Berpamitan

Setelah selesai berbelanja barang dan berjalan-jalan di Mall, Arka dan Michel memutuskan untuk pulang. Namun sebelumnya mereka memutuskan untuk berhenti sebentar di mini market, Michel hendak membeli barang keperluannya.

"Sayang kamu gak ikut?" ajak Michel.

"Enggak aku tunggu kamu disini saja." jawab Arka.

"Baiklah." kemudian Michel segera keluar dari mobil dan berjalan ke arah mini market.

Saat sedang menunggu di dalam mobil, tak sengaja ia melihat seorang perempuan yang tak asing baginya melalui kaca spion mobil. Perempuan itu tampak sedang habis menangis. Karena penasaran Arka segera turun dari mobilnya, kemudian menghampiri perempuan itu. Karena sadar ada orang yang mendekat, perempuan itu segera menghapus air matanya.

"Sudah aku bilang jangan pernah di hapus air matanya kalau belum selesai nangisnya." ucap Arka.

Namun perempuan itu tetap menghapus air matanya. Setelah itu menoleh ke arah Arka.

"Kak Arka." ucap perempuan itu yang ternyata adalah Sita.

"Kamu kenapa? Siapa yang menyakiti kamu? Apa ini masalalah orang tua kamu lagi?" tanya Arka beruntun.

"Gak ada apa-apa kok kak." jawab Sita.

"Bohong!" seru Arka.

"Ini gak ada urusanya sama kak Arka." tegas Sita.

"Ada! Karena aku peduli sama kamu." sentak Arka.

"Kak Arka bukan siapa-siapa aku, gak seharusnya kak Arka peduli sama aku." sentak Sita yang tak mau kalah dengan Arka.

Arka hendak menjawab ucapan Sita, namun apa yang di ucapkan Sita memang benar dan akhirnya ia memutukan untuk diam. 'Aku sendiri bingung dengan perasaan ini. Perasaan apa ini sebenarnya?' batin Arka.

Hening sejenak diantara mereka, namun kemudian....

"Aku peduli sama kamu karena aku suka sama kamu." ungkap Arka pada akhirnya.

Sita tampak tak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulut Arka.

"Kak Arka gila ya? Kak Arka gak sadar apa bilang seperti itu barusan." ucap Sita.

"Aku sadar, dan aku serius sama ucapanku."

"Maaf kak tapi aku gak bisa, aku gak bisa terima perasaan kak Arka." ucap Sita.

Tanpa sadar ada sepasang mata yang melihat mereka berdua sedari tadi, bahkan juga mendengar ucapan yang mereka katakan. Ya... Orang itu Michel. Karena tak tahan, akhirnya michel menghampiri Sita dan Arka.

"Sayang." panggil Michel

Mendengar panggilan itu, arka segera menoleh ke arahnya.

"Mi-michel, kamu dari tadi?" tanya Arka.

"Enggak kok, baru aja. Dia siapa?" jawab Michel lalu bertanya.

"Ini Sita temannya Ambar." jawab Arka.

"Oh..., kenalin aku Michel Pacar Arka. Dan... Maaf aku gak suka kamu ngobrol sama pacar aku, jadi tolong jaga diri kamu agar sadar posisi kamu siapa." ungkap Michel. Sita sangat tak suka dengan apa yang di ucapkan Michel, namun ia berusaha untuk tetap tenang.

"Kamu apa-apa'an sih bilang kayak gitu." sentak Arka.

"kok kamu malah belain cewek ini sih." ucap Michel.

"Aku belain dia, tapi ucapan kamu itu gak sopan tau gak." ungkap Arka.

"Ya tetap aja kamu belain dia. Kamu suka kan sama perempuan ini." cerca Michel sembari terus menatap tajam Sita, sedangkan Sita hanya menunduk.

"Kamu bilang apa'an sih? Ya udah deh kita pulang sekarang. Aku pergi dulu ya Sit." ucap Arka kemudian berpamitan pada Sita. Sita hanya terdiam tanpa menyahut.

Arka menggandeng paksa tangan Michel untuk mengajaknya masuk ke mobil. Kemudian melajukan mobilnya, tak lupa Arka menatap ke arah Sita namun yang ditatap malah memalingkan wajahnya.

'Apa aku salah jika jujur dengan perasaan ku sendiri' batin Arka.

*

*

Keesokkannya di ruang kerja Bu Dewi. Sita sudah yakin dan memutuskan untuk berhenti bekerja di tempat Bu Dewi.

"Apa kamu sudah yakin dengan keputusan kamu, Sita?" tanya Bu Dewi.

"Iya Bu." jawab Sita.

"Lalu kuliah kamu bagaimana?" tanya Bu Dewi lagi.

"Saya sudah berbicara pada Dosen untuk mengikuti kelas online saja." jawab Sita.

"Sebenarnya saya keberatan dengan kepergian kamu, saya sudah terlanjur suka dengan kinerja kamu Sita. Tapi saya bisa apa? Jika ini sudah menjadi keputusanmu." ucap Bu Dewi.

"Sejujurnya saya juga masih ingin bekerja disini bu, tempat ini sudah terlalu nyaman untuk saya. Tapi bagamana lagi, saya tidak bisa mengendalikan ini semua." ungkap Sita.

Seketila Bu Dewi memeluk Sita. Kemudian tak lama melepaskan pelukannya.

"Jangan lupakan kita jika kamu sudah sukses, dan Ibu do'akan semoga kamu segera di pertemukan dengan jodoh yang baik." ucap Bu Dewi.

"Aamiin, terimakasih Bu. Semoga usaha Bu Dewi juga semakin besar dan bertambah banyak cabang." ucap Sita.

"Aamiin. jangan lupa mampir kesini kalau pas lagi di Jakarta." Ucap Bu Dewi.

"Pasti Bu." balas Sita, kemudian ia hendak berdiri dari kursinya. Namun di cegah oleh Bu Dewi.

"Sebentar." ucapnya lalu menuju ke meja kerja hendak mengambil sesuatu. Saat ini mereka memang sedang duduk di Sofa pojok ruangan.

"Ini tolong di terima, semoga bermanfaat buat kamu kedepannya." ucap Bu Dewi, kemudian memberikan sesuatu berupa amplop kepada Sita.

"Ini apa bu? Uang gaji saya kan sudah di berikan."

"Anggap saja itu uang pesangon buat kamu."

"Ta-tapi Bu Dewi."

"Tolong terima ya?" paksanya.

Sedikit berat hati, akhirnya Sita menerima pemberian Bu Dewi.

"Baikalah, sekali lagibterima kasih bu. Kalau begitu saya permisi." pamit Sita.

Kemudian Sita keluar dari ruangan Bu Dewi, ia tampak terkejut melilah rekan-rekan kerjanya sudah berjejer rapi di depan pintu untuk menyambutnya. Kebetulan sekarang adalah jam istirahat, sehingga mereka dapat menemui Sita.

"Sita kenapa harus berhenti kerja sih." teriak Ayu, setelah itu segera berjalan ke arah Sita dan memelukanya lalu disusul oleh yang lain.

"Kalau ke Jakarta aku bakal kesini kok, lagian kita kan masih bisa komunikasi lewat handphone di grup." ucap Sita. Kemudian mereka semua melepaskan pelukannya dari Sita.

"Tetap aja akan ada yang beda." sahut Bu mamik.

"Iya." lanjut mbak ita.

"Tetap aja beda, udah gak ada yang bisa aku jailin lagi." ungka Nanda.

"Ihh... Kak Nanda." pekik Sita, lalu mereka tertawa bersama.

"Soal Abi aku minta maaf ya Sit?" mohon Ayu.

"Kak Ayu gak salah kok, kalau gak gitu aku gak tau faktanya." ucap Sita.

"Gue doa'in lo dapat yang terbaik, dan pasti lebih baik dari sepupu gue." ucap Nanda, lalu di Aamiin kan oleh semuanya. Kemudian mereka kembali tertawa bersama.

***

Sita sudah berjalan keluar dari toko. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, ia kembali teringat dengan ucapan Arka semalam.

'Kenapa ucapan Kak Arka masih terngiang di pikiranku, apa benar yang di ucapkan kak semalam itu benar? Tapi kan dia sudah memiliki pacar. Ah sudahlah kenapa aku harus pusing memikirkan dia' batin Sita.

Kemudian Sita teringat dengan acara ulang tahun Ambar yang akan di adakan malam ini.

