Waktu yang ditunggu telah tiba. Sore ini Sita sudah berada di rumah Ambar, ia memang sengaja datang lebih awal karena disuruh oleh ambar untuk menemaninya.
Saat ini Sita berada di kamar Ambar, ia duduk di sofa kamar sementara Ambar sedang merapikan penampilannya di kaca. Namun sebenarnya sejak tadi Sita merasa was-was karena takut bertemu dengan Arka, dan kekhawatirannya terlihat oleh Ambar dari kacanya.
"Sita, lo kenapa kok gak tenang gitu?" tanya Ambar.
"Emm, gak apa-apa kok." lalu Ambar menghampiri Sita, dan kini mereka duduk berdua di sofa.
"Cerita kalau ada masalah, kita udah sahabatan lama Sita. Gue gak mau lo tutupin semuanya dari gue." Sita menghembuskan nafasnya.
"Besok gue mau ke Bandung, gue bakalan pindah kesana." jawab Sita, namun sebenarnya bukan itu yang menjadi kegelisahan Sita. Lagi-lagi ini tentang Arka, namun Sita belum berani untuk cerita kepada Ambar.
"Why? Terus kuliah lo gimana?"
"Kuliah aku online, aku gak bisa berbuat apa-apa Ambar. Ini udah keputusan Bunda." Ambar lekas memeluk Sita.
"Di saat gue udah di Jakarta malah lo sekarang yang mau ke Bandung. Kalau kangen gaimana?" Ambar melepskan pelukannya.
"Masih ada ponsel sama ini..." Sita memberikan hadiah ulang tahunnya pada Ambar dan Ambar menerimanya.
"Happy best day to my love Ambar, nambah tua." ucap Sita kemudian mengacak rambut Ambar.
"Emmhhh Sita udah aku rapiin..." rengek Ambar, namun Sita malah tetawa. Kemudian ia kembali merapikan rambut Ambar.
"Maaf... Maaf..." saat Sita merapikan Rambut Ambar, Ambar malah menatap Sita lekat sembari tersenyum.
"Lo tau gak Sist, lo adalah satu-satunya sohib gue yang rasa kakak sendiri. Beda kayak anak-anak lain." ucapan Ambar membuat Sita tersentak, dan malah mengingat kejadian semalam bersama Arka. Sita terlihat bengong dan Ambar pun menyadarkannya.
"Sita, lo kenapa malah bengong gitu!" seru Ambar.
"Omongan lo tuh ambigu banget, maksutnya rasa kakak kandung apa kakak ipar nih."
"Jangan sampai lo sama bang Arka."
"Kenapa?" tanya Sita heran.
"Dia itu playboy cap kadal, cewenya banyak banget." ungkap Ambar.
"Bukannya cuma kak Michel pacarnya kak Arka?" tanya Sita, karena ia benar-benar tidak tau tentang sifat Arka.
"Iya sekarang kayaknya cuma kak Michel. Tapi asal lo tau, kak Michel pernah di duain sama kak Arka. Brengsek banget kan emang abang gue." Entah kenapa ucapan Ambar semakin menguatkan Sita untuk menolak perasaan Arka.
"Ya udah kita ke bawah, udah selesaikan?" tanya sita dan mengajak Ambar untuk keluar.
"Yukk." sahut Ambar, lalu mereka keluar dari kamar dan mulai turun ke lantai satu.
Ternyata dibawah sudah ada Papi dan Mami Ambar.
"Duhh dua gadisnya mami ya, cantik-cantik banget." puji Rita.
Ambar dengan gaun biru selututnya sementara Sita memakai dress panjang polos warna cream, mereka tampak terlihat anggun.
"Assalamualaikum." sapa seseorang yang baru masuk ke dalam rumah. Semua serempak menoleh ke arah suara itu.
"Waalaikumsalam."
Ternyata yang datang adalah Arka dan Michel. Arka sebelumnya memang sedang menjemput Michel, dan kini mereka datang bersama. Setelah melihat keberadaan Michel, Rita merasa tak suka. Bukan karena apanya, namun karena dandanan Michel yang sangat tidak sopan berpakaian sangat minim sangat mencerminkan layaknya jal*ng.
"Halo tante dan Om apa kabar." michel menyalami mami dan papi Arka. Papi Arka tampak santai, sedangkan maminya tampak terpaksa menerima salaman Michel.
"Selamat ulang tahun ya Ambar, ini ada kado buat kamu." Michel memberikan kadonya kepada Ambar, lalu mengajaknya cipika cipiki. Saat Michel melihat Sita tatapannya begitu sinis, sedangkan Sita hanya menundukkan pandangannya.
Begitupun dengan Arka yang saat ini juga sedang menatap Sita, namun dengan pandangan sendu. Arka mengingat kembali kejadian semalam saat perasaanya di tolak oleh Sita, tapi dalam hatinya tidak akan pernah menyerah sebelum ia benar-benar bisa mendapatkan Sita.
"Ya udah yukk kita ke taman belakang aja sekarang, acaranya di adakan disana." ajak Ambar.
Mereka pun berjalan ke taman belakang yang sudah dihias sangat indah dengan beberapa lampu gantung dan dekorasi yang ditempelkan di tembok belakang rumah meraka dengan bertuliskan 'HBD AMBAR 21'. Meskipun hari ini yang datang hanya ketiga sahabatnya, Pacar Ambar, orangtuanya, Arka dan Michel, dan Anton beserta keluarga kecilnya, tetapi perayaan ini harus dirayakan meskipun hanya sederhana.
Tak lama Anton bersama istri dan anak-anaknya datang, lalu di susul oleh Ratna dan Mirna bersama pasangannya masing-masing. Dan yang terakhir adalah Riki pacar Ambar. Mereka semua kini sudah berkumpul di acara ulang tahun Ambar.
Acaranya pun dimulai dengan peniupan lilin dan pemotongan kue,
"Kue pertama buat Mami dan Papi." ucap Ambar lalu menyuapi Papi dan Maminya kue yang sudah ia potong.
Setelah acara pemotongan kue selesai mereka melanjutkan dengan acara foto-foto bersama. Saat Ambar ingin berfoto dengan Sita yang hanya berdua saja, tiba-tiba Michel datang dan membuyarkan rencana Ambar.
"Eh minggir dulu gue mau foto sama adik ipar." ucap Michel mengusir Sita,
"Eh nih tolong fotoin sekalian." perintah Michel lalu memberikan ponselnya pada Sita untuk memotokannya bersama Ambar.
Ambar sangat tidak suka dengan sikap Michel yang seenaknya sendiri, namun ia terpaksa untuk mau berfoto dengan Michel karena tidak ingin memeperpanjang masalah.
Dari jauh Arka juga nampak tak suka dengan sikap Michel, entah kenapa hatinya juga merasa sakit ketika melihat Sita di perintah begitu oleh Michel.
Setelah acara foto-foto selesai, Sita izin untuk ke kamar mandi sedangkan mereka semua yang ada disana nampak sedang menyantap beberapa makanan yang sudah disedikan. Tak sengaja Arka juga melihat Sita yang mulai berajak ingin ke kamar mandi.
"Sayang aku mau ke kamar sebentar ya, ada sesuatu yang mau aku ambil." ucap Arka meminta izin pada Michel yang berada di sampingnya.
Akan tetapi semua itu hanya bohong, Arka malah mengikuti Sita dari belakang. Sita sudah masuk ke dalam kamar mandi, sementara Arka menunggu di depan kamar mandi. Tak lama kemudian Sita keluar, ia terkejut karena melihat Arka yang sudah berada di depan kamar mandi.
"Kak Arka!" seru Sita.
"Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu."
"Mau bicara apa lagi sih kak?"
"Pliz dengerin aku dulu Sita. Aku serius dengan ucapanku yang semalam tentang perasaanku."
"Lalu aku bisa apa kak setelah aku tau perasaan kak Arka, maaf tapi aku gak bisa terima perasaan kak Arka." lirih Sita.
"Tolong kamu kasih aku kesempatan Sita buat buktikan kalau aku serius sama kamu." mohon Arka.
"Apa kak Arka gak ingat kalau ada kak Michel, maaf aku gak bisa kak." tolak Sita.
"Kalau penghalangnya adalah Michel, aku bakal putusin dia." ucap Arka.
Sita tak habis fikir dengan isi pikiran Arka.
"Aku juga perempuan kak, apa kak Arka gak mikirin perasaan kak Michel gimana? Sesama perempuan aku tau perasaan kak Michel bagaimana ketika dihianati sama pasangannya sendiri." ungkap Sita.
"Terus aku harus gimana Sita? tolong kasih aku kesempatan."
Sita tampak berpikir, lalu kemudian...
"Baiklah kalau kak Arka maksa, tapi ini bukan sebuah kesempatan tapi ini pembuktian. Tolong tetap bertahan sama kak Michel dan jadikan dia satu-satunya, buktikan kalau kak Arka bisa setia sama satu pasangan." ucapan Sita terpotong oleh Arka.
"itu namanya bukan kesempatan Sita-"
"Kalau kak Arka yang hianati kak Michel dan putusin dia karena memilih perempuan lain mohon maaf gak akan ada lagi kesempatan kak Arka buat sama aku. Tapi Jika kak Michel yang ternyata berhianat, maka kak Arka boleh temui aku lagi jika kak Arka masih ada perasaan sama aku." pinta Sita.
"Ini gila Sita."
"Ini pembuktian kalau kak Arka bisa setia dengan satu perempuan."
Arka merasa frustasi lalu mengusap wajahnya.
"Kalau aku dan Michel berhasil pertahanin hubungan kita bagaimana?" tanya Arka.
"Kalian lanjutkan, itu berarti kalian berdua memang berjodoh."
"Aku benar-benar gak ngerti sama pikiran kamu."
"jangan dimengerti cukup lakukan kak."
Tanpa disadari ada seseorang yang mendengarkan ucapan mereka.
*****
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments