10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa

"Baik bu." Nakula dan Sadewa pun secepatnya berlalu dari hadapan sang Ibu dan pergi ke tempat di mana mereka biasanya mandi dan mencuci wajah.

Mereka tak banyak tingkah, walaupun mereka tahu bahwa air di sana perlu ditimbah terlebih dahulu. Tapi karena mereka telah terbiasa menimba air sendiri untuk mereka, jadi tidak terlalu mau merepotkan sang ibu.

Namun, sesampainya mereka di kamar mandi darurat itu, mereka mendapati air dalam gentong besar yang sudah diisi penuh. Sepertinya sang Ibu telah menimba air tersebut untuk mereka.

"Lihat Kak, sepertinya Ibu telah menimba air untuk kita. Bahkan Ibu juga menutup permukaan sumur." Ujar Sadewa sambil menunjuk permukaan sumur yang sudah ditutup oleh anara.

Anara pun sengaja menutup permukaan sumur tersebut karena ia tidak ingin terjadi sesuatu kepada anak-anaknya. Di zaman modern banyak sekali anak-anak meninggal karena tercebur ke dalam sumur akibat kelalaian orang tua. Jadi anara tidak ingin terjadi apa-apa dengan anak kembarnya ini. Sehingga Ia memutuskan membuat hal tersebut.

Nakula dan Sadewa pun tersenyum senang. Kapan lagi kan Ibu mereka akan memperhatikan mereka seperti saat ini. Dengan senang hati dan riang gembira, mereka berdua langsung membersihkan tubuh mereka secara langsung. Walaupun airnya dingin namun tak terasa dingin di badan mereka. Setelah selesai keduanya pun langsung kembali bertemu dengan sang ibu dengan masih menggunakan baju yang sama.

"Ibu kami sudah selesai mandi... Terima kasih Ibu telah menimbahkan air untuk kami..." Ujar Nakula dan Sadewa sambil tersenyum.

Anara yang sudah menyelesaikan pekerjaannya dan kini sedang menata makanan untuk mereka Langsung mengarahkan pandangannya ke arah anak-anaknya. Ia tersenyum melihat betapa manisnya senyum kedua anak ini.

Bahkan anara sempat berpikir bahwa bapak dari anak-anak tersebut pastilah sangat tampan. Tapi bayangan mengenai siapa ayah kedua anak-anak ini masih tak terlihat jelas di dalam bayang-bayang yang ditinggalkan oleh pemilik tubuh.

"Loh kok langsung mandi sih nak.. ibu kan tadi cuman nyuruh cuci muka, memangnya air itu nggak dingin ya...??" Tanya anara kepada kedua anaknya. Nakula dan Sadewa pun cengengesan dan kemudian menggelengkan kepala mereka.

"Tidak Bu, Kami sudah biasa dengan air dingin.. jadi tidak dingin lagi.." ujar keduanya.

Anara pun tersenyum melihat respon kedua anak gambar itu. Padahal niat hati dirinya ingin memasakkan air panas terlebih dahulu untuk mandi mereka. Namun nyatanya kedua anak ini cukup kebal terhadap suhu dingin yang diberikan oleh air tersebut. namun tiba-tiba anara teringat pada dua setel pakaian yang ia bawa dari ruang dimensi.

"oh iya, Ibu hampir lupa. karena Nakula dan Sadewa sudah mandi, ibu ada hadiah untuk Nakula dan Sadewa. segera kembali ke kamar dan ambil baju yang masih terbungkus dengan plastik putih dan kenakanlah. Ibu menyimpan itu untuk Nakula dan Sadewa sudah sangat lama. tapi karena Ibu merasa gengsi jadi ibu tidak memberikannya." ujarnya dengan kalimat yang penuh dengan kebohongan. mendengar penuturan Ibu mereka, keduanya pun langsung saling pandang satu sama lain.

"sudah sana, ambil baju itu dan kenakan. setelah itu kembali lagi ke sini karena kita akan mulai sarapan pagi." ujar anara lagi.

"baik bu." ujar keduanya. dan tanpa dikomandoi, keduanya pun langsung berlalu dari dapur dan kembali ke kamar. ternyata benar ada dua baju yang masih dibungkus dengan plastik putih bening. Nakula mendekati dan mengambilnya.

"Apakah baju ini yang dimaksud oleh ibu.." ujar Nakula kepada sang adik. Sadewa pun langsung mengganggu kan kepalanya dan mengambil baju lainnya. dan dengan penuh hati yang berbunga-bunga ia langsung merobek plastik tersebut dan kemudian memakaikannya. tapi ternyata mereka agak bingung karena desain dari baju tersebut berasal dari zaman modern.

"eh kakak. Bagaimana cara menggunakan baju ini , dewa bingung.." ujar Sadewa dengan ekspresi yang begitu lucu. Nakula pun langsung terbahak-bahak melihat ekspresi sang adik.

"Ya sudah kalau begitu. kita temui Ibu saja." namun sebelum mereka keluar dari tempat itu, anara sudah lebih dulu menyusul mereka.

"eh ibu. baru saja Nakula dan Sadewa ingin bertemu dengan ibu. kami bingung bagaimana cara memasang baju ini." ujar Nakula sambil memperlihatkan baju tersebut. anara pun tersenyum dan menyentuh hidung keduanya. kemudian tanpa mengatakan apapun langsung mengambil alih memasangkan baju-baju itu ke badan anak-anaknya. ternyata kedua baju itu sangat cocok untuk mereka dan juga pas di badan mereka.

"Ternyata anak-anak Ibu ganteng ya..." ujar anara memuji kedua anaknya.

"Ya sudah kalau begitu. Ayo kita kembali ke dapur sayang dan makan dulu." Ujar anara kepada anak-anaknya. Nakula dan Sadewa pun mengganggu kan kepala mereka dengan antusias. sesampainya mereka di dapur, anara langsung mempersilakan kedua anaknya untuk duduk.

Mereka berdua pun menurut dan langsung mengambil posisi duduk masing-masing. Sementara anara langsung mengambilkan makanan untuk anak-anaknya. Saat itu Nakula memandangi wajah ibunya begitu lekat. Sifat ibu mereka yang tiba-tiba berubah menjadi baik ini membuat Nakula begitu senang.

Dalam hatinya juga sering berdoa agar hati ibu mereka tetap lembut seperti ini dan memperhatikan mereka. Ia juga menginginkan sang Ibu tidak lagi membentak keduanya dan menghukum mereka secara berlebihan.

"Ayo sayang makan makanannya Jangan termenung terus.. Ibu tahu kalau Ibu cantik hehehe..." Ujar anara menggoda anak pertamanya itu. Nakula yang mendengarkan gurauan sang Ibu mendadak menjadi malu karena ketangkap basah sedang memandangi wajah sang ibu.

"Maaf Bu. Nakula tak bermaksud bersikap kurang ajar kepada ibu. Nakula hanya ingin melihat wajah Ibu dari dekat tanpa rasa takut." Ujar Nakula dengan pelan sambil menundukkan wajahnya karena malu.

Anara pun tersenyum dan membelai lembut kepala sang anak yang masih basah itu.

"Tidak apa-apa sayang.. Ibu cukup senang melihat Nakula dan Sadewa mau menerima ibu dan memberikan Ibu kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita. Nah, untuk kedua anak kembar ibu yang paling ganteng jangan merasa takut lagi ya nak.. jika Ibu salah, Ibu minta maaf. Oh ya, Ibu juga sekalian ingin mengatakan kepada Nakula dan Sadewa, nanti setelah kita makan, kita bawakan makanan itu untuk para warga yang lain ya. Sekaligus Ibu juga akan berangkat ke hutan bersama dengan para warga untuk mencari bahan makanan. Kasihan saudara-saudara kita di sini kelaparan.." ujar anara langsung mengatakan tujuannya kepada anak-anaknya.

Bukan apa-apa, anara hanya berniat membangun hubungan baik dengan anak-anaknya itu. Nakula dan Sadewa langsung mengangkat kepala mereka dan melihat ke arah sang ibu.

"Apakah ibu akan lama pergi ke hutan..??" Tanya Sadewa yang dahulunya memilih fokus untuk menyantap makanannya. Anara tersenyum menanggapi pertanyaan sang anak.

