9. berjanji akan merawat keduanya

Lelaki paruh baya yang mendapatkan dan mendengarkan penuturan itu tentu saja sangat senang. Ia menerima makanan itu dengan tangan gemetar.

"Benarkah nona. Terima kasih banyak. Kalau begitu besok saya akan ikut bergabung." ujar lelaki paruh baya itu dengan tangan gemetar dan suara juga yang ikut gemetar karena tidak memiliki tenaga.

Anara pun dengan cepat langsung meninggalkan tempat tersebut dan pergi ke rumah yang lain. Dan sesampainya di rumah yang lain, anara juga memberikan makanan dan menyampaikan hal yang sama kepada pemilik rumah.

Sampai akhirnya anara telah menyelesaikan pekerjaannya. Ternyata di tempat itu hanya ada 20 rumah reot yang dihuni oleh para warga. Sehingga cukup memberikan makan malam ini kepada mereka yang telah Ia masak tadi, anara Tersenyum senang. Setelah tugasnya selesai, Ia Langsung kembali ke rumahnya di mana Di sana ada anak-anak yang sedang menunggu dirinya pulang. sesampainya anara di gubuk reot mereka, dirinya langsung diserang pertanyaan dari anak-anaknya.

"Bagaimana ibu. Apakah sudah semuanya mendapatkan makanan..??" Tanya Nakula dan Sadewa yang masih setia berada di dekat makanan-makanan itu. makanan yang tersisa tinggal sedikit lagi.

"Iya sayang, sudah semuanya. Sekarang sudah waktunya Nakula dan Sadewa membersihkan kaki dan tangan. Setelah itu mari kita tidur sama-sama." Ujar Anara lagi.

Sementara dirinya yang belum bersih-bersih dari tadi, berpikir akan melakukan hal itu di ruang dimensi saja. Tunggu sampai anak-anak tertidur.

Dengan cepat, perintah sang Ibu pun langsung dilakukan oleh kedua anak kembar itu dan langsung pergi ke tempat sebuah kayu yang telah dibentuk menjadi sebuah tempat tidur.

Biasanya kedua anak itu akan tidur di lantai, dan ibu mereka yang tidur di atas. Tapi sekarang anara tidak lagi melakukan hal itu karena jiwanya bukanlah jiwa pemilik asli. Setelah anak-anak itu tertidur, anara langsung memperbaiki selimut keduanya. Di mana kondisi selimut itu juga sangat memprihatinkan. Tipis kecil dan robek di mana-mana.

"Sepertinya aku harus mengambil selimut di dalam ruang dimensi. Udara sangat dingin dan tidak baik untuk kondisi anak-anak. Apalagi rumah ini juga atapnya sudah mulai bolong-bolong dan tidak layak huni." Ujar amarah dengan pelan, ia melihat kedua anak kembar itu tidur dengan damai.

Anara tersenyum melihat keduanya, sungguh dirinya yang Sudah mengalami kelulusan sampai dua kali di akademik, tiba-tiba melakukan perjalanan waktu dan merasuki seorang ibu kejam. Dan di sinilah dirinya sekarang.

"Ibu janji akan merawat kalian dengan penuh kasih sayang, sampai suatu saat nanti kita dipisahkan kembali." Ujar anara dengan tulus.

Setelah itu ia bangkit, tujuannya sekarang adalah ruang dimensi untuk membersihkan tubuhnya dan sekaligus mengganti pakaian kebaya kuno yang sering dipakai pada zaman dahulu, dengan pakaian yang agak santai, ia juga mengenakan celana yang nyaman untuk di bawa tidur.

Sesampainya anara di dalam ruang dimensi, ia langsung bergegas membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya. Ia juga memikirkan cara bagaimana sekiranya ia mengeluarkan beras-beras ini untuk diberikan kepada para warga. Tapi Ia takut kalau hal ini justru akan membuat orang-orang itu manja dan tak mau berusaha.

"Sebaiknya aku ajak saja para warga untuk bertani. Lagi pula aku lihat di sini banyak lahan-lahan kosong yang bisa ditanami berbagai macam tanaman. Dan aku bisa mengambil bibitnya di dalam ruang dimensi ini. Aku rasa seperti itu juga baik." Ujar amarah lagi.

Setelah memikirkan hal itu, ia langsung mengambil beberapa selimut baru yang ada di ruang dimensi untuk mereka kenakan di dunia nyata. tak lupa, ia juga membawa dua setelan baju anak-anak untuk Nakula dan Sadewa.

