Sebuah map coklat berisi data yang Samuel inginkan sudah berada di atas meja. Tentunya data yang ada di sana berisi data Scarlet. Jujur saja, dia sangat penasaran kenapa hanya pada wanita itu saja dia tidak mengalami alergi akan penyakit OCD yang selalu membuatnya tersiksa karena dia tidak bisa bersentuhan dengan siapa pun.
Setiap hari harus menggunakan sarung tangan, obat sterilisasi harus dia gunakan setiap kali dia bertemu dengan rekan bisnis atau orang lain bahkan di usianya yang sudah 30 tahun, dia tidak pernah berpacaran karena dia tidak bisa dekat dan menyentuh wanita mana pun. Rasanya melelahkan, tidak bisa berinteraksi dengan orang lain tidaklah menyenangkan. Dia bahkan harus memendam perasaan cintanya pada gadis yang dia sukai karena dia tahu jika dia tidak akan bisa dekat dan bersentuhan dengan cinta pertamanya.
Hal itu membuat Samuel menjadi pria dingin yang tidak pernah jatuh cinta pada siapa pun lagi karena dia tahu cinta yang dia miliki tidak mungkin dia gapai. Bukan karena status, bukan pula karena materi tapi semua yang terjadi karena penyakitnya yang menyebalkan dan untuk pertama kalinya, ada yang bisa bersentuhan secara langsung dengannya.
Samuel membaca semua informasi milik Scarlet. Wanita berusia 25 tahun, dia tinggal seorang diri karena yatim piatu namun Scarlet sudah memiliki seorang kekasih. Tidak jadi soal, itu bukan masalah untuknya karena dia ingin memberikan sebuah penawaran untuk Scarlet.
Scarlet satu-satunya wanita yang bisa menyentuhnya dan dia yakin, wanita itu bisa menyembuhkan penyakit OCD yang dia derita. Jika dia selalu dekat dan melakukan kontak fisik dengan wanita itu, dia yakin penyakit menyebalkannya akan segera sembuh.
"Mark, siapkan mobil!" perintah Samuel pada asisten pribadinya.
"Baik, Sir. Apa kau ingin pulang?" tanya sang asisten.
"Tidak, antar aku ke restoran. Aku ingin bertemu dengan seseorang!"
"Apa kau ingin bertemu dengan wanita itu, Sir?" dia yakin bosnya pasti akan menemui wanita itu karena bosnya bisa bersentuhan dengan pegawai restoran itu. Tentunya itu adalah kejadian yang sangat langka di mana bosnya yang biasanya tidak bisa menyentuh siapa pun tiba-tiba bisa bersentuhan dengan orang lain.
"Yeah, aku memang ingin menemuinya karena ada yang hendak aku tawarkan padanya oleh sebab itu antar aku ke sana sekarang juga!"
"Baik, Sir!" Mark bergegas pergi untuk mengeluarkan mobil sedangkan Samuel masih belum beranjak karena dia sedang memikirkan sesuatu. Jari-Jari berada di dagu, senyuman menghiasi wajahnya. Menarik, dia sungguh tidak menduga akan bertemu dengan seseorang yang bisa bersentuhan dengannya padahal selama ini tak ada satu orang pun yang bisa bersentuhan dengannya.
Samuel beranjak, saatnya menemui wanita bernama Scarlet itu. Dia yakin Scarlet tidak akan menolak tawaran darinya karena dia akan membayar mahal wanita itu jika dia bersedia.
Siang itu, Scarlet bekerja seperti biasanya. Restoran begitu ramai sehingga dia tidak tahu jika Samuel datang dan memesan sebuah ruangan exclusive untuk menunggu Scarlet selesai dengan kesibukannya. Dia juga sudah meminta Mark untuk berbicara dengan sang manager restoran jika dia ingin berbicara dengan Scarlet. Tentu saja sang manager tidak keberatan karena Samuel menjadi tamu exclusivenya mulai sekarang.
Tamu restoran yang ramai mulai sepi karena jam makan siang sudah lewat. Scarlet beristirahat sebentar dengan beberapa rekannya tapi sang manager memanggil dirinya dan memintanya untuk mengantar makanan ke ruangan exclusive yang ada di lantai atas.
Scarlet sangat heran namun dia terkejut ketika mendapati Samuel berada di dalam ruangan itu bersama dengan Mark. Perasaan tidak senang memenuhi hati Scarlet. Lagi-Lagi dia bertemu dengan pemuda aneh itu tapi kali ini pemuda itu tidak akan bisa memojokkan dirinya karena dia tidak melakukan kesalahan apa pun bahkan semalam pun tidak.
"Makananmu, Tuan," ucap Scarlet basa basi seraya meletakkan makanan ke atas meja.
"Ada yang hendak aku bicarakan denganmu, duduklah!" perintah William.
"Maaf, aku sedang bekerja!" tolak Scarlet tanpa basa basi.
"Aku sudah mendapatkan ijin dari managermu jadi duduklah!" ucap Samuel.
"Aku rasa kita tidak saling mengenal dan tidak akrab dan aku rasa tidak baik duduk dengan pria asing apalagi disaat sedang bekerja."
"Samuel, Samuel Archiles. Itu namaku dan kau harus mengingatnya!" ucap Samuel.
"Apa artinya bagiku, Sir? Mengenal namamu atau tidak, aku rasa itu tidaklah penting bagiku!" ucap Scarlet dengan tanda tanya memenuhi hati.
"Tentu saja ada, Scarlet. Sebaiknya kita bicarakan hal ini sambil duduk. Ada penawaran yang hendak aku berikan padamu!"
"Penawaran?" Scarlet menatap Samuel dengan tatapan heran sambil duduk dengan perlahan. Entah apa maksud dari pemuda itu tapi sebaiknya dia mencari tahu dan mendengarkan apa sebenarnya yang diinginkan oleh pemuda aneh itu.
"Benar, Scarlet West!" begitu namanya disebut, Scarlet cukup terkejut bahkan tatapannya tak berpaling dari Samuel yang sedang menatapnya dengan angkuh. Jangan katakan pria itu mencari tahu tentang dirinya karena dia tidak mau terlibat dengan masalah apa pun.
"Apa maumu, Samuel?" kini Scarlet tidak ragu menyebut nama Samuel karena dia tidak takut sama sekali.
"Aku ingin kau menjadi kekasihku!" ucap Samuel tanpa ragu.
"Apa kau bilang?" Scarlet hampir memekik akibat terkejut dan tidak percaya.
"Apa aku tidak salah mendengar?" tanyanya.
"Tidak, tentu saja tidak. Aku ingin kau menjadi kekasih bayaranku karena aku ingin kau bersama denganku agar penyakitku sembuh!"
"Sungguh konyol!" sela Scarlet emosi, "Aku tidak sudi menjadi kekasih bayaran siapa pun apalagi untuk sebuah tujuan pribadi. Maaf saja, aku tidak sudi!" tolak Scarlet tanpa ragu.
"Aku akan membayarmu, Scarlet. Cukup jadi kekasihku selama dua tahun maka aku akan memberikanmu uang yang cukup dan uang itu bisa kau gunakan untuk menikmati hidup selama beberapa tahu ke depan!"
"Jangan asal bicara. Aku sungguh tidak tertarik dengan uangmu!" Scarlet beranjak dari tempat duduk, dia tidak akan menjadi kekasih bayaran siapa pun meski dibayar dengan tinggi. Lagi pula dia sudah memiliki Darien dan dia tidak mau mengkhianati kekasihnya hanya karena uang.
"Apa kau yakin, Scarlet? Penawaran ini hanya aku berikan padamu saja karena aku tidak tertarik dengan yang lain. Anggap kau beruntung karena kau sedikit berbeda!"
"Aku tidak peduli dengan apa pun. Istimewa atau apa, aku tidak peduli. Mau berapa pun jumlah yang kau berikan padaku, aku sungguh tidak tertarik sama sekali, Aku tidak mau uangmu, simpan saja baik-baik dan aku tidak tertarik dengan tawaran yang kau berikan jadi carilah orang lain yang bersedia menjadi kekasih bayaranmu!" ucap Scarlet. Sebaiknya dia pergi dari ruangan itu. Entah apa mau pria itu, dia harap tidak bertemu dengannya lagi.
"Pikirkan baik-baik, Scarlet. Aku akan memberikan tiga ratus ribu dolar bahkan aku akan memberikan lebih jika kau bersedia dan aku menunggu jawaban darimu!"
Scarlet sedikit terkejut, tiga ratus ribu dolar? Sungguh uang yang sangat fantastis tapi dia tidak mau menjual harga dirinya. Pria itu pasti sudah gila tapi Samuel sangat serius karena dia ingin penyakit anehnya segera sembuh dan dia yakin Sarlet bisa membantunya.
Tidak masalah Scarlet menolak. Ini baru awal, dia akan mencari cara lain bahkan dia akan menggunakan cara kasar jika Scarlet tidak juga mau menjadi kekasih bayarannya. Scarlet keluar dari ruangan itu sambil menggerutu. Sepertinya pemuda yang ada di dalam sana sudah gila dan dia tidak akan tergoda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
im3ld4
kebayang mata scarlet melotot mau copot🤣
2024-09-17
0
im3ld4
siapa tuuuh😝😝
2024-09-17
0
vina maria
keren
2024-07-24
0