tersentuh

"Boleh deh, tapi ada syaratnya." jawab Arka.

"Ya udah deh apa? Asalkan lo harus ikut!" sahut Ambar.

"Gue gak mau keluar uang sedikit pun, meskipun pakai mobil gue terserah tapi bensin lo yang bayarin. Gimana?" jelas Arka sembari mengulurkan tangannya untuk berjabatan

"Yaudah deal." sahut Ambar dengan jengah sembari membalas jabatan dari Arka

'ya udah deh terserah, yang penting ni bocah ikut buat temenin Sita'

"Ok deal." sahut Arka dengan penuh kemenangan, kemudian segera meninggalkan Ambar.

Sedangkan Ambar nampak sedah merogoh handphone yang ada disaku celananya, terlihat ia sedang mengirimkan chat pada teman-temannya di group.

Ambar : guys gue udah putusin, besok minggu kita ke Anyer. ingat berangkat lebih pagi banget ya, soalnya jarak tempuh kesana sekitar tiga jam nanti kita nginep di hotel sana dan pulang senin pagi.

Ambar : dan buat sita gak ada alasan buat gak ikut, gue udah siapin teman ngobrol buat lo. Lo berangkat bareng gue aja, lo datang ke rumah gue jam setengah lima aja.

itulah pesan chat Ambar yang sangat panjang, tak lama semua membalas satu persatu.

Mirna : oke

Ratna : siap

Sita : ya udah deh pasrah.

*****

Empat hari kemudian adalah hari Minggu, dimana Sita dan ketiga teman-temannya akan berlibur ke pantai Anyer.

Sebelum datang hari ini, sita sudah mempersiapkan semuanya termasuk izin libur dua hari yang sudah ia ajukan ke Bu Dewi. Sita tak begitu sungkan meminta izin libur kepada Bu Dewi, karena ia memang belum mengambil jatah libur dua hari selama satu bulan.

Sita tak begitu banyak membawa perlengkapan, hanya alat sholat dan peralatan make up serta pakaian ganti. Tak lupa Sita membawa kue nastar yang sudah ia buat semalam untuk cemilan di pantai nantinya. Karena hari ini ia akan mampir terlebih dahulu ke rumah Ambar, maka Sita putuskan untuk membuat dua toples nastar. Satu untuk ia bawa dan satunya untuk diberikan kepada orang tua Ambar.

Sita pergi ke rumah Ambar menggunakan motor metiknya, karena nantinya sepeda motor itu akan ia titipkan di rumah Ambar. Mereka semua akan berangakat menggunakan mobil Arka. Sedangkan Ratna dan Mirna memakai mobil pacar Ratna.

*****

Langkah demi langkah kaki Arka menuruni anak tangga dirumahnya, sepertinya ia sedang ingin keluar sebentar untuk menghirup udara segar di taman dekat rumahnya.

Namun hal itu langsung di cegah Ambar yang baru saja keluar dari dapur.

"Bang lo mau kemana? Tanya Ambar.

"Mau jalan-jalan ke taman." jawab Arka enteng.

"Eh gak boleh ya, bukannya siap-siap malah mau pergi. Kita bentar lagi berangkat ya!" ucap Ambar penuh penegasan.

"Ya elah cuma bentar doang, lagian temen lo juga belum datang." sergah Arka.

"Ya udah bentar aja ya tapi! Lo bawa HP kan?" tanya Ambar.

"Bawa nih gue taruh saku, entar kalau teman lo sampai tinggal telpon aja." jawab Arka. Kemudian Arka segera berjalan keluar rumah untuk menuju ke taman yang hanya berjarak dua rumah saja dari tempat tinggalnya.

Tak lama kemudian Arka sampai di taman, di sana ia melihat seorang nenek-nenek yang berjualan kue tradisional bersama dengan cucunya perempuan yang berusia sekitar tujuh tahun.

Kemudian Arka menghampiri nenek itu dan membeli dagangannya. Setelah membeli kuenya Arka segera duduk di bangku taman yang tepat di sebelah kanan nenek itu berjualan. Ia duduk di sana sembari menikmati kuenya.

Sekitar dua menit kemudian ada seorang gadis yang mengendarai motor metiknya, gadis itu memarkirkan motornya di sebelah kiri nenek yang berjualan kue. Lalu gadis itu menghampiri nenek si penjual kue untuk membeli dagangannya.

"Nek beli kuenya dong." ucap gadis itu.

"Eh nak Sita, mau beli kue yang mana?" tanya nenek itu kepada gadis yang ternyata adalah Sita.

"kue cubitnya aja nek sepuluh biji." jawab Sita, nenek itu segera mengambilkan kuenya yang ditaruh ke kantong plastik.

"Eh Amel ikut nenek jualan juga." sapa Sita pada cucu si penjual kue itu dan hanya dijawab dengan anggukan oleh Amel.

Sita memang sudah mengenal nenek si penjual kue itu, karena rumahnya yang berdekatan dengan rumah Sita. Terlebih lagi jika ada waktu luang Sita juga menyempatkan datang ke rumah nenek itu untuk mengajari Amel secara gratis.

"Mbak Sita kapan lagi ke rumah buat ajarin Amel?" tanya gadis kecil itu.

"Nanti ya kalau mbak Sita ada waktu luang pasti main ke rumah Amel." jawab Sita.

"Iya mel lagian kan mbak Sita juga harus kerja." sahut Si Nenek.

"Ini nak kuenya." ucap nenek itu sembari memberikan kuenya pada Sita.

"Berapa Nek?" tanya Sita.

"sepuluh ribu saja nak." jawab Si Nenek.

Lalu sita segera mengambil uangnya yang berada di dompet, ia mengambil selembar uang lima puluh ribuan untuk di berikan kepada nenek itu.

"Ini nek." Sita memberikan uang itu pada Si Nenek.

"Gak ada yang kecil aja nak, nenek masih belum punya uang kembalian." sahut nenek itu.

"udah kembaliannya buat nenek aja ya, buat jajan Amel." ujar Sita sembari menaruhkan uang itu pada tangan Si Nenek.

"Alhamdulillah, makasih ya nak." ucap syukur nenek itu, meski tak seberapa tapi bagi nenek itu sudah lebih dari cukup.

"Ya udah Sita permisi ya nek." pamit Sita dan menuju sepeda motornya untuk segera pergi ke rumah Ambar.

Tak di sadari Arka melihat percakapan Sita dan Si Nenek penjual kue, ia merasa terenyuh meliahat keakraban Sita dengan nenek itu "apa mungkin itu cucunya" batinya sembari mengangkat sebelah alisnya.

Karena sedikit penasaran Arka menuju nenek itu dengan beralasan membeli kuenya.

"nek mau kue nya lagi dong, lima aja ya." ucap Arka.

"Iya mas, enak ya kue nya nenek." ucap nenek itu sambil tersenyum dan di angguki oleh Arka.

"Nek yang perempuan tadi itu cucunya ya?" tanya Arka.

"Bukan mas, itu cuma tetangganya nenek nama nya nan Sita. Anaknya memang begitu sangat ramah." jelas nenek itu.

"Mbak Sita juga sering ngajarin Amel juga lo kak." sahut Amel yang sangat bersemangat. Arka mengusap kepala gadis kecil itu.

"wajah nya seperti gak asing, seperti pernah lihat tapi di mana ya" batin Arka.

"Ini mas kuenya." ucap nenek itu dan membuyarkan lamunan Arka.

"terimak kasih nek, ini uangnya. Kembaliannya ambil saja." ucap Arka yang memberikan selembar dua puluh ribu itu pada Si nenek.

"Alhamdulillah, terima kasih ya mas." ucap nenek itu.

Arka segera meninggalkan nenek itu dan menuju untuk pulang.

"siapa ya gadis itu, tapi kenapa dia pergi ke arah komplek." lirih Arka.

"Tunggu atau jangan-jangan...." lanjutnya lagi.

☆☆☆☆☆

Bersambung

Episodes
1 Awal Mula
2 Rencana
3 tersentuh
4 Sarapan bersama
5 Perjalanan ke pantai
6 Bonus foto berdua
7 Overprotektif
8 Mami yang perhatian
9 Keluarga Sita yang hancur
10 Sisi lain Arka
11 Ancaman dari Ambar
12 Kesan Buruk
13 Janjian
14 Menyusul ke Surabaya
15 Makan malam
16 Jujur
17 Berpamitan
18 Cukup lakukan
19 Pindah ke Bandung.
20 Perjodohan
21 Mantan
22 Bertemu
23 Karena akulah jodohmu
24 Perasa'an
25 Berberes
26 Intropeksi
27 Selingkuh
28 Sudah saatnya saling melupakan
29 Ijab kabul
30 Batal
31 Mencoba untuk ikhlas
32 Perasaan yang terlambat.
33 Hilang fokus
34 ikhlas dan sabar
35 Orang baru
36 Bomerang
37 Keseriusan Pak Herman
38 Salah sambung
39 Akhirnya Arka tahu
40 SAH
41 Acara resepsi
42 Mimpi
43 Acara lempar bunga
44 Cemburu
45 Harus disegerakan
46 Melamar
47 Biarkan menjadi kejutan
48 Cerita Papi
49 Pemilik hem biru muda
50 Persiapan
51 Nanti setelah nikah
52 Alhamdulillah, sahhhh....!
53 Panggil apa???
54 Malam pertama
55 Sahabatnya yang mana?
56 Terpana
57 Bukan sekarang waktunya
58 Belum Siap
59 Pindahan
60 Unboxing
61 rumah kita
62 Gagal terus
63 Mencari solusi
64 Maafkan aku mas
65 Marahan
66 Malam yang dinanti
67 Rambut basah
68 konflik pagi
69 Se'ember es batu
70 Butuh proses
71 Perayaan wisuda
72 Welcome to Bali
73 Mantan
74 Bu Marni
75 Kunci
76 Pemilik suara indah
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Mula
2
Rencana
3
tersentuh
4
Sarapan bersama
5
Perjalanan ke pantai
6
Bonus foto berdua
7
Overprotektif
8
Mami yang perhatian
9
Keluarga Sita yang hancur
10
Sisi lain Arka
11
Ancaman dari Ambar
12
Kesan Buruk
13
Janjian
14
Menyusul ke Surabaya
15
Makan malam
16
Jujur
17
Berpamitan
18
Cukup lakukan
19
Pindah ke Bandung.
20
Perjodohan
21
Mantan
22
Bertemu
23
Karena akulah jodohmu
24
Perasa'an
25
Berberes
26
Intropeksi
27
Selingkuh
28
Sudah saatnya saling melupakan
29
Ijab kabul
30
Batal
31
Mencoba untuk ikhlas
32
Perasaan yang terlambat.
33
Hilang fokus
34
ikhlas dan sabar
35
Orang baru
36
Bomerang
37
Keseriusan Pak Herman
38
Salah sambung
39
Akhirnya Arka tahu
40
SAH
41
Acara resepsi
42
Mimpi
43
Acara lempar bunga
44
Cemburu
45
Harus disegerakan
46
Melamar
47
Biarkan menjadi kejutan
48
Cerita Papi
49
Pemilik hem biru muda
50
Persiapan
51
Nanti setelah nikah
52
Alhamdulillah, sahhhh....!
53
Panggil apa???
54
Malam pertama
55
Sahabatnya yang mana?
56
Terpana
57
Bukan sekarang waktunya
58
Belum Siap
59
Pindahan
60
Unboxing
61
rumah kita
62
Gagal terus
63
Mencari solusi
64
Maafkan aku mas
65
Marahan
66
Malam yang dinanti
67
Rambut basah
68
konflik pagi
69
Se'ember es batu
70
Butuh proses
71
Perayaan wisuda
72
Welcome to Bali
73
Mantan
74
Bu Marni
75
Kunci
76
Pemilik suara indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!