Sarapan bersama

Kini Sita telah sampai di depan rumah Ambar.

"Wah ternyata rumah Ambar besar juga ya." gumam Sita yang memang baru pertama kali berkunjung ke rumah Ambar.

Tiba-tiba ada seorang satpam yang menghampiri Sita, satpam itu bergerak sangat cekatan membuka pintu gerbang.

"Ini mbak Sita ya?" Tanya satpam itu yang kini mendekat ke arah. Sita hanya menganggukinnya.

"Ya udah mbak silahkan masuk aja, udah di tunggu sama Non Ambar di dalam." ucap pak satpam itu.

"Iya pak terimakasih." sahut Sita.

Sita langsung saja masuk ke dalam halaman rumah Ambar dengan mendorong sepeda montornya. Ia menaruh sepadanya di tempat parkir milik keluarga Sita. Setelah itu ia segera masuk ke dalam rumah Ambar.

"Permisi." teriak Sita ketika sampai di depan pintu rumah Ambar.

"Iya..." sahutan suara terdengar di dalam rumah itu, lalu terdengar langkah kaki yang hendak menghampiri Sita.

"Eh Sita udah datang." ucap wanita setengah baya yang kini menghampiri Sita.

"Iya tante, apa kabar?" sapa Sita kepada wanita itu dan memberi salam pada wanita paruh baya itu.

Wanita itu bernama Rita, dia adalah ibu dari Ambar dan Arka. Meskipun sudah hampir berkepala lima tetapi wanita itu masih terlihat sangat cantik dan awet muda.

"Alhamdulillah baik, kamu bagaimana kabarnya? Baik juga kan." sahut Rita.

"Alhamdulillah baik tante." jawab Sita.

"Ayo masuk, tunggu dulu di dalam. Ambar masih siap-siap." ucap Rita.

"Nanti Sita ikut sarapan juga ya, tante tadi masak banyak soalnya." tawar Rita.

"I.. Iya tan." kebiasaan Sita yang sangat susah untuk menolak permintaan orang lain.

"Kamu masih kerja di Bu Dewi kan?" tanya Rita.

Rita memang sudah berteman lama dengan Dewi bos Sita. Pertemannya di mulai semenjak keduanya sama-sama merintis bisnis di bidang kuliner dan mereka bertemu di tempat kursus memasak. Keduanya memang sama-sama merintis bisnis di bidang kuliner namun Rita lebih berfokus pada bisnis kafe dan resto sedangkan Dewi berfokus pada toko kue. Karena kunjungan Rita yang terlalu sering ke toko kue Dewi sehingga membuat ia juga akrab dengan para pegawai Dewi termasuk Sita, dan dari situlah Sita tahu jika ternyata Rita adalah orang tua dari Ambar.

"Masih tante," ucap Sita terus terang.

"Tante udah lama banget gak ketemu sama si Dewi, terakhir ketemu ya pas di toko kue itu waktu ketemu kamu juga." jelas Rita disertai senyumnya.

'Andai aja Sita tau kalau saya kesana sering ngobrolin dia. Moga aja Dewi gak kasih tahu kalau aku punya niat baik ke Sita, Masalahnya aku maunya biar Sita kenalan langsung sama Arka' gumam Rita dalam hati.

Memang sejak pertama kali Rita mengenal Sita, ia sudah sangat kagum dengan sikap sopan santun Sita. Bahkan Rita juga ingin kalau Sita ia jodohkan dengan Arka, namun sayangnya Arka saat itu malah berpacaran dengan Michel sehingga membuat Rita mengurungkan niat baiknya. Tetapi doanya tidak pernah luntur, di setiap sholatnya ia tidak pernah ketinggalan untuk mendoakan agar Arka bisa berjodoh dengan Sita. Namun entahlah hanya Tuhan dan pengarang yang tahu.

"oh iya tante, ini ada sedikit kue yang Sita buat semalam." ucap Sita sembari memberikan kuenya pada Rita.

"Wah makasih ya, " Ucap Rita dan menerima kuenya dengan antusias.

"Ya udah kamu duduk dulu, biar tante panggil dulu Ambar nya." Ucap Rita kemudian pergi meninggalkan Sita.

Sita mulai duduk di sofa sembari menunggu Ambar. Tidak butuh waktu lama yang di tunggu pun sudah datang menemui Sita di ruang tamu. Sita pun langsung berdiri ketika melihat Ambar menghampirinya.

"Sita kangen..." teriak Ambar ketika melihat Sita, kemudian lari menghampirinya dan memeluknya seketika.

Sita sangat terkejut ketika tiba-tiba Ambar memeluknya. Namun kemudian Sita membalas pelukan Ambar.

"Ih lama banget gak ketemu, kangen ih..." ucap Ambar yang sudah melepas pelukannya.

Ceklek

Tiba-tiba ada seseorang yang membuka pintu utama yang terhubung dengan ruang tamu.

Muncul lah laki-laki berpawakan tinggi dan berkulit putih yang langsung membuat Ambar dan Sita menoleh bersamaan melihatnya, ternyata dia adalah Arka.

"Buruan bang siap-siap, teman gue udah datang nih!" seru Ambar ketika Arka baru saja masuk.

"Iya.. Iya bawel." ketus Arka dengan memasangkan muka dinginnya.

'ternyata benar dugaan gue, kalau perempuan itu temannya Ambar' batin Arka.

Arka pun segera bergegas menuju kamarnya.

"Tunggu..., maksut lo. Jangan bilang kalau abangmu yang lo suruh buat temenin gue." ucap Sita.

Ambar malah menampakkan deretan giginya.

"Eit.. Tapi lo gak boleh batalin, lo udah di sini jadi tetap harus ikut." sergah Ambar.

"Ah... Licik lo." rengek Sita yang hanya bisa pasrah.

"lagian kan lo yang bilang suruh carikan teman ngobrol, ya adanya abang gue jadi ya gue ajak dia aja." jelas Ambar.

"Ya gak cowok juga, apa lagi abang lo." timpal Sita.

"Siapa suruh gak nyebutin jenis kelam*nnya." ucap Ambar sambil terkekeh, sedangkan Sita sudah sangat pasrah.

"Anak-anak sarapan dulu yuk." panggil Rita yang berada di ruang makan.

"Ya udah yuk ikut sarapan dulu, udah di panggil mamiku tuh." aja Ambar, sementara Sita hanya membuntuti Ambar.

Kini mereka sudah berada di meja makan. Sita merasa asing karena berada di tengah-tengah keluarga cemara yang harmonis, karena selama ini Sita tidak pernah mendapatkannya.

Semuanya tampak menikmati hidangan yang sudah tersedia, walau sebenarnya kali ini Rita cukup memasak banyak makanan yang tidak ia lakukan setiap hari. Hal ini di karenakan Rita ingin menyambut kedatangan Sita yang sudah lama ia nanti.

"Mami perasaan gak gini banget pas Ambar sama Bang Arka datang dari Surabaya, tumben banget masak sebanyak ini." ucap Ambar yang keheranan.

"iya dong kan mau menyambut calon..." Rita tidak segera melanjutkan ucapannya karena ia segera buru-buru menutup mulutnya yang hampir saja kecoplosan.

"Calon apa?" tanya Ambar penuh penasaran.

"Calon... chef, asal kamu tahu aja kalau Sita ini kan pintar banget masak. Apalagi kalau masak pasti enak semua makanannya, tadi aja Mami di bawakan kue sama Sita. Rasanya enak pol." sangkal Rita dan malah memuji Sita.

Sita yang di puji malah merasa kikuk.

"Ah tante bisa aja." ucap Sita.

"Gak kok emang kenyataanya. Pokoknya kamu harus cicipin semua masakannya tente." ucap Rita.

Ambar dan Arka malah merasa bingung, karena Maminya sangat begitu akrab dengan Sita. Yang mereka tahu maminya sulit untuk akrab dengan orang yang baru di kenal, padahal belum tahu saja jika Rita sudah kenal Sita sejak lama.

Tanpa Sita sadari, selalu ada sepasang mata yang menatap kearahnya. Ya dia adalah Arka.

'Memangnya seistimewa itu kah Sita' batin Arka.

☆☆☆☆☆

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

gaskeuuunnn, Bunda....
😄😃

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Rencana
3 tersentuh
4 Sarapan bersama
5 Perjalanan ke pantai
6 Bonus foto berdua
7 Overprotektif
8 Mami yang perhatian
9 Keluarga Sita yang hancur
10 Sisi lain Arka
11 Ancaman dari Ambar
12 Kesan Buruk
13 Janjian
14 Menyusul ke Surabaya
15 Makan malam
16 Jujur
17 Berpamitan
18 Cukup lakukan
19 Pindah ke Bandung.
20 Perjodohan
21 Mantan
22 Bertemu
23 Karena akulah jodohmu
24 Perasa'an
25 Berberes
26 Intropeksi
27 Selingkuh
28 Sudah saatnya saling melupakan
29 Ijab kabul
30 Batal
31 Mencoba untuk ikhlas
32 Perasaan yang terlambat.
33 Hilang fokus
34 ikhlas dan sabar
35 Orang baru
36 Bomerang
37 Keseriusan Pak Herman
38 Salah sambung
39 Akhirnya Arka tahu
40 SAH
41 Acara resepsi
42 Mimpi
43 Acara lempar bunga
44 Cemburu
45 Harus disegerakan
46 Melamar
47 Biarkan menjadi kejutan
48 Cerita Papi
49 Pemilik hem biru muda
50 Persiapan
51 Nanti setelah nikah
52 Alhamdulillah, sahhhh....!
53 Panggil apa???
54 Malam pertama
55 Sahabatnya yang mana?
56 Terpana
57 Bukan sekarang waktunya
58 Belum Siap
59 Pindahan
60 Unboxing
61 rumah kita
62 Gagal terus
63 Mencari solusi
64 Maafkan aku mas
65 Marahan
66 Malam yang dinanti
67 Rambut basah
68 konflik pagi
69 Se'ember es batu
70 Butuh proses
71 Perayaan wisuda
72 Welcome to Bali
73 Mantan
74 Bu Marni
75 Kunci
76 Pemilik suara indah
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Mula
2
Rencana
3
tersentuh
4
Sarapan bersama
5
Perjalanan ke pantai
6
Bonus foto berdua
7
Overprotektif
8
Mami yang perhatian
9
Keluarga Sita yang hancur
10
Sisi lain Arka
11
Ancaman dari Ambar
12
Kesan Buruk
13
Janjian
14
Menyusul ke Surabaya
15
Makan malam
16
Jujur
17
Berpamitan
18
Cukup lakukan
19
Pindah ke Bandung.
20
Perjodohan
21
Mantan
22
Bertemu
23
Karena akulah jodohmu
24
Perasa'an
25
Berberes
26
Intropeksi
27
Selingkuh
28
Sudah saatnya saling melupakan
29
Ijab kabul
30
Batal
31
Mencoba untuk ikhlas
32
Perasaan yang terlambat.
33
Hilang fokus
34
ikhlas dan sabar
35
Orang baru
36
Bomerang
37
Keseriusan Pak Herman
38
Salah sambung
39
Akhirnya Arka tahu
40
SAH
41
Acara resepsi
42
Mimpi
43
Acara lempar bunga
44
Cemburu
45
Harus disegerakan
46
Melamar
47
Biarkan menjadi kejutan
48
Cerita Papi
49
Pemilik hem biru muda
50
Persiapan
51
Nanti setelah nikah
52
Alhamdulillah, sahhhh....!
53
Panggil apa???
54
Malam pertama
55
Sahabatnya yang mana?
56
Terpana
57
Bukan sekarang waktunya
58
Belum Siap
59
Pindahan
60
Unboxing
61
rumah kita
62
Gagal terus
63
Mencari solusi
64
Maafkan aku mas
65
Marahan
66
Malam yang dinanti
67
Rambut basah
68
konflik pagi
69
Se'ember es batu
70
Butuh proses
71
Perayaan wisuda
72
Welcome to Bali
73
Mantan
74
Bu Marni
75
Kunci
76
Pemilik suara indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!