Hari ini adalah hari terakhir Arka berada di Jakarta, karena nanti sore ia akan kembali lagi ke Surabaya untuk bekerja di perusahaan milik omnya. Sebenarnya sejak awal, Aditama tidak setuju dengan niat Arka untuk bekerja di Surabaya. Malah Aditama menyuruh Arka untuk bekerja di perusaahannya sebagai direktur bersama kakak pertamanya yang saat ini menjabat sebagai direktur utama, namun keinginannya ditolak oleh Arka. Ia hanya ingin bekerja tanpa bantuan Papanya, meski saat ini bekerja bersama omnya tetapi ia meminta omnya untuk diberlakukan seperti karyawan yang lainnya. Namun tak ingin menolak dan menyia-nyiakan kepintaran Arka, Omnya yang bernama Handi itu justru meminta Arka untuk menjabat sebagai direktur. Awalnya sempat ditolak oleh Arka, akan tetapi akhirnya diterima olehnya.
"Cepet banget sih kamu kembalinya, Arka. Ini baru seminggu kamu disini." ucap Rita yang masih mengharapkan Arka untuk tinggal lebih lama lagi.
Saat ini Arka tengah sibuk memasukkan baju-bajunya ke koper, mereka saat ini berada di kamar Arka.
"Mi justru seminggu ini lama loh. Untung om Handi kasih Arka libur, ya walau kadang masih di kasih tugas lewat email. Arka kan pulang juga cuma buat antarin Ambar aja" ucap Arka.
"Ya maksut mami, kamu itu gak usah balik kesana lagi. Lanjutin itu perusahaan milik papi kamu." ujar Rita
"Kan udah ada bang Anton juga Mi,"
"Ahh.. Kamu itu selalu saja alasan begitu." ucap Rita.
"Yah kalau itu maunya bang Arka, mau gimana lagi mi." ucap Ambar yang tiba-tiba nongol di depan pintu kamar Arka.
"Ah... Kamu itu sama aja kayak abangmu." kesal Rita.
"Jagain mami ya? Jangan bandel, tugas lo saat ini cukup kelola restoran milik mami. Lo kan udah belajar banyak di Surabaya, itu semua harus dimanfaatin." ujar Arka.
"Siap bang."
"Eh.. Tapi, pokoknya besok dua bulan lagi lo harus pulang yah. Soalnya gue mau rayakan ultah gue besar-besaran." ucap Ambar.
"Hmm, gak janji tapi gue usahakan." ucap Arka. Arka memang terkesan cuek sebenarnya jika dengan adiknya ini, tapi sebenarnya dia sangat sayang dengan adik perempuannya itu.
*
*
Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Seperti biasa karyawan Bu Dewi selalu pulang di jam itu. Setelah toko di tutup, Sita dan karyawan lain segera meninggalkan toko. Namun langkah Ayu sedikit melambat dari yang lain, ia tak langsung pulang setelah dari toko. Nampaknya dia sedang ada janji dengan seseorang. Karena mall belum ditutup, jadi masih ada beberapa toko dan kafe yang masih buka salah satunya kafe yang menyajikan kopi dan desert. Ayu segera masuk ke dalam kafe itu, pandangannya nampak sedang mencari orang yang berjanjian dengannya. Kemudian Ayu melihat sosok itu dan segera menemuinya, nampak orang itu sedang asik bermain handphonenya sehingga tak melihat jika Ayu sudah berada di dekatnya.
"Hai." sapa Ayu pada pria itu. Lalu pria itu melihat ke arah Ayu, dan hanya tersenyum padanya.
Ayu segera duduk di kursi yang berhadapan dengan pria itu.
"Maaf ya dadakan banget, tapi ada yang ingin aku bicarakan sama kamu." ucap Ayu
"Oh, gak apa-apa kok kak. Aku juga lagi gak sibuk." ucap Pria itu.
"Tapi kalau kita janjian gini, apa gak ada yang merasa terganggu? Pacar misalnya?" tanya Ayu ragu, sebenarnya dia hanya ingin memastikan jika pria yang berada di depannya itu saat ini sedang tak memiliki kekasih.
"Gak ada kok kak, aku masih free." jawabnya.
"Oh, bagus deh."
"Oh ya, tumben banget kak Ayu ajak aku janjian gini. Memangnya mau ngobrol serius apa kak?" tanya pria itu.
"Ini soal Sita." ucap Ayu, pria itu seketika membelalak.
"Sory, bukan maksut aku ingin ikut campur. Tapi aku udah gemes banget sama Sita karena gak bisa terus terang sama kamu. Kalian juga udah lama kenal kan sebenarnya, ya walau gak kelihatan akrab banget sih." jelas Ayu.
"Tunggu, aku masih belum paham maksut kak Ayu." ucap pria itu yang ternyata Abi.
Sebelumya Ayu memang sudah berjanjian dengan Abi siang tadi melalui DM. Sebenarnya Ayu tidak memfollow akun sosmednya, karena Ayu tahu akun sosmed Abi melalu Akun yang di follow oleh Sita di sosmednya.
"Gini, aku terus terang aja. Aku juga gak mau basa-basi. Intinya adalah jika saat ini ada yang menyukai kamu, orang itu sudah lama suka sama kamu sekitar satu tahun lalu. Intinya aku kesini atas keinginan aku sendiri buat sampaikan ini ke kamu, kalau sebenarnya Sita suka sama kamu." jelas Ayu.
Abi sedikit terkejut dengan ucapan Ayu.
"jadi sudah sejak lama, Sita suka sama aku? Tanya Abi memastikan, Ayu mengangguk.
"Itu hak kamu mau terima dia tau enggak, tapi aku harap kamu secepatnya bilang ke Sita tentang perasaan kamu ke dia. Aku cuma gak ingin kalau Sita berharap lebih ke kamu, aku tahu niatnya hanya sebatas kagum ke kamu. Tapi gak bisa dipungkiri juga kalau dia mengharap lebih ke kamu. Setidaknya kalau kamu jujur, atau misalnya kamu tolak dia sekarang. Akan lebih cepat dia melupakan kamu. Maaf aku ngomong gini, kesannya memang terlihat lancang. Tapi aku cuma kasian aja lihat Sita." tutur Ayu. Dan sebenarnya Ayu juga sudah tahu tentang masalah yang menimpa orang tua Sita, dan itu akan membuat Sita bepikir banyak hal. Setidaknya dengan kejujuran ini akan menghilangkan salah satu beban Sita.
"Tindakan kak Ayu udah benar kok kak, kalau gak gini aku gak akan tahu faktanya. Sebenarnya aku udah menduga soal hal ini, karena aku merasa sikap Sita memang beda dari yang lain terhadap aku. Makasih kak udah ngungkapin perasaan Sita, ya aku berharap Sita sendiri sih yang ungkapin ini ke aku." ucap Abi.
"Selanjutnya terserah kamu mau ngomong gimana ke Sita, yang aku minta tolong jangan sakitin dia." balas Ayu.
"Kayaknya aku tunggu Sita dulu deh kak sekitar sebulan dua bulan. Nanti kalau dia belum juga nemuin aku, biar aku yang temuin dia." ujar Abi.
"Ya udah gak apa-apa kalau ini keputusan kamu. Setidaknya aku udah ngomong gini ke kamu. Nanti aku juga bakal desak-desak Sita, supaya dia jujur sama perasaanya." ucap Ayu.
Mereka tidak lama di kafe itu, hanya memasan minuman dan membicarakan soal Sita. Setelah mereka berbicara panjang lebar, lalu mereka segera membayar minumannya masing-masing setelah itu mereka berdua saling berpamitan untuk pulang.
Entahlah siapa nantinya yang akan mengungkapkan persaannya terlebih dahulu? Sita Atau Abi?
☆☆☆☆☆
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments