[BIP]
Sekilas aku mendengar sebuah suara, tapi suara lain segera menutupinya.
[Selamat! Anda berhasil menyelesaikan Quest: 'Dapatkan bukti kejahatan Pedagang Budak' untuk menerima imbalan 75 Poin Quest.]
"KAU!!!"
Masih berada dalam ruangan yang sama, belum sempat membuka pintu, langkahku segera terhenti, lalu menoleh ke belakang.
"Keparat! Dasar tidak berguna," Pedagang Budak itu, namanya D'Meatros sejauh yang kuingat berdasarkan dokumen-dokumen yang telah kubaca, menggerutu sambil menekan sesuatu semacam tombol pada gelang yang ada di pergelangan tangannya.
Gelang itu mengeluarkan suara yang keras, seperti semacam alarm.
Oh, bukankah ini gawat? Dia tampaknya memanggil para tentara bayaran. Tidak mungkin aku keluar melalui cara yang biasa saja, karena aku telah mendengar suara langkah kaki ramai yang semakin mendekat.
Tidak ada pilihan.
Aku berlari ke arah jendela. Mungkin aku akan terjatuh dengan sangat keras karena zirah berat yang sedang kukenakan, tapi kupikir aku akan selamat meski mengalami benturan keras. Tidak masalah terluka sedikit, karena aku memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jadi, aku tidak ragu untuk melompat menembus kaca jendela, menciptakan suara kaca pecah yang cukup keras.
Dalam kondisi seperti ini, pikiranku tetap tenang. Itu bagus untukku. Aku masih bisa mendarat dengan kedua kaki, kemudian berguling untuk mengurangi dampak benturan.
Atau, begitulah yang hendak kulakukan.
Begitu kedua kakiku mendarat, jalan tanah yang telah dipoles hingga menjadi sekeras aspal itu segera mengalami retakan, menciptakan lekukan sedalam mata kaki. Yang lebih mengejutkan, aku tetap berdiri seolah mengabaikan kondisi yang diberikan dari hukum fisika yang seharusnya membuat posturku tidak seimbang. Juga, aku tidak merasakan sakit pada kaki yang menahan beban berat dari benturan ini.
Itu tidak penting untuk dipikirkan sekarang. Aku harus segera pergi dari sini.
"ITU DIA ORANGNYA!"
"KEJAR DIA!"
"JANGAN BIARKAN DIA LOLOS!"
Ada tujuh orang yang mengejarku. Sekilas aku melirik ke belakang, mereka adalah tentara bayaran yang berjaga di luar. Tentu saja, mereka sempat masuk ke dalam untuk menerima panggilan dari suara peringatan itu, tapi karena ada jendela, mereka yang masih berada di lantai satu segera keluar untuk melakukan pengejaran begitu mereka melihatku.
"JANGAN LARI, BEDEDAH!"
Kecepatan lari mereka jelas lebih cepat dariku. Meskipun seandainya aku tidak mengenakan Full Paladin Armory, itu takkan mengubah keadaan bahwa aku pada akhirnya akan tersusul juga kalau terus begini.
Setidaknya, aku harus berhasil keluar dari Vorlte, menuju hutan. Pertarungan tak terhindarkan lagi, jadi aku akan bertarung habis-habisan melawan mereka. Bagaimanapun, ini bisa dijadikan kesempatan untuk menyelesaikan misi teratas yang satunya. Bisa dibilang, melempar dua burung dengan satu batu.
Entah mengapa aku tidak merasa takut. Ketenangan ini rasanya asing bagiku, bahkan dalam keadaan jantung berpacu dengan cepat, sementara paru-paru telah memompa udara dengan sekuat tenaga, malah rasanya aku lebih bersemangat. Ini cukup membuatku khawatir, karena tidak memahami keadaan tubuhku sendiri.
Aku berlari sambil sesekali menatap Map, masih memerlukan panduan memang, karena aku tidak terbiasa berkeliaran di luar, apalagi di tempat asing.
