11. pergi kehutan bersama para warga buangan

"Ibu kurang tahu nak. Kalau seandainya bahan makanan yang dicari cepat dapat, maka ibu dan yang lainnya akan pulang dengan cepat. Tapi kalau seandainya mencari bahan makanan itu cukup sulit, mungkin Ibu dan yang lainnya akan pulang di sore hari. Ibu juga sudah menyisihkan makan siang untuk kalian berdua, jadi kalau sudah waktunya makan siang segera makan siang Jangan ditunda dan Jangan menunggu ibu ya." Ujar anara lagi menasehati kedua anaknya.

Kedua anak itu pun saling melempar pandangan satu sama lain. Seolah mereka berdua ingin mengatakan tidak setuju kalau ibu mereka akan pergi sampai sore hari. Tapi keduanya tentu saja tak berani mengatakan hal itu. Hanya anggukan kepala saja yang bisa mereka berikan.

"Baiklah Bu. Tapi Ibu dan yang lainnya hati-hati ya.." ujar Nakula si anak yang bersikap dewasa. Tersenyum menanggapi penuturan anak-anaknya itu.

"Tentu saja. Ibu akan berhati-hati bahkan harus berhati-hati karena ada dua malaikat tampan yang menunggu kepulangan ibu. Dan kalau Ibu sedang tidak di rumah kalian tidak boleh kemana-mana kecuali dalam keadaan bahaya ya.." ujar anara lagi.

Nakula mengerti maksud dari perkataan sang ibu. Mereka tidak boleh kemana-mana, mereka tetap berada di rumah untuk menunggu kepulangan Ibu mereka. Namun jika seandainya ada orang jahat yang datang untuk membuat keonaran atau membahayakan mereka, mereka berdua wajib untuk menyelamatkan diri, jika seandainya sang ibu belum kembali.

"Baik bu. Nakula mengerti." Setelah itu mereka semua langsung larut dan fokus menyantap makanan masing-masing.

Dan tak lama, anara dan kedua anaknya pun selesai menyantap makan pagi mereka. Setelah membereskan semuanya, kini mereka beralih untuk membagikan makanan itu kepada para warga. Agar nanti di perjalanan mereka kuat dan tidak loyo.

Sesampainya mereka di tempat terbuka, ternyata sudah banyak para warga yang berkumpul di sana. Desa ini dihuni sekitar luas lapangan bola, rumah mereka didirikan agak berjauhan. Namun dalam satu rumah terdapat beberapa kepala. Mulai dari orang tua dan anak-anak. anara datang bersama dengan anak-anak nya sambil membawa makanan.

"tuan-tuan, sebelum kita memulai perjalanan kita ke hutan. Saya ada sedikit makanan. Alangkah baiknya tuan-tuan semuanya makan terlebih dahulu sebelum kita berangkat." Ujar anara kepada semuanya.

Mereka tentu saja bersorak gembira. Tanpa dikomandoi mereka Langsung membuat barisan untuk mengantri mengambil makanan tersebut. Ada juga beberapa warga lari ke dalam rumah mereka untuk mengambil tempat Begitu juga dengan warga sebagian lainnya.

Dan dengan senang hati mereka semua mengantri untuk mendapatkan makan pagi itu tanpa terkecuali. Beruntung banyaknya warga di sana masih bisa dijangkau oleh anara. jadi, makanan yang masak cukup untuk semua.

Setelah semuanya sudah mendapatkan bagian, baik itu yang berada di tempat terbuka maupun yang berada di dalam dalam rumah, mereka semua pun fokus menyantap makanan di tempat itu tanpa berpindah. Sementara anara memilih untuk duduk bermain bersama dengan anak-anaknya sambil menunggu para warga selesai menghabiskan makanan untuk mereka.

***

Tak menunggu waktu lama, akhirnya para warga pun selesai makan. Walaupun masih merasa lapar tapi mereka sudah cukup puas mendapatkan makanan itu.

"Nona kami sudah selesai, Apakah kita bisa berangkat sekarang..??" Tanya seorang bapak-bapak paruh baya. Anara pun langsung melihat ke arah bapak tersebut dan menggangguk.

"Baik Pak. Oh iya kakak dan adik segera kembali ke rumah ingat pesan ibu ya.." ujar anara lagi.

Setelah itu, mereka semua langsung pergi meninggalkan Desa mereka dan masuk ke dalam hutan untuk mencari bahan makanan. Seperti yang dilakukan anara kemarin saat berburu ke dalam hutan, tak berselang 30 menit mereka telah menemukan bahan makanan.

