Nyinyiran Tetangga

Di tempat lain, tampak Hana dan Dion sedang makan siang bersama di sebuah rumah makan. Mereka tengah fokus makan tanpa sepatah katapun, hingga hanya terdengar dentingan suara sendok dan piring yang beradu. Dion menatap Hana lekat setelah menyelesaikan makannya.

"Setelah ini apa yang akan kau lakukan Hana? " tanya Dion memecah keheningan diantara mereka.

"Aku akan ke rumah kontrakanku, dan akan tinggal disana mulai sekarang. " jawab Hana sambil mengunyah makannya yang tersisa.

"Baguslah kalau kau sudah mempersiapkannya. Dan kalau kau sudah siap untuk bekerja, segera hubungi aku. "

"Iya, tentu saja. " ujar Hana dengan memberikan senyuman kepada Dion.

Mereka berbincang sejenak di resto itu, untuk menurunkan makanan yang masuk ke dalam perut. Mereka membicarakan tentang masa depan yang akan Hana lalui tanpa sosok suami disisinya.

"Apa kau bisa Hana? " tanya Dion mengkhawatirkan sahabatnya itu.

"Tentu saja aku bisa Dion. Jangan khawatir. Dulu sebelum menikah dengannya aku juga hidup sendiri. "

"Baiklah, aku percaya padamu. Kalau begitu ayo aku antar kamu ke kontrakan, karena setelah ini aku ada persidangan. "

"Jika kau sibuk, aku akan pulang sendiri Dion. "

"Tidak, akubakan mengantarmu pulang. Aku juga ingin tau kamu tinggal di mana, Hana. Jika terjadi apa-apa aku bisa langsung ke tempatmu. "

Hana menghela nafasnya. Sahabatnya yang satu ini memang sangat keras kepala. Dan tidak ingin dibantah. Akhirnya Hana lah yang mengalah, dia lalu beranjak dan berjalan bersama Dion keluar restoran menuju mobilnya. Kemudian kendaraan itu. Menuju rumah kontrakan Hana.

Dion mengernyit saat masuk ke lokasi perumahan tempat Hana tinggal, bukan sebuah perumahan elit, tapi sebuah perumahan sederhana. Hana lalu menunjuk sebuah rumah bercat biru, dan mereka berhenti disana. Dion memperhatikan rumah tempat tinggal Hana. Sebuah rumah sederhana yang hanya memiliki satu lantai.

"Kamu tinggal disini? " tanya Dion .

"Iya, ayo masuk. " ajak Hana.

Dion mengikuti Hana dari belakang dan memperhatikan setiap sudut rumah yang akan di tempati Hana.

"Kecil sekali Hana. " celetuknya tiba-tiba setelah puas menilai rumah itu.

"Ya, mau bagaimana lagi Dion. Aku hanya tinggal sendiri sekarang. Aku tidak mau membersihkan rumah besar seperti di rumah mantan suamiku. Capek... kalau rumah sederhana ini kan aku tidak akan terlalu capek membersihkannya, lagi pula pemilik rumah meminjamkan aku semua isi rumah ini. " terang Hana sambil menunjuk televisi di depannya

Akhirnya Dion mengangguk mengerti dengan apa yang Hana jelaskan dan menjadi pertimbangannya. Benar juga kata Hana, dia hanya tinggal sendiri. Jadi, tidak perlu rumah yang besar untuk tempat tinggalnya.

"Baiklah kalau begitu, Aku akan kembali ke kantor. Kamu hati-hati di rumah ini. Jangan lupa kunci pagar dan pintu kalau mau keluar rumah atau tidur. " Dion memberikan pesan sekaligus mengingatkan sahabatnya itu.

"Iya... iya... kenapa kamu cerewet sekali sih. " ucap Hana sambil tersenyum ke arah Dion yang sangat mengkhawatirkan nya.

Hana lalu mengantarkan Dion keluar rumah, sampai dia masuk ke dalam mobilnya. Setelah kepergian Dion, Hana kembali masuk ke dalam rumah dan duduk di kursi ruang tamu. Dia lalu menghubungi pemilik rumah dan mengabarkan kalau mulai hari ini dia akan tinggal di rumah kontrakannya. Nanti malam dia juga akan melapor kepada RT setempat, kalau dia akan tinggal di rumah ini dan mengatakan statusnya.

"Setelah ini, hari baruku akan di mulai. Aku harus bisa. Semangat Hana. " ucap Hana sambil mengepalkan tangannya untuk menyemangati dirinya sendiri.

°

°

°

Dirumah Indra, tampak Ema sedang mencuci piring yang tadi digunakan para tamu untuk makan. Setelah selesai mencuci piring, dia lalu menyapu lantai yang kotor dan mulai mengepelnya.

"Huft, kalau seperti ini aku seperti pelayan di restoran mas Indra dulu tidak ada bedanya." Gerutu Ema sambil mengepel lantai.

Dia terus membersihkan rumah sampai bersih, dan juga membersihkan halaman yang sedikit kotor.

Terlihat beberapa ibu-ibu komplek yang lewat dan berhenti saat berjalan di depan rumah Indra karena melihat Ema, istri baru Indra sedang membersihkan halaman rumah.

"Duh, kasihannya. Baru juga menikah tadi pagi, sekarang sudah di suruh bersih-bersih rumah. "

"Iya, harusnya pengantin baru kan lagi senang-senangnya berdua di kamar menikmati belah duren. "

"Duh, apanya yang dibelah si bu ibu. Durennya aja sudah tumbuh tunas. "

Ibu-ibu itu lalu tertawa bersama setelah mengatakan sindiran pedas kepada Ema.

"Duh yang pengen jadi ratu, sekarang malah jadi babu. Kasihan ya..."

"Iyalah, babu lamanya soalnya udah nggak tahan karena capek kerja di rumah ini. "

Kembali para ibu-ibu tertawa kencang setelah puas meledek Ema, Si pelakor. Karena Mereka sudah tau siapa Hana, wanita yang baik hati dan tulus merawat ibu mertuanya tanpa mengeluh. Mereka terkejut saat mendengar ternyata Indra menikah lagi, dan Hana lah yang menyiapkan pernikahan mereka apalagi saat mendengar kalau ternyata istri kedua Indra sudah hamil duluan.

Sebagai tetangga yang baik, mereka sangat geram dengan perbuatan Indra yang tak tahu terima kasih dan tergoda oleh palakor apalagi sampai menghamili nya. Dan mereka juga mendukung Hana yang langsung mengajukan perceraian saat mengetahui suaminya berselingkuh, walaupun dia harus makan hati dulu karena menyiapkan pernikahan suaminya dengan sang pelakor.

Ema yang tidak tahan dengan sindiran pedas para tetangga, langsung membanting sapunya lalu masuk ke dalam rumah, dan merebahkan tubuhnya diatas sofa ruang tengah.

"Sial... kenapa jadi begini sih. Ini semua gara-gara Hana, wanita sialan itu. Kenapa juga dia harus pergi dari rumah ini. Memangnya dia mau kemana, dia kan sudah tidak punya siapa-siapa lagi. " Ema terus ngedumel karena merasa kesal dengan apa yang terjadi pada dirinya.

Karena kelelahan, dia akhirnya tertidur diatas sofa.

Baru saja memejamkan matanya, Ema langsung di kejutkan dengan suara Indra yang memanggil namanya.

"Ema, Dimana kamu. " sentak Indra.

Ema langsung terduduk dengan rasa pusing luar biasa dikepalanya.

"Ada apa, mas. Aku sudah membersihkan semua Aku capek, biarkan aku tidur sebentar." keluhnya.

"Enak saja, bikinin aku kopi sekarang juga. " perintah Indra tanpa mendengarkan keluhan Ema.

"Tapi, mas. "

Indra langsung melotot kearah Ema. Ema yang merasa takut pun langsung berdiri dan berlari ke dapur untuk membuatkan kopi untuk Indra.

"Dasar pemalas. " gerutu Indra.

Ema dengan sakit kepala yang luar biasa pun membuatkan Indra kopi. Berkali-kali dia mengatur nafasnya untuk meredam kemarahan dan kekesalannya pada Indra.

"Ini mas, kopinya. " Ema menyodorkan kopi itu dihadapan Indra.

"Setelah ini bolehkah aku istirahat, aku sangat lelah dan mengantuk. " pintanya.

"Hmmm." Indra membalasnya dengan gumaman karena dia sudah malas bicara dengan Ema.

Ema yang merasa senang pun langsung berjalan menuju ke kamar utama. Namun langkahnya terhenti saat Indra mengatakan sesuatu.

"Siapa yang menyuruhmu tidur di kamarku. " ketusnya.

"Tapi mas, ini kan kamar kita. "

"Jangan mimpi, itu hanya kamar ku dengan Hana." mendengar itu Ema melotot Tak percaya.

"Tapi mas, sekarang kan aku istrimu, sedangkan kau dengan Hana akan bercerai. " pekik Ema tak terima.

"Kata siapa, aku akan mempertahankan Hana dan menjadikannya ratu di rumah ini. Tempat tidur mu di belakang seperti semalam. " putus Indra.

"Mas... tega sekali kau. " ucap Ema dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Baiklah, tapi kamar tamu kosong mas. Aku tidur di sana saja ya? " pinta Ema.

"Nggak... itu akan jadi kamar perawat yang akan merawat ibu mulai besok. Jangan berharap lebih dariku Ema. Karena gara-gara kamu, Hana meninggalkanku. " ucap Indra tanpa perasaan.

Terpopuler

Comments

Rosmery Napitu

Rosmery Napitu

dihh cowok sopplakkk

2024-05-11

0

evvylamora

evvylamora

dih marah2, dia yg ga bs nahan nafsu, pake ngamuk2.. ngakak sih

2024-04-25

1

Ani Baru

Ani Baru

nasi sudah jd bubur ndra...
ngk akan hana mw balikan lage sam kamu...

2024-03-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!