12. buah rambutan yang manis

Mereka semua menganggukkan kepala mereka, setuju dengan apa yang dikatakan oleh anara. Saat mereka sedang berbincang santai, tiba-tiba mata anara melihat beberapa pohon yang berbuah lebat. Itu adalah pohon rambutan dan apel.

saat ini, Buah nya sudah siap panen. Anara yang memang pencinta buah-buahan tentunya sangat senang mendapatkan buah tersebut. Kemarin saat dirinya datang kehutan sendiri, ia hanya melihat buah markisa yang memiliki buah mentah.

Tapi, karena memiliki beberapa buah yang matang, akhirnya ia panen dan di berikannya kepada anak-anak nya. dan saat ini, dirinya kembali menemukan buah-buahan yang dibudidayakan di zaman modern. kemudian dengan cepat, anara membuka suaranya.

"Bapak-bapak, apakah ada yang bisa manjat pohon. ??" Ujar anara bertanya kepada semua yang ada. awalnya mereka semua saling memandang satu sama lain merasa bingung. barangkali mereka bertanya-tanya Kenapa anara tiba-tiba bertanya seperti itu, namun dengan cepat Mereka semua langsung menyaut.

"Kami bisa memanjat nona." Ujar salah satu dari mereka. Anara pun langsung tersenyum. ternyata tidak sia-sia, ternyata para penduduk yang dibuang oleh kerajaan barang sabrangan ini memiliki keahlian memanjat.

"Baiklah kalau begitu. Bapak, ayo ikut dengan saya. Kita panen buah yang ada disana." Ujar anara sambil menunjuk sebuah pohon yang berbuah merah dan lebat.

Di samping nya juga ada buah yang sama namun tidak terlalu merah, warna nya agak ke kuning-kuningan. ya ternyata, buah rambutan yang berbeda spesies juga hidup berdampingan.

mereka semua tentu tak mengenali buah itu, biasanya yang ada di kerajaan ini hanyalah buah pisang yang tertentu yang bisa dikonsumsi. tapi di tempat pembuangan ini, pohon-pohon pisang Tak memiliki buah. Bahkan mereka hanya mengenal pisang makan saja.

Mereka semua langsung menatap ke arah yang ditunjuk oleh anara tadi. Semuanya pun langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah pohon yang berbuah lebat yang ditunjuk oleh anara. Setelah melihat buah yang memiliki bulu-bulu dan berwarna merah membuat mereka seketika merinding. Seolah mereka membayangkan bulu-bulu itu menyentuh permukaan kulit mereka dengan lembut.

"Nona Apakah buah itu bisa dimakan..??" Tanya salah satu warga yang ada di sana.

Wajar mereka tidak mengetahui yang mana yang dikonsumsi dan mana yang tidak dikonsumsi. Karena semasa hidup mereka dalam pembuangan, mereka hanya memerlukan dan hidup dalam belas kasihan orang-orang yang membuang makanan mereka ke sana. Mereka juga takut pergi ke hutan, karena konon katanya di hutan ini masih banyak hewan-hewan buas yang bebas berkeliaran.

"Tentu saja itu bisa dikonsumsi. Buahnya juga sangat enak, tapi ada juga yang asam. Sebaiknya Ayo kita panen biar bapak-bapak dan ibu-ibu tidak bertanya-tanya mengenai rasa buah tersebut. Sekaligus memanen buah apel yang juga di sebelahnya." Mereka semua pun langsung menurut saja.

Bagi mereka, anara pasti tidak membohongi mereka. Lagi pula telah terbukti, anara mengajak mereka ke hutan untuk mencari bahan makanan. kalau saja anara orang yang rakus, dan juga pelit atau suka membohongi orang, anara pasti tak akan mengajak para warga untuk mencari bahan makanan di hutan. anara pasti akan menyimpan makanan itu untuk dirinya sendiri. begitu pikir mereka.

 Di sana terdapat 5 pohon rambutan yang berbuah begitu lebat. 10 orang memanjat ke atas pohon rambutan itu. Sementara, anara ikut andil memanjat pohon apel. dan sisanya di tugaskan mengumpulkan buah-buahan yang dipetik tadi. Setelah merasa semua buah masak habis dipanen, mereka semua pun turun ke bawah. anara melihat buah rambutan itu menggunung setelah dikumpulkan oleh para warga, anara juga melihat bahwa tak ada warga yang berani mencicipi buah tersebut.

"Kenapa bapak-Ibu tidak mencobanya terlebih dahulu. Jangan takut, buah ini tidak beracun..." Ujar anara dengan penuh senyum di wajahnya.

Ia tahu bahwa para warga ini masih meragukan buah tersebut. Untuk membuktikan kepada para warga bahwa buah rambutan itu tidak beracun, ia mengambil satu buah rambutan, mengupas kulitnya dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Semua yang ada di sana melihat dan memperhatikan ekspresi anara. Anara yang sudah mengunyah buah rambutan itu pun cukup terkejut karena rasanya begitu manis.

"Mmm.. ini enak sekali... " Ujar anak.

Semua yang mendengar penuturan antara saling pandang satu sama lain, mereka menelan ludah mereka dengan kasar. anara pun tidak pedulikan apapun lagi, ia kembali mengambil beberapa buah lagi dan mengupas kulitnya serta memasukkannya ke dalam mulutnya.

Karena para warga merasa penasaran, Mereka pun mengikuti apa yang dilakukan oleh anara. Setelah buah rambutan masuk menyapa indra perasa mereka, Mereka pun langsung memberikan ekspresi yang sama dengan anara.

"Mm... Benar nona ini sangat enak dan manis sekali..." Ujar mereka dengan riang gembira, anara pun langsung tersenyum melihat raut bahagia terpancar jelas di wajah para warga tersebut.

"tentu saja Pak. Ayo kita makan.." ujar anara lagi. wajah ceria tercetak jelas di wajah para warga itu, Mereka pun mengambil posisi duduk dan menyantap rambutan itu bersama-sama.

(Apakah mereka memang tak mengenal buah rambutan ya. Padahal di zaman itu buah ini sangat populer. Walaupun Raffi Ahmad geli melihat buah ini hehehe.) Batin anara. ya, mereka kembali memakan buah itu dengan diam tak lupa dengan buah apel yang juga berada di dekat mereka.

"Oh iya bapak-bapak ibu-ibu. Bolehkah saya menyisihkan sedikit untuk anak-anak.." ujar anara meminta izin kepada para warga yang sedang asyik menyantap rambutan itu. walau bagaimanapun, bapak-bapak dan ibu-ibu itu ikut andil dalam memanen buah rambutan ini. Mereka semua langsung mengarahkan pandangan ke arah anara.

"Tentu saja Nona. Kami juga akan membawa dan menyisakannya untuk anak-anak yang lain." Ujar salah satu warga.

"Iya nona. saya yakin anak saya pasti akan sangat senang menerima dan merasakan betapa manisnya buah ini." Timpal yang lain.

Tapi karena sebagian dari mereka sudah merasa kenyang, sisanya mereka bagi-bagi untuk dibawa pulang ke rumah masing-masing. Waktu petang pun menjelang, saat itu pulalah anara dan para warga lainnya telah kembali dari hutan untuk mencari persiapan makan mereka keesokan harinya.

"Nona terima kasih banyak atas ajakan Nona kepada kami. Sekarang kami tidak perlu khawatir lagi akan kelaparan. Kami sudah ada jalan untuk memulai hidup di desa ini. walaupun nyatanya kita diasingkan oleh kerajaan barang sebrangan ini." Ujar salah satu laki-laki yang sudah lumayan tua itu namun masih berbadan kuat dan kekar. Anara mengganggukan kepalanya setuju.

"Sama-sama Pak tua. Saya juga merasa senang telah memperkenalkan kehidupan yang ada di hutan dan juga makanan-makanan yang bisa dikonsumsi dari hasil hutan. Saya juga berharap banyak, kita tidak bisa menunda lebih lama lagi untuk memulai menanam bahan makanan untuk kita. Sementara di hutan akan kita manfaatkan bahan makanan dari sana, sambil menunggu hasil pertanian kita berbuah." Ujar anara meyakinkan para penduduk lagi. Mereka semua pun tersenyum dan setuju.

