Seseorang itu bersembunyi di balik tembok ketika Sita hendak melewati ke arahnya, sementara Arka masih terdiam di depan kamar mandi. Setelah dirasa sudah tidak ada keberadaan Sita, seseorang itu melangkahkan kakinya untuk menuju Arka.
"Kak Arka." Panggil Seseorang itu yang ternyata Ambar.
Merasa dipanggil, Arka langsung mengarahkan pandangannya pada Ambar.
"Kenapa?"
"Kakak ngomong apa sama Sita?"
"Apasih kepo banget."
"Sekali lagi aku lihat kak Arka deketin Sita, aku gak akan tinggal diam."
"Kenapa sih ikut campur urusan orang aja."
"Aku cuma gak mau lihat seorang sebaik Sita disakitin." ugkap Ambar.
"Siapa juga yang mau nyakitin Sita."
"Kak Arka pikir aku gak dengar tadi kak Arka ngomong apa sama Sita, Aku gak mau sahabat aku dekat-dekat sama orang yang suka mainin perasaan perempuan meskipun itu kakak kandung aku sendiri." ucap Ambar.
"Terus aku harus bagaimana sama perasaan aku sendiri, Hahhh." geram Arka prustasi.
"Lupakan Sita, fokus sama kak Michel." ujar Ambar.
Tiba-tiba pembantu mereka muncul.
"Non Ambar dicari sama nyonya."
"Iya Bik Ambar akan kesana."
"Ingat itu baik-baik kak." perintah Ambar, kemudian meninggalkan Arka sendiri. Arka hanya mampu mengusap kasar wajahnya.
*
*
Acara sudah selesai. Teman-teman Ambar sudah mulai berpamitan untuk pulang. Kini giliran Sita yang berpamitan.
"Pulang dulu ya." pamit Sita, mereka saling bercipika-cipiki.
"Mesti besok banget ya berangkatnya?" tanya Ambar.
"Iya, besok pagi." jawab Sita.
"Sita mau kemana nak?" tanya Rita yang berada di sebelah Ambar.
"Mau ke Bandung tante, kemungkinan bakal pindah kesana ke rumah Aki sama Nini." jawab Sita.
"Yahh kok tambah jauh sih. Terus kuliah sama kerjanya bagaimana?" tanya Rita lagi.
"Sita udah gak kerja sama Bu Dewi lagi tante, kalau kuliah Sita ambil online." jelas Sita.
"Yah sayang banget kamu harus pindah nak, bakalan jarang-jarang dong kamu main ke rumah tante." ungkap Rita.
"Insyaallah kalau Sita ke Jakarta, nanti Sita bakalan mampir kok tante." ucap Sita.
"Janji ya?" ucap Rita, sementara Sita hanya tersenyum.
Michel sangat benci melihat pemandangan Sita dan Rita yang terlihat cukup akrab, padahal dirinya tak seakrab itu dengan Rita. Sementara Arka cukup terkejut mendengar ucapan Sita yang mengatakan jika ia akan pindah ke kota Bandung.
'Baru juga mau mulai, tapi kamu malah mau jauh dari aku. Sampai kapan pun aku gak akan bisa lupain kamu Sita, aku akan buktikan ke kamu kalau aku bisa jadi apa yang kamu minta. Aku akan tetap pertahankan Michel meski hati aku sekarang udah beralih ke kamu' batin Arka.
Tak disangka pandangan Arka dan Sita saling bertemu, namun Sita malah menaburkan senyum kepada Arka.
"Ya udah kalau gitu Sita permisi dulu, Assalamualaikum." pamit Sita.
"Waalaikumsalam."
Kemudian Michel juga berpamitan untuk pulang.
"Tante, Ambar. Kalau begitu aku juga mau pulang diantar sama Arka." pamit Michel.
"Iya kak."
"Hmm, iyah."
Michel sangat tidak menyukai respon Rita.
"Mau ngantarin Michel pulang dulu ya Mi." pamit Arka.
"Iya, jangan lama-lama."
Arka dan Michel segera masuk ke dalam mobil. Saat perjalanan menuju rumah Michel, Arka terus saja diam. Akhirnya Michel yang membuka pembicaraan mereka.
"Sayang, aku gak suka ya kamu dekat-dekat sama si Sita-Sita itu." ujar Ambar.
"Aku gak dekat sama Sita." ucap Arka santai.
"Aku juga gak suka kalau mami kamu akrab banget sama Sita."
"Kalau itu bukan hak aku, itu haknya mami mau dekat sama siapa aja terserah mami."
"Pokoknya aku gak suka, jangan kamu kira aku gak dengar ya kamu semalam ngomong apa saja sama tu cewek." ungkap Michel. Arka sedikit kaget dengan pernyataan Michel.
"Aku gak ngomong apa-apa kok, kan cuma nyapa aja semalam." elak Arka.
"Bohong."
"Beneran sayang."
"Tapi sifat kamu ke aku makin lama makin berubah belakangan ini."
"Sifat yang mana? Aku gak berubah kok."
"Selama kamu di Surabaya, kalau gak aku yang hubungin kamu terlebih dahulu pasti kamu gak akan ngabarin aku duluan."
"Kan aku udah bilang sama kamu, kalau aku sibuk banyak kerjaan."
"Udahlah aku gak mau debat sama kamu, pokoknya aku gak suka kalau kamu dekat-dekat sama cewek itu."
"Gak akan kok tenang aja, lagaian dia juga bakalan pergi ke Bandung. kamu dengar sendiri kan tadi?"
"Hmm."
*
*
Pagi ini Sita bersama adik dan Bundanya tengah bersiap-siap untuk berangkat ke Bandung, mereka hanya tinggal menunggu taksi lalu berangkat ke Bandung. Sebenarnya hanya Adiknya dan Bundanyalah yang akan menaiki taksi, sedangkan Sita akan mengendarai sepedah motornya sembari mengikuti taksi yang nanti akan mengantarkan mereka.
"Padahal tante masih pengen kalian tinggal disini." ucap Sasa.
"Tante gak usah khawatir, kalau kita ke Jakarta tujuannya ya ke rumah tante aja." ucap Sita.
Tin...
Tin...
"Sepertinya taksinya udah sampai." ucap Riska.
"Ya udah yukk ku bantuin bawa kopernya." ucap sasa.
Mereka mulai mengeluarkan barang-barang yang akan di bawa ke Bandung. Sampi di halaman rumah Sasa, sopir itu sudah stand by di depan jok mobil yang sudah terbuka. Lalu mereka memasukkan semua koper disana, yang dibantu juga oleh supir taksi itu.
"Ya udah ya Sa, kita mau pamit pergi ke Bandung." pamit Riska.
"Iya mbak hati-hati, kalian juga ya. Titip salam sama ibuk dan bapak ya mbak." ucap Sasa.
"Iya pasti, kalau libur kerja sempetin main ke Bandung." ucap Riska
"Pasti mbak."
Mereka pun mulai saling berpelukan sebelum pergi.
"Hati-hati ya Sita naik motornya?" ujar Riska.
"Iya Bund, ya udah sana Bunda masuk sama adek." perintah Sita. Ariana dan Riska mulai masuk ke dalam taksi.
"Bye tante Sasa." teriak Ariana.
"Berangkat dulu ya tan." teriak Sita yang sudah berada di motornya.
"Hati-hati ya kalian, selamat sampai tujuan." balas Sasa.
Taksi pun melaju, Sita juga mulai mengendarai motornya untuk mengikuti taksi itu.
Tak jauh dari rumah Sasa, ada sebuah mobil hitam yang berhenti. Sang pemiliknya terus menatap ke arah motor Sita yang sudah hampir tak terlihat dari jangkauan. Setelah itu sang pemilikpun mulai melajukan mobilnya dan hendak menuju pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah ia mulai memarkirkan mobilnya dari garasi, lalu keluar dari mobilnya hendak masuk ke dalam rumah.
"Kak Arka, habis dari mana pagi-pagi gini?" tanya Ambar yang saat ini sedang menyirami bunganya di halaman rumah.
Tanpa menyahut pertanyaan Ambar, Arka gegas masuk ke dalam rumah.
"Dih ditanyain malah gak jawab." gerutu Ambar.
☆☆☆☆☆
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments