6. dapat ruang dimensi

Dan dalam sekejap, semua peralatan dan juga daging rusa yang ada disana lenyap dengan seketika. Mendapati hal yang seperti itu, lagi-lagi membuat anara terkejut.

"Eh... Apa ini.." ia menjadi bingung sendiri. Ia celinga-celinguk mencari kesana kemari. Kemana perginya hasil buruannya itu.

"Apa-apaan ini. Kenapa semuanya hilang dengan sekejap?" Tanya anara dengan penuh penasaran.

Ia kembali mengulang ingatannya sebelum benda dan hasil buruannya itu menghilang.

"Tadi, dalam hati aku mengatakan masuk ya... Jangan jangan.." pikirannya kembali konyol.

Tapi, ia berpikir lagi, tidak ada salahnya jika dicoba lagi. Akhirnya ia kembali mencoba dengan mengatakan keluar dalam hatinya. Dan dengan sekejap, hewan buruan nya itu kembali dengan utuh. Mendapati kenyataan yang seperti itu lagi. Membuat anara tidak percaya.

"Wah !!! Daebak !!! Luar biasa, apakah aku memilikinya...??" Ujar anara lembut diakhiri kalimatnya. Ia melihat, sepertinya hanya ada rusa saja yang keluar, lalu dimana yang lain. Ia kembali memikirkan hal-hal yang terjadi sebelumnya. Dan anara mencoba mengatakan ulang.

"Pisau tajam, keluar." Ujarnya. Seperti sihir yang begitu nyata, pisau tajam pun keluar. Lagi-lagi anara dibuat girang.

"Hahaha... Kalau begitu, aku tau apa yang harus kulakukan... Hahaha.. mudah-mudahan saja...." Ujarnya dengan riang gembira. Ia pun langsung mengatakan masuk lagi, sehingga membuat hewan buruan dan pisau tajam itu menghilang dari sana.

"Kalau begini kan enak. Main. karena memang sudah sewajarnya, kalau melakukan perpindahan waktu harus memiliki ruang penyimpanan. Kalau tidak, yah..bisa jadi gembel disini." Ujar anara dengan senang.

Tapi, saat anara kembali ingin melanjutkan perjalanan nya. Tiba-tiba, cincin itu mengeluarkan cahaya keemasan dan membungkus tubuh Anara. anara sendiri langsung panik, tapi, tak lama, Kini, dirinya berada di sebuah tempat yang sangat bagus dan juga sepi. Membuat anara kembali bertanya-tanya.

"Eh.. dimana lagi ini.." ujarnya lagi. Ia melihat, didepan matanya ada sebuah bangunan bagus yang sepertinya tidak berpenghuni.

Di samping tempat itu juga, ada sebuah mata air yang mengeluarkan air dengan aroma yang begitu wangi. Anara yang memang tidak membawa bekal minum dan lainnya, langsung berjalan mendekat kearah mata air itu dan langsung meneguk airnya tanpa ampun. Aroma harum yang menyeruak itu, tentu saja tidak mampu di tolak

"Wah... !! Airnya sangat enak dan juga segar. Pasti, anak-anak juga menyukainya." Entah kenapa, jiwa Aryani tiba-tiba memikirkan kedua anak dari pemilik tubuh ini.

barang kali, dirinya sudah memposisikan dirinya dengan baik sebagai ibu keduanya. Karena anara begitu ingin mengambil dan membawa air manis dan wangi ini. Ia mencoba untuk meminta kepada pemiliknya.

Barangkali, ia bisa mendapatkan sedikit untuk anak-anak nya. Anara pun berjalan mendekat kearah pintu bangunan tersebut dan berniat mengetuk pintu itu. Namun, sebelum dirinya menyentuh pintu itu, pintu tersebut sudah lebih dulu terbuka, seperti mempersilahkan dirinya masuk kedalam. Anara tentu saja terkejut, tapi tak merasa takut, rasa penasaran nya jauh lebih besar ketimbang rasa takutnya.

"Eh... Terbuka sendiri. Lalu mana orang nya." Ia celinga-celinguk mencari kesana kemari, barang kali, ada seseorang di sana. tak lupa, ia juga memanggil seorang mengawali kata permisi. Namun nyatanya, tempat itu memang tidak ada siapapun kecuali dirinya.

"Aneh..." Ujarnya.

Akhirnya, karena penasaran, ia pun langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam bangunan itu. setelah itu, pintu yang terbuka, langsung tertutup kembali. Namun, anara tidak menyadari nya. Karena, saat masuk, dirinya langsung disuguhkan dengan pemandangan yang begitu mak-mak inginkan. Apalagi Kalau bukan kebutuhan sehari-hari. Disana ada tumpukan beras yang berkarung-karung dan juga lainnya.

"Wah!! Ini mah namanya surganya para ibuk-ibuk." Teriaknya.

Ia pun langsung berlari mengecek apakah ini semuanya nyata atau hanya khayalan dirinya saja, karena mengingat, dirinya yang begitu ingin memberikan yang terbaik untuk dirinya dan orang lain.

"Waduh.. ini semua benaran nyata. Kalau begini caranya, aku bisa memberikan makanan satu desa yang sedang kelaparan ini." Ujarnya dengan penuh semangat.

Namun tiba-tiba ia berpikir kembali. Tidak mungkin kan, dirinya membagikan sembako semua ini secara mendadak. Yang ada, orang malah mencurigainya.

Akhirnya, ia mengurungkan niatnya untuk melakukan hal itu. Ia akan mencari jalan lain untuk membantu. Dengan singkat, setelah mempelajari semua dan mengerti, kini anara kembali keluar dari ruangan dimensinya itu, kembali kedunia nyata. Dan ternyata, perhitungan waktu begitu lambat, ketika dirinya berada di ruang dimensi. perbedaan waktu nya Begitu jauh. bayangkan saja, sehari berada di ruang dimensi, dan di dunia nyata hanya terlewatkan satu jam.

"Wah !! Aku tidak menyangka. Kalau aku yang memiliki hobbi mendaki dan menaklukkan gunung tertinggi, akan menemukan dan mengalami peristiwa seperti ini. Sungguh, ini semua diluar kuasaku." Ujarnya lagi.

tanpa pikir panjang, Anara pun langsung kembali menjalankan rencana semula, untuk mencari beberapa tanaman yang bisa di konsumsi oleh mereka. Dan, lagi-lagi, anara menemukan banyak makanan yang bisa di konsumsi.

Kali ini, ia menemukan ubi kayu alias singkong yang berbuah sangat banyak. Dan dengan senang hati, ia juga memanen tanaman itu dan memasukkannya dalam ruangan dimensinya. Setelah anara merasa cukup, ia pun langsung memutuskan untuk kembali. Apalagi, waktu sudah menunjukkan mulai gelap.

Sementara dalam gubuk derita, dua anak kembar Nakula dan Sadewa yang saat ini sedang berada dalam gubuk menunggu kepulangan sang ibu, dibuat cemas dan takut. Mereka sudah menunggu ibu mereka sedari tadi, tapi sampai sekarang, tak ada tanda-tanda kalau sang ibu akan kembali.

"Kakak. Apakah ibu berbohong pada kita, dan malah pergi meninggalkan kita sendiri. Dewa takut kak." Ujar Sadewa.

Walaupun mereka juga menginginkan ibu mereka pergi, tapi melihat perubahan sikap ibu mereka hari ini, membuat keduanya menjadi berpikir ulang dengan keinginan mereka itu.

"Tenang lah dewa, ibu pasti pulang. Kalau pun ibu pergi meninggalkan kita, kan masih ada kakak yang menemanimu disini. Kakak tidak akan meninggalkan mu." Ujar Nakula dengan sikap yang benar-benar dewasa.

Tak dapat Mereka pungkiri, kalau mereka juga sedang ketakutan hidup sendiri tanpa pelindung. Namun, disaat mereka sedang berpelukan untuk membagi rasa sedih mereka, tiba-tiba diluar gubuk mereka ada yang mengetuk pintu. Membuat keduanya tersadar.

Tok tok tok

"Nakula, Sadewa. Ini ibu. Tolong bukakan pintunya." Ujar anara dari Balik pintu.

Kedua saudara kembar yang mendengar suara ibu mereka itu, langsung bergegas membukakan pintu untuk nya. Saat mereka membukakan pintu itu, seulas senyum manis terbit di bibir sang ibu

"Ibu.." ujar mereka dengan pelan. Namun masih terdengar jelas di telinga anara

"Ya sayang. Ini ibu. Bagaimana, kalian berdua baik-baik saja bukan..??" Ujar anara lagi sambil berjalan masuk dengan beberapa bawaan ditangannya. Keduanya pun langsung menganggukkan kepala dengan patuh.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***