Hana Yang Rapuh

Setelah menutup pintu kamar dan menguncinya, tubuh Hana langsung luruh ke lantai. Dia akhirnya bisa menumpahkan air matanya yang sejak tadi dia tahan. Saat melihat suaminya menggandeng wanita lain dan mengenalkan nya sebagai calon istrinya. Sungguh terluka hati Hana. Namun dia berhasil menyembunyikan semua lukanya dengan baik, sampai saat terakhir menyuruh mereka pergi.

Sungguh Hana bukanlah wanita sekuat itu, Sekuat-kuatnya wanita dia pasti akan meneteskan air matanya untuk melampiaskan semua sakit hatinya.

Hana segera bangkit dari duduknya Dia lalu mengambil tas dan kopernya. Lalu memasukkan semua pakaiannya dan beberapa surat berharga miliknya ke dalam tas itu, dia tidak ingin tidur sekamar lagi dengan pria yang sudah menyakiti hatinya. Hana segera keluar dari kamar setelah bisa menata hatinya dan masuk ke kamar tamu lalu mengunci kamar itu agar Indra tidak bisa masuk ke kamarnya.

Di mobil.

Indra dan Ema saling terdiam seribu bahasa. Mereka enggan mengucapkan sepatah katapun untuk menghiasi suasana kaku di mobil itu.

"Ema, bagaimana? apa yang harus kita lakukan? " Akhirnya Indra membuka suaranya.

Ema mengembuskan nafasnya mendengar pertanyaan Indra.

"Mau bagaimana lagi mas. Sepertinya kita memang harus menerima syarat dari Hana. Dan kau ternyata bohong padaku mas. "

"Bohong apa maksudmu. "

"Katamu, Hana itu wanita yang lemah lembut dan mudah dibodohi. Tapi apa yang kulihat tadi. Dia seperti singa betina, bahkan kau dibuat tak berkutik di hadapannya." kata Ema mengejek.

Indra mendengus kesal saat melihat perubahan sikap dan perilaku Hana malam ini. Dia memang terlihat berbeda, terlihat sangat cantik bahkan Ema tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan Hana. Ema memang cantik, tapi kecantikannya itu, karena polesan. Berbeda dengan Hana yang cantik alami walau tanpa polesan.

Hanya saja kenapa dua tahun terakhir ini dia melihat Hana seperti tak terurus dan itu membuatnya bosan, sehingga dia berpaling kepada Ema, pegawainya yang selalu menggodanya. Awalnya dia hanya ingin bermain dan bersenang-senang dengan Ema, tapi siapa sangka dia jadi ketagihan dan akibatnya sangat fatal bagi rumah tangganya.

"Kok melamun, jadi kita harus bagaimana sekarang mas?" tanya Ema yang sedikit mesal dengan Indra karena sudah mengacuhkannya.

"Ya bagaimana lagi, Kau harus tinggal satu atap dengan Hana di rumah kami. Jika tidak dia tidak akan melepaskan kita. Kau tau, siapa Hana itu sebenarnya? "

"Memang nya siapa dia? " tanya Ema penasaran.

"Dia adalah lulusan Sarjana terbaik di jurusan hukum. Dulu aku melarangnya menjadi seorang pengacara, karena aku memintanya menikah denganku. Dia rela melepaskan cita-citanya demi menikah denganku. Karena itu, dia itu tau seluk beluk tentang masalah hukum. Kita tidak bisa main-main dengannya.Karena apapun yang dikatakannya itu pasti benar, dan hukuman tentang perselingkuhan dan perzinahan itu kalau aku tidak salah dengar hukumannya lebih dari lima tahun penjara."

Ema tercengang mendengarkan semua penuturan Indra. Dia tidak menyangka kalau Hana adalah sosok wanita keren sebelum menikah dengan Indra.

"Lalu bagaimana kau bisa mengerjainya dan menjadikannya sebagai pengurus rumah dan ibumu. "

"Itu semua karena baktinya kepada suami dan Ibu mertua. Itulah yang selalu dia katakan. Melayani suami dan ibu mertuanya menurutnya berpahala besar di mata Tuhan. Jadi dia melakukannya dengan tulus dan ikhlas. Tapi setelah kejadian ini, aku tidak yakin lagi. Karena dia tadi sudah mengungkit tentang ketulusannya merawat ibu dan rumah selama tiga tahun ini. " keluh Indra panjang lebar.

"Aku mau tinggal satu atap dengannya, tapi aku nggak mau, ya kalau disuruh mengurus rumah dan ibu. Kamu kan janji padaku akan menjadikan ku ratu di hatimu. Jadi, mana ada ratu yang merangkap jadi babu." kata Ema sambil bergelayut manja di lengan suaminya.

Indra mendesah kasar, dia tidak yakin apa dia bisa menepati janjinya pada Ema.

"Sudahlah kita lihat saja nanti. Yang penting kita setuju dengan syarat dari Hana, dan kita akan menikah sebelum perutmu itu membesar. " ujar Indra.

"Iya kau benar. Katakan saja nanti padanya kalau aku setuju dengan syaratnya. Dan kita akan tinggal satu atap. "

Indra sudah sampai di rumah kontrakan Ema. Dia langsung pulang, setelah mengantarkan Ema. Tujuannya adalah bicara dengan Hana dan menyelesaikan masalah diantara mereka.

