Wanita berbeda

Hana keluar dari kamarnya dengan wajah bantalnya. Matanya memicing saat melihat Ema sedang duduk santai di depan televisi tak jauh dari ibu mertuanya duduk. Dia langsung menurunkan kakinya saat melihat Hana berjalan mendekati ibu mertuanya.

"Mbak Hana. " Sapanya kemudian dengan wajah dibuat sungkan.

Hana tidak memperdulikan sapaan wanita itu, dia langsung memindahkan ibu mertuanya keatas kursi roda, dan mendorongnya ke kamar.

Ema yang penasaran dengan apa yang akan dilakukan Hana pun segera mengikutinya ke kamar. Dia memperhatikan apa yang dilakukan Hana kepada calon ibu mertuanya juga.

"Perhatikan baik-baik, Ema. Kau harus bisa melakukannya. " kata Hana yang mengetahui Ema dari tadi memperhatikan nya.

"Untuk apa? itu kan tugas kamu mbak. Buka tugasku. " Ema langsung pergi dari sana tanpa mengindahkan ucapan Hana.

Terlihat senyuman Hana yang sangat licik di bibirnya. Gayatri melihat senyuman itu, merasa ngeri sendiri. Pasalnya dia tidak pernah melihat Hana seperti ini.

"Bu mungkin sore ini dan besok pagi adalah hari terakhirku merawat ibu. Setelah itu, mungkin ibu akan dirawat oleh menantu baru ibu, atau entah bagaimana cara mas Indra merawat ibu. " ujar Hana dengan memberikan senyuman hangatnya kepada ibu mertua.

Gayatri yang mendengar itu, langsung meneteskan air matanya. Dia tidak ingin berpisah dengan menantunya yang baik dan tulus seperti Hana.

"Tidak bisakah kau tetap tinggal, Hana? " ujar Gayatri lirih.

Hana menggeleng. " Maaf, bu. Aku tidak ingin ditindas oleh anak ibu dan menantu baru ibu nanti. Aku ingin bebas dari hubungan yang tidak sehat ini. Aku ingin meraih mimpi ku yang tertunda, bu. Aku harap, ibu merestuiku. "

Gayatri kembali meneteskan air matanya mendengarkan semua ucapan Hana. Memanag benar, Hana adalah anak yang pintar dan cerdas. Dia rela meninggalkan semua cita-cita dan impiannya demi seorang Indra yang bodoh.

"Baiklah Hana, Ibu mengerti. Ibu akan selalu mendoakan mu semoga kau bisa mencapai semua asamu, sayang. " Gayatri akhirnya mau melepaskan Hana demi kebahagiaan menantu yang sudah disia-siakan anaknya.

Setelah memandikan ibu mertuanya, Hana mendorong kembali ibunya di depan televisi. Disana sudah ada Ema yang duduk manja dengan Indra. Dan menunjukkan kemesraan mereka tanpa sungkan sama sekali.

Indra memperhatikan setiap gerakan Hana yang dengan telaten merawat ibunya. Tapi tidak memandang atau menyapanya sama sekali.

"Aku, mandi dulu ya bu. "

Gayatri membalasnya dengan anggukan kepala.

Hana berlalu, lagi-lagi tanpa menoleh kearah indra dab calon istrinya. Indra memperhatikan kepergian Hana dengan tatapan yang sulit di artikan.

Setelah mandi Hana kembali duduk disamping sang ibu mertua sambil memainkan ponselnya.

"Hana apa kau tidak masak untuk makan malam kita. " tanya Indra mencoba berbicara dengan Hana.

Mendengar itu, Hana langsung menegakkan tubuhnya dan menatap remeh kearah Indra.

"Malas. Suruh saja calon istrimu itu masak jika kalian lapar. Sekalian, agar dia menunjukkan kemampuannya. Apakah dia bisa masak atau tidak. " ujar Hana ketus.

Ema yang mendengar ucapan Hana wajahnya langsung di tekuk. Sedangkan Indra dia jadi salah tingkah. Tidak ada lagi kelembutan dalam ucapan Hana ketika berbicara dengannya. Yang ada hanya sikap acuh dam cuek Hana.

"Ema, tunjukkan kemampuanmu. Aku yakin kau bisa. " kata Indra kepada calon istrinya itu.

"Tapi, mas... aku kan sedang hamil. " rengek Ema manja.

"Terus kalau kau sedang hamil, kau maunya dilayani dan tinggal ongkang-ongkang kaki saja gitu. " seru Hana dengan nada sangat ketus.

"Asal kalian berdua tau, ya. Terutama kamu mas. Apa alasanku tidak segera hamil anak yang kamu inginkan. "

"Apa?" tanya Indra penasaran.

"Karena faktor kelelahan. Tiap hari aku kau jadikan pembantu di rumah ini. Membersihkan rumah besar ini sendiri tanpa bantuan pembantu dan aku masih harus merawar ibu yang sakit. Apa kau pernah berfikir tentang hal itu, mas. "

Indra tertegun mendengar semua ucapan Hana, dia memang tidak pernah berfikir sampai kesana.

"Alah, bilang aja kamu mandul mbak. Nggak usah banyak alasan. " celetuk Ema yang membuat darah Hana mendidih.

Hana mengepalkan tangannya dibawah sana, namun dia tetap memasang wajah santainya.

"Terserah apa katamu. Tapi setelah ini, aku tidak akan mau repot-repot mengurus rumah ini lagi. Karena sudah ada kau yang akan mengurus nya. " ucap Hana dengan wajah sinis yang ditujukan kepada Ema.

"Enak saja, nggak... aku nggak mau. Aku sedang hamil anak mas Indra. Jadi aku nggak mau kelelahan. Lagi pula mas Indra berjanji padaku akan menjadikan ku ratu di rumah ini. " ucap Ema denfan percaya diri.

"Cih, kita lihat saja nanti, benar kan bu? " ujat Hana bermanja dengan ibu mertuanya dan mendapatkan anggukan darinya.

Ema dan Indra yang melihat kemesraan menantu dan mertua itu jadi iri. Indra ingin bermanja lagi dengan Hana dan ibunya seperti dulu. Tapi kini sudah tidak bisa, karena sepertinya mereka berdua sudah membuat dinding pemisah untuk nya.

"Ibu mau makan apa? " tanya Hana sambil menyodorkan ponselnya.

"Samakan dengan punyamu saja, sayang. "

"Baiklah."

Hana segera memesan makanan untuk mereka berdua. Sedangkan Ema dan Indra saling berpandangan.

"Hana, sayang apa kau juga memesankan makanan untuk kami? " tanya Indra mencoba mencairkan suasana antara dirinya dan Hana.

"Enggak, pesan sendiri sana. Aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk persiapan pernikahan kalian. Aku nggak mau mengeluarkan uang lagi, walau seperserpun untuk kalian. " ujar Hana pada akhirnya.

"Apa? untuk persiapan pernikahan kami? benarkah? " tanya Indra tak percaya.

"Ya... puas kalian. Nanti malam ada tim yang datang kemari untuk menghias rumah ini. Dan kalian berdua, jangan tidur satu kamar dulu. Kalau mau berzina jangan di rumah ini. Karena besok kalian sudah akan menikah. Setidaknya tahan syahwat kalian semalam saja. " kata Hana enteng, dan membuat wajah mereka memerah karena malu.

"Lalu Ema tidur di mana Hana, apa di kamar tamu, dan kau tidur satu kamar denganku? " ujar Indra dengan senyum terkembang.

"Dalam mimpimu, mas. Setelah aku tahu perselingkuhan kalian, jangan pernah berharap aku mau tidur denganmu. Tidur saja sama selingkuhanmu itu, tapi besok setelah kalian halanl bersentuhan. " Ucap Hana dengan wajah dibuat jijik.

"Lalu, Ema harus tidur di mana? " tanya Indra tak mengerti.

"Suruh saja tidur di belakang. Dikamar pembantu. Sepertinya tempat itu cocok untuknya. " kata Hana dengan nada mencibir.

"Apa? Enggak... enggak mau, ya mas. Aku bukan pembantu. Aku calon istrimu dan ibu dari anakmu. Aku nggak mau diperlakukan seperti pembantu. " ucap Ema histeris.

"Hana... " Indra menatap Hana dengan wajah tak percaya.

"Terserah, aku istri pertama di rumah ini, dan kau masih calon istri. Aku bisa saja membatalkan restuku untuk kalian. " ujar Hana dengan santai dan beranjak dari sana, karena mendengar bel pintu berbunyi.

Ema dan Indra saling berpandangan. Memang Hana memiliki sifat keras kepala yang luar biasa. Dan dia tidak suka dibantah. karena itu, Indra telah salah memiilih lawan. Harusnya indra mengingat, siapa Hana sebelum menikah dengannya. Seorang wanita dingin dan arogan, yang tidak bisa disentuh pria sembarangan. Dan berubah menjadi lembut saat sudah menjadi istrinya. Rupanya singa betina itu menampilkan taringnya lagi saat dia sudah mulai terusik.

Hana langsung ke dapur membawa bungkusan makanan dan menaruhnya di atas piring. Dia lalu membawa dua piring makanan berbeda ke ruang keluarga

"Ibu, kita makan disini saja ya? "

Gayatri menganggukkan kepalanya.

Hana lalu menyuapi ibu mertuanya itu dengan telaten.Dan saat ibu mertuanya mengunyah makanan, maka dia menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri dari piring yang berbeda.

Ema dan Indra yang melihat itu hanya bisa meneguk salivanya dengan kasar melihat makanan yang dimakan Hana sangat menggugah selera.

"Kamu beneran tidak memesankan makanan untuk kami, Hana? " tanya Indra tak percaya.

"Enggak, sudah kukatakan hari ini aku sudah keluar banyak uang untuk mempersiapkan pernikahan kalian. Jadi aku nggak mau mengeluarkan uang lagi untuk kalian. "

"Tapi uang yang kau keluarkan, kan dari uang bulanan yang ku berikan padamu, Han. "

Mendengar ucapan Indra, Hana langsung membanting sendok ke atas piringnya.

"Oh, jadi sekarang kamu mulai mengungkit uang bulananku ya, yang sudah menjadi hakku sebagai istrimu. Baiklah kalau begitu, aku juga akan mengungkit kerja kerasku dan meminta upahku selama bekerja disini, sebagai pembantumu yang memasak dan membersihkan rumah ini dan semua keperluanmu, sebagai pengasuh ibumu, dan sebagai ja*angmu yang melayanimu selama tiga tahun ini. Bagaimana apa kau bisa membayarnya. "

Indra tertegun mendengar semua ucapan Hana. Dia seolah tidak mengenal wanita yang ada di hadapannya saat ini.

Terpopuler

Comments

Nike Natalie

Nike Natalie

rasainnnnnnnb

2024-05-10

0

Prasetia Putri

Prasetia Putri

mampus lo indra

2024-04-22

3

Titin Andien

Titin Andien

entah kenapa aku puasssss banget bacanya klau wanita yang di tidasnya tangguh ke gini lanjut Thor seruuu banget

2024-03-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2 Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3 Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4 Keputusan Hana
5 Bertemu Calon Madu
6 Perubahan dan Ancaman Hana
7 Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8 Hana Yang Rapuh
9 Tawaran Dion
10 Keputusan Indra
11 Indra Mulai Ragu
12 Datang Ke Restoran
13 Wanita berbeda
14 Ingatan Masa Lalu
15 Kejutan Di Hari Pernikahan
16 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17 Awal Penderitaan Ema
18 Nyinyiran Tetangga
19 Bertemu Kenalan Lama
20 Mampir
21 Tak Sebanding
22 Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23 Hari Baru Semangat Baru
24 Ema Sadar
25 Nasehat Ibu
26 Sidang
27 Penyesalan
28 Belum Berubah
29 Jodoh Yang Tertunda
30 Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31 Tamu Spesial
32 Hamil
33 Hana Tetaplah Hana
34 Suapan Dari Keenan
35 Malaikat Tak Bersayap
36 Keinginan Ema
37 Ikrar Talak
38 Penyesalan 2
39 Menjemput
40 89 Hari Menanti
41 Takut Trauma Masa Lalu
42 Posesif
43 Mira
44 Putusan
45 Ada Apa Dengan Indra?
46 Menagih Jawaban
47 Terlambat
48 Jawaban
49 Pecel Ayam
50 Lingkaran Hitam
51 Butik
52 Bertemu Orang Tua Keenan
53 Bertemu Mantan
54 Mencari Tahu.
55 Fitnah
56 Fitnah 2
57 Memberi Paham
58 Pindah
59 Kalap
60 Tanggung Jawab
61 Sisi Lain Ibu Mertua
62 Tetap Bersama Atau Bercerai?
63 Harapan Hana
64 Meratapi Nasib
65 Dibandingkan
66 Meminta Ijin
67 Bertemu Hana
68 Curhat
69 Rumah Impian
70 Melahirkan
71 Galen
72 Menjenguk Bayi Hana
73 Perasaan Ema
74 Keinginan Fia
75 Apa Yang Terjadi???
76 Keadaan Indra
77 Lapor Polisi
78 Menerima Ema
79 Konsultasi
80 Bertemu Sam
81 Kemana Fia?
82 Emosi Indra
83 Berjanjilah
84 Karma Sedang Bekerja
85 Pesan Dari Fia
86 Persiapan Pernikahan
87 Pernikahan
88 Ema Hamil?
89 Kebenaran
90 Berharap Sebuah Keajaiban
91 Sebuah Harapan
92 Operasi
93 Hikmah Di Setiap Kejadian
94 End
95 Promosi Novel Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab. 1 Dihempaskan Setelah Diterbangkan
2
Bab. 2 Curhat Dengan Ibu Mertua
3
Bab. 3 Mendengar Kebenaran
4
Keputusan Hana
5
Bertemu Calon Madu
6
Perubahan dan Ancaman Hana
7
Tetap Disini atau Hotel Prodeo
8
Hana Yang Rapuh
9
Tawaran Dion
10
Keputusan Indra
11
Indra Mulai Ragu
12
Datang Ke Restoran
13
Wanita berbeda
14
Ingatan Masa Lalu
15
Kejutan Di Hari Pernikahan
16
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
17
Awal Penderitaan Ema
18
Nyinyiran Tetangga
19
Bertemu Kenalan Lama
20
Mampir
21
Tak Sebanding
22
Apa Yang Terjadi Pada Ema?
23
Hari Baru Semangat Baru
24
Ema Sadar
25
Nasehat Ibu
26
Sidang
27
Penyesalan
28
Belum Berubah
29
Jodoh Yang Tertunda
30
Tanggung Jawab Yang Terlupa.
31
Tamu Spesial
32
Hamil
33
Hana Tetaplah Hana
34
Suapan Dari Keenan
35
Malaikat Tak Bersayap
36
Keinginan Ema
37
Ikrar Talak
38
Penyesalan 2
39
Menjemput
40
89 Hari Menanti
41
Takut Trauma Masa Lalu
42
Posesif
43
Mira
44
Putusan
45
Ada Apa Dengan Indra?
46
Menagih Jawaban
47
Terlambat
48
Jawaban
49
Pecel Ayam
50
Lingkaran Hitam
51
Butik
52
Bertemu Orang Tua Keenan
53
Bertemu Mantan
54
Mencari Tahu.
55
Fitnah
56
Fitnah 2
57
Memberi Paham
58
Pindah
59
Kalap
60
Tanggung Jawab
61
Sisi Lain Ibu Mertua
62
Tetap Bersama Atau Bercerai?
63
Harapan Hana
64
Meratapi Nasib
65
Dibandingkan
66
Meminta Ijin
67
Bertemu Hana
68
Curhat
69
Rumah Impian
70
Melahirkan
71
Galen
72
Menjenguk Bayi Hana
73
Perasaan Ema
74
Keinginan Fia
75
Apa Yang Terjadi???
76
Keadaan Indra
77
Lapor Polisi
78
Menerima Ema
79
Konsultasi
80
Bertemu Sam
81
Kemana Fia?
82
Emosi Indra
83
Berjanjilah
84
Karma Sedang Bekerja
85
Pesan Dari Fia
86
Persiapan Pernikahan
87
Pernikahan
88
Ema Hamil?
89
Kebenaran
90
Berharap Sebuah Keajaiban
91
Sebuah Harapan
92
Operasi
93
Hikmah Di Setiap Kejadian
94
End
95
Promosi Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!