"Oh iya aku belum beli hadiah untuk Ambar. Sebaiknya aku belikan dia sekarang saja." lirihnya kemudian berjalan ke toko aksesoris yang masih terletak di dalam Mall itu.

☆☆☆☆☆

Bersambung.....

Episodes
1 Awal Mula
2 Rencana
3 tersentuh
4 Sarapan bersama
5 Perjalanan ke pantai
6 Bonus foto berdua
7 Overprotektif
8 Mami yang perhatian
9 Keluarga Sita yang hancur
10 Sisi lain Arka
11 Ancaman dari Ambar
12 Kesan Buruk
13 Janjian
14 Menyusul ke Surabaya
15 Makan malam
16 Jujur
17 Berpamitan
18 Cukup lakukan
19 Pindah ke Bandung.
20 Perjodohan
21 Mantan
22 Bertemu
23 Karena akulah jodohmu
24 Perasa'an
25 Berberes
26 Intropeksi
27 Selingkuh
28 Sudah saatnya saling melupakan
29 Ijab kabul
30 Batal
31 Mencoba untuk ikhlas
32 Perasaan yang terlambat.
33 Hilang fokus
34 ikhlas dan sabar
35 Orang baru
36 Bomerang
37 Keseriusan Pak Herman
38 Salah sambung
39 Akhirnya Arka tahu
40 SAH
41 Acara resepsi
42 Mimpi
43 Acara lempar bunga
44 Cemburu
45 Harus disegerakan
46 Melamar
47 Biarkan menjadi kejutan
48 Cerita Papi
49 Pemilik hem biru muda
50 Persiapan
51 Nanti setelah nikah
52 Alhamdulillah, sahhhh....!
53 Panggil apa???
54 Malam pertama
55 Sahabatnya yang mana?
56 Terpana
57 Bukan sekarang waktunya
58 Belum Siap
59 Pindahan
60 Unboxing
61 rumah kita
62 Gagal terus
63 Mencari solusi
64 Maafkan aku mas
65 Marahan
66 Malam yang dinanti
67 Rambut basah
68 konflik pagi
69 Se'ember es batu
70 Butuh proses
71 Perayaan wisuda
72 Welcome to Bali
73 Mantan
74 Bu Marni
75 Kunci
76 Pemilik suara indah
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Mula
2
Rencana
3
tersentuh
4
Sarapan bersama
5
Perjalanan ke pantai
6
Bonus foto berdua
7
Overprotektif
8
Mami yang perhatian
9
Keluarga Sita yang hancur
10
Sisi lain Arka
11
Ancaman dari Ambar
12
Kesan Buruk
13
Janjian
14
Menyusul ke Surabaya
15
Makan malam
16
Jujur
17
Berpamitan
18
Cukup lakukan
19
Pindah ke Bandung.
20
Perjodohan
21
Mantan
22
Bertemu
23
Karena akulah jodohmu
24
Perasa'an
25
Berberes
26
Intropeksi
27
Selingkuh
28
Sudah saatnya saling melupakan
29
Ijab kabul
30
Batal
31
Mencoba untuk ikhlas
32
Perasaan yang terlambat.
33
Hilang fokus
34
ikhlas dan sabar
35
Orang baru
36
Bomerang
37
Keseriusan Pak Herman
38
Salah sambung
39
Akhirnya Arka tahu
40
SAH
41
Acara resepsi
42
Mimpi
43
Acara lempar bunga
44
Cemburu
45
Harus disegerakan
46
Melamar
47
Biarkan menjadi kejutan
48
Cerita Papi
49
Pemilik hem biru muda
50
Persiapan
51
Nanti setelah nikah
52
Alhamdulillah, sahhhh....!
53
Panggil apa???
54
Malam pertama
55
Sahabatnya yang mana?
56
Terpana
57
Bukan sekarang waktunya
58
Belum Siap
59
Pindahan
60
Unboxing
61
rumah kita
62
Gagal terus
63
Mencari solusi
64
Maafkan aku mas
65
Marahan
66
Malam yang dinanti
67
Rambut basah
68
konflik pagi
69
Se'ember es batu
70
Butuh proses
71
Perayaan wisuda
72
Welcome to Bali
73
Mantan
74
Bu Marni
75
Kunci
76
Pemilik suara indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!