Indra Mulai Ragu

Keesokan harinya, seperti kemarin. Indra bangun tanpa bisa menemui Hana dimanapun. Tapi makanan sudah tersedia di meja persis seperti kemarin. Indra juga melihat ibunya sudah terlihat bersih dan rapi, itu artinya Hana bangun di pagi hari dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan cepat.

"Memangnya dia pergi ke mana sih, pagi-pagi begini." batin Indra menggerutu.

Setelah sarapan, Indra duduk di samping ibunya. Dan hendak bicara dengan sang ibu yang sejak tadi diam.

"Ibu tau kemana Hana pergi? " tanyanya kemudian.

Gayatri hanya menggeleng kan kepalanya menanggapi pertanyaan anaknya.

Indra terdiam sesaat, namun dia mulai bicara lagi kepada Ibunya.

"Ibu setujukan kalau aku menikah dengan Ema? " tanyanya lagi mencoba mencairkan suasana.

Gayatri menggeleng.

"Ibu tidak akan pernah merestui pernikahan kalian berdua, Indra. Dia hanyalah wanita ular yang sudah meracuni pikiranmu. "

Indra tertegun mendengar ucapan ibunya, yang mengatakan tidak setuju dengan pernikahannya dengan Ema.

"Tapi dia hamil anakku bu, cucu ibu. Masak ibu tidak setuju dengan pernikahan kami meskipun kami sudah memiliki anak. " Indra mencoba membujuk ibunya.

"Apa kau yakin anak yang di kandung wanita itu, adalah anakmu?" kata Gayatri sinis.

Indra tertegun mendengar ucapan ibunya. Pasalnya saat berhubungan dengan Ema, memang sudah terasa longgar tidak seperti saat pertama kali menyentuh Hana.

Gayatri tersenyum sinis.

"Ibu hanya mendoakan kau tidak menyesal dengan semua keputusan bodohmu, Indra. " ujar Gayatri kemudian.

Indra terdiam mendengarkan ucapan ibunya. Dia tidak pernah berfikir sejauh itu. Yang dia rasakan dia sangat bahagia mendengar kekasihnya itu hamil, tanpa ada rasa curiga sedikitpun. Dan matanya baru terbuka saat ibunya mengatakan ini semua.

"Jika kau ingin mundur belum terlambat, karena pernikahan baru akan dilakukan besok. Tanyakan pada selingkuhan mu itu, anak siapa yang dia kandung. " ujar Gayatri lagi

Indra kemudian mencium tangan ibunya lalu dia berpamitan untuk pergi bekerja. Tujuan pertamanya adalah kontrakan Ema. Dia akan menanyakan bayi siapa yang ada diperutnya saat ini.

Dengan penuh emosi Indra masuk ke dalam kontrakan Ema, dia lalu berteriak memanggil nama calon istrinya itu.

"Ema, dimana kamu. " teriak Indra mencari Ema.

Dari dapur, Ema berjalan tergopoh mendekati Indra yang baru datang.

"Ada apa mas? pagi-pagi sudah sampai disini, apa kamu tidak bekerja. " tanya Ema yang mendapati sikap Indra yang tidak biasa.

"Duduklah, aku ingin berbicara denganmu. "

Ema dan Indra langsung duduk di kursi ruang tamu.

"Ema, aku mau tanya serius kepadamu. " ujar Indra kepada Ema.

"Ada apa sih Mas. " tanya Ema penasaran.

"Jujurlah, katakan padaku anak siapa yang ada dikandunganmu itu. " tanya Indra tanpa menjawab pertanyaan Ema.

"Apa maksudmu mas. Kenapa kau bertanya seperti itu. "

"Katakan padaku, anak siapa yang ada dalam kandunganmu itu. " tanya Indra lagi dengan suara yang sudah meninggi.

"Tentu saja ini anakmu, mas. "

"Apa kau yakin? "

"Kamu ini ngomong apa sih, mas. "

"Karena saat pertama aku berhubungan denganmu kamu sudah longgar, jadi aku berfikir kalau kau sudah biasa tidur dengan pria lain. " ujar Indra tanpa berfikir kata-katanya itu menyakiti Ema atau tidak.

"Mas... " pekik Ema dengan mata yanga sudah berkaca-kaca.

Indra terdiam, setelah melihat mata Ema yang sudah memerah.

"Apa kau benar-benar yakin kalau anak itu adalah anakku. " ucap Indra lagi meyakinkan.

"Iya... Mas, masak kau tidak percaya kepadaku. " ujar Ema dengan bergelayut manja kepada Indra.

"Baiklah kalau begitu Aku akan menikahimu, kau juga bisa melahirkan anak itu. Tapi, Setelah anak itu lahir, kita akan melakukan tes DNA untuk memastikan apakah itu anak kandung ku atau bukan. Jika terbukti itu bukan anakku,maka saat itu juga aku akan menceraikanmu. " ujar Indra santai.

Ema langsung melepaskan cekalan tangannya dari Indra dan menatap pria itu dengan nanar. Ternyata pria itu masih tidak percaya kalau anak yang dia kandung adalah anak kandungnya.

"Siapa yang sudah menghasutmu sampai seperti ini mas. Padahal kemarin-kemarin kamu tidak pernah mempertanyakan masalah ini. Apakah istrimu yang sudah mencuci otakmu itu. "

"Tidak, bahkan aku tidak pernah bicara lagi Hana. Pagi ini dia pergi, tanpa bertemu denganku. Begitu juga kemarin. " kata Indra.

Ema mendengus mendengarkan ucapan Indra, lalu siapa yang sudah menghasut Indra dan meragukannya.

"Ya, sudah kalau begitu aku berangkat kerja dulu. Nanti malam aku akan menjemputmu, karena besok kita akan menikah." Kata Indra sambil beranjak dari rumah Ema, menuju ke mobilnya.

Ema mengepalkan tangannya erat, mendengar semua keraguan Indra tentang anak yang di kandungnya. Dia akan membuat perhitungan kepada siapapun yang akan merusak rencananya.

°

°

°

Di kantor Dion.

Hana datang lagi setelah semalam mendapat pesan dari Dion kalau hari ini dia meminta Hana untuk datang ke kantornya. Ada sebuah kabar gembira yang akan Dion sampaikan kepada Hana.

"Ada apa Dion, kau menyuruhku datang lagi."

"Ada kabar gembira untukmu. Kemarin setelah kau pergi dari kantor, aku mendapat surat dari pengadilan agama. " Ujar Dion sambil memberikan amplop cokelat yang bertuliskan pengadilan agama kepada Hana.

"Ini... " Hana merasa tidak percaya saat memegang amplop coklat itu.

"Iya. Ternyata prosesnya sangat cepat, Hana. Selamat ya. Karena kau memberikan bukti perselingkuhan mereka dan percakapan mereka yang berisi rencana busuknya. Mungkin pihak pengadilan kasihan kepadamu." kata Dion sambil menyunggingkan senyuman mengejek.

Hana mengangguk, dia tidak tersinggung sama sekali dengan ejekan dari Dion. Hana lalu mulai membuka surat itu perlahan. Matanya berkaca-kaca setelah membaca setiap kata yang di tuliskan dalam kertas itu.

"Jadi aku harus tanda tangan dimana." Tanyanya bersemangat.

"Wah, semangat sekali kau Hana. Sampai membuatmu bodoh. " ucap Dion sambil terkekeh geli. Lalu dia menunjukkan dimana Hana harus membubuhkan tanda tangannya.

"Biarin." Hana lalu membubuhkan tanda tangannya.

"Sudah, aku sudah selesai menandatangani nya. Kini hanya tinggal mas Indra yang tanda tangan, setelah itu semuanya selesai. " ucap Hana dengan tersenyum lebar.

Dion melihat apa yang Hana lakukan, dia juga ikut menyunggingkan senyum nya melihat tanda tangan Hana di kertas itu.

"Bagus Hana, ini adalah langkah awal kebebasanmu. Setelah itu kepakkan sayapmu, dan terbanglah setinggi yang kau bisa. Aku akan mendukung mu. " ujar Dion memberi semangat kepada sababatnya itu.

"Iya... kau benar. Ini adalah langkah awalku untuk terbang meraih impianku yang tertunda karena kebodohanku. " kata Hana dengan semangat.

"Lalu apa rencanamu besok. " tanya Dion setelah mereka saling menyemangati.

Hana berfikir sejenak namun setelah beberapa saat berfikir Hana langsung tersenyum licik.

"Besok adalah pernikahan suamiku dengan selingkuhannya. Besok setelah mereka melakukan akad, Aku meminta kerjasama mu. "

"Maksudnya? " tanya Dion tak mengerti.

"Besok setelah mereka melakukan akad...... " Hana menceritakan rencananya kepada Dion besok.

Dion mendengarkan dengan seksama apa yang dikatakan Hana, sambil mengangguk mengerti.

"Rencana yang bagus. Rupanya kau ingin memberikan shock therapy untuk kedua pasangan itu. "

Hana mengangguk penuh arti dan senyuman licik yang tersungging di bibirnya.

Terpopuler

Comments

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

cwe murahan cocok buat cowok murahan

2024-04-07

3

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

Terbaiiikkk hanaaa 🤗

2024-03-03

1

Tati Hayati

Tati Hayati

seru

2024-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!