Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua

Indra bangun di pagi hari, dan sudah tidak melihat istrinya berada di sampingnya. Dia menghela nafasnya berat, mungkin saja Hana sudah berada di dapur seperti biasa, menyiapkan sarapan dan membersihkan rumah. Memang itulah pekerjaan Hana setiap hari di rumah ini, setelah dia pergi bekerja, maka Hana akan mulai mengurus ibunya yang hanya bisa duduk di kursi roda.

Tidak ada waktu bersantai sedikitpun bagi Hana. Ibunya yang sudah tidak bisa apa-apa itu mengandalkan Hana untuk memandikan nya, menyuapinya bahkan membuang kotorannya. Indra, mana mau dia. Bahkan jarang sekali dia berkomunikasi dengan sang ibu.

Benar-benar seperti pengurus rumah tangga bukan?

Tapi bagi Indra memang seperti itulah tugas seorang istri dan menantu, bisa mengurus semua urusan rumah. Tanpa harus mengeluh lelah.

Dua hal yang masih membuat Hana bertahan di rumah ini, yaitu uang bulanan yang cukup lumayan dan cinta dari suaminya. Jika bukan karena itu, mungkin Hana tidak akan bertahan selama tiga tahun ini menjadi seorang pembantu berkedok istri dirumah suaminya sendiri.

Indra sudah bersiap dengan pakaian rapi, kali ini dia tidak memakai pakaian yang disiapkan Hana karena Hana memang sengaja tidak menyiapkan pakaian ganti untuknya. Dia lalu menemui Hana yang sedang menyiapkan sarapannya di meja makan.

"Pagi, sayang." Sapanya sambil mengecup kening Hana lalu duduk dikursi menghadap sarapan yang sudah disiapkan istrinya.

Hana hanya tersenyum menanggapi sapaan suaminya.

"Kenapa kau tidak menyiapkan pakaian untukku? ' tanya Indra sambil menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Maaf, tadi aku kesiangan. Jadi aku langsung pergi ke dapur, dan lupa menyiapkan pakaian ganti untukmu. " kata Hana mencari alasan.

"Ohhh, ya sudah. Tidak apa-apa. "

Lihatlah jawabannya sangat santai, dia seolah tidak tau sama sekali kalau Hana tidak tidur bersamanya semalam. Sungguh luar biasa suaminya ini. Setelah menorehkan luka, begitu dalam semalam, dia bisa tidur dengan nyenyak.

Hana menggelengkan kepalanya tanpa sadar, sambil memandang ke arah pria yang sudah menikahinya selama tiga tahun ini.

"Oh, iya Sayang, apa kau sudah pikirkan matang-matang, bagaimana keputusanmu tentang permintaan ku semalam?" tanya indra tanpa dosa sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.

Hana sudah menduga Indra pasti akan menanyakan hal ini kepadanya, cepat atau lambat. Tapi tak di sangka dia menanyakannya pagi ini juga. Secepat itu?? Tapi tenang, Hana sudah menyiapkan jawaban atas pertanyaam Indra itu.

"Bisa aku meminta waktu, mas. Bagaimanapun aku butuh waktu untuk berfikir. Ini adalah keputusan besar dalam hidupku, berbagi cinta dengan wanita lain." Jawab Hana pada akhirnya.

"Baiklah, berapa lama kau membutuhkan waktu untuk berfikir? dua hari, tiga hari ?" tanya Indra dengan antusias seolah dia sudah tak sabaran.

"Paling lama satu minggu." putus Hana pada akhirnya.

Kening Indra berkerut, satu minggu? itu waktu yang lumayan lama menurutnya.

"Satu minggu ya? Apa tidak terlalu lama untuk mengambil keputusan itu, sayang. " kata Indra sambil menggaruk rambutnya.

"Memangnya kenapa? Kenapa sepertinya kau tidak sabaran untuk menikah lagi? Atau jangan-jangan kau sudah memiliki calon untuk menjadi istri keduamu." tanya Hana dengan tatapan tajam ke arah suaminya.

"Bukan begitu... tapi... "

"Sudahlah satu minggu atau tidak sama sekali kau kuberi ijin menikah lagi. "

"Baiklah... baiklah... satu minggu. Okey. Aku tunggu satu minggu. " Indra terpaksa menerima keputusan Hana dari pada tidak sama sekali.

"Nanti jika kau sudah mengijinkan aku menikah lagi, kau boleh tinggal di sini bersama ibu. Nanti aku akan membelikan apartemen untuk istri keduaku, sebagai tempat tinggal kami. " ucap Indra lagi tanpa memikirkan perasaan Hana.

Hana tersenyum sinis. Namun, Indra menganggapnya senyuman bahagia. Terserahlah.

Ternyata suaminya itu sudah memikirkan sampai sejauh ini.

"Kalau begitu aku pergi dulu. " pamitnya.

"Mas... " panggil Hana

"Iya, ada apa? "

"Jangan membeli apartemen dulu sebelum aku memutuskan. "

Kening Indra berkerut mendengarkan ucapan Hana kali ini.

"Maksudmu? "

"Pokoknya jangan beli apartemen dulu sebelum aku memberimu, ijin. "

"Baiklah sayang. Seperti keinginanmu. "

Indra lalu mencium kening istrinya, lalu beranjak dari sana. Hana langsung mengusap bekas ciuman Indra. Dia sudah kehilangan rasa kepada suaminya itu, sejak dia mengatakan ingin menikah lagi karena alasan seorang anak.

Hana lalu mengikuti suaminya keluar dari rumah, lalu masuk lagi ke dalam rumah setelah mobilnya tak terlihat.

Dia lalu masuk ke dalam kamar mertuanya yang sedang berbaring. Lalu membersihkan tubuh tua itu, yang sudah tak bisa berbuat apa-apa. Sambil menceritakan apa yang terjadi kepadanya dan suaminya.

"Bu, Apa salahku sebenarnya kalau aku tidak bisa memiliki anak. Usia pernikahan kami masih berjalan tiga tahun. Mas Indra sudah menuntukku untuk memiliki anak. Dan lihatlah, bahkan semalam dia meminta ijin kepadaku untuk menikah lagi. Apakah dia tidak memikirkan perasaan ku? " Hana terus berbicara sambil membersihkan tubuh tua itu, walau tidak direspon oleh ibu mertuanya. Tapi Hana melihat mata ibu mertuanya itu berkaca-kaca.

"Memangnya aku seperti ini karena siapa? Aku tidak bisa punya anak karena siapa. Kalau bukan karena dia sendiri, anak ibu itu. Selama ini aku selalu kelelahan mengurus rumah ini dan ibu. Maaf bu, bukannya aku tidak ikhlas merawat ibu. Tapi setidaknya jika mas Indra punya perasaan sedikit saja, dia akan memperkerjakan seorang pembantu rumah tangga untuk membantu ku mengurus rumah ini dan aku hanya fokus kepada ibu, agar aku tidak terlalu lelah. " Hana mencurahkan isi hatinya yang terpendam selama tiga tahun ini kepada ibu mertuanya itu, agar dia tau bagaimana perasaan Hana selama ini.

"Dia juga jarang pulang, dan kami jarang berhubungan. Lalu dari mana benih itu akan tumbuh, jika seperti itu. Aku tidak habis pikir dengan mas Indra, bu. Dia memang tidak pelit, tapi dia tidak memiliki perasaan sama sekali. Menyakitiku dengan perkataan ingin menikah lagi setelah apa yang aku lakukan untuknya dan ibu selama tiga tahun ini."

Mata Ibu mertuanya akhirnya mengeluarkan air matanya. Mendengarkan semua curahan hati dari sang menantu yang sangat baik dan tulus ini. Kini ketulusan menantunya ini di uji dengan kabar suaminya yang ingin menikah lagi. Sebaik-baik wanita, sesabar-sabarnya wanita dia tidak akan rela jika dimadu.

"Maaf bu, mungkin beberapa hari ini aku akan meminta seseorang untuk menjaga ibu di rumah. Aku harus berbuat sesuatu dan mencari tahu sesuatu, apa yang dilakukan mas Indra di luar sana. Sehingga membuatnya ingin menikah lagi. Sekali lagi maafkan aku bu, bukannya aku tidak percaya kepada mas Indra, tapi saat dia meminta ijin menikah lagi, disitu aku mulai curiga. " ungkap Hana pada akhirnya, tepat setelah dia menyelesaikan tugasnya membersihkan tubuh ibu mertuanya.

Dia lalu mendudukkan ibu mertuanya di atas kursi roda. Dan mendorongnya ke ruang keluarga. Hana lalu memutar televisi. Agar ibunya itu bisa melihat hiburan. Dia lalu meninggalkannya sendiri didepan televisi.

"Maaf bu, aku harus mandi dulu. "

Hana kemudian masuk ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang sudah bau campur aduk. Setelah beberapa menit Hana keluar kamar dengan keadaan yang sudah segar. Dia memakai kaos oblong dan celana jeans dengan rambut yang di kuncir kuda. Terlihat benar-benar, fresh.

Ibu mertua yang melihatnya pun tercengang melihat menantunya yang biasa hanya memakai daster kini memakai pakaian casual seperti itu.

"Aauu... eemana? " tanya ibu mertua dengan bahasa nya yang terbata-bata.

"Aku sudah bilang sama ibu tadi, kalau aku akan mencari tau sesuatu kenapa mas Indra meminta ijin kepadaku menikah lagi.Jadi sekarang aku pergi dulu. Ibu akan di jaga Bu Minah tetangga kita. Aku sudah meminta tolong kepadanya. Sebentar lagi dia datang. "

Benar saja setelah mengatakan itu, bel pintu berbunyi. Hana langsung membuka pintu, dan menyuruh bu Minah tetangga sebelah yang juga tetangga baik ibu datang. Dia bersedia menemani ibu mertua Hana itu hari ini, tentunya tidak gratis.

"Aku titip ibu mertuaku dulu ya Bu, aku akan cepat kembali setelah urusanku selesai. "

"Iya tenang saja, serahkan sama ibu. Ibumu aman sama ibu. Kita akan mengenang masa lalu iya, kan Tri? " ujar Bu Minah kepada ibu mertua yang bernama Gayatri.

"Baiklah kalau begitu, saya pergi dulu, bu. Assalamu'alaikum. "

Dengan langkah pasti, Hana keluar dari rumah itu, untuk mencari tahu apa yang suaminya lakukan diluar sana selama ini.

"Bismillah, Semoga Allah memudahkan jalanku mencari sebuah kebenaran tentang suamiku."

Terpopuler

Comments

Tatogo

Tatogo

bagus Hana

2024-04-17

1

Dewi Nurmalasari

Dewi Nurmalasari

wow asiknya,, ibu mu di urus istri tua,, qm asik genjot2 istri muda,, suruh istri muda mu urus ibu mu juga baru adil

2024-04-06

3

Alivaaaa

Alivaaaa

bagus Hana 👍

2024-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!