Mampir

Selama di perjalanan Rubby bertanya banyak hal kepada Hana tentang segala sesuatu yang tidak dia mengerti. Dia begitu nyaman dekat dengan Hana, sosok wanita yang baru dikenalnya. Bahkan dia begitu akrab seperti sudah mengenal Hana lama sekali.

Keenan yang melihat keakraban mereka berdua hanya tersenyum dan sesekali ikut menimpali obrolan dua wanita beda generasi itu.

Mobil yang Mereka kendarai akhirnya berhenti di sebuah rumah sederhana di komplek perumahan sederhana.

Keenan dan Rubby memperhatikan rumah yang menjadi tempat tinggal Hana, jauh berbeda dengan tempat tinggal mereka.

"Ayo turun, apa Rubby tidak mau mampir di rumah tante? " tanya Hana kepada gadis kecil itu.

"Ini lumah tante? " tanya Rubby kemudian.

"Iya, memangnya kenapa? Rubby tidak suka ya? " tanya Hana dengan wajah dibuat sedih.

"Suka kok, ayo kita masuk. Pa, ayo kita masuk. " Ucap Rubby sambil menggandeng tangan Hana dan mengajak papanya masuk.

Keenan mengikuti Rubby dan Hana masuk ke dalam rumah. Sampai di dalam rumah, Rubby masih memperhatikan sekeliling rumah Hana yang tampak biasa saja tanpa banyak perabotan. Hana yang mengerti itupun, dia langsung mendekati Rubby sambil memberikan sekotak susu yang tadi dibelinya di swalayan mall.

"Kenapa, Rubby tidak suka ya dengan rumah tante? "

"Suka kok tante. " ujarnya sambil menyedot susu yang berikan Hana.

"Minum mas, maaf cuma air mineral. Karena aku masih belum belanja apa-apa. " tawar Hana sungkan kepada Keenan.

"It's okey. Jadi, kamu tinggal di sini? " tanya Keenan kemudian.

"Iya mas, Aku pilih rumah ini karena aku hanya tinggal sendiri, agar tidak terlalu repot bersihin rumah nya. " jelas Hana.

"Benar juga."

Suasana mendadak hening, mereka bertiga terdiam dengan pemikiran masing-masing.

"Tante, kalau Lubby main ke sini lagi boleh? " celetuk Rubby tiba-tiba.

Hana langsung menatap ke arah Rubby dan memberikan senyum terbaiknya. "Boleh dong sayang. Tapi tiap akhir pekan, ya. Soalnya mulai Senin depan tante sudah bekerja. " ujarnya.

"Kamu kerja apa, Han? " tanya Keenan yang juga penasaran dengan pekerjaan Hana.

"Oh, apa Mas Ken ingat dengan sahabatku Dion? " tanya Hana

"Dion si cupu itu. Yang kemana-mana selalu bersama mu? " Keenan memastikan.

"Iya, Dion yang itu. Sekarang, dia sudah berbeda. Dia terlihat sangat keren. " ucap Hana sambil terkekeh.

"Aku diminta olehnya untuk menjadi asistennya. " lanjut Hana.

"Oohh, dia kan pengacara sekarang, ya. Kalau tidak salah. " tanya Keenan pura-pura tidak tau.

Hana mengangguk...

"Ini sebagai langkah awalku, untuk menjadi pengacara, mas. " kata Hana dengan binar di matanya.

Melihat semangat Hana, Keenan tersenyum simpul.

"Ya, kau memang harus mewujudkan cita-cita mu Hana. Aku juga akan mendukungmu. "

Saat mereka tengah asik berbincang tiba-tiba Rubby menarik kemeja papanya.

"Papa, Lubby mau pipis. " ujarnya.

"Rubby mau pipis? Sini nak, sama tante." Hana ingin membantu Rubby, tapi Rubby malah bersembunyi di belakang papanya.

"Ayo, sama papa. Dimana toiletnya Hana. "

Hana lalu menunjukkan kamar mandi kepada Keenan. Keenan segera menggendong Rubby kecil menuju toilet.

Dengan telaten Keenan menemani sang putri yang sedang buang air. Namun dia merasa aneh kenapa Rubby tidak mau diantar ke kamar mandi olehnya.

Setelah selesai, mereka kembali duduk di ruang tamu. Dengan Hana yang memandang mereka berdua bergantian.

"Maaf, Mas . Kalau aku lancang. Kenapa ya, Rubby tidak mau aku antar ke kamar kecil. Padahal kan sama saja."

Mendengar pertanyaan Hana, Keenan jadi tersenyum kecut. Tapi dia akhirnya menjelaskan kenapa Rubby bisa seperti itu.

"Itu karena Rubby tidak pernah dekat dengan wanita dewasa, Hana. Yang dekat dengannya hanya aku dan ibuku. " terang Keenan

"Mamanya? " tanya Rubby seketika

"Kami berpisah setelah Rubby lahir. Dia tidak menginginkan kehadiran Rubby demi karirnya. Tapi aku dan ibuku memohon kepadanya untuk melahirkan Rubby, dan berjanji akan melepaskannya setelah Rubby lahir. " ujar Keenan sendu.

"Maaf mas, jika aku mengorek luka lamamu. " kata Hana yang merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Hana. Aku juga tidak bodoh, setelah menceraikan istriku, aku langsung mengurus hak asuh Rubby agar sepenuhnya jatuh ke tanganku. "

"Iya, itu lebih baik mas, dari pada suatu saat nanti mama Rubby menginginkan Rubby kembali kepadanya. Sungguh ibu macam apa yng tidak menginginkan anaknya. Padahal diluar sana banyak pasangan orang tua yang menginginkan kelahiran anak di tengah-tengah mereka. " kini Hana yang berujar sendu.

"Iya kau benar, dia memang tidak pernah bersyukur telah dikarunia putri secantik Rubby. " Ujar Keenan tanpa mengerti arti ucapan Hana.

Mereka kembali terdiam dan sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

"Kalau begitu, aku pulang dulu, Hana. Mungkin kau butuh istirahat. Lagi pula Rubby sepertinya juga sudah mengantuk. " Pamit Keenan.

"Iya, mas. Terima kasih tumpangannya. " ujar Hana yang merasa sungkan.

"Santai saja, Hana. Kau ini kayak sama siapa saja."

Keenan langsung menggendong tubuh kecil Rubby, dan memasukkannya ke dalam mobil lalu memasangkan seatbelt agar aman. Kemudian dia berpamitan kepada Hana. Hana membalasnya dengan senyuman dan lambaian tangan.

Setelah mobil Keenan tak terlihat, Hana segera masuk ke dalam rumah, dan segera membersihkan tubuhnya yang sudah terasa sangat lengket. Dia benar-benar tidak menyangka kalau dirinya dan Keenan akan bisa bicara sedekat ini. Cowok most wanted dikampusnya yang sering menjahili Hana saat kuliah dulu.

"Huft, kalau ingat perlakuannya dulu saat kuliah, aku sangat membencinya. Tapi kalau melihat keadaanya saat ini, dia sangat menyedihkan sama seperti aku. Kenapa kita bisa bernasib sama ya? " gumam Hana sambil menyisir rambutnya yang berantakan setelah keramas.

°

°

°

Disisi lain, tepatnya di rumah ini.

Kini kehidupan yang di lalui Indra berubah 180°. Dia seperti tidak terurus, padahal baru satu minggu dia berpisah dari Hana. Itu dikarenakan Ema sebagai istrinya tidak pernah benar melakukan pekerjaan rumah.

Dia selalu bangun kesiangan, sarapan tidak pernah masak tepat waktu. Dna pakaiannya banyak yang tidak disetrika. Benar-benar membuatnya naik darah setiap hari.

Seperti hari ini, saat indra keluar dari kamarnya, dia malah melihat perdebatan antara Ema dan perawat ibunya.

"Seharusnya, kau ikut membantuku membersihkan rumah ini, Fia." Teriak Hana sambil melemparkan sapu di tangannya.

"Enak saja, nggak bisa begitu dong mbak. Saya hanya ditugaskan Pak Indra untuk mengurus ibu, bukan mengurus rumah ini." Balas Fia sang perawat tak mau kalah.

Indra yang geram mendengar perdebatan mereka pun segera mendekat.

"Ada apa ini. " bentaknya, yang sontak membuat mereka berdua terkejut.

"Mas... " lirih Ema gugup

"Tuan... "

"Katakan padaku, apa yang membuat kalian pagi-pagi sudah ribut. " Bentak Indra lagi.

"Maaf tuan, Nona Ema meminta saya membantunya mengerjakan pekerjaan rumah. Sedangkan tugas saya di sini adalah merawat nyonya Gayatri sesuai kesepakatan kita. " jelas Fia.

"Oohhh, jadi sekarang kamu mulai membantah perintahku ya, Ema. "

"Tapi, mas. Aku sangat lelah setiap hari seperti ini. Belum lagi perutku yang kram setiap malam. Kau tidak pernah melihat penderitaanku mas, karena kau tidak pernah memperhatikanku. " keluh Ema pada akhirnya.

"Bukan urusanku. Sekarang kerjakan tugasmu, dan dia mengerjakan tugasnya. Itu jauh lebih mudah daripada aku memintamu mengurus ibuku juga." kata Indra enteng.

"Sekarang siapkan kopi untukku. " perintahnya.

Dengan langkah gontai Ema menuju dapur dan membuatkan kopi pesanan suaminya.

"Sampai kapan aku seperti ini... " gumam Ema dengan air mata yang sudah menetes.

Terpopuler

Comments

Nike Natalie

Nike Natalie

sampai nantiiiiiii

2024-05-10

0

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

Sampe kmu menjdi pintar ema 😅😅😅😅😅😅

2024-03-03

2

Osie

Osie

mang enak ambil laki org..enak sih tp diawal aja selanjutnya down

2024-02-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!