"Maaf kak kalau boleh ngrepotin lagi. Aku mau nebeng bisa gak kak?" tanya Sita.
"Emm boleh, memangnya kamu mau kemana?" tanya Arka.
"Itu kak mau ke danau yang dekat SMK 88. Mau santai disana sekalian mau nungguin adek aku pulang sekolah, nanti biar sekalian bareng pulangnya." ujar Sita.
"Oh gitu, yaudah yukk. Lagi pula tempatnya juga searah sama jalan aku pulang." ucap Arka.
Mereka berdua gegas naik ke dalam mobil. Arka juga segera melajukan mobilnya.
"Kalau dilihat-lihat serasi juga ya mbak mereka." ucap Sasa. Mereka berdua memang sedang mengintip Sita dan Arka dari jendela.
"Kamu ini ngaco, mereka itu cuma saling kenal karena laki-laki itu kakak dari sahabatnya Sita." ujar Riska
"Ya kan gak ada salahnya kalau mereka dekat." ucap Sasa.
"Ahh kamu nih. Udah ah aku mau beres-beresin koper dulu." ujar Riska kemudian pergi meninggalkan Sasa yang masih mengintip di jendela.
*
*
"Kak makasih ya! Kalau gak ada kak Arka, mungkin tadi aku udah kerepotan sama Bunda." ucap Sita.
"Gak masalah kok, aku senang kok bisa bantu." balas Arka sambil tersenyum kepada Sita. Sedangkan Sita segera menundukkan wajahnya.
'Ah sial! Jangan bilang gue tertarik sama Sita. Tapi sayangnya Sita gak seperti cewek-cewek kebanyakan, dia gak segampang itu untuk didapetin' Batin Arka, ada rasa tertarik pada Sita. Sejak Awal pertemuan di taman, Arka memang sudah merasa tertarik dengan sosok Sita. Entah itu hanya rasa penasaran atau apa, yang pasti hanya Arka yang tahu.
Jika kita mengenal Arka, mungkin kalian membayangkan bila dia sosok yang perfect sebagai kakak laki-laki dan pacar yang terlihat bucin. Padahal itu semua salah!. Arkana Raffasya Aditama, yang mereka semua tahu adalah sosok yang dingin, pekerja keras, dan terkandang terlihat cuek. Namun ternyata ada sisi lain Arka yang tidak semua orang tahu, mungkin hanya sebagian orang saja yang tahu. Salah satu orang yang sudah menau tentang sisi lain Arka adalah Ambar, adik kandungnya sendiri. Mungin karena jaraknya yang hanya beda dua tahun sehingga dengan mudah memahami karakternya, terlebih Ambar juga sempat tinggal di Apartemen kakaknya di Surabaya selama Setahun, itulah yang membuat Ambar tahu tentang sisi lain Arka tepatnya sisi gelapnya.
Bisa kita bilang, jika Arka ini adalah seorang playboy handal. Bahkan selama pacaran dengan Michel, dia juga sempat pacaran dengan wanita lain di surabaya. Yang pastinya Ambar juga sudah tahu tentang hal itu. Namun untungnya wanita-wanita yang Arka pacari tidak pernah tahu tentang hal itu, termasuk Michel. Hal itu sudah Arka lakukan semenjak masih di bangku SMA, dia sudah sangat handal di bidang mengelabuhi banyak wanita. Walau begitu Arka tidak pernah berbuat yang aneh-aneh dengan para wanita itu, dia masih bisa menahan hawa nafsunya. Meski hanya sekedar berciuman Arka tidak pernah melakukannya, dia masih bisa membatasi dirinya. Hanya saja, Arka masih dalam masa penjajakan. Terkadang dia merasa bosan dengan hubungannya, mangkanya dia sering berpindah kepada wanita lain bahkan dia bisa berstatus dengan empat wanita sekaligus. Dia masih bingung untuk mencari wanita yang benar-benar dia butuhkan. Namun dalam hati kecilnya berkata, dia akan berhenti menjadi playboy jika suatu saat menemukan wanita yang tepat.
*
*
Akhirnya mobil yang di kendarai Arka sudah sampai tujuannya. Mereka pun segera turun dari mobil.
"Makasih ya kak. Oh ya, nanti montornya biar aku ambil selesai adikku pulang sekolah. Biar sekalian aku pulang ke rumah, jadi nanti gak perlu repot-repot diantar ke rumah motornya." ujar Sita.
"Gak masalah kok, nanti montornya biar diantar sopir aku. Kamu sama adikmu langsung pulang ke rumah aja." ucap Arka.
"Gak apa-apa kok kak, aku juga mau sekalian keliling naik motor. Lagian gak enak ngrepotin kak Arka terus." pinta Sita.
"Ya udah terserah kalau itu mau kamu." ucap Arka akhirnya.
"Ya udah Kak Arka bisa pulang sekarang, sekali lagi makasih ya Kak." ujar Sita. Arka hanya mengangguk.
Kemudian Sita meninggalkan Arka dan mulai berjalan menuju ke arah danau. Dia melihat ada kursi kosong yang menghadap ke danau, kemudian segera duduk disana.
Sebenarnya Sita sudah tidak tahan untuk menahan Air matanya sedari tadi, dia lelah dengan kehidupan keluarganya. Tidak hanya sekali dua kali ayahnya membuat onar di rumah, bahkan sejak dia masih di bangku SMA ayahnya sudah lalai terhadap tugasnya sebagai tulang punggung keluarga. Ayahnya selalu pulang dalam keadaan mabuk, bahkan juga mengikuti judi yang harus sampai mengorbankan cincin pernikahan milik bundanya. Ayahnya sebenarnya juga bekerja sebagai tukang parkir di pasar, tapi uang hasil kerjanya tak pernah sampai di tangan bundanya dan malah di pakai untuk berjudi. Untung saja Bunda Sita handal dalam membuat jajanan pasar, sehingga dia kerap membuat jajan untuk di titipkan di warung-warung atau kadang menerima pesanan. Bahkan tak sungkan Sita juga setiap hari menitipkan jajanan milik bundanya di kantin sekolahnya, hal itu tak membuat Sita malu justru dia senang karena bisa membantu perekonomian bundanya. Dan dengan ini pula Sita juga akan tahu mana teman yang tulus besahabat dengannya, alhasil dia mendapatkan tiga sahabat yang berlatar belakang jauh sempurna dengan Sita yang pastinya tulus berteman dengannya.
Soal kuliah, sebenarnya Sita menolak untuk kuliah dan berfikir untuk bekerja saja agar bisa membantu perekonomian bundanya, namun bundanya menentang dan menyuruh Sita untuk tetap melanjutkan studynya agar suatu saat bisa mengangkat derajat orang tuanya terutama bundanya. Terpaksa Sita kuliah di jurusan PGSD yang menurutnya biayanya cukup murah di jurusan itu, lagi pula jika menjadi guru suatu saat Sita juga bisa mendaftarkan PNS yang gajinya juga rumayan untuk membantu ekonominya.
"Mungkin inilah yang terbaik buat kehidupan bunda, dengan begini bunda tidak akan merasakan sakit hati lagi." tutur Sita.
"Semoga ini yang terbaik Ya Allah, mundahkanlah urusan hamba dan kuatkanlah hati ini Ya Allah. Engkau sebaik-baiknya pelindung, Lindungilah Aku, Bunda dan Adik. Kuatkanlah hati kami." Lirih Sita. dia tak kuasa menahan air matanya.
Kebetulan danau itu sedang sepi pengunjung, dengan begitu Sita akan lebih mudah untuk menumpahkan seluruh air matanya tanpa ada yang melihat.
Tanpa di sadari, ada pria yang sedari tadi mengawasi Sita. Pria itu merasa iba karena melihat Sita yang sedang menangis sendiri. pria itu adalah Arka.
Perlahan Arka berjalan menghampiri Sita. Sedangkan Sita yang tidak tahu keberadaan Arka masih menangis tersedu. Saat sudah berada di dekat Sita, Arka segera duduk dikursi sebelahnya yang masih kosong. Sita terkejut melihat keberadaan Arka yang secara tiba-tiba duduk di sebelahnya, sontak Sita menghapus air matanya.
"Jangan di hapus air matanya, kalau mau nangis silahkan. Aku tahu ini semua berat buat kamu." tutur Arka.
☆☆☆☆☆
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments