Keluarga Sita yang hancur

***

"Kamu bisa gak sih mas pulang ke rumah gak mabuk-mabukkan kayak gini. Setiap hari kayak gini, kapan kamu mau berubah mas. Kasian anak-anak mas!" teriak Riska yaitu Bundanya Sita.

"BERISIKKKK." teriak Joko yaitu Ayah Sita tak kalah keras. Tampak sesuatu terbanting dari dalam rumah.

Suara pertengkeran mereka berdua cukup terdengar dari halaman rumah Sita, sehingga Sita dan Arka bisa mendengar suara teriakan mereka berdua. Arka tampak Iba melihat Sita yang terlihat sudah meneteskan air mata. Saat mendengar suara benda yang terbanting, Sita segera menuju ke dalam rumahnya. Dia takut jika ayahnya akan melukai bundanya. Sita berlari meninggalkan Arka yang berada di sebelahnya, Namun Arka malah mengikuti Sita.

Sita membuka pintu rumahnya, tampak sebuah vas bungan sudah terpecah belah di lantai rumahnya. Joko terlihat sedang duduk dikursi dengan raut wajah yang nampak seperti orang mabuk. Sementara Riska segera menghampiri Sita, dan Arka cukup kasian melihat sisi lain Sita yang ternyata cukup hancur.

"Bunda gak apa-apa kan?" tanya Sita.

"Gak apa-apa kok nak." jawab Riska.

"Ayah! Sita kecewa sama ayah. Ayah seharusnya jadi panutan buat keluarga kita, tapi ayah malah kayak gini." maki Sita.

"Alah! Kamu masih anak kemarin sore tahu apa sih." bentak Joko.

"Kalau ayah masih kayak gini. Mending aku, adek, sama bunda gak usah tinggal disini sekalian. Ayah juga udah gak tanggung jawab sama bunda, gak pernah kasih nafkah ke bunda." sentak Sita.

"Silahkan, saya malah senang kalau kalian pergi dari sini." ucap Joko.

"Nak kita mau pergi kemana?" tanya Riska.

"Ke rumah tante Sasa, kemarin dia juga nawarin kita buat tinggal disana aja kan bun. Lagian tante kan juga tinggal sendiri." jawab Sita.

"Sekarang kita beresin pakaian kita sama adek juga. Nanti pulang sekolahnya adek, biar aku jemput." lanjut Sita.

Kemudian Sita menoleh ke arah Arka.

"Maaf kak Arka, kalau aku minta tolong buat antarin kita ke rumah tante aku bisa? Nanti masalah uang bensin biar aku ganti." pinta Sita.

"Bisa! Kamu gak usah mikirin buat uang bensin, itu isi bensinnya masih full kok." jawab Arka.

"Makasih kak."

Kemudian Sita dan bundanya segera menuju ke kamarnya masing-masing untuk membereskan pakainnya. Sementara Arka menggu di teras rumah Sita.

Setelah menunggu beberapa menit. Sita dan bundanya keluar dari rumah membawa dua koper dan dua ransel yang berisi pakaian dan perlengkapan belajar milik Sita dan Ariana yaitu adik Sita.

Arka beregegas membantu membawakan salah satu kopernya, dan memasukannya ke dalam bagasi mobilnya. Setelah semua barang dimasukkan ke dalam bagasi, Arka segera menyuruh Sita dan bundanya duduk di jok belakang.

Arka gegas melajukan mobilnya dan menuju alamat yang telah Sita beritahu.

"Makasih ya nak, sudah mau membantu kami." ucap Riska.

"Itu sudah tugas saya sebagai manusia tante untuk saling membantu." jawab Arka, yang di balas senyuman oleh Riska.

Tak menunggu lama. Mobil yang mereka kendarai telah sampai di kediaman Sasa adik dari Riska. Terlihat Sasa sudah menyambut kedatangan mereka. Memang sebelum menuju ke rumah Sasa, Sita sudah memberitahukan sebelumya.

Mereka bertiga segera keluar dari mobil. Arka membuka bagasinya dan mulai menurunkan koper dan ransel. Sita dan bundanya yang dibantu oleh Arka, gegas mengambil koper dan ransel lalu di bawa masuk ke dalam rumah Sasa.

"Kopernya langsung di taruh aja di kamar. Disini kamarnya kan cuma ada dua, jadi nanti kamu sama adek tidur dikamar tamu. Terus nanti biar bunda kamu tidur sama tante." ucap Sasa.

"Makasih ya tan, Sita sama bunda jadi ngrepotin gini." ucap Sita merasa tak enak.

"Maaf ya Sa, kita jadi ngrepotin gini. Kamu tenang aja kita tinggal disini sampai perceraian aku sama mas Joko tuntas. Besok aku akan ke pengadilan buat ajukan gugatan cerai." jelas Riska.

"Kamu ini mbak kayak ke siapa aja. Kalian mau lama tinggal disini juga gak masalah, lagian aku sendirian disini ada kalian malah tambah ramai. Dan soal percerain kamu mbak, aku dukung banget. Aku udah gak tahan sama sikapnya Mas Joko ke kamu dari dulu, emang udah gak bisa di pertahanin dia mbk." ucap Sasa.

"Tante nih masa iya kita tinggal disini terus, emangnya tante gak bakalan nikah apa." ucap Sita.

"Husst kamu nih, tante masih enak sendirian dulu. Kalau masalah anak kan tante udah punya kamu sana ariana yang udah tante anggap anak sendiri."

"Dihh tante ini." seru Sita.

Sedari tadi mereka masih berdiri di ruang tamu tanpa memperhatikan Arka berdiri di belakang mereka yang masih menyeret koper milik Sita.

"Eh maaf ya nak, gara-gara keasikan ngobrol jadi lupa kalau ada kamu." ucap Riska.

"Gak apa-apa tante." jawab Arka.

"Ya udah sana Sita, tas sama kopernya ditaruh di kamar situ dulu nanti aja beresinnya." perintah Sasa sembari menunjuk kamar tamu.

"Biar aku bantuin ya?" Pinta Arka. Sita hanya mengangguk. Mereka pun segera berjalan ke kamar tamu untuk menaruh koper.

"Aku bikin minum dulu, mbak duduk sini aja nanti kita ngobrol lagi." ucap Sasa kemudian pergi ke dapur.

Setelah Menaruh koper dan tas, Mereka berdua kembali lagi ke ruang tamu. Sita duduk di sebelah Bundanya, sementara Arka duduk berhadapan dengan mereka berdua.

"Maaf kalau boleh tahu, kamu siapanya Sita ya?" tanya Riska pada Arka.

"Emm saya..." ucapa Arka terpotong oleh Sita.

"Mama tahu Ambar kan? Jadi ini namanya Kak Arka Bun, dia ini kakak kandungnya Ambar." sahut Sita.

"Oh gitu, sekali lagi makasih ya nak udah mau bantuin kita." ucap Riska.

"Iya tante." jawab Arka.

Tak lama kemudian, Sasa datang membawa nanpan yang sudah terisi oleh es jeruk dan cemilan. Kemudian menaruh nampan itu di meja.

"Yuk di minum dulu." tawar Sasa.

Kemudian mereka semua mengambil minumannya dan segera meminumnya, Sasa sekarang juga duduk di sebelah Sita.

"Kamu ini ya Sita, cari pacar pintar banget. Bisa diandelin." goda Sasa pada Sita dan mengira jika Arka adalah pacar Sita.

"Uhuk." Seketika Sita tersedak minumannya. Riska langsung gercap mengambil minuman yang Sita pegeng dan menaruhnya dimeja lalu menepuk punggung Sita.

"Kamu nih Sa kalau ngomong. Nak Arka ini kakaknya teman Sita, dia cuma nganterin kok. Buka pacar Sita." omel Riska.

"Oh kirain pacar." ucap Sasa sembari nyengie kuda. Arka yang jadi bahan bahasan sedari tadi hanya menunduk malu.

Setelah Beberapa lama mereka berbicara, akhirnya Arka memutuskan untuk berpamitan pulang. Sedangkan Sita yang melihat Arka pulang segera mengikutinya, dan juga berpamitan pada tante dan bundanya untuk keluar sebentar.

"Kak Arka." panggil Sita.

"Iya."

"Maaf kak kalau boleh ngrepotin lagi. Aku mau nebeng bisa gak kak?" tanya Sita.

☆☆☆☆☆

Bersambung.....

Episodes
1 Awal Mula
2 Rencana
3 tersentuh
4 Sarapan bersama
5 Perjalanan ke pantai
6 Bonus foto berdua
7 Overprotektif
8 Mami yang perhatian
9 Keluarga Sita yang hancur
10 Sisi lain Arka
11 Ancaman dari Ambar
12 Kesan Buruk
13 Janjian
14 Menyusul ke Surabaya
15 Makan malam
16 Jujur
17 Berpamitan
18 Cukup lakukan
19 Pindah ke Bandung.
20 Perjodohan
21 Mantan
22 Bertemu
23 Karena akulah jodohmu
24 Perasa'an
25 Berberes
26 Intropeksi
27 Selingkuh
28 Sudah saatnya saling melupakan
29 Ijab kabul
30 Batal
31 Mencoba untuk ikhlas
32 Perasaan yang terlambat.
33 Hilang fokus
34 ikhlas dan sabar
35 Orang baru
36 Bomerang
37 Keseriusan Pak Herman
38 Salah sambung
39 Akhirnya Arka tahu
40 SAH
41 Acara resepsi
42 Mimpi
43 Acara lempar bunga
44 Cemburu
45 Harus disegerakan
46 Melamar
47 Biarkan menjadi kejutan
48 Cerita Papi
49 Pemilik hem biru muda
50 Persiapan
51 Nanti setelah nikah
52 Alhamdulillah, sahhhh....!
53 Panggil apa???
54 Malam pertama
55 Sahabatnya yang mana?
56 Terpana
57 Bukan sekarang waktunya
58 Belum Siap
59 Pindahan
60 Unboxing
61 rumah kita
62 Gagal terus
63 Mencari solusi
64 Maafkan aku mas
65 Marahan
66 Malam yang dinanti
67 Rambut basah
68 konflik pagi
69 Se'ember es batu
70 Butuh proses
71 Perayaan wisuda
72 Welcome to Bali
73 Mantan
74 Bu Marni
75 Kunci
76 Pemilik suara indah
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Awal Mula
2
Rencana
3
tersentuh
4
Sarapan bersama
5
Perjalanan ke pantai
6
Bonus foto berdua
7
Overprotektif
8
Mami yang perhatian
9
Keluarga Sita yang hancur
10
Sisi lain Arka
11
Ancaman dari Ambar
12
Kesan Buruk
13
Janjian
14
Menyusul ke Surabaya
15
Makan malam
16
Jujur
17
Berpamitan
18
Cukup lakukan
19
Pindah ke Bandung.
20
Perjodohan
21
Mantan
22
Bertemu
23
Karena akulah jodohmu
24
Perasa'an
25
Berberes
26
Intropeksi
27
Selingkuh
28
Sudah saatnya saling melupakan
29
Ijab kabul
30
Batal
31
Mencoba untuk ikhlas
32
Perasaan yang terlambat.
33
Hilang fokus
34
ikhlas dan sabar
35
Orang baru
36
Bomerang
37
Keseriusan Pak Herman
38
Salah sambung
39
Akhirnya Arka tahu
40
SAH
41
Acara resepsi
42
Mimpi
43
Acara lempar bunga
44
Cemburu
45
Harus disegerakan
46
Melamar
47
Biarkan menjadi kejutan
48
Cerita Papi
49
Pemilik hem biru muda
50
Persiapan
51
Nanti setelah nikah
52
Alhamdulillah, sahhhh....!
53
Panggil apa???
54
Malam pertama
55
Sahabatnya yang mana?
56
Terpana
57
Bukan sekarang waktunya
58
Belum Siap
59
Pindahan
60
Unboxing
61
rumah kita
62
Gagal terus
63
Mencari solusi
64
Maafkan aku mas
65
Marahan
66
Malam yang dinanti
67
Rambut basah
68
konflik pagi
69
Se'ember es batu
70
Butuh proses
71
Perayaan wisuda
72
Welcome to Bali
73
Mantan
74
Bu Marni
75
Kunci
76
Pemilik suara indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!