Perjodohan

8 bulan kemudian...

Setelah kedatangan Sita delapan bulan lalu ke Bandung, tak lama ia mendapatkan info lowongan pekerjaan menjadi guru SD di dekat desanya. Setelah itu Sita melamar disana, tak lama kemudian lamarannya diterima dan ia berhasil bekerja di SD. Meskipun masih menjadi guru honorer, ia tetap mensyukurinya. Terkadang saat tak ada kerjaan lain sita juga mengambil pekerjaan freelancer yang gajinya rumayan untuk kehidupannya sehari-hari. Selama delapan bulan itu, Sita nikmati kehidupannya dengan sederhana. Sementara Bundanya Sita masih menerima pesanan kue dan juga menintipkan kue buatannya di toko sekitaran sana.

Awalnya kehidupan Sita sangat menyenangkan, hingga akhirnya ada sebuah perjodohan yang sama sekali tidak Sita harapkan. Akibat keegoisan Riska, Sitalah yang harus menanggungnya. Awalnya Riska sempat melupakan janji itu, namun sahabatnya Riska yang bernama Gina datang untuk menagih perjanjian mereka. Perjodohan ini sudah sangat lama, tepatnya saat Sita masih berada di dalam kandungan. Saat itu Riska sudah tau jika anaknya berjenis kelamin perempuan sedangkan Gina yang saat itu sudah memiliki anak laki-laki berusia 5 tahun sangat bersemangat untuk menjodohkan anaknya dengan anak Riska. Akhirnya mereka sepakat jika suatu saat ketika anak-anaknya sudah beranjak dewasa, mereka akan menjodohkannya.

Saat ini Gina dan anaknya yang bernama Anam sudah berada di kediaman Nini dan Aki Sita.

"Sita." panggil Riska.

Sebenarnya Sita sangat malas bertemu dengan mereka, ia sudah tau jika akan dijodohkan dengan laki-laki yang bernama Anam itu. Akhirnya Sita keluar dari kamarnya.

"Sini nak, duduk di sebelah Bunda." Sita menuruti kata Bundanya dan kini duduk di sebelah Riska. Sita memberi senyuman simpul kepada Gina dan Anam.

"Wahh udah segede ini ternyata Sita, dulu tante terakhir lihat kamu itu masih kecil sekitar umur enam bulanan yakan Ris." ucap Gina dan dianggukki oleh Riska.

"Anam aja udah segede ini." balas Riska.

"Sita katanya sudah kerja di SD ya?" tanya Gina.

"iya tante."

"Wah dari pekerjaan aja mereka udah serasi loh jeng, kalau Anam sekarang udah kerja di kantor. Baru aja kemarin dia dinaikkan jabatanya jadi manager tetap di perusahannya." ungkap Gina.

"Beneran jeng, ihh bagus loh itu." balas Riska.

Mereka saling berbicara untuk membanggakan anak-anaknya, sampai akhirnya Gina menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke rumah Riska.

"Yah jadi begini jeng, beberapa tahun lalu kan kita udah sepakat untuk menjodohkan anak kita berdua. Dan dikarenakan mereka sudah sama-sama dewasa maka kita akan lanjutkan pembahasan kita mengenai hal ini. Jadi bagaimana jeng? Kebetulan Anam masih sendiri, kalau nak Sita bagaimana?" ucap Gina lalu bertanya. Mereka saling menatap Sita, seakan kuncinya berada di tangan Sita.

"Sita juga masih sendiri tan."

"Alhamdulillah, kalau begitu jika perjodohan ini berlanjut apakan kalian setuju?" tanya Gina lagi.

Mereka berdua sama-sama diam.

"Bagaimana nak Anam?" tanya Riska.

"Saya... ikut kata Mama tan." ucap Aman pada akhirnya.

"Sita?" tanya Riska.

"Terserah Bunda." pasrah Sita. Ia sudah tak bisa berkata apapun lagi, sebab semalam bundanya memaksa Sita untuk menuruti perjodohan itu dengan alasan demi kebaikan Sita.

"Baiklah mulai hari ini kalian sudah resmi dijodohkan, nanti soal pernikahannya kita bahas lain waktu. Aku juga harus ngobrol dulu ke papanya Anam." ucap Gina.