Terpopuler

Comments

nurliana

nurliana

Menikmati setiap alurna 🥰🥰

2024-03-09

1

eva

eva

lanjuuutttt

2024-03-07

1

Fifid Dwi Ariyani

Fifid Dwi Ariyani

rusceria

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. awal sebelum kejadian
2 2. berpindah waktu
3 3. bersikap baik
4 4. sifat ibu yang berubah
5 5. buruan pertama
6 6. dapat ruang dimensi
7 7. memasak hasil buruan
8 8. membagikan makan malam di malam hari
9 9. berjanji akan merawat keduanya
10 10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11 11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12 12. buah rambutan yang manis
13 13. Amarah anara
14 14. terkejut dengan perubahan anara
15 15. bekas pukulan nenek sihir
16 16. bantuan sederhana
17 17. Adiwilaga
18 18. memulai dengan membaca buku
19 19. bibi cantik
20 20. aroma wangi dari sabun
21 21. ingin jalan-jalan
22 22. wajah cantik siapa ini ??
23 23. mitra kerjasama
24 24. dipatenkan
25 25. keadilan untuk anak kecil
26 26. sombong tapi penakut
27 27. tiga anak malang
28 28. memandikan bayi
29 29. herbal skincare
30 30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31 31. membagikan bibit tanaman
32 32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33 33. menangkap udang jumbo
34 34. langsung tepar
35 35. mandi dan nyebur
36 36. mayat berlumur darah
37 37. merawat
38 38. pamannya ngak makan Bu..??
39 39. tersadar
40 40. ingin berpura-pura
41 41. mirip
42 42. obat berbentuk bulat
43 43. saling suruh menyuruh
44 44. apa itu di punggung kalian ??
45 45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46 46. di sambut baik
47 47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48 48. hari panen
49 49. bukan raja sebenarnya
50 50. mengetahui
51 51. drama sang pangeran
52 52. rancangan mesin penggiling padi
53 53. pergi ke kota Raja
54 54. mengambil hasil
55 55. benda asing yang dikerumuni
56 56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57 57. di cemaskan
58 58. membantu
59 59. menangis kerena bawang
60 60. pipi memerah
61 61. anara merasakannya sejak pertama kali
62 62. cemburu kah..??
63 63. meminta
64 64. pengantaran batu bata
65 65. tak di persulit
66 66. sampai kapan
67 67. raja widura
68 68. apa maksudnya
69 69. aku tidak takut
70 70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71 71. sifat sebenarnya
72 72. lama-lama bisa gila
73 73. membawa permaisuri
74 74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75 75. ditolak perempuan
76 76. kapan ayah kembali ??
77 77. sangat ingin bertemu cucu
78 78. apa ini istana ??
79 79. nasehat
80 80. misi yang berjalan sempurna
81 81. ingin bertemu dengan anak-anak
82 82. ingin meminta maaf
Episodes

Updated 82 Episodes

1
1. awal sebelum kejadian
2
2. berpindah waktu
3
3. bersikap baik
4
4. sifat ibu yang berubah
5
5. buruan pertama
6
6. dapat ruang dimensi
7
7. memasak hasil buruan
8
8. membagikan makan malam di malam hari
9
9. berjanji akan merawat keduanya
10
10. baju baru untuk Nakula dan Sadewa
11
11. pergi kehutan bersama para warga buangan
12
12. buah rambutan yang manis
13
13. Amarah anara
14
14. terkejut dengan perubahan anara
15
15. bekas pukulan nenek sihir
16
16. bantuan sederhana
17
17. Adiwilaga
18
18. memulai dengan membaca buku
19
19. bibi cantik
20
20. aroma wangi dari sabun
21
21. ingin jalan-jalan
22
22. wajah cantik siapa ini ??
23
23. mitra kerjasama
24
24. dipatenkan
25
25. keadilan untuk anak kecil
26
26. sombong tapi penakut
27
27. tiga anak malang
28
28. memandikan bayi
29
29. herbal skincare
30
30. berjanji untuk mendidik dengan baik
31
31. membagikan bibit tanaman
32
32. desa buangan berubah menjadi desa yang sejuk
33
33. menangkap udang jumbo
34
34. langsung tepar
35
35. mandi dan nyebur
36
36. mayat berlumur darah
37
37. merawat
38
38. pamannya ngak makan Bu..??
39
39. tersadar
40
40. ingin berpura-pura
41
41. mirip
42
42. obat berbentuk bulat
43
43. saling suruh menyuruh
44
44. apa itu di punggung kalian ??
45
45. orang orang buangan yang melahirkan inovasi
46
46. di sambut baik
47
47. mencoba buah matoa dan lengkeng liar
48
48. hari panen
49
49. bukan raja sebenarnya
50
50. mengetahui
51
51. drama sang pangeran
52
52. rancangan mesin penggiling padi
53
53. pergi ke kota Raja
54
54. mengambil hasil
55
55. benda asing yang dikerumuni
56
56. membeli batu-bata dan tanah perekat
57
57. di cemaskan
58
58. membantu
59
59. menangis kerena bawang
60
60. pipi memerah
61
61. anara merasakannya sejak pertama kali
62
62. cemburu kah..??
63
63. meminta
64
64. pengantaran batu bata
65
65. tak di persulit
66
66. sampai kapan
67
67. raja widura
68
68. apa maksudnya
69
69. aku tidak takut
70
70. siapa yang mengutus pembunuh ??
71
71. sifat sebenarnya
72
72. lama-lama bisa gila
73
73. membawa permaisuri
74
74. terlalu rakus dengan kekuasaan
75
75. ditolak perempuan
76
76. kapan ayah kembali ??
77
77. sangat ingin bertemu cucu
78
78. apa ini istana ??
79
79. nasehat
80
80. misi yang berjalan sempurna
81
81. ingin bertemu dengan anak-anak
82
82. ingin meminta maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!