Kesan Buruk

"Ok, ok. Terus berita buruknya apa?" tanya Sita akhirnya.

"Berita buruknya... Abi kesini sama cewek." jawab Ayu.

"Gue gak tahu sih cewek itu siapa? Tapi kalau dilihat dari pakaiannya kayanya itu cuma temen kerja sih. Cuma maaf ya Sita, mereka kayak kelihatan akrab gitu" lanjutnya.

"Oh gitu." balas Sita singkat, dia sendiri bingung harus berkata apa. Ingin cemburu, tapi bukan siapa-siapanya Abi.

"Tapi gue saranin mending lo terus terang deh sama Abi tentang perasaan lo." ucap Ayu.

"Gak lah mbak, aku gak mau di cap cewek murahan. Lagian kalau memang jodoh gak akan kemana kok." balas Sita.

"Ngungkapin perasaan bukan berarti cewek murahan Sita. Tapi jujur sama perasaan sendiri dari pada cuma bisa di pendam yakan, setidaknya kita bisa lega kalau udah di ungkapkan." ujar Ayu.

"Kalau ditolak gimana? Aku belum siap sama penolakan. Biarkan perasaan ini mengalir dengan sendirinya." ucap Sita.

"Ya udah lah terserah kamu, setidaknya aku udah ngomong." ucap Ayu.

'udah setahun lebih perasaan ini dipendam, apa iya aku harus jujur. Setidaknya dengan jujur, jika dia menolak mungkin akan lebih gampang buat aku lupakan Kak Abi' batin Sita.

*

*

"Jadi kemarin Bang Arka bantuin Sita pindahan ke rumah tantenya, pantes aja lama." ucap Ambar.

"Hmm, mangkanya jangan gampang seuzon." sambar Arka.

"Dihh, kan biasanya Kak Arka suka modus ke cewek." ungkap Ambar.

"Jadi orang tua mereka beneran bakal pisah Ka?" tanya Rita.

Mereka bertiga kini sedang bersantai di ruang keluarga.

"Iya sih Mi kayaknya." jawab Arka

"Kasian juga ya Sita." sahut Ambar.

"Sita itu anak yang baik, pekerja keras. Hidupnya udah terlalu rumit buat menghadapi ini semua, semoga saja dia kuat menghadapi ujian keluarganya ini." ucap Rita nampak ikut merasakan kesedihan yang dialami Sita.

"Mami berharap Sita dapat jodoh yang baik suapaya bisa jagain dia." lanjut Rita, tapi kali ini ia sembari memandang Arka seakan memberi kode.

Ambar ikut memandang kearah Abangnya karena mengikuti arah pandang Rita. Arka hanya bingung karena dipandang oleh Adik dan Maminya.

"Kenapa pada mandangin Arka sih?" ucap Arka. Ambar hanya mengedikkan bahunya.

"Ihh, gak ada yang mandangin kamu. Ge'er amat." elak Rita.

"Tapi, kenapa Mami bisa kelihatan akrab banget sama Sita. Memang sebelumnya pernah kenal sama Sita Mi?" tanya Ambar, yang dari kemarin merasa curiga karena Maminya sudah terlihat akrab dengan Sita.

"Ya, Mami baru tahu kalau Sita ternyata teman kamu. Soalnya Mami tahunya kalau dia itu karyawan di toko temannya Mami, Mami juga sering main kesana." jawab Rita terus terang.

"Oh gitu, tapi Mami gak ada niat terselubungkan. Seperti jodohin Sita sama Bang Arka misalnya?" ucap Ambar seketika. Arka mengerutkan dahinya, sementara Rita merasa terkejut karena niatnya sudah terbongkar oleh Ambar. Tapi serapi mungkin Rita menutupinya agar anak-anaknya tidak merasa curiga dengan niatnya.

"Jangan ada niat begitu ya Mi! Ingat Arka udah punya pacar Mi." sahut Arka.

"Mana ada Mami punya niat begitu." sangkal Rita.

"Tapi kan baru pacar, belum jadi istri kan. Mami masih berharap kalau istri kamu nanti bukan Michel." tegas Rita.

"Kok Mami gitu Sih!" seru Arka.

"Kan Mami udah pernah bilang sama Kamu."

"Kan aku juga udah bilang Mi, kalau sifat dia pasti bisa diubah." cerca Arka.

"Kalau Mami bilang enggak ya enggak." tegas Rita, kemudian dia berdiri dari sofa dan pergi meninggalkan kedua anaknya. Rita malas jika harus berdebat dengan Arka, terutama bila berkaitan dengan Michel.

Awalnya Rita pasrah jika Arka memilih pasangan sesuai keinginannya sendiri, meskipun kadang dia masih berharap jika Arka bisa berpasangan dengan Sita. Namun pendiriannya seketika berubah ketika pertemuan pertamanya dengan Michel kala itu.

Flashback on

Hari ini Arka berniat untuk mengajak Michel makan malam bersama keluarganya dan juga sekalian mengenalkan Michel sebagai pasangannya.

Awalnya Rita menyambut dengan baik ketika pacar dari anaknya itu ingin berkunjung kerumahnya, namun seketika kesan baik Rita berubah menjadi buruk karena melihat penampilan Michel. Pakaian Michel memang terlihat rapi, tetapi sangat tidak cocok untuk acara makan malam ini. Rok mini span dengan sedikit belahan dengan atasan tangtop rajut crop. Penampilannya sangat tidak sopan dan terlalu mini. Tidak masalah menurut Rita jika pakaian itu dipakai untuk bermain, namun tidak untuk bertemu dengan orang tua Arka. Terlebih lagi sikap Michel yang terlalu manja berlebihan kepada Arka, sangat membuat Rita muak melihatnya.

"Sayang aku mau lauk itu boleh?" ucap Michel manja,

"Boleh sayang."

Arka dengan sigap mengambilkan makanan yang diminta oleh Michel. Arka merasa tidak keberatan dengan perintah Michel, namun beda halnya dengan Rita yang sudah jengah dengan sikap Michel. Dia merasa jika Michel sudah keterlaluan karena terlalu memanfaatkan sikap baik Arka.

"Makasih ya sayang karena udah ajak aku makan malam bareng keluarga kamu." ucap Michel sembari memegang tangan Arka,

Michel benar-benar tidak tahu malu dengan sikapnya, padahal saat ini sedang berhadapan dengan orang tua Arka dan juga Ambar. Namun tetap saja bersikap manja kepada Arka.

"Makasih juga dong sama Mami, karena Mami yang minta kamu datang kesini." ujar Arka.

"Oh ya, makasih ya tante." ucap Michel.

Sementara Rita berpura-pura tersenyum untuk menutupi rasa jengahnya.

"Sayang habis ini antarin aku pulang ya." pinta Michel yang masih memegang tangan Arka.

"Duh maaf ya Michel, bukannya tante melarang Arka buat antarin kamu pulang. Tapi tante sama Arka tadi mau ada urusan penting setelah makan malam. Gimana kalau kamu diantarin sama sopir tante saja." ucap Rita berbohong.

Michel merasa kecewa dengan ucapan Rita, sedangkan Arka merasa bingung karena merasa tidak ada urusan apapun bersama Rita setelah makam malam.

"Ya udah deh tante gak apa-apa kok. Kalau gitu aku pamit pulang ya Om Tante. Permisi." pamit Michel yang tetap tersenyum meskipun sebenarnya kecewa.

Kemudian Michel meninggalkan meja makan dan segera pergi keluar rumah untuk pulang, dia keluar ditemani oleh Arka.

"Gak ada sopan santunnya, kalau mau pamit itu salam kek." ucap Rita setelah Michel sudah tidak ada. Aditama yang mendengar penuturan istrinya hanya geleng-geleng kepala.

"He'em nih Mi, aku gak suka banget sama Kak Michel itu. Sikapnya terlalu berlebihan ke Bang Arka." sahut Ambar.

Sementara di depan rumah.

"Sayang, kayaknya Mami kamu gak suka deh sama aku." ujar Michel.

"Enggak kok sayang, itu cuma perasaan kamu. Mami itu kalau gak suka ya bilang enggak, buktinya tadi Mami gak bilang apapun sama kamu." ucap Arka.

"Tapi kenapa kamu gak boleh antarin aku pulang."

"Bukannya gak boleh, tadi kamu dengar sendiri kan alasan Mami kalau ada urusan penting sama aku."

"Beneran?"

"Iya sayang, yaudah mending kamu pulang terus istirahat ya." ucap Arka.

Arka kemudian membukakan pintu mobil untuk Michel, Michel segera masuk ke dalam Mobil. Lalu Arka menutup pintunya, Michel membuka cendela mobilnya.

"Pulang dulu ya sayang." ucap Michel sembari melambaikan tangannya.

"Dadaaa sayang hati-hati ya." balas Arka melambaikan tangannya.

Flasback off

☆☆☆☆☆

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

udahhh la, ka
tinggalkan yg begituan

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Rencana
3 tersentuh
4 Sarapan bersama
5 Perjalanan ke pantai
6 Bonus foto berdua
7 Overprotektif
8 Mami yang perhatian
9 Keluarga Sita yang hancur
10 Sisi lain Arka
11 Ancaman dari Ambar
12 Kesan Buruk
13 Janjian
14 Menyusul ke Surabaya
15 Makan malam
16 Jujur
17 Berpamitan
18 Cukup lakukan
19 Pindah ke Bandung.
20 Perjodohan
21 Mantan
22 Bertemu
23 Karena akulah jodohmu
24 Perasa'an
25 Berberes
26 Intropeksi
27 Selingkuh
28 Sudah saatnya saling melupakan
29 Ijab kabul
30 Batal
31 Mencoba untuk ikhlas
32 Perasaan yang terlambat.
33 Hilang fokus
34 ikhlas dan sabar
35 Orang baru
36 Bomerang
37 Keseriusan Pak Herman
38 Salah sambung
39 Akhirnya Arka tahu
40 SAH
41 Acara resepsi
42 Mimpi
43 Acara lempar bunga
44 Cemburu
45 Harus disegerakan
46 Melamar
47 Biarkan menjadi kejutan
48 Cerita Papi
49 Pemilik hem biru muda
50 Persiapan
51 Nanti setelah nikah
52 Alhamdulillah, sahhhh....!
53 Panggil apa???
54 Malam pertama
55 Sahabatnya yang mana?
56 Terpana
57 Bukan sekarang waktunya
58 Belum Siap
59 Pindahan
60 Unboxing
61 rumah kita
62 Gagal terus
63 Mencari solusi
64 Maafkan aku mas
65 Marahan
66 Malam yang dinanti
67 Rambut basah
68 konflik pagi
69 Se'ember es batu
70 Butuh proses
71 Perayaan wisuda
72 Welcome to Bali
73 Mantan
74 Bu Marni
75 Kunci
76 Pemilik suara indah
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Mula
2
Rencana
3
tersentuh
4
Sarapan bersama
5
Perjalanan ke pantai
6
Bonus foto berdua
7
Overprotektif
8
Mami yang perhatian
9
Keluarga Sita yang hancur
10
Sisi lain Arka
11
Ancaman dari Ambar
12
Kesan Buruk
13
Janjian
14
Menyusul ke Surabaya
15
Makan malam
16
Jujur
17
Berpamitan
18
Cukup lakukan
19
Pindah ke Bandung.
20
Perjodohan
21
Mantan
22
Bertemu
23
Karena akulah jodohmu
24
Perasa'an
25
Berberes
26
Intropeksi
27
Selingkuh
28
Sudah saatnya saling melupakan
29
Ijab kabul
30
Batal
31
Mencoba untuk ikhlas
32
Perasaan yang terlambat.
33
Hilang fokus
34
ikhlas dan sabar
35
Orang baru
36
Bomerang
37
Keseriusan Pak Herman
38
Salah sambung
39
Akhirnya Arka tahu
40
SAH
41
Acara resepsi
42
Mimpi
43
Acara lempar bunga
44
Cemburu
45
Harus disegerakan
46
Melamar
47
Biarkan menjadi kejutan
48
Cerita Papi
49
Pemilik hem biru muda
50
Persiapan
51
Nanti setelah nikah
52
Alhamdulillah, sahhhh....!
53
Panggil apa???
54
Malam pertama
55
Sahabatnya yang mana?
56
Terpana
57
Bukan sekarang waktunya
58
Belum Siap
59
Pindahan
60
Unboxing
61
rumah kita
62
Gagal terus
63
Mencari solusi
64
Maafkan aku mas
65
Marahan
66
Malam yang dinanti
67
Rambut basah
68
konflik pagi
69
Se'ember es batu
70
Butuh proses
71
Perayaan wisuda
72
Welcome to Bali
73
Mantan
74
Bu Marni
75
Kunci
76
Pemilik suara indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!