Bab 2 Orang yang Menyedihkan

Ini adalah hari ke-5 sejak aku mengalami fenomena yang tak masuk akal, matahari telah terbenam beberapa jam yang lalu. Butiran air berjatuhan dari langit, membuat udara terasa membekukan tulang.

Aku belum mengetahui alasanku berada di atas kapal, atau mengapa tiba-tiba saja aku jatuh dari langit hingga berakhir diselamatkan oleh para perompak. Kini aku bersama orang-orang yang menyedihkan, menjadi budak untuk nantinya dijual oleh mereka kepada pedagang budak, bangsawan, atau pelanggan lainnya.

Para perompak itu, masing-masing dari mereka mengenakan pakaian yang kasar dan tak terawat. Tentu saja, orang-orang yang menyedihkan di dalam kurungan bersamaku ini juga mengenakan pakaian yang lebih buruk.

Yang paling menarik perhatian adalah para perompak membawa berbagai jenis senjata tajam dan tumpul, juga senjata jarak jauh seperti busur silang. Tidak sekalipun aku melihat ada yang membawa senapan atau senjata modern lainnya. Selain itu, desain kapal masih terbilang primitif, di mana kapal sangat bergantung pada kekuatan dari dorongan angin dengan menggunakan layar. Juga, sejauh yang kudengar dari percakapan para perompak, beberapa hal membuat imajinasiku menjadi lebih liar.

Seperti keberadaan binatang iblis, salah satu topik yang cukup sering dibicarakan oleh mereka. Dalam pelayaran ini, mereka ternyata telah mengenal perairan di jalur yang sedang dilewati. Dengan begitu, mereka dapat menghindari tempat-tempat para binatang iblis yang bersemayam di bawah permukaan air laut.

Entah di mana tempatku terjatuh, tetapi aku menduga bahwa aku tidak lagi berada di Bumi.

Apakah aku telah dikirim ke dunia lain? Aku belum memiliki bukti yang cukup kuat untuk meyakinkan dugaanku ini. Kalaupun aku dikirim ke dunia lain, alasannya apa? Apakah aku dipanggil oleh semacam sihir yang dirilis para penyihir untuk melawan Raja Iblis seperti dalam cerita populer yang telah cukup banyak kubaca?

Sulit untuk memikirkan kejadian yang kualami ini untuk dianggap sebagai pemanggilan pahlawan. Aku sangat lemah, akan aneh kalau aku dibutuhkan untuk melawan Raja Iblis atau entitas jahat yang serupa. Atau, orang-orang mungkin mengharapkan keberadaanku ini untuk melindungi dunia dari ancaman yang mampu menghancurkan seluruh peradaban.

Aku tidak merasakan perubahan apapun padaku secara signifikan, seperti kekuatan yang layak untuk melawan Raja Iblis atau semacamnya. Satu hal yang memberikan harapan dan cukup membuatku tenang.

Sistem.

Ya. Kemunculan layar sistem yang tiba-tiba di depan pandanganku entah kenapa membuatku dapat bertindak dengan lebih tenang. Bukan berarti sistem yang terintegrasi denganku memberikan semacam ketenangan atau apapun itu, tetapi aku memiliki harapan untuk bertambah kuat.

Kekuatan, dalam hal ini rasanya aku akan memerlukan kekuatan untuk dapat hidup dengan benar. Situasi yang sedang kuhadapi pun seharusnya akan menjadi lebih mudah kalau aku memiliki kekuatan untuk melawan para perompak, atau melarikan diri, bahkan sampai menyelamatkan orang-orang menyedihkan ini. Sistem yang terintegrasi denganku secara tidak langsung mampu membuatku semakin kuat.

Salah satu fitur yang disuguhkan oleh Sistem adalah Shop. Aku beberapa kali melihat-lihat barang yang tersedia di dalamnya. Barang yang disediakan bukan hanya berupa materi, keterampilan maupun hal-hal yang tidak berwujud pun ada. Bukan uang untuk dapat membeli barang di sana, melainkan Poin Quest.

Ketika aku melihat layar bagian Status Karakter, Poin Quest milikku adalah 0. Lagipula, aku belum melakukan apa-apa untuk mendapatkan Poin Quest.

Tentang Status Karakter, ringkasnya adalah sebagai berikut:

[STATUS KARAKTER]

[Nama]: Kaellan (LVL.1)

[Spesies]: Manusia

[Bakat]: Tidak ada

[Atribut]: STR(5) INT(1) AGI(3) VIT(10) [Poin Atribut]: 0

[Poin Quest]: 0

Sebenarnya, namaku bukanlah Kaellan. Ketika aku pertama kali melihat layar Status Karakter, kolom Nama masih kosong, begitu juga kolong Atribut yang masing-masing memiliiki nilai 1. Aku mengisi bagian Nama dengan nama yang baru, sementara aku juga telah mendistribusikan Poin Atribut ke dalam tiap-tiap bagian Atribut dengan beberapa pertimbangan yang dangkal.

Aku, yang memahami kondisi tubuhku, tanpa memikirkan lebih jauh, segera memasukkan lebih banyak Poin Atribut pada VIT yang bertujuan untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Berbeda dengan Poin Quest, Poin Atribut ada nilai awal sebanyak 15, yang diberikan label sebagai bonus.

Betapa sengsaranya ketika vitalitas tubuh sangat rendah gara-gara aku lebih banyak menghabiskan waktu di dalam sarang. Meskipun aku tahu itu tidak baik, tetap saja rasanya sulit hanya untuk melangkah keluar. Untuk itu, sebagai langkah awal, kupikir ada baiknya memiliki nilai vitalitas yang tinggi. Setelah aku mendistribusikan Poin Atribut, ada semacam sensasi asing karena terjadinya perubahan drastis di dalam tubuh. Secara tampilan, itu tidak mengalami perubahan, mungkin, tetapi aku menjadi terasa memiliki lebih banyak energi.

Dihujani oleh butiran air, berada di tempat yang lembab, udara yang menusuk tulang, bau yang pengap. Itu semua menjadi terasa lebih ringan untuk dihadapi dibandingkan sebelum komponen-komponen dalam Atribut ditingkatkan. Kalau saja vitalitas tubuhku masih sangat rendah, aku pasti telah meriang parah sekarang.

"OY! TURUNKAN LAYAR UTAMA!"

Aku tidak tahu apa yang terjadi, kupikir sebentar lagi kapal akan berlabuh.

"JANGKAR, SIAPKAN!"

Ini adalah waktu yang sedang kutunggu-tunggu. Maksudku, waktu di mana aku akan mulai beraksi akhirnya tiba. Tentu saja aku sedikit memiliki kepercayaan diri semenjak Atribut mengalami peningkatan. Apalagi, ada motivasi yang cukup besar untuk melakukan aksi ini. Selama pelayaran, aku telah memikirkan beberapa rencana yang mungkin dapat kulakukan.

Poin Quest, aku sungguh tidak sabar untuk segera mendapatkannya agar dapat membeli barang yang ada di Shop. Bagaimanapun, Poin Quest didapatkan setelah aku berhasil menyelesaikan Quest yang tersedia saat ini.

[QUEST]

[Taklukkan perompak (40 Poin Quest)]

[Kalahkah setidaknya 5 perompak (25 Poin Quest)]

[Selamatkan setidaknya 1 korban (5 Poin Quest per korban)]

[Bebaskan diri (5 Poin Quest)]

Aku tidak yakin dapat menaklukkan para perompak ini. Bagaimanapun, dua Quest teratas memerlukan kemampuan bertarung yang tinggi untuk melawan sekitar 20-an perompak. Untuk melawan satu saja aku tidak yakin apakah aku akan masih tetap hidup setelahnya. Selain menggunakan metode pertarungan, dua Quest terbawah masih ada kemungkinan untuk berhasil diselesaikan.

Sangat disayangkan memang membiarkan dua Quest teratas tidak diselesaikan. Terlebih lagi, aku menemukan di Shop pada bagian Bakat, harga terendah adalah 20 Poin Quest.

Aku masih belum memiliki Bakat ketika aku melihatnya di Status Karakter. Tentu saja, membahas Bakat termasuk sesuatu yang membuatku bersemangat untuk mendapatkannya. Terutama untuk bakat yang cukup terjangkau andaikan aku memiliki Poin Quest yang mencukupi, yaitu Swordsman yang berharga 25 Poin Quest.

Bagaimana jadinya kalau aku memiliki berbakat dalam Swordsman? Membayangkannya saja membuat darahku mendidih. Apalagi, dikatakan bahwa setelah aku membeli Swordsman, aku akan mendapatkan satu jurus acak.

Aku menghela napas panjang.

Hanya dengan membayangkan apa yang akan kulakukan sebentar lagi saja membuat jantungku berdegup dengan kencang. Meskipun aku telah sedikit lebih percaya diri, terlalu berlebihan untuk langsung menghadapi situasi yang mengancam nyawa.

Kapal mulai melakukan penyesuaian agar dapat berlabuh di dermaga.

Pemandangan di samping kapal adalah sebuah pelabuhan yang memiliki sedikit pencahayaan. Karena malam, aku tidak dapat melihat pelabuhan dengan lebih jelas. Namun dilihat dari pencahayaannya saja, aku segera dapat menebak bahwa pelabuhan tersebut bukanlah pelabuhan besar. Pencahayaan masih mengandalkan obor atau semacamnya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kapal selesai berlabuh. Aku dapat melihat beberapa orang mulai menaiki kapal seolah menyambut kedatangan seseorang yang kupikir adalah seorang kapten dari para perompak.

"Hm... memang benar, ada seseorang yang terlihat berkualitas cukup baik," seorang pria buncit, yang mengelus janggutnya, tiba di depan kurungan tempat para budak berada, di sampingnya adalah Kapten Perompak. "Kalau begitu, tinggal melakukan sedikit pemeriksaan lanjutan. Setelah itu, saya akan menentukan harga tepatnya."

"Senang mendengarnya. Kuharap, berita baik datang ketika kami sedang berpesta. Hahaha..."

Aku hanya duduk diam sambil mengamati pria buncit yang mengenakan pakaian yang lebih mewah dibandingkan Kapten Perompak. Meski lebih mewah, itu bukanlah pakaian modern yang terbuat dari kain halus, masih kasar, terutama karena sebagian besar bahannya berasal dari kulit hewan yang tidak terlalu diolah dengan baik. Kemungkinan besar pria buncit itu adalah seorang pedagang.

Kurungan tempat para budak diangkut menggunakan gerobak, didorong oleh orang suruhan Pedagang Budak.

Kami dikawal oleh beberapa orang yang mengenakan pelindung badan. Mereka tampak lebih menakutkan dibandingkan para perompak, terutama karena cara mereka bergerak begitu tegas. Mereka pun memiliki persenjataan yang jauh lebih baik. Mungkinkah mereka prajurit? Apakah itu berarti pria buncit itu bukan seorang pedagang budak? Ini akan menjadi lebih rumit kalau ternyata Kapten Perompak menjual kami kepada seorang bangsawan, yang jelas-jelas memiliki keamanan yang lebih ketat.

Terpopuler

Comments

Jing Mingzhu5290

Jing Mingzhu5290

Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.

2023-08-11

1

Teco

Teco

Baru setengah baca, sudah bikin aku baper gila-gilaan 😍

2023-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!