"Siap jeng."

Setelah pembahasan lama, akhirnya Gina dan Anam pun pulang.

*

*

Sementara Sita dijodohkan, justru hubungan Ambar dan Riki juga harus kandas juga. Hal ini terjadi karena orang tua Riki tak menyetujui hubungannya dengan Ambar karena perbedaan Agama, selain itu Riki juga sudah di jodohkan oleh orang tuannya.

Malam ini menjadi saksi kesedihan dua wanita yang dilanda kepedihan di dalam hatinya masing-masing. Karena tak tau harus berbagi dengan siapa, maka Ambar putuskan untuk menghubungi Sita melalui video call.

"Triiiinggggggg."

Bunyi panggilan video di ponsel Sita. Awalnya ia ragu untuk mengangkat panggilan dari Ambar, namun karena tak enak jika mengabaikannya akhirnya Sita mengangkat panggilan itu. Sita buru-buru menghapus air mata yang baru saja ia tumpahkan.

"Assalamualaikum." sapa Ambar.

"Waalaikumsalam." sahut Sita.

Terlihat Ambar yang masih meneteskan air matanya.

"Ambar lo kenapa?" tanya Sita.

"Aku habis putus sama Riki."

"Kok bisa sih."

"Lo tau kan kalau gue sama dia beda agama, dan orang tua dia gak setuju sama hubungan kita." jelas Ambar.

"Hufffttt," Sita menghembuskan nafasnya dengan kasar. " kadang hidup memang gak sesuai dengan apa yang kita harapkan, tapi gue yakin jika suatu saat kita bakal menemukan kebahagiaan yang sebenarnya. Baik itu cepat atau lambat." ujar Sita yang tak hanya menasehati Ambar namun juga berusaha mensehati dirinya sendiri.

"Lo habis nangis juga ya sist?" tanya Ambar curiga.

"Kelihatan banget ya?" Sita mengusap matanya.

"Kenapa? Kan aku udah bilang kalau ada apa-apa kita harus saling cerita."

"Gue dijodohin sama cowok yang gak gue suka." ungkap Sita.

"Ya Allah sist, ternyata lebih berat masalah lo ya. Terus gimana? kalau lo gak suka seharusnya lo nolak aja."

"Gue gak bisa apa-apa selain pasrah, yah mungkin ini udah jadi takdir gue." ucap Sita.

"Gue boleh nanya gak?"

"Apa?"

"Pertanyaan ini sebenarnya udah pengen banget gue tanyaain sejak lama, tapi kayaknya baru sempat sekarang."

"Pertanyaan apa?"

"Lo beneran gak ada perasaan apapun sama bang Arka?"

Tiba-tiba Sita mengingat ucapan Arka delapan bulan yang lalu.

"Gue dengar kok waktu lo sama bang Arka ngobrol di depan kamar mandi waktu itu. Sejauh ini gue pantau bang Arka, kelihatannya dia udah berubah. Gue pasrahin ke kakak sepupu gue sih namanya kak Cindy, katanya sejauh ini kak Arka gak pernah mainin perempuan lain. Hubungannya sama kak Michel juga baik-baik aja. Dan jujur kalau sikap abang gue berubah kayak gini, gue jadi pengen nyuruh dia buat nikung lo lewat sepertiga malamnya deh." ungkap Ambar, sembari tertawa terkekeh.

"Ambar! gak lucu ihh." rengek Sita.

"Ya kalau dipikir-pikir kalian tu lucu tau gak, playboy ketemu cewek polos. Hahaha. Tapi kalau abang gue tiba-tiba lamar lo gimana?"

"gak tau ah pusing, masalah perjodohan gue aja belum kelar ini malah nyuruh mikirin abang lo."

"Hehe maaf, gue sebagai besti lo yang baik hati selalu mendoakan semoga besti gue ini mendapatkan yang terbaiki buat dirinya. Apapun itu."

"Aamiin, doa yang sama buat besti aku ini."

"Ahhh kangen pengen meluk." ucap Ambar.

"Peluk jauh ya."

Setelah selesai berbicara mereka mematikan panggilannya masing-masing, tiba-tiba Sita teringat Arka kembali.

"Apa benar kak Arka melakukan perintah yang aku minta waktu itu?" gumam Sita.

☆☆☆☆☆

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Nurafni Zalfaalituhayu

Nurafni Zalfaalituhayu

lanjut kak cerita yg beda .....ringan dan enak si bacnya dari bahasanya juga bagus

2023-11-27

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Rencana
3 tersentuh
4 Sarapan bersama
5 Perjalanan ke pantai
6 Bonus foto berdua
7 Overprotektif
8 Mami yang perhatian
9 Keluarga Sita yang hancur
10 Sisi lain Arka
11 Ancaman dari Ambar
12 Kesan Buruk
13 Janjian
14 Menyusul ke Surabaya
15 Makan malam
16 Jujur
17 Berpamitan
18 Cukup lakukan
19 Pindah ke Bandung.
20 Perjodohan
21 Mantan
22 Bertemu
23 Karena akulah jodohmu
24 Perasa'an
25 Berberes
26 Intropeksi
27 Selingkuh
28 Sudah saatnya saling melupakan
29 Ijab kabul
30 Batal
31 Mencoba untuk ikhlas
32 Perasaan yang terlambat.
33 Hilang fokus
34 ikhlas dan sabar
35 Orang baru
36 Bomerang
37 Keseriusan Pak Herman
38 Salah sambung
39 Akhirnya Arka tahu
40 SAH
41 Acara resepsi
42 Mimpi
43 Acara lempar bunga
44 Cemburu
45 Harus disegerakan
46 Melamar
47 Biarkan menjadi kejutan
48 Cerita Papi
49 Pemilik hem biru muda
50 Persiapan
51 Nanti setelah nikah
52 Alhamdulillah, sahhhh....!
53 Panggil apa???
54 Malam pertama
55 Sahabatnya yang mana?
56 Terpana
57 Bukan sekarang waktunya
58 Belum Siap
59 Pindahan
60 Unboxing
61 rumah kita
62 Gagal terus
63 Mencari solusi
64 Maafkan aku mas
65 Marahan
66 Malam yang dinanti
67 Rambut basah
68 konflik pagi
69 Se'ember es batu
70 Butuh proses
71 Perayaan wisuda
72 Welcome to Bali
73 Mantan
74 Bu Marni
75 Kunci
76 Pemilik suara indah
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Mula
2
Rencana
3
tersentuh
4
Sarapan bersama
5
Perjalanan ke pantai
6
Bonus foto berdua
7
Overprotektif
8
Mami yang perhatian
9
Keluarga Sita yang hancur
10
Sisi lain Arka
11
Ancaman dari Ambar
12
Kesan Buruk
13
Janjian
14
Menyusul ke Surabaya
15
Makan malam
16
Jujur
17
Berpamitan
18
Cukup lakukan
19
Pindah ke Bandung.
20
Perjodohan
21
Mantan
22
Bertemu
23
Karena akulah jodohmu
24
Perasa'an
25
Berberes
26
Intropeksi
27
Selingkuh
28
Sudah saatnya saling melupakan
29
Ijab kabul
30
Batal
31
Mencoba untuk ikhlas
32
Perasaan yang terlambat.
33
Hilang fokus
34
ikhlas dan sabar
35
Orang baru
36
Bomerang
37
Keseriusan Pak Herman
38
Salah sambung
39
Akhirnya Arka tahu
40
SAH
41
Acara resepsi
42
Mimpi
43
Acara lempar bunga
44
Cemburu
45
Harus disegerakan
46
Melamar
47
Biarkan menjadi kejutan
48
Cerita Papi
49
Pemilik hem biru muda
50
Persiapan
51
Nanti setelah nikah
52
Alhamdulillah, sahhhh....!
53
Panggil apa???
54
Malam pertama
55
Sahabatnya yang mana?
56
Terpana
57
Bukan sekarang waktunya
58
Belum Siap
59
Pindahan
60
Unboxing
61
rumah kita
62
Gagal terus
63
Mencari solusi
64
Maafkan aku mas
65
Marahan
66
Malam yang dinanti
67
Rambut basah
68
konflik pagi
69
Se'ember es batu
70
Butuh proses
71
Perayaan wisuda
72
Welcome to Bali
73
Mantan
74
Bu Marni
75
Kunci
76
Pemilik suara indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!