Tanpa Sita sadari, selalu ada sepasang mata yang menatap kearahnya. Ya dia adalah Arka.
Di tengah sarapannya Arka masih saja mencuri pandang pada Sita, namun karena Sita yang begitu peka merasa ada yang selalu melihat dirinya. Akhirnya Sita dengan sengaja mendongakkan wajahnya yang sedari tadi hanya terfokus pada makanan, ia langsung mengarahkan wajahnya pada pria yang sedari tadi mencuri pandang padanya. Ya pada Arka tepatnya.
Mata mereka tak sengaja bertemu.
Arka yang merasa gelagapan karena ketahuan mencuri pandang akhirnya tersedak makanan yang sedang ia kunyah.
Uhukk...uhukk...uhukk...
Rita yang duduk di depan Arka langsung mengambilkan minum untuk putranya itu, jiwa ke ibuannya keluar begitu saja.
"Hati-hati dong makanya kalau makan, mikirin apa sih kamu ini." racau Rita sembari memberinya minum.
Arka spontan mengambil minum yang di berikan Rita, lalu meminumnya.
"Jangan-jangan lo mikirin Sita ya, ngapain lo mikirin Sita bang." ucap Ambar spontan, karena niatnya hanya meledek abangnya. Padahal yang Ambar ucapkan itu memang benar.
"Uhuk..." belum selesai Arka minum sudah tersedak lagi, karena mendengar tutur Ambar yang memang benar nyatanya.
"Ambar kamu ini, seneng banget ngledekin abangnya." omel Rita.
Ambar yang di omelin hanya cekikikan saja.
Sedangakan Sita masih tertegun, ia memang merasa jika Arka melihatnya sedari tadi. Entahlah kenapa, Atau memang hanya perasaannya saja.
***
Setelah mereka selesai sarapan, kemudian mereka bertiga yaitu Sita, Ambar, dan Arka segera memasukkan barang-barang yang akan mereka bawa ke pantai.
Saat mereka memasukkan barang, akhirnya Riki pacarnya Ambar yang di tunggu dari tadi juga sudah datang.
"Ya udah yuk berangkat, Riki juga udah datang." ucap Ambar.
"Ya udah mi, kita mau berangkat dulu nanti keburu kesiangan." pamit Ambar.
Mereka berempat segera bersalaman kepada mami dan papi Arka yang berada di halaman untuk mengantar mereka.
"Hati-hati ya kalian di jalan." ucap Aditama yaitu papi Arka dan Ambar.
"Siap papi." ucap Ambar sembari memberikan hormat pada papinya.
"Arka dan Riki kalian laki-laki, jadi harus jagain Ambar dan Sita jangan sampai kenapa-kenapa." ucap Ambar.
"Iya mi." ucap Arka singkat.
"siap tan, saya pasti jagain Ambar." sahut Riki.
"Sita juga dong sayang." protes Ambar.
"Ya kalau Sita kan urusannya bang Arka." ucap Riki asal ceplos.
"Mami titip Sita ya Ka, anak gadis orang jangan sampai kenapa-kenapa." ledek Rita sembari menyembunyikan tawanya.
Arka dan Sita spontan melotot bersamaan ketika mendengar ucapan Rita.
"Ya udah deh mi kita berangkat dulu, Assalamualaikum..." pamit Arka yang tak ingin berlama-lama. Ia segera memasuki mobil di bagian pengemudi, di susul Riki yang duduk di depan di sebelah Arka. Sedangkan Ambar dan Sita duduk di jok belakang.
Arka kemudian melajukan mobilnya dan mulai meninggalkan halaman rumahnya.
"Teman-teman lo yang lain gimana?" tanya Arka pada Ambar.
"Mereka udah berangkat dulu, katanya yang datang duluan nungguin di sana." jawab Ambar.
Kemudian Arka mengangguk tanda mengerti.
Perjalan selama tiga jam, memang cukup untuk membuat mereka merasa bosan. Namun Arka masih tetap fokus menyetir mobilnya, meskipun sesekali Riki menawari untuk menggantikannya tetapi Arka tetap menolaknya.
Sedangkan Sita dan Ambar sedari tadi mengobrol tiada habisnya, seakan mereka seperti dua sejoli yang sudah bertahun-tahun tidak bertemu padahal mereka tidak bertemu hanya baru setahun, itupun mereka tetap saling berkomunikasi melalui telepon meskipun jarang.
Arka sesekali melihat Sita melalui spion di depannya, entah kenapa ada rasa berbeda ketika Arka melihat Sita berbicara dan tertawa. Perasaan yang teduh dan hangat bisa ia rasakan, padahal ini adalah pertemuan pertama mereka setelah benar-benar berkenalan.
Beda halnya dengan Arka, Sita sedari tadi sebenarnya sadar jika Arka melihatinya melalui spion. Sita sangat merasa risih jika terus di pandang secara diam-diam oleh Arka. Padahal yang Sita tahu jika Arka sudah memiliki kekasih, karena waktu itu Arka memang membelikan kue untuk pacarnya.
"Dih... Apasih abangnya Ambar lihatin mulu. Sory ya gue gak akan terpikat. Dasar buaya darat." gumam Sita dalam hati.
Setelah menempuh selama tiga jam, Akhirnya mereka sampai di pantai Anyer.
Arka memakirkan mobilnya di tempat parkir yang sudah di sediakan.
kemudian mereka satu persatu keluar dari dalam mobil. Sedang Arka dan Riki mengeluarkan barang-barang dari garasi yang ia bawa tadi.
"Guysss." teriak seorang perempuan yang melambaikan tangannya pada Sita dan Ambar.
"Heiii" sahut Ambar dan Sita bersamaan.
Lalu wanita itu menghampiri Sita dan Ambar.
"Gue juga baru datang kok, anak-anak lain udah masuk ke pantai. Mereka nyari tempat buat kita duduk di sana." jelas wanita itu yang ternyata Ratna.
"Ya udah Kita langsung ke sana aja yuk." ajak Ambar.
Mereka akhirnya mulai berjalan ke area pantai.
Arka dan Riki sebenarnya agak keberatan karena membawa beberapa barang yang harus di bawa seperti karpet untuk duduk, gitar, dan juga beberapa cemilan.
Sedangkan Ratna, Sita, dan Ambar sudah berjalan terlebih dahulu dengan hanya membawa tas slempang yang di pakainya. Mereka sama sekali tidak memperdulikan keberadaan Arka dan Riki yang sangat kesusahan membawa barang-barang. Sebenarnya bukan karena tidak perduli tapi karena mereka terlalu asik mengobrol.
Akhirnya mereka sampai juga ke tempat yang sudah di siapkan oleh Mirna, Adit, dan joy (pacar Ratna).
"Eh... Ini bantuin dong." teriak Arka yang berada jauh di belakang mereka.
Ambar dan Sita saling pandang, mereka merasa bersalah karena tidak membantu Arka dan Riki untuk membawa barang-barangnya.
"Sory." ucap Ambar. Lalu menyusul Arka dan Riki, dan mengambil karpet yang di pegang oleh Arka.
Kemudian Ambar berjalan terlebih dahulu, ia segera menyusul teman-temannya. Dan segera menggelarkan karpet di atas pasir, di bantu oleh teman-temannya yang ada di sana.
mereka mulai meletakkan beberapa cemilan yang di bawa dari rumah ke atas karpet.
"Ok, jadwal kita habis ini ngapain?" tanya Ratna.
"Renang di pantai, mainan ombak, naik banana boat, foto-foto, banyak deh pokoknya." Sahut Mirna antusias.
"ya udah kita mainan ombak dulu yuk, habis itu mainan banana boat." ucap Ambar.
"Ya udah kita mau mainan selancar dulu." ucap Riki, kemudian Riki, Adit, dan joy mulai ke arah pantai untuk bermain selancar. Sedangkan Arka masih berada di sana bersama para perempuan.
"Yuk Sit kita renang-renang ke pantai dulu kalau gitu" ajak Ambar pada Sita.
"Gak ah, gue lihatian kalian aja disini." ucap Sita.
"Yah kok gitu." sahut Ambar merasa kecewa.
"Kan kalian tahu gue gak bisa berenang, udah kalian aja deh kesana gue tunggu di sini." ucap Sita.
"Siap deh bu hajah kalau gitu." sahut mereka bertiga kompak. Lalu meninggalkan Sita dan Arka yang masih ada di sana.
Arka tampak terkekeh kecil ketika mereka bertiga menyebut Sita dengan panggilan bu hajah. Memang sangatlah lucu, Sita bagaikan terperangkap di kandang macan. Kenapa begitu? Karena ketiga teman Sita dari awal berangkat sudah berpakaian minim ala khas pantai, sedangkan Sita berpakaian kulot hitam panjang dan hem bewarna cream senada dengan hijabnya. Sungguh pemandangan yang lucu tiga teman yang sholehot dan satu teman yang sholehah.
Sita tersadar jika masih ada Arka di belakangnya yang terlihat sedang terkekeh "kenapa ketawa gitu?" ucap Sita dengan tatapan yang tajam.
☆☆☆☆☆
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
😄🤣
2024-03-02
1
anggita
arka... sita
2023-09-20
2