Rencananya, aku ingin bertarung di hutan, meski gelap. Belum sempat keluar dari gang, dua orang telah menghadang jalanku. Padahal tinggal melewati satu gang lagi, tapi tidak ada jalan untuk terus berlari. Bukan berarti aku berhenti berlari, tentu saja. Menghadapi dua orang di depan terlebih dahulu lebih baik daripada membiarkan orang-orang yang berada di belakang berhasil mengejarku.
Kecepatan lariku dipercepat. Aku mengangkat Sacred Shield, menghadap ke depan. Tanpa ragu, aku menabrak dua orang yang menghadang jalanku. Momentum yang dihasilkan cukup besar untuk dapat memukul mundur kedua orang itu.
Dengan begitu, aku kini berada di tengah jalan. Melihat ke belakang, para tentara bayaran itu berhasil mengejarku, sementara dua orang yang terpental telah berada dalam posisi masing-masing.
Total, tujuh orang. Lima di belakang, dua di depan. Mereka adalah tentara bayaran yang berpengalaman dalam pertarungan, sementara aku hanyalah seorang pemula yang dibungkus oleh Full Paladin Armory. Itu berlebihan untuk menghadapiku, yang hanya berdiri di tengah-tengah dari mereka tanpa memiliki ruang untuk kabur.
"Sebuah kesalahan membiarkanmu lewat saat itu. Jadi, biarkan kami menghukummu karena telah menipu kami," ucap tentara bayaran, yang seingatku, dialah yang memeriksaku dan membiarkanku lewat karena menganggapku sebagai seorang pemula yang bergabung dengan tentara bayaran sewaan D'Meatros.
Aku tertawa mendengar pernyataan itu. "Menipu, katamu? Aku hanya mengikuti alur yang kamu berikan. Aku sangat berterimakasih karenanya."
"Tsk! Bajingan ini, masih bisa berlagak sombong rupanya. Aku jadi penasaran, apakah mulutmu sesuai dengan kemampuanmu," orang yang sama maju ke depan, memasang kuda-kuda bertarung, dan menatap tajam ke arahku.
"Yah, dia malah memancing amarah Ketua."
"Bukankah bagus? Ini akan menjadi tontonan yang seru!"
Aku sempat bertanya-tanya, mengapa orang ini tampak lebih menonjol daripada tentara bayaran yang ada di antara mereka, ternyata dia adalah ketuanya. Mungkinkah kemampuannya memang lebih tinggi dari yang lain? Ah, ini buruk, sialan.
Sungguh tidak ada lagi jalan, ya? Baiklah.
Lagipula, aku memang berniat untuk mengalahkan mereka. Aku tidak yakin apakah aku dapat memenangkan pertarungan ini, yang jelas aku tidak merasa takut. Selain itu, tubuhku malah semakin menggelora. Darah muda yang telah membeku kini mendidih setelah sekian lama.
Tidak ada pengetahuan tentang bertempur, hanya pernah melihat seniman beladiri dalam televisi, aku turut memasang kuda-kuda bertarung, postur yang sekiranya terasa nyaman dan kokoh.
Pria itu sedang mengamatiku selama beberapa saat. Aku tidak tahu apa yang sedang dilakukannya, apakah dia sedang mencari celah atau kelemahanku, atau memikirkan langkah yang tepat untuk mengalahkanku yang seorang pemula ini. Dan meski aku melakukan hal yang serupa, aku pada dasarnya hanya sedang menunggu dia menyerangku.
Aku sama sekali tidak dapat memikirkan langkah untuk menghadapi lawan. Hanya ada Sacred Shield di tanganku yang dapat dijadikan senjata, itupun aku tidak tahu bagaimana menggunakan perisai ini secara tepatnya agar dapat menyerang lawan.
Karena pengalaman sebelumnya, kupikir aku akan mementalkan lawan saja di waktu yang tepat ketika lawan dalam posisi menyerang.
Dia bergerak!
Bola mataku segera menegang mendapati bahwa lawan dapat bergerak dengan cepat. Tanpa dapat bereaksi dengan tepat, bahkan perisai yang berada di depanku menjadi tidak berguna, pria itu berhasil menendang kepala bagian kananku. Itu membuat badan bagian atasku sedikit goyah, sementara pandanganku sekilas menjadi buram.
Tidak berhenti sampai di situ, pria itu lanjut melakukan tendangan lurus pada Sacred Shield, yang segera menghantam dadaku. Itu sedikit membuatku sesak, cukup sakit meski tidak membuatku goyah. Aku masih berdiri di tempat yang sama.
Dia mundur, seolah-olah dua serangan tadi hanya untuk memeriksa sesuatu padaku.
Dalam situasi ini, aku masih memiliki waktu untuk mengamati ekspresi orang-orang di sekelilingku. Kupikir mereka akan sungguh bersenang-senang, seperti menyoraki orang yang menjadi ketua mereka, sebagaimana yang mereka katakan sebelumnya. Nyatanya, aku menemukan ekspresi tegang pada wajah mereka. Apakah mereka melihat hantu?
"Ba-bagaimana... kau..."
Aku sedikit memiringkan kepala, kembali menatap pria yang menjadi lawanku.
"Tidak mungkin," dia tampak gemetar, wajahnya pun pucat. "Bagai... mana, bagaimana kau sama sekali tidak terjatuh?!"
"Hm?" Aku tidak mengerti, sungguh. Kenapa dia tampak begitu terkejut?
"Itu adalah jurus Piercing Kick, kau tahu!" teriaknya.
"Jadi?"
"Sialan. Jangan meremehkan jurus terkuatku!" Dia berteriak sambil kembali memasang kuda-kuda yang sama, sebelum melakukan serangan dengan pola yang sama. Tapi, aku masih tidak dapat melihat pergerakannya, meski kali ini aku lebih menguatkan tangan yang memegang Sacred Shield agar membuatku tidak mengalami benturan pada dada.
Aku sedikit lambat memproses kata-katanya. Kemudian, aku menatap kosong pada pedang yang tersarung di pinggang pria yang menjadi lawanku. Apakah pedang itu hanya pajangan? Harusnya dia menjadi lebih kuat kalau menggunakan pedangnya, begitulah yang kupikirkan.
Tapi, jurus terkuatnya menggunakan kaki, ya? Itu cukup membingungkan, juga menguntungkanku.
Bisa jadi memang serangan terkuatnya menggunakan kaki. Itu tidak begitu berdampak padaku karena aku memiliki pertahanan yang tinggi.
[VIT 60]
Selain pertahananku yang tinggi, aku memiliki penyembuhan diri yang cepat. Memang aku sempat merasa pusing ketika menerima benturan pada kepala, tetapi itu benar-benar segera dipulihkan. Bagaimanapun, efek pusing tersebut disebabkan oleh kejutan pada saraf pusat, bagian yang termasuk ke dalam tubuh fisik.
Menyaksikan perjuangan orang yang menjadi ketua mereka bahwa dia berusaha untuk menjatuhkanku, aku entah mengapa merasa itu adalah situasi yang menggelikan. Dia tidak meminta bantuan rekannya, mungkin karena merasa malu, aku sedikitnya paham akan kebanggaannya sebagai seorang ketua. Di awal, dia yang memulai pertarungan, juga yang meminta pertarungan sebagai satu lawan satu.
Kondisi ini membuatku merasa di atas angin. Padahal, aku sama sekali tidak bergerak untuk menyerang balik, tetapi aku tidak menerima kerusakan yang berarti dari lawanku.
Yang menjadi lawanku, tentu saja terluka secara mental.
"Brengsek," dia meludah ke samping. Lihatlah ekspresinya, tampak begitu keras. Dia kemudian berteriak, "apa yang kalian lakukan, bodoh?! Apa kalian lupa dengan tugas kalian?!"
Ah, benar. Karena amarahnya mencapai puncak, rasa malunya kalah, membuat pertarungan yang sesungguhnya baru akan dimulai. Melawan tujuh orang sekaligus, apakah aku akan tetap bertahan mendapat serangan terus-menerus, sementara aku kesulitan untuk menyerang balik?
***
Catatan:
(VIT 60) adalah akumulasi dari 10 poin sebagai poin utama, sementara 30 poin berasal dari zirah, dengan karakteristik Paladin VIT +50%. Untuk dapat memberikan luka yang berarti kepada Kaellan, seseorang setidaknya harus memiliki (STR 30) atau setara 50% poin VIT Kaellan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments