Mami yang perhatian

Matahari telah terbit di ujung timur, jam sudah menunjukkan pukul setengah enam. Sita dan yang lain sudah berkumpul di depan penginapan dan berniat untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Sita! Udah enakkan badannya?" tanya Ratna yang berada disamping Sita.

"Alhamdulillah udah mendingan. Sory ya gaes gara-gara aku semalam, liburan kalian jadi gak nyaman." ucap Sita merasa bersalah.

"Ya ampun Sita! Lo gak perlu merasa bersalah gitu dong. Lagian liburan kali ini kita happy kok, iya kan guys?" ucap Mirna.

"Iya Sita sayang, lagian selama aku ada di Jakarta. Kita bisa liburan bareng-bareng lagi lain waktu." ucap Ambar.

"Ya udah kita pelukan dulu guys." pekik Ratna. Akhirnya empat sejoli itu pun saling berpelukan.

Sedangkan para laki-laki yang melihat pemandangan empat sejoli itu ikut merasakan keharuan.

"Boleh gak sih ikut pelukan juga." timpal Riki yang langsung di tonyor oleh Arka. "lawan dulu abangnya Ambar." sahut Arka. Semua yang berada di situpun ikut tertawa karena melihat tingkah Riki dan Arka.

Setelah semuanya selesai, mereka segera masuk ke dalam mobil masing-masing.

"Dadaaa, hati hati ya kalian." teriak Ratna dan Mirna yang berada di dalam mobil sembari melambaikan tangan. Rombongan mereka memang sudah melaju terlebih dahulu. Setelah itu mobil Arka juga ikut melaju.

"Kalau badannya masih gak enakkan, tidur aja." ucap Arka seketika pada Sita.

"Iya Kak, makasih." balas Sita.

Badan Sita memang masih terasa lemas, meskipun sebelum pulang mereka sudah sarapan terlebih dahulu. Dan Sita putuskan untuk menyenderkan tubuhnya di kursi sambil melihat ke arah pemandangan pinggir jalan. Sedangkan Ambar terfokus dengan handphonenya, begitupun dengan Riki. Selama perjalanan terasa hening tidak ada yang berbicara.

*

Sampai akhirnya mereka telah sampai di kediaman Ambar dan Arka. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Rita yang sudah berada di teras.

Mobilpun berhenti di tempat parkir, mereka segera keluar dari mobil. Riki dan Arka tampak mengeluarkan barang-barang yang ada di bagasi dengan di bantu oleh satpam mereka. Sedangkan Sita yang di gandeng oleh Ambar segera berjalan ke arah Rita. Kedua anak itu segera menyalami Rita.

"Tante dengar dari Arka, semalam kamu pingsan ya?" tanya Rita penuh cemas sembari mengusap pipi Sita.

"Iya tante, tapi udah mendingan kok." jawab Sita.

"Bang Arka telepon mami?" tanya Ambar.

"Enggak kok, mami yang telepon abangmu. Untuk memastikan aja kalau kalian aman. Eh tahunya Sita malah pingsan." jelas Rita.

Ditengah mereka yang sedang mengobrol, kemudian Arka dan Riki mengehampiri Rita untuk bersalaman.

"Eh kalian makan dulu ya, tadi mami udah bikinin sup ayam jamur enoki buat segerin tubuh kalian yang habis perjalanan jauh. Sita juga harus coba biar badannya tambah sehat." ucap Rita.

"Maaf tante Riki gak bisa, soalnya habis ini ada jadwal masuk kampus." ungkap Riki.

"Oh gitu, ya udah gak apa-apa. Lain waktu aja kalau gitu ya." ucap Rita.

"Ya udah saya permisi." pamita Riki yang kemudian pergi meninggalkan mereka.

"Ya udah kalaian aja yang makan, gak pakai nasi juga gak apa-apa." perintah Rita.

Sita sebenarnya ingin menolak ajakan Rita, tapi merasa tak enak hati karena Rita seudah bersusah payah membuatkannya.

Kemudian mereka segera masuk ke rumah dan langsung menuju ke meja makan lalu duduk disana. Terlihat sup sudah disajikan dalam mangkok dan siap untuk dimakan. Merekapun langsung menyantapnya dengan lahap.

Setelah selesai makan, Sita yang berniat untuk pulang langsung berpamitan pada Rita.

"Makasih ya tan makanannya, sup nya enak banget." puji Sita "tapi ini udah mau menjelang siang tan, jadi Sita harus pamit pulang." ucap Sita segera berdiri dari kursinya

"Eh tunggu, tubuh kamu kan masih lemas gitu Sita. Mending pulangnya biar di anterin sama Arka ya, dari pada nanti kamu ada apa-apa di jalan." ucap Rita,

Ambar yang mendengar ucapan dari maminya langsung menoleh pada Arka, sedangkan Arka malah mengedikan bahunya tanda tidak tahu.

"Gak usah repot-repot tan, Sita bisa pulang sendiri kok dan pasti gak akan kenapa-napa." tolak Sita.

"Udah gak apa-apa, biar dianterin Arka." kekeh Rita. Sembari mengejapkan sebelah matanya pada Arka untuk mengode. Sedangkan Arka yang masih tak tahu apa-apa semakin mengerutkan keningnya.

"Tapi motor Sita nanti gimana dong tan, kalau diantarin sama bang Arka." ucap Sita.

"Udah gampang, besok biar diantarin sama sopirnya tante ke rumah kamu."balas Rita.

"Iya Sita gaka apa-apa biar aku anterin aja, nanti takutnya kamu malah kenapa-napa di jalan." ucap Arka kemudian.

"Ya udah kalau gitu." ucap Sita yang akhirnya pasrah. Kemudian mereka semua segera keluar Rumah.

"Ya udah tan saya permisi mau pamit pulang." pamit Sita, kemudian menyalami tangan Rita.

Kemudian Sita berjalan ke arah mobil yang sudah dibukakan pintunya oleh Arka. Dan Arka juga segera masuk kedalam mobilnya untuk mengantar Sita pulang. Mereka duduk bersandingan di kursi depan.

"Hati-hati ya Ka bawa mobilnya." teriak Rita penuh riang. Ambar hanya merasa aneh dengan sikap maminya yang begitu baik dengan Sita, dia pun terus memandang dengan heran ke arah maminya.

"Mi! Jangan bilang kalau mami mau comblangin Bang Arka sama Sita?" tanya Ambar penuh selidik.

"Tuh kamu tahu. Gak perlu mami jelasin pun kamu udah ngerti." ucap Rita jujur.

"Mi, Bang Arka kan udah punya pacar." ucap Ambar.

"Baru pacar kan belum istri. Berarti masih ada kesempatan dong buat mereka dekat. Lagian mami sebenarnya gak suka sama si Michel itu." ucap Rita, kemudian berlalu meningglka Sita.

Ambar yang mendengar ucap maminya, langsung melongo ditempat.

***

Sementara Arka dan Sita yang berada di dalam mobil sama sekali tak berbicara, rasanya sangat hening sekali. Pandangan Sita terfokus pada deretan rumah di pinggir jalan, sedangkan Arka yang sesekali menoleh yang pada Sita malah merasa bingung. Dia ingin memulai pembicaraan tetapi tidak tahu dimulai dari mana.

"Ini arahnya kemana ya Sit?" tanya Arka pada akhirnya.

"Nanti di jalan kemuning belok kiri kak, habis itu lurus ada pertigaan paling pojok belok ke kanan. jaraknya cuma tinggal ngitung lima rumah aja kok kak dari pertigaan." jelas Sita.

"Oke." sahut Arka kemudian melajukan mobilnya ke arah yang Sita tunjuk.

Tak lama kemudian mereka sampai di rumah Sita.

"Ini rumahnya?" tanya Arka.

"Iya kak." sahut Sita.

Mobil Arka lalu dihentikan di halaman rumah Sita. Mereka pun segera keluar dari mobil, kemudian berjalan di depan mobil.

"Makasih ya kak udah anterin Sita." ucap Sita. Dibalas senyuman oleh Arka.

Namun tiba-tiba mereka berdua mendengar suara orang yang sedang bertengkar, sepertinya itu berada didalam rumah Sita.

Tanpa sadar air mata Sita jatuh dipipinya.

☆☆☆☆☆

Bersambung...

Episodes
1 Awal Mula
2 Rencana
3 tersentuh
4 Sarapan bersama
5 Perjalanan ke pantai
6 Bonus foto berdua
7 Overprotektif
8 Mami yang perhatian
9 Keluarga Sita yang hancur
10 Sisi lain Arka
11 Ancaman dari Ambar
12 Kesan Buruk
13 Janjian
14 Menyusul ke Surabaya
15 Makan malam
16 Jujur
17 Berpamitan
18 Cukup lakukan
19 Pindah ke Bandung.
20 Perjodohan
21 Mantan
22 Bertemu
23 Karena akulah jodohmu
24 Perasa'an
25 Berberes
26 Intropeksi
27 Selingkuh
28 Sudah saatnya saling melupakan
29 Ijab kabul
30 Batal
31 Mencoba untuk ikhlas
32 Perasaan yang terlambat.
33 Hilang fokus
34 ikhlas dan sabar
35 Orang baru
36 Bomerang
37 Keseriusan Pak Herman
38 Salah sambung
39 Akhirnya Arka tahu
40 SAH
41 Acara resepsi
42 Mimpi
43 Acara lempar bunga
44 Cemburu
45 Harus disegerakan
46 Melamar
47 Biarkan menjadi kejutan
48 Cerita Papi
49 Pemilik hem biru muda
50 Persiapan
51 Nanti setelah nikah
52 Alhamdulillah, sahhhh....!
53 Panggil apa???
54 Malam pertama
55 Sahabatnya yang mana?
56 Terpana
57 Bukan sekarang waktunya
58 Belum Siap
59 Pindahan
60 Unboxing
61 rumah kita
62 Gagal terus
63 Mencari solusi
64 Maafkan aku mas
65 Marahan
66 Malam yang dinanti
67 Rambut basah
68 konflik pagi
69 Se'ember es batu
70 Butuh proses
71 Perayaan wisuda
72 Welcome to Bali
73 Mantan
74 Bu Marni
75 Kunci
76 Pemilik suara indah
77 Gagal
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Awal Mula
2
Rencana
3
tersentuh
4
Sarapan bersama
5
Perjalanan ke pantai
6
Bonus foto berdua
7
Overprotektif
8
Mami yang perhatian
9
Keluarga Sita yang hancur
10
Sisi lain Arka
11
Ancaman dari Ambar
12
Kesan Buruk
13
Janjian
14
Menyusul ke Surabaya
15
Makan malam
16
Jujur
17
Berpamitan
18
Cukup lakukan
19
Pindah ke Bandung.
20
Perjodohan
21
Mantan
22
Bertemu
23
Karena akulah jodohmu
24
Perasa'an
25
Berberes
26
Intropeksi
27
Selingkuh
28
Sudah saatnya saling melupakan
29
Ijab kabul
30
Batal
31
Mencoba untuk ikhlas
32
Perasaan yang terlambat.
33
Hilang fokus
34
ikhlas dan sabar
35
Orang baru
36
Bomerang
37
Keseriusan Pak Herman
38
Salah sambung
39
Akhirnya Arka tahu
40
SAH
41
Acara resepsi
42
Mimpi
43
Acara lempar bunga
44
Cemburu
45
Harus disegerakan
46
Melamar
47
Biarkan menjadi kejutan
48
Cerita Papi
49
Pemilik hem biru muda
50
Persiapan
51
Nanti setelah nikah
52
Alhamdulillah, sahhhh....!
53
Panggil apa???
54
Malam pertama
55
Sahabatnya yang mana?
56
Terpana
57
Bukan sekarang waktunya
58
Belum Siap
59
Pindahan
60
Unboxing
61
rumah kita
62
Gagal terus
63
Mencari solusi
64
Maafkan aku mas
65
Marahan
66
Malam yang dinanti
67
Rambut basah
68
konflik pagi
69
Se'ember es batu
70
Butuh proses
71
Perayaan wisuda
72
Welcome to Bali
73
Mantan
74
Bu Marni
75
Kunci
76
Pemilik suara indah
77
Gagal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!