Mobil Indra telah terparkir cantik di garasi. Tidak ada sambutan hangat untuknya. Indra segera masuk ke dalam rumah dengan kunci cadangan yang dia bawa. Dan tujuannya adalah kamar.

Dengan langkah lebar Indra masuk ke dalam kamarnya dan dia tidak melihat siapapun disana. Bahkan di dalam kamar mandipun tidak ada. Jadi dimana istrinya itu berada. Dia ingin mengungkung tubuh Hana di bawahnya malam ini dan memberikan pelajaran kepada wanita itu karena sudah berani kurang ajar kepadanya, tapi ternyata Hana tidak ada.

Indra segera keluar dari kamarnya dan menuju kamar tamu, dan mencoba membuka pintu kamar itu. Namun gagal pintunya dikunci. Indra menggedor-gedor pintu kamar itu, agar Hana membukakan pintu untuknya. Namun nihil, Hana tidak menggubrisnya. Bahkan Dari dalam Hana sudah menambahkan lemari untuk mengganjal pintu kamarnya agar tidak bisa dibuka Indra.

"Sial. " umpat indra karena gagal.

"Baiklah, besok kita akan bicara Hana. Aku tau kau pasti akan keluar dari kamar besok." Indra kembali ke kamarnya dengan langkah gontai dan segera merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur. Sekilas, tampak bayangan Hana yang berkelebat di matanya. Hana yang keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sangat anggun dan terlihat sangat cantik. Membayangkan nya saja, membuat sesuatu dibawah sana meronta-ronta ingin di keluarkan.

"Ah, sial. "

Indra segera beranjak dan menuju kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya lagi-lagi dengan nona lux, dengan membayangkan Hana sebagai sosok fantasi liarnya.

"Sial... kenapa kau menyiksaku seperti ini Hana. " Gumam Indra dengan memainkan juniornya.

Dan lenguhan panjangnya dengan meneriakkan nama Hana menandai berakhirnya fantasi liarnya bersama Hana. Wanita yang sudah dia sebut bau dan membuatnya tidak berselera. Kini bisa menyiksanya hanya dengan membayangkan nya saja.

Indra akhirnya tidur terkapar diatas tempat tidurnya tanpa, setela melepaskan hasratnya.

Subuh itu Hana sudah bangun, dengan perasaan yang lebih baik. Dia segera mandi dan memasak di dapur. Bagaimanapun Indra masih suaminya, dia akan tetap melayaninya, dalam urusan perut bukan urusan bawah perut.

Setelah masakannya selesai dan terhidang di meja, Hana segera ke kamar mertuanya dan segera membersihkan tubuh ibu mertuanya itu.

"Hari ini aku akan pergi pagi-pagi bu. Jadi aku lakukan tugasku pagi ini. Setelah ibu sudah rapi aku akan menyuapi ibu, nanti akan ada bu Minah kemari. Aku sudah menghubunginya tadi, dia akan kemari pukul tujuh sebelum Mas Indra berangkat. Jadi dia tau siapa yang akan menjaga ibu." Kata Hana sambil membersihkan tubuh ibu mertuanya.

Gayatri hanya terdiam. Dia akan melihat apa lagi yang akan dilakukan menantunya itu. Dia tau, Hana pergi pagi-pagi sekali karena tidak ingin bertemu dengan Indra. Gayatri memaklumi itu.

"Sudah selesai bu, ayo kita keluar. "

Hana membawa ibunya duduk di depan televisi, Dia lalu pergi ke meja makan untuk menyuapi ibu mertuanya. Setelah selesai dia lalu mencium tangan ibu mertuanya, dan segera pergi meninggalkan rumah itu. Dengan tas besar di punggungnya.

Indra yang baru terbangun dari tidurnya merasa terkejut karena dia kesiangan. Dia heran kenapa Hana tidak membangunkannya seperti biasa. Namun setelah ingat kejadian semalam Indra jadi menggeram kesal.

Dia segera membersihkan tubuhnya, dan berganti pakaian. Lalu keluar dari kamar, dilihatnya ibunya sudah rapi dan duduk santai di depan televisi bersama bu Minah tetangganya. Dan tidak melihat Hana dimanapun.

"Bu, Hana kemana? " tanyanya aoda Ibunya.

Gayatri hanya terdiam dan tidak menanggapi Indra sama sekali.

Indra yang kesalpun mencari Hana di kamar tamu, tapi ternyata kamar tamu kosong, tidak ada siapapun disana. Dengan langkah gontai Indra menuju meja makan, dan melihat ada makanan yang sudah Hana siapkan. Bibirnya tersungging senyuman, namun senyuman itu hilang saat dia membaca pesan yang Hana tinggalkan untuknya.

"Aku pergi pagi karena ada urusan. Makanan sudah aku siapkan, ibumu juga sudah terawat. Aku juga sudah membayar orang untuk menjaganya. Jika kau ingin bicara denganku, aku tunggu nanti malam. Aku harap kau sudah memutuskan. Hanya itu yang ingin aku dengar darimu. "

Indra menggenggam memo itu dengan erat. Dia sangat membenci keadaan ini.

Terpopuler

Comments

Titin Andien

Titin Andien

uuuh Hana the best deh 👍 jangan kasih ampun buat orang yang yng pernah menyakiti

2024-03-22

3

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

keren keren kereeeeennnnn 🤗🤗🤗

2024-03-03

1

Denni Siahaan

Denni Siahaan

buat Hana tegas thor

2024-02-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!