Tetap Disini atau Hotel Prodeo

"Terima tawaranku tadi, atau kalian aku laporkan kepada polisi dengan tuduhan, perselingkuhan dan perzinahan. Hingga membuat wanita ini hamil diluar nikah. Bukankah yang kalian lakukan selama ini itu di sebut Zina. Dan semua itu ada pasalnya. Apa kau lupa siapa aku, mas? "

Mendengar ucapan Hana, semua yang ada disana merasa tidak percaya. Hana wanita lemah lembut itu berani mengancam suaminya sendiri.

"Hana kau jangan bercanda. " kata Indra yang masih merasa tidak percaya dengan semua ucapan Hana.

"Aku tidak bercanda. Jika kau tetap menuruti permintaan wanita ini, bersiaplah kau akan mendekam di dalam penjara bersamanya. "

"Hana, cukup. Hentikan omong kosongmu. " Indra membentak Hana yang sudah menakutinya.

Hana hanya tersenyum miring melihat ketakutan dimata Indra. Pasalnya Hana tidak main-main dengan apa yang dia katakan.

"Kenapa? Apa kau lebih mencintai wanita ini dari pada aku? Dan akan meratukannya karena telah berhasil hamil anakmu dan akan tetap menjadikan ku pembantu dan pengasuh ibumu dirumah ini, seperti yang sudah aku lakukan selama tiga tahun di rumah ini. Benar seperti itu kan rencana kalian. "

Indra terdiam mendengar semua ucapan Hana. Dia tidak bisa membantah semua ucapan Hana barusan, karena memang itu rencana Indra dan Ema.

"Maaf, mas Indra. Aku ini istrimu, bukan pembantumu atau pengasuh ibumu yang sakit ini. Selama ini aku ikhlas dan tulus merawatnya, karena merasa dia adalah ibu dari suamiku, pria yang aku cintai. Tapi sayang, ternyata kau hanya menganggap ku seorang pengasuh ibumu setelah mengenal wanita ini. Jadi untuk apa aku tetap berada disini dan merawatnya, sedangkan kau disana bersenang-senang dengan ja*angmu. Jangan pernah bermimpi untuk membodohi ku lagi, mas. Aku bukan wanita bodoh yang bisa terus menerus kau manfaatkan. "

"Jangan panggil aku Ja*ang." teriak Ema yang tidak terima dengan sebutan Hana kepadanya.

"Lalu apa? pelakor? atau penghangat ranjang suami orang. Apapun julukanmu semua itu sangat menjijikkan karena kau sudah berani menggoda, bahkan tidur dengan suami orang dan sekarang hamil anaknya tanpa sebuah ikatan. "

"Hana, jangan berlebihan, Ema itu wanita baik. "

"Cih, wanita baik dari mananya. Wanita baik-baik tidak akan mengganggu rumah tangga orang, apalagi tidur dengan suami orang tanpa ikatan hingga hamil. Yang pantas disematkan padanya hanya sebuah nama yaitu wanita Ja*ang."

Ema menangis setiap kali Hana memanggilnya wanita ja*ang. Dia seolah tak terima, tapi apa yang dikatakan Han itu semua benar. Wanita baik-baik tidak akan menggoda suami orang.

Indra pun tidak bisa menjawab lagi semua ucapan Hana, karena memang semua ucapannya benar. Tidak ada yang salah, jadi tidak ada celah untuk Indra membela diri.

Gayatri terisak mendengar semua ucapan Hana. Yah, wanita mana yang tidak terluka saat melihat kebusukan hati suaminya dengan wanita lain. Bahkan kini ketulusannya pun dia ungkit-ungkit karena rasa sakit hatinya.

"Bukan begitu sayang." Indra ingin mendekati Hana, tapi Hana langsung menghentikannya.

"Stop. Jangan dekati aku. Sekarang ambil keputusan malam ini juga, kau dan ja*angmu ini akan tinggal disini setelah menikah atau kalian mendekam di dalam penjara."

"Jika kalian bersedia tinggal disini, maka besok pun akan aku nikahkan kalian berdua jika kalian ingin segera menikah. Dan tenang saja aku tidak akan tidur di kamar utama, kamar itu akan menjadi milik kalian. Aku akan tidur di kamar tamu. Dan kau wanita sialan, jangan khawatir. Ambil saja Indra untuk mu, aku sudah tidak berminat lagi untuk tidur dengannya. " ujar Hana, dengan ucaoan pedasnya.

"Hana, tapi kau masih istriku. Jadi kau masih memiliki kewajiban melayaniku. "

"Oh, jadi apakah kau masih mau tidur dengan wanita yang berbau badan sepertiku? Bukannya disampingmu sekarang ada wanita yang berbau harum sepanjang waktu. "

Indra lagi-lagi terkejut dengan ucapan Hana, begitu juga Ema. Karena mereka baru membahas hal ini beberapa hari yang lalu. Darimana dia tau?

"Hana, sayang... " lagi-lagi Indra mencoba mendekat dan ingin memeluk istrinya yang terlihat sangat cantik malam ini. Namun Hana dengan sigap langsung menghentikannya.

"Jangan pernah mendekatiku, mas. Aku sudah muak dan jijik dengan mu. Karen tubuhmu sudah menyentuh wanita lain. Dan sayangnya aku baru mengetahuinya sekarang. Tadi aku pergi ke salon dan sudah mandi dengan air kembang tujuh rupa untuk menghilangkan bekasmu dari tubuhku. Jadi jangan mengotorinya lagi. " kata Hana sambil bergidik menatap Indra.

"Hana, jangan kurang ajar kamu ya. "

Indra mencoba mendekati Hana lagi, namun Hana dengan cekatan langsung mengambil sandal nya dan mengarahkannya kepada Indra.

"Jangan coba-coba mendekat lagi, mas. Atau aku akan berbuat Lebih kurang ajar lagi kepadamu. " kata Hana sambil mengacungkan high heels nya ke depan wajah Indra.

Gayatri semakin menangis sesenggukan melihat apa yang terjadi di depan matanya. Ternyata benar dugaannya. Ketenangan Hana bukanlah sebuah ketenangan yang biasa. Ketenangan itu, dia ciptakankan sebelum terjadinya badai. Dan saat inilah badai itu terjadi.

Indra langsung mendekap tubuh ibunya yang menangis, sedangkan Hana sudah tidak peduli lagi. Ema yang ingin di cap sebagai menantu baikpun langsung mendekati Indra dan menenangkan calon ibu mertuanya itu.

Hana memalingkan wajahnya melihat pemandangan itu. Dia juga tidak mau terlalu baik kepada ibu mertuanya sekarang. Biarlah, dia lebih dekat dengan calon menantu barunya agar dia terbiasa nanti.

"Udah... udah... angan di teuskan lagi. " ucap Gayatri dengan suara tergagap dan tercekat karena tangisannya.

"Antarkan dia pulang. " katanya lagi yang meminta indra mengantarkan Ema pulang.

"Baik bu. "

Indra lalu berdiri dan menggandeng tangan Ema lalu menatap Hana tajam. "Tunggu aku, urusan kita belum selesai. Aku akan mengantarkan Ema pulang dulu, nanti kita bicara lagi."

"Tidak... urusan kita sudah selesai, tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Dan selama perjalanan pikirkan baik-baik, ucapanku tadi. Tetap tinggal di sini, atau hotel prodeo. " Hana berbalik dan hendak masuk kedalam kamar.

"Oh, ya. Sebelum kau mengantarkan wanita itu pulang Sebaiknya kau antarkan dulu ibumu ke kamarnya. Aku sudah tidak punya tenaga untuk memindahkannya ke atas tempat tidur. " ucap Hana kemudian dia berlalu masuk ke dalam kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

Indra yang melihat sikap Hana merasa geram. Karena dia sudah mengacuhkannya dan ibunya malam Ini. Dia bahkan sudah bersikap sangat keterlaluan.

"Antarkan ibu ke kamar, ndra. " ucap Gayatri dengan terbata.

Kini menantunya sudah tidak mau mengurusnya lagi. Lalu siapa yang akan mengurusnya setelah ini. Ini semua karena anaknya yang bodoh, dia lebih mengutamakan nafsu dari pada otaknya.

"Jangan salahkan Hana, dia bersikap seperti itu karena kau telah menyakiti hatinya. " kata Gayatri saat dia sampai dikamar.

"Tapi apa salahku, bu. Aku hanya mau menikah lagi, dan memiliki seorang anak. " ujar Indra. e. bela diri.

"Sebaik-baiknya wanita, sesabar-sabarnya wanita. Dia tidak akan mau dimadu. Jika dia menyetujuinya, itu pasti karena dia tau sesuatu yaitu tentang kebusukanmu yang telah menghamili wanita ja*ang itu. "

Entah kenapa, kali ini cara bicara Gayatri lebih baik, dan dia juga bisa bicara dengan kosakata yang banyak dan jelas. Mungkinkah dia akan sembuh, karena melihat pertikaian anak dan menantunya ini?

Indra terdiam mendengarkan semua ucapan ibunya. Dia bahkan tidak menyadari kalau ibunya sudah bisa bicara normal.

Terpopuler

Comments

Alivaaaa

Alivaaaa

👍👍👍👍

2024-03-14

3

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

Keren keren kereeeennn 😥😥😆😆😆

2024-03-03

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

mantul...lepaskan tu lakik buat si jalang

2024-02-28

3

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!