Bab 20 Makan Siang Gratis

Banyak hal yang dilakukan secara berulang, namun ketika melakukannya di tempat dengan suasana yang berbeda, itu tidak membuat kencan ini terasa membosankan. Terkadang hanya memandangi aliran sungai yang deras tanpa keluar sepatah katapun dari kami berdua, yang sekali-sekali akan ada ikan air tawar yang melompat di permukaan sungai, sambil saling memegang tangan, dapat membuat kencan ini terasa memuaskan.

Itu menurutku.

Sampai detik ini, aku belum dapat memahami Bianca. Itu wajar. Pertemuanku dengannya bahkan belum sampai sebulan, walaupun kami telah tidur di satu kamar yang sama.

Banyak pasangan yang mengikuti perayaan Hari Valentine mengalami perkembangan hubungan yang signifikan.

Katanya akan ada penunjukkan pasangan terbaik yang akan diberikan penghargaan oleh Tuan Kota. Aku tidak yakin bagaimana sistem penjuriannya, mungkin ada sekelompok besar orang ahli yang menjadi pengamat berlangsungnya perayaan secara diam-diam.

Itu bukanlah sesuatu yang kupedulikan, begitupun Bianca. Alasan aku dengan Bianca menjadi pasangan untuk mengikuti perayaan ini hanya untuk bersenang-senang saja. Kami tidak melakukan hal-hal yang menonjol, seperti berdansa di alun-alun kota yang dapat menarik perhatian orang-orang atau semacamnya.

Karena ini pertama kalinya aku berkencan, ide-ide kencan pun hanya meniru ide orang lain. Bianca pernah mengajakku untuk berdansa, tapi aku menolaknya tanpa berpikir panjang.

Berdansa di dunia ini, menempelkan badan bagian depan pasangan untuk melakukan gerakan tenang mengikuti alunan musik sambil saling menyatukan telapak tangan. Begitulah. Aku belum siap untuk melakukannya. Terlebih lagi, tubuh Bianca telah berada pada masa puncak perkembangannya.

Budaya yang kukenal memang akan sangat berbeda dengan dunia ini. Hanya saja akan sangat sulit untuk dapat beradaptasi dengan budaya yang benar-benar baru. Apakah bahkan pria dan wanita yang sah untuk menikah dapat tidur di kamar yang sama ketika keduanya tidak memiliki ikatan penikahan adalah sesuatu yang biasa atau wajar, aku belum mengetahuinya. Aku masih mengikuti alur, mengamati dan mencerna segala hal yang kualami memang perlu waktu yang tidak sebentar.

Ini adalah hari terakhir perayaan, para pasangan semakin bersemangat untuk menunjukkan ikatan cinta mereka. Orang-orang tentu saja telah mengetahui bahwa malam ini akan diumumkan siapa pasangan yang paling serasi, cocok, dan memiliki hubungan yang kuat, untuk menerima penghargaan nantinya.

Berjalan di jalanan yang dipenuhi oleh para pasangan yang juga sibuk bepergian ke berbagai tempat, aku bergandengan tangan dengan Bianca. Aku telah merasa cukup terbiasa melakukan ini setelah banyak berkencan dengannya.

Tengah hari, waktunya makan siang.

Tidak perlu memikirkan biaya untuk membayar tagihan makanan. Di rumah makan yang terdapat tanda bahwa tempat tersebut adalah fasilitas perayaan, kami masuk ke dalamnya.

Di lantai dasar, tidak ditemukan meja yang kosong. Jadi, kami pergi ke lantai dua, yang di sana ada meja kosong dekat jendela yag kebetulan baru saja ditinggalkan oleh sepasang kekasih. Mereka tampaknya telah selesai makan siang lebih awal.

Kemudian, seorang pelayan mendatangi kami begitu kami berdua duduk.

"Kami pesan hidangan yang terbaik di sini, tolong."

"Baik, Tuan. Mohon ditunggu."

Aku tidak tahu hidangan yang tersedia di sini, tidak ada daftarnya juga, jadi itulah yang dapat kukatakan pada pelayan rumah makan tersebut. Bianca, di sisi lain, telah mengatakan bahwa dirinya akan mengikuti keputusan yang kubuat selama kencan di hari pertama.

Ketika aku menguji perkataannya, bahwa aku bisa saja memintanya untuk melakukan sesuatu yang lebih intim selayaknya sepasang kekasih sejati, dia tidak menolaknya.

Sungguh respon yang mengejutkan, tetapi aku tidak memanfaatkan kesempatan tersebut.

Bagaimanapun, Bianca bersungguh-sungguh untuk menikmati perayaan ini. Hari Valentine, di mana perayaan ini melibatkan banyak pasangan yang ada di Kota Lopentine, mestinya tidak sedikit pasangan yang melakukan kegiatan dewasa untuk mengisi daftar kegiatan yang perlu dilakukan selama perayaan walaupun hubungan tersebut belum diikat oleh tali pernikahan. Dengan melakukan itu, hubungan cinta mereka akan semakin dalam.

Pesanan telah disajikan, saatnya makan.

Seperti biasa, Bianca bergerak dengan anggun bahkan saat sedang makan sekalipun. Sampai detik ini, aku seharusnya masih merasa kagum padanya, bahkan aku sempat mengira-ngira bahwa dia mungkin saja seorang putri bangsawan yang sedang menyamar.

Sejak dua hari yang lalu, aku memang merasa cemas hari-hari seperti ini akan berakhir, hari di mana aku akan kembali menjalani hidup seorang diri. Bagaimanapun, aku telah terbiasa hidup sendirian meski di sekitarku masih ada keluarga sebelum berada di dunia ini, mengisolasi diri dari dunia luar. Entah mengapa, aku merasa enggan untuk mengakhiri Hari Valentine ini.

Perasaan cemas itu seharusnya apa yang menggangguku. Tapi, hari ini, semenjak aku bangun dari tidur, rasa sesak di dada masih terasa. Mungkinkah ini disebabkan oleh Hari Valentine yang akan segera berakhir?

Memang itu bisa saja dapat dijadikan alasan. Anehnya, aku merasa ada sesuatu yang lain yang membuatku terganggu.

"Kamu kenapa?" tanya Bianca, menatapku dengan kedua pangkal alisnya yang terangkat. Dia menyentuh dahiku, sebelum lanjut berkata, "Kamu sakit, ya? Kurasa, lebih baik kita mengakhiri ini lebih awal. Sebaiknya kamu segera beristirahat."

Aku sedikit tersentak karena sentuhan lembut dari tangannya.

"Tak apa. Aku baik-baik saja kok," aku tersenyum kecil.

"Kaellan, kamu tidak pandai berbohong, ya."

"Apa?"

"Wajahmu pucat. Kamu memaksakan diri untuk tersenyum. Sorot matamu tidak fokus. Suhu tubuhmu pun sedikit lebih tinggi. Kamu jelas-jelas sedang sakit."

Ini jelas tidak adil. Bagaimana bisa aku bersikap tenang saat Bianca menatapku dengan lembut, sementara kedua tangannya memegangi wajahku? Selain itu, wajahnya begitu dekat denganku, sampai-sampai hidung kami akan bersentuhan. Dan, tentu saja, aku tidak sedang sakit. Aku ingin menyangkalnya lagi, tapi lidahku terasa kelu.

Setelah hidangan habis, Bianca yang menggenggam tanganku, memimpin jalan menuju penginapan.

Aku berjalan dengan pasrah di belakang samping kanannya. Ini tidaklah buruk, merasakan perhatian dari seseorang selain dari keluarga. Kalau aku dapat kembali ke duniaku, aku pasti takkan mengabaikan perhatian yang mereka berikan padaku. Aku merasa begitu bodoh karena menyia-nyiakan kasih sayang dari keluarga.

Selama berada di tempat asing ini, sebelum bertemu dengan Bianca, aku hanya dapat mengandalkan diri sendiri. Itu memang menyenangkan, tetapi aku merasa sedikit tertekan.

Keberadaan Bianca dapat membuatku merasa lebih santai.

Menatap rambut coklat kastanye yang menutupi punggung rampingnya di depanku, aku merasa bersyukur karena telah dipertemukan dengannya. Meskipun, pertemuan ini, mungkin akan segera bertemu dengan sebuah perpisahan.

Berjalan di keramaian, pandanganku tak sengaja bertemu dengan seorang pria bertudung yang sedang menatap ke arah Bianca. Dia tersenyum dengan aneh. Juga, dia tidak sendiri, ada beberapa orang bersamanya yang mengenakan jubah seperti yang dikenakannya.

Ah, memang tidak aneh kalau Bianca mampu membuat siapapun terpesona.

***

Di bagian pinggiran kota, ada banyak gang yang dipenuhi oleh sampah. Dinding bangunan banyak yang telah retak, bahkan ada yang telah runtuh juga. Hampir di sepanjang sudut jalan akan ditemukan orang-orang berpakaian lusuh tergeletak tak berdaya.

Tanpa mempedulikan udara yang menyengat dan pemandangan yang tak mengenakan mata, sekelompok orang sedang berkumpul. Mereka mengenakan jubang lusuh yang mengalir sampai betis atau sampai pergelangan kaki tergantung dari tinggi badannya, terdapat tudung yang menutupi kepala masing-masing dari mereka.

"Kurasa, kalian juga merasakannya," ucap salah seorang dari mereka, memulai percakapan.

"Benar."

"Tidak salah lagi, bahkan auranya lebih mencekam daripada yang biasa kita temukan."

"Ya. Ini akan menjadi perburuan paling mengesankan. Yang satu ini seharusnya sangat kuat, kita perlu mempersiapkan banyak hal."

"Tapi, kalian tidak perlu khawatir," orang yang pertama memulai percakapan mengulurkan tangan, yang pada telapak tangannya itu terdapat semacam batuan yang sedikit tembus pandang berwarna keemasan. Ada ukiran yang membentuk suatu simbol di dalamnya, yang ketika dilihat dari berbagai sudut, ukiran tersebut akan tampak seperti kamu melihat ukirannya dari depan. "Tetua Penthaury mempercayakan Rune of Angel's Touch padaku sebelum kita berlayar ke benua ini. Kalau memang dia sekuat itu, ini bisa menjadi pilihan terakhir untuk menaklukkannya."

"Anda mengejutkan kami, Ketua."

"Siapa sangka, ternyata anda menyimpan barang sehebat itu selama ini tanpa kami sadari."

"Hmph! Itu karena Tetua Penthaury tahu bahwa aku memimpin sekelompok orang lemah. Kalau kalian dapat diandalkan, beliau takkan menyia-nyiakan Rune of Angel's Touch hanya untuk memburu vampir."

"Ayolah, Ketua. Bukankah itu bagus? Kita telah berhasil meringkus beberapa dari mereka tanpa menggunakan Rune of Angel's Touch. Kalau sampai akhir kita tidak menggunakannya, kita bisa menjualnya dengan harga yang sangat tinggi di pasar gelap- Gahk!"

Orang yang dipanggil dengan Ketua itu segera memukul perut bagian atas salah satu bawahannya atas perkataan yang barusan didengarnya tanpa ragu, membuat orang yang menerima pukulan itu terjengkang ke belakang. Dia mengerang kesakitan dan meringkuk di atas tanah sambil memegangi perutnya yang terkena pukulan keras itu.

Bawahannya yang lain tampak tertegun. Jelas, mereka tidak menduga Ketuanya akan bertindak sejauh itu.

"Apa kau pikir Rune of Angel's Touch sebanding dengan uang?!" Ketua itu memandang satu per satu bawahannya dengan tajam. "Dengarkan aku! Kalau kalian masih bersikap seperti ini, kalian takkan pernah melangkah maju. Aku mengatakan ini karena kita pernah menjadi kawan seperjuangan."

Ketua itu menghela napas pelan, sebelum memandang ke langit. "Lagipula, Rune of Angel's Touch sebentar lagi pasti akan memaksa kita untuk digunakan."

Di waktu yang bersamaan, Bianca baru saja sampai bersamaku di penginapan. Kami tidak tahu bahwa dirinya telah ditargetkan oleh orang-orang ini. Apalagi dengan berakhirnya kencan, apakah perpisahan benar-benar akan terjadi?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!