Awal Penderitaan Ema

Indra mengacak rambutnya frustasi dan menatap nanar kepergian Hana dan Dion. Sungguh dia sudah sangat kecolongan. Hana istri yang dia kira penurut selama ini ternyata bisa berubah begitu cepat. Dan dia sudah menyiapkan kejutan besar di hari pernikahannya. Sungguh luar biasa, benar kata ibunya. Akan ada badai besar yang akan diciptakan Hana setelah ini.

Indra segera berbalik dan masuk ke dalam rumah, tanpa memperdulikan siapapun lagi. Termasuk ibunya. Gayatri menatap kepergian mobil yang membawa Hana pergi dan berganti menatap punggung Indra yang masuk ke dalam rumah diikuti Ema. Tidak ada yang peduli dengannya lagi.

Air matanya tiba-tiba menetes melihat kepergian semua orang, yang meninggalkannya sendiri.Dia tidak tau bagaimana nasibnya setelah ini setelah kepergian Hana.

"Nak, bisa dorong ibu masuk ke dalam? " Gayatri meminta tolong salah satu pegawai Indra yang sedang lewat.

Pegawai Indra pun langsung mendorong ibu majikannya untuk masuk ke dalam.

"Nak bawa ibu ke kamar. " ucap Gayatri sambil menunjukkan kamarnya.

Indra yang melihat ibunya didorong oleh salah satu pegawainya pun langsung merasa bersalah, dan mengambil pegangan kursi roda ibunya dari pegawainya.

"Kau boleh bereskan semua ini, dan segera pergi. Besok akan aku tambahkan bonus untuk kalian yang bekerja dirumah ini. "

"Baik, tuan. "

Pegawai itu langsung menuju ke teman-temannya dan meminta membereskan semua kekacauan ini. Makanan yang tersisa mereka tinggal sesuai permintaan Ema. Lumayan tidak perlu masak, menurutnya.

"Maaf, bu. Aku melupakan ibu. " Indra mengungkapkan penyesalannya.

"Baru lima menit kamu di tinggal Hana, kau bahkan sudah melupakan ibu. Lalu bagaimana nasib ibu setelah ini. " ujar Gayatri dengan nada sinis.

Indra menunduk dan terus membawa ibunya masuk ke dalam kamar, lalu membaringkannya di atas tempat tidur.

"Aku akan menyewa jasa perawat untuk merawat ibu. " ujar Indra saat ini dia duduk di samping ibunya.

"Kenapa tidak dari dulu, ndra. Kalau saja dari dulu kamu melakukannya, maka Hana tidak akan pergi. Kau akan bahagia dengan Hana dan anak kalian, benar kata Hana, dia tidak bisa segera hamil karena merawat ibu dan melakukan pekerjaan rumah besar ini." gumam Gayatri dengan air mata yang sudah menetes

Indra tidak bisa berkata apa-apa. Benar kata ibunya, kenapa tidak dari dulu dia memperkerjakan Perawat dan pembantu. Jadi, penampilan Hana akan terawat dan tidak mungkin dia akan tergoda dengan Ema yang sebenarnya tidak sebanding sama sekali dengan Hana. Dan mungkin saja mereka sudah memiliki anak.

"Sudahlah bu, semua sudah terjadi. Aku tidak bisa mengubahnya. "

"Iya karena kamu bodoh Indra, karena sudah memungut batu kerikil masuk ke rumah ini. "

Indra hanya bisa menundukkan kepalanya mendengarkan omelan sang ibu.

"Pergilah, ibu ingin istirahat. Dan selesaikan semua kekacauan ini. Dan ingat, ndra. Besok aku minta ada perawat yang datang merawatku. Aku tidak mau disentuh istrimu itu. " usir Gayatri sekaligus memberi perintah kepada Indra.

Dengan langkah gontai Indra segera berlalu keluar dari kamar ibunya, dan menutup pintu kamarnya perlahan. Dia melihat Ema yang sudah berganti pakaian, dan sudah berselonjor kaki sambil ngemil dan nonton televisi. Benar-benar seperti seorang ratu.

Indra mengedarkan pandangan rumah yang masih terlihat kacau dan banyak piring yang berserakan bekas makan para tamu. Tapi dia melihat Ema seperti tidak peduli sama sekali. Indra merasa geram, melihat tingkah Ema yang seenaknya saja. Dia lalu menghampiri Ema dan menghempaskan kakinya yang sedang selonjoran dengan kasar.

"Mas... apa-apaan sih. " Ema merasa terkejut dengan sikap Indra yang kasar kepadanya.

"Hei, kau pikir kamu siapa, Hah! Cepat bersihkan rumah ini, dan cuci semua piring yang berserakan."

"Tapi mas aku lelah. Ini hari pernikahan kita masak harus aku yang membersihkannya. " gerutu Ema.

"Kalau bukan kamu siapa lagi. "

Ema melirik ke kanan dan ke kiri mencoba mencari alasan. Hingga akhirnya dia menggunakan kehamilannya sebagai alasan.

"Tapi aku sedang hamil mas, aku tidak boleh terlalu lelah. " ucap Ema sedikit memelas.

"Peduli setan, mau kau hamil atau tidak." Indra langsung melepaskan sabuk yang melilit di pinggangnya.

"Sekarang sudah tidak Hana di rumah ini. Dan itu semua gara-gara kamu, wanita sialan. Cepat bereskan semua kekacauan ini, sebelum aku menghajarmu dengan ini. " Kata Indra sambil menunjukkan ikat pinggangnya kehadapan Ema.

Ema yang tadinya santai, kini merasa ketakutan melihat amarah di wajah suaminya yang sudah memerah. Dia segera berdiri dan mulai membersihkan seluruh rumah yang berantakan.

"Ingat, mulai sekarang kaulah yang akan mengurus rumah ini. Membersihkan rumah, mencuci pakaian dan memasak. Untuk ibu, aku akan menggunakan jasa perawat untuk merawatnya Karena ibu tidak mau disentuh olehmu. "

"Tapi mas... aku kan sedang hamil. Tidak bisakah kalau kau memperkerjakan seorang pembantu di rumah ini sekalian. " ujar Ema dengan nada memelas.

"Tidak akan pernah ada pembantu di rumah ini. Aku ingin kamu merasakan apa yang Hana rasakan. " kata Indra dengan nada yang sangat ketus.

"Lalu bagaimana jika terjadi apa-apa denfab anak dalam kandunganku. "

"Bukan urusanku. "

Ema menatap Indra dengan tatapan tak percaya. Benarkah ini Indra yang dia kenal selama ini? Indra yang berjanji akan menjadikannya ratu dirumah ini.

"Mas, mana janjimu yang akan menjadikan ku ratu di rumah ini, apa kau lupa semua itu? " Ema menagih janjinya kepada Indra.

"Ya... aku sudah lupa, karena Hana sudah tidak ada di rumah ini, maka kau yang akan menggantikan Hana mengerjakan semua pekerjaan ini. Tidak ada sebutan ratu untukmu. Dan yang akan menjadi ratu dirumah ini adalah ibuku, wanita yang sudah melahirkan dan membesarkanku. " jawab Indra tegas.

Ema pun menunduk dan mulai meneteskan air matanya. Entah itu air mata sungguhan atau air mata buaya. Tapi Indra tidak merasa kasihan sama sekali.

Tiba-tiba...

Splash...

Sebuah cambukan ikat pinggang mendarat di tangan Ema.

Ema yang merasa terkejut dan kesakitan langsung memegangi tangannya yang terkena sabetan ikat pinggang, dan menatap Indra dengan wajah tak percaya.

"Mas... " pekik Ema.

"Cepat kerjakan tugasmu. Tak usah menangis, karena air matamu hanya air mata buaya. Aku tidak akan pernah mempercayai air mata palsumu itu, Ema. "

"Aku akan tidur, dan saat aku bangun. Rumah ini sudah harus terlihat rapi. " kata Indra tanpa memperdulikan tangisan Ema. Dia langsung masuk ke kamar, dan membanting pintu dengan kencang.

Ema yang masih menangis pun terkejut, dan langsung mengerjakan semua pekerjaan rumah . Dengan sesekali menyeka air matanya. Dia tidak menyangka sama sekali kalau Indra akan bersikap kasar kepadanya.

Dia yang ingin diratukan, sekarang malah menjadi pembantu dirumah suaminya. Benar-benar di luar ekspektasi Ema.

Sekarang apa yang harus dia lakukan?

Haruskah dia mengambil hati sang mertua yang sangat dihormati suaminya itu?

Tapi sejak awal, ibu Indra tidak pernah menyukainya sama sekali. Bahkan dia menentang keras pernikahannya dengan Indra.

Ema jadi bingung dengan apa yang harus dia lakukan di rumah ini. Ingin menjadi ratu malah menjadi pembantu.

Terpopuler

Comments

evvylamora

evvylamora

dih laki goblok, dia yg salah dia yg marah.. bagus nanti keguguran, trus dia g bs punya anak lagi

2024-04-25

1

Runik Runma

Runik Runma

rasain kau

2024-05-09

0

MakBarudakh

MakBarudakh

Rasaknoooo...

Hahaha puas kali daku heeehhh...

2024-04-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!