Di sana mereka menemukan ubi jalar dan ubi kayu seperti yang didapatkan anara kemarin. Bahkan di dalam hutan itu juga mereka menemukan berbagai jenis pisang yang bisa dikonsumsi.

Mereka tak melewatkan hal tersebut dan mengambilnya setelah mendapat penjelasan dari anara. Setelah merasa mereka sudah cukup jauh berjalan, Mereka pun meminta untuk beristirahat terlebih dahulu sambil mengecek Apakah mereka semua telah mendapatkan bahan makanan secara rata.

"Nona. Kami rasa kita sudah berjalan cukup jauh.. Bagaimana kalau kita beristirahat terlebih dahulu.." ujar salah satu ibu yang ikut datang mencari bahan makanan.

Tak hanya bapak-bapak yang ikut andil datang memasuki hutan, tetapi para istri dan anak-anak muda lainnya ikut datang. Anara pun langsung melihat ke arah para warga yang memang sudah sangat letih.

"Baiklah tuan-tuan, nyonya-nyonya. Mari istirahat terlebih dahulu, karena sepertinya kita juga sudah mendapatkan banyak. Besok kita akan melanjutkan lagi mencari bahan makanan di dalam hutan." Ujar anara lagi. Mereka semua pun langsung mengambil tempat duduk masing-masing dan meletakkan keranjang bawaan mereka di tanah.

"Kami pikir hutan tidak menyediakan makanan yang bisa dikonsumsi.. sehingga kita semua kelaparan di tempat ini. Padahal hutan memberikan semua apa yang kita butuhkan.." ujar salah satu warga.

"Iya betul, coba dari dulu kita tahu, pasti hidup kita tidak akan terlalu menderita seperti ini." Timpal yang lain. Anara yang mendengar obrolan singkat itu langsung membuka mulutnya bersuara.

"tuan-tuan. Hutan memang menyediakan bahan makanan yang bisa kita konsumsi. Tapi kalau hanya mengandalkan hasil dari hutan juga tidak baik. Karena dari hari ke hari, hasilnya pasti akan berkurang. Jadi Saya berencana Bagaimana kalau kita membuka lahan pertanian di tempat ini..??" Tanya anara kepada para warga tersebut. Para warga itu tentu saja setuju dengan apa yang dituturkan oleh anara. Mereka juga mengerti bahan makanan yang setiap hari diambil dari hutan pasti di kemudian hari akan habis.

"Kami sangat setuju nona. Apalagi Desa kita ini adalah tempat pembuangan bagi orang-orang yang dianggap sampah di kerajaan ini. Mereka juga tidak memperdulikan kita setelah dibuang. Namun yang menjadi pertanyaan nona, tempat ini sangat gersang, walaupun ada mata air namun cukup jauh untuk kita tempuh.. kira-kira kalau kita bertani apakah akan ada hasilnya nona..??" Tanya warga tersebut ia ingin mendengar pendapat dari anara.

Anara yang mendengar penuturan tersebut mengerti dengan kekhawatiran para warga. Apalagi sebelumnya mereka belum pernah mencoba untuk bertani atau bercocok tanam.

Jika anara mengingat-ingat kembali, semua yang dibuang ke tempat ini dahulunya adalah orang-orang terhormat. Yang memiliki kedudukan dan intelektual tinggi. Tapi mungkin karena suatu masalah yang mereka hadapi, sehingga membuat mereka berakhir di tempat ini.

"Tenang saja tuan-tuan. Walaupun tanah di sini belum pernah diolah, tapi saya yakin tanahnya subur karena hutan juga tumbuh begitu lebatnya. Itu menandakan bahwa tempat ini cocok untuk dijadikan tempat pertanian. Jadi tidak perlu khawatir.." ujar anara lagi.