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

😃🫠🫠🫠🥰🥰🥰

2024-03-09

1

eva

eva

terrrbaaiiiikkkk

2024-03-07

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusceria

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. awal sebelum kejadian
2 2. berpindah waktu
3 3. bersikap baik
4 4. sifat ibu yang berubah
5 5. buruan pertama
6 6. dapat ruang dimensi
7 7. memasak hasil buruan
8 8. membagikan makan malam di malam hari
9 9. berjanji akan merawat keduanya
10 10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11 11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12 12. buah rambutan yang manis
13 13. Amarah anara
14 14. terkejut dengan perubahan anara
15 15. bekas pukulan nenek sihir
16 16. bantuan sederhana
17 17. Adiwilaga
18 18. memulai dengan membaca buku
19 19. bibi cantik
20 20. aroma wangi dari sabun
21 21. ingin jalan-jalan
22 22. wajah cantik siapa ini ??
23 23. mitra kerjasama
24 24. dipatenkan
25 25. keadilan untuk anak kecil
26 26. sombong tapi penakut
27 27. tiga anak malang
28 28. memandikan bayi
29 29. herbal skincare
30 30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31 31. membagikan bibit tanaman
32 32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33 33. menangkap udang jumbo
34 34. langsung tepar
35 35. mandi dan nyebur
36 36. mayat berlumur darah
37 37. merawat
38 38. pamannya ngak makan Bu..??
39 39. tersadar
40 40. ingin berpura-pura
41 41. mirip
42 42. obat berbentuk bulat
43 43. saling suruh menyuruh
44 44. apa itu di punggung kalian ??
45 45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46 46. di sambut baik
47 47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48 48. hari panen
49 49. bukan raja sebenarnya
50 50. mengetahui
51 51. drama sang pangeran
52 52. rancangan mesin penggiling padi
53 53. pergi ke kota Raja
54 54. mengambil hasil
55 55. benda asing yang dikerumuni
56 56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57 57. di cemaskan
58 58. membantu
59 59. menangis kerena bawang
60 60. pipi memerah
61 61. anara merasakannya sejak pertama kali
62 62. cemburu kah..??
63 63. meminta
64 64. pengantaran batu bata
65 65. tak di persulit
66 66. sampai kapan
67 67. raja widura
68 68. apa maksudnya
69 69. aku tidak takut
70 70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71 71. sifat sebenarnya
72 72. lama-lama bisa gila
73 73. membawa permaisuri
74 74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75 75. ditolak perempuan
76 76. kapan ayah kembali ??
77 77. sangat ingin bertemu cucu
78 78. apa ini istana ??
79 79. nasehat
80 80. misi yang berjalan sempurna
81 81. ingin bertemu dengan anak-anak
82 82. ingin meminta maaf
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. awal sebelum kejadian
2
2. berpindah waktu
3
3. bersikap baik
4
4. sifat ibu yang berubah
5
5. buruan pertama
6
6. dapat ruang dimensi
7
7. memasak hasil buruan
8
8. membagikan makan malam di malam hari
9
9. berjanji akan merawat keduanya
10
10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11
11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12
12. buah rambutan yang manis
13
13. Amarah anara
14
14. terkejut dengan perubahan anara
15
15. bekas pukulan nenek sihir
16
16. bantuan sederhana
17
17. Adiwilaga
18
18. memulai dengan membaca buku
19
19. bibi cantik
20
20. aroma wangi dari sabun
21
21. ingin jalan-jalan
22
22. wajah cantik siapa ini ??
23
23. mitra kerjasama
24
24. dipatenkan
25
25. keadilan untuk anak kecil
26
26. sombong tapi penakut
27
27. tiga anak malang
28
28. memandikan bayi
29
29. herbal skincare
30
30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31
31. membagikan bibit tanaman
32
32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33
33. menangkap udang jumbo
34
34. langsung tepar
35
35. mandi dan nyebur
36
36. mayat berlumur darah
37
37. merawat
38
38. pamannya ngak makan Bu..??
39
39. tersadar
40
40. ingin berpura-pura
41
41. mirip
42
42. obat berbentuk bulat
43
43. saling suruh menyuruh
44
44. apa itu di punggung kalian ??
45
45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46
46. di sambut baik
47
47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48
48. hari panen
49
49. bukan raja sebenarnya
50
50. mengetahui
51
51. drama sang pangeran
52
52. rancangan mesin penggiling padi
53
53. pergi ke kota Raja
54
54. mengambil hasil
55
55. benda asing yang dikerumuni
56
56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57
57. di cemaskan
58
58. membantu
59
59. menangis kerena bawang
60
60. pipi memerah
61
61. anara merasakannya sejak pertama kali
62
62. cemburu kah..??
63
63. meminta
64
64. pengantaran batu bata
65
65. tak di persulit
66
66. sampai kapan
67
67. raja widura
68
68. apa maksudnya
69
69. aku tidak takut
70
70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71
71. sifat sebenarnya
72
72. lama-lama bisa gila
73
73. membawa permaisuri
74
74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75
75. ditolak perempuan
76
76. kapan ayah kembali ??
77
77. sangat ingin bertemu cucu
78
78. apa ini istana ??
79
79. nasehat
80
80. misi yang berjalan sempurna
81
81. ingin bertemu dengan anak-anak
82
82. ingin meminta maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!