Scarlet ketakutan ketika malam sudah datang. Dia tidak berani mandi karena dia takut Samuel mendadak masuk ke dalam kamar mandi yang tidak memiliki kunci di pintu. Kamar mandi itu di sekat dengan kaca besar yang tembus pandang sehingga siapa saja yang sedang duduk di atas ranjang atau berbaring di sana akan melihat siapa pun yang ada di kamar mandi dengan jelas.
Sungguh konsep kamar mandi yang sangat bagus tapi itu tidak bagus untuk Scarlet. Jika dia bersama dengan kekasih yang dia cintai atau sedang menghabiskan bulan madu di kamar seperti itu pasti akan terasa romantis tapi keadaannya saat ini, sangat tidak menguntungkan.
Scarlet berjalan mondar mandir sambil menggigiti jarinya. Dia sedang mencari cara untuk melarikan diri dari Samuel malam ini. Jangan sampai dia benar-benar menghabiskan malam dengan Samuel karena dia tidak sudi. Dia sudah berhasil menjaga kesuciannya dari Darien. Selama menjalin hubungan dengan Darien, dia tidak pernah mengijinkan Darien melakukan perbuatan yang diluar batas. Mungkin aneh bagi sebagian orang karena sexxx bebas bukanlah hal yang tabu tapi baginya, dia ingin memiliki malam yang berkesan untuk pria yang menjadi suaminya kelak. Padahal dia mengira jika dia akan melakukannya dengan Darien setelah mereka menikah nanti tapi rencana tetaplah tinggal rencana. Sekarang yang harus dia lakukan adalah menjaga kehormatannya.
Samuel sedang menghubungi seseorang saat itu. Scarlet merasa itu adalah kesempatan emas untuknya kabur. melompati jendela lalu lari, itu bukan pilihan yang buruk. Tanpa mau membuang waktu terlalu lama, Scarlet melangkah menuju balkon, dia akan melompat keluar tapi pintu yang terbuka secara tiba-tiba menghentikan langkahnya.
"Mau pergi ke mana kau?" Samuel melangkah masuk dan mendekati dirinya. Scarlet mengumpat, dia telah membuang waktu yang dapat dia gunakan dengan baik karena terlalu banyak berpikir padahal dia bisa melakukan banyak hal dari waktu yang ada.
"Mencari angin segar!" Scarlet menunduk dan memegangi tangannya sendiri.
"Apa ruangan di kamar ini panas bagimu?" Samuel sudah berdiri di belakangnya.
"Tidak, bukan begitu!" Scarlet terkejut karena tiba-tiba saja Semuel memeluknya dari belakang. Samuel menunduk lalu mengendus tengkuknya untuk menghirup aroma manis tubuhnya. Jantung Scarlet hampir melompat keluar, kedua tangan digenggam dengan erat.
Samuel tak henti memainkan bibirnya di area lehernya. Scarlet memejamkan mata setiap kali bibir dingin Samuel menyelusuri leher jenjangnya. Scarlet dapat merasakan tangan Samuel yang bergerak, dari usapan perlahan di lengannya lalu dengan perlahan masuk ke dalam baju Scarlet dan berhenti di area perutnya. Itu aksi coba-coba yang dia lakukan karena dia tidak pernah menyentuh wanita apalagi menyentuhnya secara intim.
"Ja-Jangan!" pinta Scarlet dengan napasnya yang berat. Tangannya sudah menahan tangan Samuel agar tidak bergerak semakin ke atas.
"Tolong jangan malam ini, aku belum siap!" pintanya lagi.
"Aku hanya ingin menyentuhnya, Scarlet. Aku ingin tahu bagaimana rasanya!"
"Apa kau tidak pernah melakukan sexx sebelumnya?" Scarlet bertanya demikian karena dia pikir banyak cara jika memang ingin menyalurkan hasrat apalagi untuk pria dewasa seperti Samuel. Pemuda itu pasti memiliki cara untuk melakukannya tanpa perlu menyentuh wanita.
"Pertanyaan bodoh, jika aku bisa menyentuh wanita lain maka aku tidak akan mengeluarkan banyak uang hanya agar kau bisa bersama denganku. Bukankah sudah aku katakan padamu? Kaulah satu-satunya wanita yang bisa aku sentuh dan tidak ada wanita lainnya lalu bagaimana aku bisa melakukan sexx dengan wanita lain?"
"A-Aku pikir kau bisa melakukannya tanpa perlu menyentuh!" wajah Scarlet merona saat mengatakan hal itu.
"Fantasimu sungguh lebih liar dari pada aku!" ucap Samuel.
"Apa salah?" Scarlet memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan memandangi Samuel.
"Salah!" satu tangan Samuel sudah berada di bawah dagu Scarlet lalu kecupan lembutnya mendarat di bibir Scarlet.
Scarlet sungguh tidak mengerti, dia sudah seperti kekasih yang dicintai oleh Samuel tapi dia tidak boleh terbuai karena dia tahu jika sentuhan yang diberikan oleh Samuel bukanlah sentuhan dari pria yang mencintai dirinya. Samuel butuh dirinya karena hanya dia saja yang dekat dan bersentuhan dengan pria itu. Dia harus mengingat itu dan tidak boleh terbuai apalagi sampai menimbulkan sebuah perasaan suka di dalam hatinya.
"Kenapa jadi diam, apa tidak ingin mengatakan apa pun?" tangan Samuel kembali bergerak dan mengusap lengan Scarlet.
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa. Kau tahu apa yang aku inginkan jadi lepaskan aku!"
"Tidak, tidak akan pernah!" ucap Samuel.
"Sampai kapan? Waktu dua tahun yang akan kita lewati bersama tidak mungkin bisa menyembuhkan phobia yang kau derita dan setelah dua tahun berlalu, bagaimana jika phobiamu tidak juga sembuh? Aku tidak mungkin terikat lagi denganmu jadi sebaiknya kau melakukan terapi di rumah sakit agar phobiamu bisa sembuh. Aku rasa itu lebih menjanjikan!"
"Segala cara sudah aku coba, apa kau pikir aku tidak pernah berusaha menyembuhkan OCD yang aku derita? Aku yakin penyakit ini akan sembuh jika aku selalu bersama denganmu dan jika tidak juga, maka aku akan kembali mengikatmu ketika waktu dua tahun itu selesai!"
"Enak saja, aku tidak mau terjebak denganmu terlalu lama!" tolak Scarlet.
"Jika begitu kau harus melakukan tugasmu sebagai kekasihku!"
"Tidak, Samuel. Aku tidak mau!" Scarlet berusaha memberontak dari pelukan Samuel. Inilah yang dia takutkan, dia belum siap menyerahkan dirinya pada pria itu. Samuel tidak peduli, Scarlet sudah berada di dalam gendongannya dalam sekejap mata. Scarlet berteriak ketika Samuel menggendongnya menuju kamar mandi.
"Jangan, Samuel. Aku benar-benar belum siap melakukan hal ini!" teriak Scarlet.
"Kau sudah memiliki kekasih sebelumnya. Aku yakin kau sudah pernah melakukannya dengan kekasihmu!" ucap Samuel.
"Jangan gila, aku tidak pernah melakukan hal itu!" teriak Scarlet lagi.
"Tidak perlu menipu. Aku yakin kau sudah pernah melakukan hubungan badan sebelumnya jadi jangan berpura-pura jika kau tidak pernah!" untuk seseorang yang sudah memiliki pacar sangat mustahil jika belum melakukan hubungan intim.
"Tidak pernah, aku tidak pernah!" Lagi-Lagi Scarlet berteriak dan air matanya mengalir tanpa dia inginkan, "Aku tidak pernah mau melakukan hubungan badan, sebab itulah Darien menjual aku padamu karena aku tidak pernah memberikan apa yang dia mau. Apa dia tidak mengatakan alasan kenapa dia menjual aku padamu?" ucapnya lagi di sela tangisannya.
"Apa kau bilang?" Samuel menurunkan Scarlet dengan perlahan. Scarlet memaling wajahnya, dia tidak mau Samuel melihat airnya matanya. Samuel diam, mencari kebenaran dari ekspresi wajah Scarlet dan dia tidak menemukan kebohongan dari ekspresi yang Scarlet tunjukkan.
"Aku dijual gara-gara aku tidak mau berhubungan intim dengannya, apa kau tidak tahu akan hal itu?" Scarlet menghapus air matanya yang mengalir, dia jadi benci dengan keadaannya.
"Maaf, aku tidak tahu!" Samuel menaikkan dagu Scarlet lalu menghapus air matanya dengan ciuman. Sungguh, dia tidak jijik sama sekali apa pun yang berhubungan dengan Scarlet. Air mata Scarlet semakin tumpah, kesedihan yang dia pendam selama ini kembali memenuhi dadanya. Samuel memeluknya untuk menghibur, tangannya pun tak henti mengusap punggung Scarlet. Rasa hangat dari tubuh Samuel dan usapan tangannya membuat Scarlet menangis dengan keras untuk melampiaskan amarah dan kekecewaannya terhadap Darien yang telah begitu tega menjualnya lalu hilang entah ke mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Aidah Djafar
nikahin aj Sam c Scar biar ngk ragu untuk belah duren 🤦🤣🤣🤣
2023-12-15
2
bunda n3
kamu harus sabar Samuel
2023-10-06
4
Aminah Adam
lanjut
2023-09-15
2