Setelah itu ia langsung keluar dari ruang dimensi tersebut. Namun sebelum dirinya tertidur, Ia lebih dulu mengisi satu gentong yang dikhususkan untuk menampung air dengan air yang berasal dari ruang dimensi. Agar nanti dirinya tidak lagi susah-susah mencari air bersih. Setelah itu, anara langsung Kembali ke tempat tidur dan tidur bersama dengan anak-anaknya dengan selimut yang baru.

"Selamat malam anak-anakku... Tidur yang nyenyak ya... Mari berjuang menghadapi hari-hari esok yang sulit..." Ujar anara lagi. Setelah itu ia langsung meminjamkan matanya dan menyusul anak-anaknya ke alam mimpi.

***

Esok hari pun menyingsing. Anara masih menyimpan beberapa makanan yang ia cari di hutan Tempo lalu. Anara bangun lebih awal, ia mencuci wajahnya terlebih dahulu dan setelah itu, ia mulai memasak.

anara ingin masak makanan itu semuanya. Karena dia berniat akan membagikan beberapa makanan lagi kepada warga lainnya, sebelum mereka berangkat ke hutan kembali. Ia juga ingin masak semua daging rusa sisa kemarin.

 anara pun, lagi-lagi mengeluarkan beberapa bumbu masakan dari dalam ruang dimensi dengan hati-hati, agar anak-anak tak melihat aksinya. ia melakukan hal itu, karena rasanya tidak cocok di lidah kalau daging itu tidak dimasak dengan menggunakan bumbu.

 Aroma wangi pun langsung menyeruak di permukaan, menandakan masakan anara telah matang. Ia mengangkat dan memindahkan semua makanan itu dalam wadah yang besar, seperti kemarin malam.

Kemudian Ia juga menyisihkan untuk kedua anaknya agar nanti siang mereka bisa makan siang sendiri tanpa menunggu dirinya kembali. Mana tahu, mereka semua akan lama berada di dalam hutan.

Karena aroma yang begitu wangi, Nakula dan Sadewa terbangun dari tidur mereka.

"Kak aroma dari mana ini..?? Kenapa baunya sangat enak sekali.." ujar Sadewa dengan suara khas bangun tidurnya.

Ia juga mengucek-ngucek matanya. Sementara Sadewa menguap sambil ikut mengucap-ngucek matanya. Kedua bocil itu tengah duduk bersila sambil mengumpulkan nyawa mereka.

" Entahlah dewa, mungkin Ibu sedang memasak di dapur. Ayo kita lihat.." ajak Nakula kepada adiknya.

Sadewa pun menurut dan langsung ikut menyusul sang kakak yang sudah turun dari tempat tidur terlebih dahulu. Tapi Sadewa sebelum turun, ia menyadari sesuatu. Bahwa malam ini mereka tidur sangat nyenyak, Ia juga melihat sebuah kain yang tebal yang mereka gunakan sebagai selimut.

Tampaknya kain itu sangat wangi dan mewah. Tapi karena ia sudah ketinggalan jauh oleh sang kakak, Ia malah fokus mengejar Nakula untuk menyusul Ibu mereka di dapur dan tak banyak berpikir.

Sesampainya si kembar di dapur, mereka mendapati Ibu mereka sedang memindahkan daging-daging tersebut di dalam wadah yang besar. Terlihat asap mengepul begitu panas dalam panci atau alat masak yang digunakan anara.

"Ibu..." Ujar Nakula sambil berjalan ke arah anara. Anara yang melihat kedua anaknya telah terbangun langsung menyambut keduanya Dan meletakkan aktivitasnya terlebih dahulu.

"Eh.. kedua anak Ibu sudah bangun.. kalau begitu cuci muka terlebih dahulu setelah itu makan ya.." ujar anara dengan pelan dan lembut.

Ia menyuruh kedua anaknya terlebih dahulu untuk mencuci wajah mereka. Agar mengembalikan stamina dan kesadaran keduanya 100%. Keduanya pun langsung menganggukkan kepala mereka dan bergegas pergi menuju kamar mandi darurat.

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

Mantap 🥰🥰

2024-03-09

1

eva

eva

banyak pengajarannya.. 👍👍☺️

2024-03-07

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trussukses

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. awal sebelum kejadian
2 2. berpindah waktu
3 3. bersikap baik
4 4. sifat ibu yang berubah
5 5. buruan pertama
6 6. dapat ruang dimensi
7 7. memasak hasil buruan
8 8. membagikan makan malam di malam hari
9 9. berjanji akan merawat keduanya
10 10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11 11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12 12. buah rambutan yang manis
13 13. Amarah anara
14 14. terkejut dengan perubahan anara
15 15. bekas pukulan nenek sihir
16 16. bantuan sederhana
17 17. Adiwilaga
18 18. memulai dengan membaca buku
19 19. bibi cantik
20 20. aroma wangi dari sabun
21 21. ingin jalan-jalan
22 22. wajah cantik siapa ini ??
23 23. mitra kerjasama
24 24. dipatenkan
25 25. keadilan untuk anak kecil
26 26. sombong tapi penakut
27 27. tiga anak malang
28 28. memandikan bayi
29 29. herbal skincare
30 30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31 31. membagikan bibit tanaman
32 32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33 33. menangkap udang jumbo
34 34. langsung tepar
35 35. mandi dan nyebur
36 36. mayat berlumur darah
37 37. merawat
38 38. pamannya ngak makan Bu..??
39 39. tersadar
40 40. ingin berpura-pura
41 41. mirip
42 42. obat berbentuk bulat
43 43. saling suruh menyuruh
44 44. apa itu di punggung kalian ??
45 45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46 46. di sambut baik
47 47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48 48. hari panen
49 49. bukan raja sebenarnya
50 50. mengetahui
51 51. drama sang pangeran
52 52. rancangan mesin penggiling padi
53 53. pergi ke kota Raja
54 54. mengambil hasil
55 55. benda asing yang dikerumuni
56 56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57 57. di cemaskan
58 58. membantu
59 59. menangis kerena bawang
60 60. pipi memerah
61 61. anara merasakannya sejak pertama kali
62 62. cemburu kah..??
63 63. meminta
64 64. pengantaran batu bata
65 65. tak di persulit
66 66. sampai kapan
67 67. raja widura
68 68. apa maksudnya
69 69. aku tidak takut
70 70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71 71. sifat sebenarnya
72 72. lama-lama bisa gila
73 73. membawa permaisuri
74 74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75 75. ditolak perempuan
76 76. kapan ayah kembali ??
77 77. sangat ingin bertemu cucu
78 78. apa ini istana ??
79 79. nasehat
80 80. misi yang berjalan sempurna
81 81. ingin bertemu dengan anak-anak
82 82. ingin meminta maaf
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. awal sebelum kejadian
2
2. berpindah waktu
3
3. bersikap baik
4
4. sifat ibu yang berubah
5
5. buruan pertama
6
6. dapat ruang dimensi
7
7. memasak hasil buruan
8
8. membagikan makan malam di malam hari
9
9. berjanji akan merawat keduanya
10
10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11
11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12
12. buah rambutan yang manis
13
13. Amarah anara
14
14. terkejut dengan perubahan anara
15
15. bekas pukulan nenek sihir
16
16. bantuan sederhana
17
17. Adiwilaga
18
18. memulai dengan membaca buku
19
19. bibi cantik
20
20. aroma wangi dari sabun
21
21. ingin jalan-jalan
22
22. wajah cantik siapa ini ??
23
23. mitra kerjasama
24
24. dipatenkan
25
25. keadilan untuk anak kecil
26
26. sombong tapi penakut
27
27. tiga anak malang
28
28. memandikan bayi
29
29. herbal skincare
30
30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31
31. membagikan bibit tanaman
32
32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33
33. menangkap udang jumbo
34
34. langsung tepar
35
35. mandi dan nyebur
36
36. mayat berlumur darah
37
37. merawat
38
38. pamannya ngak makan Bu..??
39
39. tersadar
40
40. ingin berpura-pura
41
41. mirip
42
42. obat berbentuk bulat
43
43. saling suruh menyuruh
44
44. apa itu di punggung kalian ??
45
45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46
46. di sambut baik
47
47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48
48. hari panen
49
49. bukan raja sebenarnya
50
50. mengetahui
51
51. drama sang pangeran
52
52. rancangan mesin penggiling padi
53
53. pergi ke kota Raja
54
54. mengambil hasil
55
55. benda asing yang dikerumuni
56
56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57
57. di cemaskan
58
58. membantu
59
59. menangis kerena bawang
60
60. pipi memerah
61
61. anara merasakannya sejak pertama kali
62
62. cemburu kah..??
63
63. meminta
64
64. pengantaran batu bata
65
65. tak di persulit
66
66. sampai kapan
67
67. raja widura
68
68. apa maksudnya
69
69. aku tidak takut
70
70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71
71. sifat sebenarnya
72
72. lama-lama bisa gila
73
73. membawa permaisuri
74
74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75
75. ditolak perempuan
76
76. kapan ayah kembali ??
77
77. sangat ingin bertemu cucu
78
78. apa ini istana ??
79
79. nasehat
80
80. misi yang berjalan sempurna
81
81. ingin bertemu dengan anak-anak
82
82. ingin meminta maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!