Terpopuler

Comments

Parth NSaint

Parth NSaint

semangat

2024-04-23

0

nurliana

nurliana

Ayoo semangat betanii 🥰🥰

2024-03-09

3

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

trusberkarya

2024-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 1. awal sebelum kejadian
2 2. berpindah waktu
3 3. bersikap baik
4 4. sifat ibu yang berubah
5 5. buruan pertama
6 6. dapat ruang dimensi
7 7. memasak hasil buruan
8 8. membagikan makan malam di malam hari
9 9. berjanji akan merawat keduanya
10 10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11 11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12 12. buah rambutan yang manis
13 13. Amarah anara
14 14. terkejut dengan perubahan anara
15 15. bekas pukulan nenek sihir
16 16. bantuan sederhana
17 17. Adiwilaga
18 18. memulai dengan membaca buku
19 19. bibi cantik
20 20. aroma wangi dari sabun
21 21. ingin jalan-jalan
22 22. wajah cantik siapa ini ??
23 23. mitra kerjasama
24 24. dipatenkan
25 25. keadilan untuk anak kecil
26 26. sombong tapi penakut
27 27. tiga anak malang
28 28. memandikan bayi
29 29. herbal skincare
30 30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31 31. membagikan bibit tanaman
32 32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33 33. menangkap udang jumbo
34 34. langsung tepar
35 35. mandi dan nyebur
36 36. mayat berlumur darah
37 37. merawat
38 38. pamannya ngak makan Bu..??
39 39. tersadar
40 40. ingin berpura-pura
41 41. mirip
42 42. obat berbentuk bulat
43 43. saling suruh menyuruh
44 44. apa itu di punggung kalian ??
45 45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46 46. di sambut baik
47 47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48 48. hari panen
49 49. bukan raja sebenarnya
50 50. mengetahui
51 51. drama sang pangeran
52 52. rancangan mesin penggiling padi
53 53. pergi ke kota Raja
54 54. mengambil hasil
55 55. benda asing yang dikerumuni
56 56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57 57. di cemaskan
58 58. membantu
59 59. menangis kerena bawang
60 60. pipi memerah
61 61. anara merasakannya sejak pertama kali
62 62. cemburu kah..??
63 63. meminta
64 64. pengantaran batu bata
65 65. tak di persulit
66 66. sampai kapan
67 67. raja widura
68 68. apa maksudnya
69 69. aku tidak takut
70 70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71 71. sifat sebenarnya
72 72. lama-lama bisa gila
73 73. membawa permaisuri
74 74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75 75. ditolak perempuan
76 76. kapan ayah kembali ??
77 77. sangat ingin bertemu cucu
78 78. apa ini istana ??
79 79. nasehat
80 80. misi yang berjalan sempurna
81 81. ingin bertemu dengan anak-anak
82 82. ingin meminta maaf
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. awal sebelum kejadian
2
2. berpindah waktu
3
3. bersikap baik
4
4. sifat ibu yang berubah
5
5. buruan pertama
6
6. dapat ruang dimensi
7
7. memasak hasil buruan
8
8. membagikan makan malam di malam hari
9
9. berjanji akan merawat keduanya
10
10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11
11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12
12. buah rambutan yang manis
13
13. Amarah anara
14
14. terkejut dengan perubahan anara
15
15. bekas pukulan nenek sihir
16
16. bantuan sederhana
17
17. Adiwilaga
18
18. memulai dengan membaca buku
19
19. bibi cantik
20
20. aroma wangi dari sabun
21
21. ingin jalan-jalan
22
22. wajah cantik siapa ini ??
23
23. mitra kerjasama
24
24. dipatenkan
25
25. keadilan untuk anak kecil
26
26. sombong tapi penakut
27
27. tiga anak malang
28
28. memandikan bayi
29
29. herbal skincare
30
30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31
31. membagikan bibit tanaman
32
32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33
33. menangkap udang jumbo
34
34. langsung tepar
35
35. mandi dan nyebur
36
36. mayat berlumur darah
37
37. merawat
38
38. pamannya ngak makan Bu..??
39
39. tersadar
40
40. ingin berpura-pura
41
41. mirip
42
42. obat berbentuk bulat
43
43. saling suruh menyuruh
44
44. apa itu di punggung kalian ??
45
45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46
46. di sambut baik
47
47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48
48. hari panen
49
49. bukan raja sebenarnya
50
50. mengetahui
51
51. drama sang pangeran
52
52. rancangan mesin penggiling padi
53
53. pergi ke kota Raja
54
54. mengambil hasil
55
55. benda asing yang dikerumuni
56
56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57
57. di cemaskan
58
58. membantu
59
59. menangis kerena bawang
60
60. pipi memerah
61
61. anara merasakannya sejak pertama kali
62
62. cemburu kah..??
63
63. meminta
64
64. pengantaran batu bata
65
65. tak di persulit
66
66. sampai kapan
67
67. raja widura
68
68. apa maksudnya
69
69. aku tidak takut
70
70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71
71. sifat sebenarnya
72
72. lama-lama bisa gila
73
73. membawa permaisuri
74
74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75
75. ditolak perempuan
76
76. kapan ayah kembali ??
77
77. sangat ingin bertemu cucu
78
78. apa ini istana ??
79
79. nasehat
80
80. misi yang berjalan sempurna
81
81. ingin bertemu dengan anak-anak
82
82. ingin meminta maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!