrrrgggg... Siapa anda bibi...!!" Teriak Sadewa.

Nakula dan anara pun ikut terbangun mendengar teriakkan Sadewa. Anara mengucek matanya, begitu pun dengan Nakula.

"Ada apa sayang. Kenapa berteriak seperti itu.." ujar anara dengan suara serak, suara khas bangun tidur. Nakula pun ikut memperhatikan sang ibu dan juga di buat terkejut.

"Eh.. bibi Siapa, dan kenapa bibi tidur di tempat ibu kami." Ujar Nakula dengan santai. Anara yang mendengar penuturan Nakula langsung di buat Bingung. Apa maksud dari ucapan kedua anaknya itu

"Eh.. ini ibu sayang. Kenapa anak-anak ganteng ibu tak mengenali ibunya sendiri.. hmmm...??" Ujar anara. Kedua anak itu pun langsung melebarkan mata mereka. Apa !! Bibi cantik ini adalah ibu mereka..?? Kedua anak itupun saling memandang.

"Maksudnya bagaimana..?? Ibu kami tidak berwajah cantik seperti bibi. Ya.. ibu kami memang cantik, tapi agak sedikit Kumal dan hitam. Tapi, bibi kan cantik sekali seperti peri bulan.." ujar kedua anak itu dengan manisnya. Anara yang mendengar penuturan kedua anaknya langsung tersenyum jahil. Bisa-bisanya kedua anaknya ini menggoda dirinya.

"Sayang. Jangan bercanda deh.. ini ibu, masak hanya semalam, kalian langsung lupa dengan ibu." Ujar anara. Tiba-tiba anara menyadari sesuatu, kemudian ia cepat-cepat bangun, jangan sampai kedua anaknya ini mengalami lupa ingatan akibat pukulan yang mereka terima tadi dari perempuan sundal itu.

"Sayang.. kalian tidak apa-apa kan.?? Kalian tidak mengalami amnesia kan..?? Ini ibu.." ujar anara dengan panik, ia memegangi pipi Nakula dan juga menelisik Wajah anak-anak nya. Barangkali, ada luka yang berat yang mereka dapatkan. Kedua anak itupun langsung melongo.

"Apa.. apa itu amnesia bibi..??" Tanya Sadewa tiba-tiba.. mendengar penuturan Sadewa, anara pun langsung membungkam mulutnya dengan tangan nya. Ia keceplosan.

(Aduh.. bagaimana aku bisa keceplosan. Bisa-bisa, anak-anak cerdas ini bisa menebak siapa aku sebenarnya.) Batin anara. Anara pun mencoba untuk bersikap biasa saja. Ia mencoba untuk tidak mengundang kecurigaan dari anak-anak itu.

"Eh. I.. ib..uu tadi tidak sengaja membaca buku. Dan ibu juga tidak sengaja menemukan kata itu, amnesia itu adalah arti dari sebuah kata yang di sederhana kan. Yaitu, penyakit hilang ingatan." Ujar anara sedikit gugup. apalagi, tatapan Sadewa begitu menelisik.

Ia berharap, anak-anak ini dapat bisa di kicuh dengan penuturan itu, walaupun apa yang disampaikan anara tidak sepenuhnya salah. Kedua anak itu pun langsung mengangguk.

"Tapi, kenapa anak-anak ibu panggil bibi, ini ibu sayang, bukan bibi. Percaya deh sama ibu.. oke, lihat mata ibu dalam-dalam. Dan temukan Disana, apakah ibu berbohong atau tidak." Ujar anara berusaha meyakinkan kedua anaknya.

Nakula dan Sadewa pun mengikuti apa yang dikatakan oleh anara. Mereka menatap mata dan wajah anara sekilas, tapi setelah itu, mereka tersenyum. dan juga langsung berseru.

"Ya. Kami percaya. Ibu..." Ujar Nakula dan Sadewa secara serempak.

Mereka berdua bangun dan memeluk tubuh anara dengan erat. Anara pun akhirnya menjadi tenang. Tapi, ia kembali terpikir, kenapa anak-anak nya meragukan dirinya tadi. Apakah ada sesuatu yang berbeda dengan wajahnya.? Pikir anara. Ah.. andai di gubuk reot mereka ada cermin. Pasti ia tidak akan bertanya seperti ini.

"Ya sudah, berhubung sekarang matahari telah memancarkan cahayanya. Sekarang waktunya kita untuk bangun. Ayo Adik sama Kakak mandi dulu sana. Ibu sudah menyiapkan pakaian yang baru untuk adik dan juga Kakak." Ujar anara kepada kedua anaknya. Sadewa yang memang anaknya cukup teliti, Ia langsung melihat ke arah sang Ibu, di mana pakaian ibunya berbeda dari biasanya.

"Ibu, pakaian ibu berbeda lagi ya. Ibu juga kemarin memakai pakaian yang cukup aneh menurut Sadewa. Terus di sini juga ada selimut yang empuk lembut dan juga bagus. Ibu dapat dari mana..??" Tanya Sadewa kepada sang Ibu sambil menunjuk selimut yang baru saja mereka pakai dan singkapkan tadi.

Anara yang mendengarkan penuturan Sadewa langsung dibuat kelagapan. Padahal waktu dirinya masih berada di dalam ruang dimensi, Ia cukup percaya diri untuk bisa mengelabuhi dan mengarang cerita kepada anak-anaknya.

