Scarlet masih berusaha mencari Darien karena dia ingin meminta maaf pada kekasihnya. Rasa bersalah semakin dia rasakan karena Darien sudah tidak bisa dia hubungi lagi. Ponselnya mendadak tidak aktif lagi dan hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.
Scarlet semakin cemas, Darien tidak pernah seperti ini sebelumnya meski mereka bertengkar tapi hari ini, Darien mendadak hilang tanpa kabar. Apa penolakannya untuk berhubungan intim benar-benar sudah membuat Darien marah? Tapi ini bukan pertama kalinya dia menolak karena Darien sudah mengajaknya melakukan hal itu berkali-kali dan dia selalu menolaknya.
Tidak suka dengan hubungan mereka yang seperti itu membuat Scarlet memutuskan mencari Darien di rumahnya. Masih pagi jadi dia tahu jika Darien pasti berada di rumah. Lagi pula masih ada waktu sebelum waktunya untuk bekerja dan dia ingin menyelesaikan permasalahan di antara mereka sesegera mungkin. Dia akan menjelaskan pada Darien kenapa dia menolak untuk melakukan hubungan badan dan dia harap Darien mengerti dengan ketakutan yang dia rasakan lalu memaafkan dirinya tapi sayangnya, dia sudah dijual oleh kekasihnya sendiri tanpa sepengetahuan.
Scarlet sudah tiba di rumah Darien, dia disambut dengan baik karena semua sudah mengenal dirinya. Scarlet tidak dicegah saat masuk ke dalam rumah, yang dia cari tentu saja keberadaan kekasihnya.
"Darien, apa kau masih tidur?" Scarlet memanggil sambil melangkah menuju kamar Darien.
"Darien!" Scarlet kembali memanggil karena tidak ada jawaban. Aneh, apa Darien tidak ada di rumah? Apa Darien sedang berada di rumah keluarganya saat ini?
"Apa Darien tidak pulang ke rumah?" Scarlet bertanya pada pelayan yang sedang sibuk membersihkan rumah.
"Tuan muda memang tidak kembali sejak semalam, Nona," jawab sang pelayan.
Scarlet terdiam, jadi Darien tidak kembali? Apa Darien bebar-benar marah padanya hanya karena masalah itu? Tidak... tidak mungkin.
"Terima kasih," ucap Scarlet seraya melangkah pergi dengan pikiran yang kacau. Scarlet mengambil ponsel karena dia ingin menghubungi Darien kembali. Semoga saja ponselnya sudah aktif, semoga saja Darien hanya marah sesaat saja tapi sayangnya, Scarlet benar-behar tidak bisa menghubungi kekasihnya lagi.
"Please, Darien. Tolong jawab panggilan dariku," pintanya memohon. Rasa cemas semakin memenuhi hatinya oleh sebab itu, air matanya tak bisa dia bendung lagi.
Scarlet mencoba menghubungi beberapa kali meski hasilnya nihil. Air mata semakin tumpah. Dia takut hubungan mereka kandas akibat penolakannya semalam tapi apa dia harus menerima ajakan dari Darien?
"Darien, aku minta maaf padamu. Tolong jangan mengabaikan aku seperti ini. Aku tahu aku salah jadi segera hubungi aku dan maafkan aku. Temui aku di restoran, Darien. Aku ingin kita bicara jadi jangan abaikan aku seperti ini!" pinta Scarlet pada kekasihnya yang sudah entah ke mana. Tentu saja pesan itu dia tinggalkan melalui kotak suara. Semoga saja Darien segera mendengar pesan yang dia tinggalkan lalu mencarinya di restoran.
Scarlet sangat berharap Darien segera menghubunginya agar perasaannya tenang. Meski dalam kecemasan, mau tidak mau dia pergi bekerja karena dia tidak mau terlambat. Pekerjaan dan kekasih sama pentingnya oleh sebab itu, dia harus mementingkan keduanya.
Setiap detik dan menit Scarlet lalui dengan perasaan cemas. Jika ada kesempatan dia pasti akan melihat ke arah pintu karena dia ingin tahu apakah Darien datang atau tidak. Semakin dia menunggu, semakin dia merasa cemas karena Darien tidak terlihat sama sekali.
"Scarlet, ada tamu yang menunggumu di ruangan nomor empat dan bawakan ini!" perintah sang manajer saat hari sudah siang.
"Apa tamunya pria?" tanya Scarlet yang sangat berharap jika itu adalah Darien.
"Yeah, segera antarkan pesanannya dan kau bisa menemaninya berbincang!"
"Terima kasih!" Scarlet tentu sangat senang dan tidak sabar karena dia mengira Darien yang sedang menunggunya. Scarlet bergegas tanpa membuang waktu, dia harap Darien mau memaafkan dirinya dan mau mengerti kenapa dia menolak tapi ketika dia masuk ke dalam ruangan, Scarlet terkejut melihat pemuda yang sedang menunggunya.
Ekspresi wajahnya jadi berubah. Scarlet menunjukkan ekspresi tidak senangnya karena yang sedang menunggunya saat itu adalah Samuel. Samuel datang tentu untuk bertemu dengan wanita yang sudah dia bayar untuk menjadi kekasihnya dan hari ini dia akan menunjukkan pada Scarlet akan surat perjanjian yang telah mereka sepakati karena Scarlet tidak datang semalam.
"Kau lagi, untuk apa kau menungguku?" tanya Scarlet dengan sinis seraya meletakkan makanan yang Samuel pesan.
"Aku datang untuk bertemu dengan kekasihku jadi tidak ada salahnya, bukan?"
"Mau bertemu dengan siapa seharusnya bukan urusanku!" ucap Scarlet dengan sinis.
"Tidak perlu jual mahal!" ucap Samuel pula.
"Apa maksud dari perkataanmu?" tanya Scarlet tidak mengerti.
"Duduk, kita bicara. Aku tahu kau malu dan jual mahal jadi duduk!"
Scarlet mengerutkan dahi, tanda dia tidak mengerti. Malu? Jual mahal? Entah apa yang diucapkan oleh pemuda itu tapi dia jadi beranggapan jika Samuel adalah pemuda yang memiliki kelainan jiwa.
"Aku benar-benar tidak memiliki waktu untuk menghadapi pemuda bermasalah seperti dirimu. Sebaiknya aku pergi karena ada yang harus aku kerjakan!" ucap Scarlet yang hendak pergi.
"Aku bilang, duduk!" bentak Samuel.
Mereka berdua saling menatap dengan tatapan tajam. Scarlet masih berusaha bersabar meski rasanya dia ingin melempar pemuda aneh itu. Jangan sampai dia justru kehilangan pekerjaan hanya gara-gara pemuda aneh yang menyebalkan itu. Scarlet duduk dengan perlahan namun tatapan matanya masih tertuju pada Samuel.
"Cepat, aku masih harus kembali bekerja!" ucapnya.
"Apa itu sikap yang kau tunjukkan pada kekasihmu?"
"Hah?" mulut Scarlet menganga mendengarnya. Apa pria bernama Samuel itu tidak salah makan obat?
"Tolong jangan bercanda, itu sama sekali tidak lucu!" ucap Scarlet dengan nada kesal.
"Sepertinya kau pandai bersandiwara, Scarlet. Apa ini caramu untuk menarik perhatianku?" Samuel melemparkan surat perjanjian yang seharusnya di simpan oleh Scarlet, "Kau melupakannya!" ucapnya lagi.
"Melupakan apa?" sungguh, dia sangat tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh pemuda itu bahkan Scarlet melihat kertas yang sudah terjepit rapi di atas meja.
"Itu surat perjanjian yang harus kau simpan dan ingat, jangan melanggar satu poin pun dari surat perjanjian yang kau buat sendiri dan selama menjadi kekasih bayaranku, kau tidak boleh mendekati pria mana pun!"
"Tunggu dulu, apa maksudmu kekasih bayaran? Kapan kau mau menjadi kekasih bayaranmu dan apa maksud dari perkataanmu ini!" teriak Scarlet murka.
"Berhenti berpura-pura tidak tahu!" teriak Sanuel pula.
"Kau meminta bantuan kakak angkatmu untuk menemui aku dan menerima tawaran dariku. Kau bahkan meminta bayaran yang cukup tinggi jadi jangan berpura-pura tidak tahu padahal kau sudah setuju menjadi menjadi kekasih bayaranku melalui Darien yang kau percayakan dan uang satu juta dolar yang kau inginkan sudah berada di tangan pria bernama Darien itu jadi jangan bersikap sok tidak tahu karena kau tidak bisa menipu aku!" Samuel pun tampak kesal karena dia mengira Scarlet hanya berpura-pura saja.
"A-Apa kau bilang?" perkataan Samuel bagaikan palu besar menghantam hati dan kepalanya. Menjadi kekasih bayaran Samuel? Dia sudah menolak tapi bagaimana bisa? Scarlet tertegun namun dia mulai sadar jika semua itu ulah Darien karena kekasihnya saja yang tahu. Dengan cepat Scarlet mengambil surat perjanjian, bagaikan disambar petir di siang bolong, Scarlet sangat shock namanya tertera di surat perjanjian itu berserta tanda tangan dan identitas dirinya.
"Tidak!" Scarlet meletakkan surat perjanjian itu sambil menggeleng. Apakah dia sedang bermimpi ataukah itu lelucon yang dipersiapkan oleh Darien untuk mengejutkan dirinya?
"Tidak mungkin, semua pasti bohong!' ucapnya lagi.
"Sayangnya, tidak!" ucap Samuel.
"Tidak!" Scarlet berteriak dengan keras. Apa? Apa yang sebenarnya telah dilakukan oleh Darien? Kenapa Darien begitu tega padanya dan rasanya, wajahnya baru saja ditampar oleh tangan yang besar karena dia justru dijual oleh kekasihnya sendiri pada pria asing dengan isi perjanjian yang sungguh tidak masuk akal tanpa sepengetahuan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
💕Bernadet Wulandari💕
Samuel egois cuma mikirin diri sendiri. kasihan scarlet.
2025-02-05
0
JandaQueen
sampai sini mestinya kamu curiga, samuel...bodohnya kamu
2024-02-02
2
fitriani
darien bnr2 laki2 sialan😡😡😡😡
2023-12-24
1