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

😄😁😂😂

2024-03-09

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

yrusceria

2024-02-20

1

Buke Chika

Buke Chika

pakian bagus napa rumah nya g diperbaiki

2023-11-20

2

lihat semua
Episodes
1 1. awal sebelum kejadian
2 2. berpindah waktu
3 3. bersikap baik
4 4. sifat ibu yang berubah
5 5. buruan pertama
6 6. dapat ruang dimensi
7 7. memasak hasil buruan
8 8. membagikan makan malam di malam hari
9 9. berjanji akan merawat keduanya
10 10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11 11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12 12. buah rambutan yang manis
13 13. Amarah anara
14 14. terkejut dengan perubahan anara
15 15. bekas pukulan nenek sihir
16 16. bantuan sederhana
17 17. Adiwilaga
18 18. memulai dengan membaca buku
19 19. bibi cantik
20 20. aroma wangi dari sabun
21 21. ingin jalan-jalan
22 22. wajah cantik siapa ini ??
23 23. mitra kerjasama
24 24. dipatenkan
25 25. keadilan untuk anak kecil
26 26. sombong tapi penakut
27 27. tiga anak malang
28 28. memandikan bayi
29 29. herbal skincare
30 30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31 31. membagikan bibit tanaman
32 32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33 33. menangkap udang jumbo
34 34. langsung tepar
35 35. mandi dan nyebur
36 36. mayat berlumur darah
37 37. merawat
38 38. pamannya ngak makan Bu..??
39 39. tersadar
40 40. ingin berpura-pura
41 41. mirip
42 42. obat berbentuk bulat
43 43. saling suruh menyuruh
44 44. apa itu di punggung kalian ??
45 45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46 46. di sambut baik
47 47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48 48. hari panen
49 49. bukan raja sebenarnya
50 50. mengetahui
51 51. drama sang pangeran
52 52. rancangan mesin penggiling padi
53 53. pergi ke kota Raja
54 54. mengambil hasil
55 55. benda asing yang dikerumuni
56 56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57 57. di cemaskan
58 58. membantu
59 59. menangis kerena bawang
60 60. pipi memerah
61 61. anara merasakannya sejak pertama kali
62 62. cemburu kah..??
63 63. meminta
64 64. pengantaran batu bata
65 65. tak di persulit
66 66. sampai kapan
67 67. raja widura
68 68. apa maksudnya
69 69. aku tidak takut
70 70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71 71. sifat sebenarnya
72 72. lama-lama bisa gila
73 73. membawa permaisuri
74 74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75 75. ditolak perempuan
76 76. kapan ayah kembali ??
77 77. sangat ingin bertemu cucu
78 78. apa ini istana ??
79 79. nasehat
80 80. misi yang berjalan sempurna
81 81. ingin bertemu dengan anak-anak
82 82. ingin meminta maaf
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. awal sebelum kejadian
2
2. berpindah waktu
3
3. bersikap baik
4
4. sifat ibu yang berubah
5
5. buruan pertama
6
6. dapat ruang dimensi
7
7. memasak hasil buruan
8
8. membagikan makan malam di malam hari
9
9. berjanji akan merawat keduanya
10
10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11
11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12
12. buah rambutan yang manis
13
13. Amarah anara
14
14. terkejut dengan perubahan anara
15
15. bekas pukulan nenek sihir
16
16. bantuan sederhana
17
17. Adiwilaga
18
18. memulai dengan membaca buku
19
19. bibi cantik
20
20. aroma wangi dari sabun
21
21. ingin jalan-jalan
22
22. wajah cantik siapa ini ??
23
23. mitra kerjasama
24
24. dipatenkan
25
25. keadilan untuk anak kecil
26
26. sombong tapi penakut
27
27. tiga anak malang
28
28. memandikan bayi
29
29. herbal skincare
30
30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31
31. membagikan bibit tanaman
32
32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33
33. menangkap udang jumbo
34
34. langsung tepar
35
35. mandi dan nyebur
36
36. mayat berlumur darah
37
37. merawat
38
38. pamannya ngak makan Bu..??
39
39. tersadar
40
40. ingin berpura-pura
41
41. mirip
42
42. obat berbentuk bulat
43
43. saling suruh menyuruh
44
44. apa itu di punggung kalian ??
45
45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46
46. di sambut baik
47
47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48
48. hari panen
49
49. bukan raja sebenarnya
50
50. mengetahui
51
51. drama sang pangeran
52
52. rancangan mesin penggiling padi
53
53. pergi ke kota Raja
54
54. mengambil hasil
55
55. benda asing yang dikerumuni
56
56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57
57. di cemaskan
58
58. membantu
59
59. menangis kerena bawang
60
60. pipi memerah
61
61. anara merasakannya sejak pertama kali
62
62. cemburu kah..??
63
63. meminta
64
64. pengantaran batu bata
65
65. tak di persulit
66
66. sampai kapan
67
67. raja widura
68
68. apa maksudnya
69
69. aku tidak takut
70
70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71
71. sifat sebenarnya
72
72. lama-lama bisa gila
73
73. membawa permaisuri
74
74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75
75. ditolak perempuan
76
76. kapan ayah kembali ??
77
77. sangat ingin bertemu cucu
78
78. apa ini istana ??
79
79. nasehat
80
80. misi yang berjalan sempurna
81
81. ingin bertemu dengan anak-anak
82
82. ingin meminta maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!