Menguliti hidup hidup

Aku membawa mobilku, untuk menuju ke sebuah pusat kota di sana aku melihat banyaknya mangsa untuk dijadikan target namun karena Yesias selesai menimbangi daging ia berjata hanya kurang setengah kilo daging lagi, jadi aku harus memilih 1 orang. Aku memutuskan untuk memilih secara acak, aku kemudian masuk ke dalam sebuah cafe pengunjung cafe itu sangat ramai sekali, banyak orang yang nongkrong, ngerjain tugas, atau hanya sekedar duduk- duduk.

Aku memilih duduk di dekat pintu, saat itu aku melihat seorang gadis cantik berambut coklat memasuki cafe itu, aku terus memperhatikan langkahnya.

Setelah beberapa lama, ia di dalam ia tak kunjung keluar juga begitu pula denganku yang hanya duduk di kursiku menunggu ia keluar, setelah selang waktu 1 jaman akhirnya orang itu bangkit dari tempatnya ia berjalan ke kasir, begitu juga denganku aku dan dia sama sama di kasir.

Setelah kasir menyebutkan nominal uang yang harus kami bayar kami sama sama membayarnya, ia sempat melihatku namun aku hanya meliriknya, langkah kami pun serentak untuk keluar.

"Ya ampun, uangku sepertinya terjatuh," cetusku, ia kembali memutarkan lehernya melihatku.

"Kau pulang naik taxi juga?" ia bertanya entah sebagai bentuk peduli atau sekedar menanyakan saja.

"Aku bawa mobil sendiri, tetapi uangku terjatuh itu uang untuk mengisi minyak mobilku," jelasku.

"Kalau begitu ini," ia mengeluarkan uang dari dalam tasnya, dan memberikannya cuma cuma kepadaku.

"Tidak usah, itukan uangmu bagaimana denganmu nantinya?"

"Tidak apa apa, ongkos buat naik taxiku cukup kok."

"Kalau begitu biar aku antarkan saja kamu, aku juga pulang sendiri," ujarku menawarkan aku berharap sepenuhnya ia mau ikut denganku.

“Tidak perlu, lagian aku juga bisa pulang sendiri naik taxi,” ujar wanita itu menolak Jak.

“Tetapi aku tidak enak denganmu, kau sudah menolongku, namun engkau enggan untuk ku tolong," cetus Jak kekeh ingin membawa orang itu.

"Baiklah jika begitu, kau memaksaku aku akan ikut denganmu," ungkapnya yang tak enak juga menolak Jak.

Jak kemudian inisiatif untuk membukakan pintu depan mobil, agar orang itu duduk di depan. "Silahkan masuk," ujar Jak tersenyum, wanita itu pun masuk dan duduk di dalam di samping Jak yang tengah menyetir.

Selama perjalanan mereka berdua hanya diam diaman, jarang adanya interaksi kecuali yang perlu perlu saja barulah mereka berbicara.

"Agar tidak secanggung ini bagaimana kalau kita berkenalan," ungkap Jak, Jak juga duluan memperkenalkan dirinya, kemudian dilanjutkan orang yang ada di sebelahnya.

"Aku Mila," membalas menjabat tangan Jak.

"Senang bertemu denganmu."

Kemudian rasa canggung itu perlahan hilang, Jak menawarkan untuk singgah ke rumahnya sejenak sekalian beristirahat, Mila menyetujui ajakan Jak tersebut ia merasa Jak adalah orang yang baik, makanya Mila mau ikut.

***

Sesampainya mereka berdua di rumah Jak, kedua orang itu turun, namun begitu juga dengan Yesias yang membuka pintu ingin keluar rumah.

Mila kaget mendapati ada seseorang berada di rumah Jak, ia berbisik menanyakan kepada Jak siapa orang itu. Jak belum sempat menjawab Yesias membuka suara.

"Eh kalian sudah pulang ya," ujar Yesias tersenyum.

"Ayo masuk dulu, biar aku buatin minuman," sambung Yesias.

"Ya ampun kok diam saja? Tenang aku cuma adiknya Jak kok, tidak perlu khawatir kebetulan aku baru pulang dari luar negri," ucap Yesias memberi penjelasan alias ia berbohong

Mila pun akhirnya mau masuk ke dalam, Jak memberikan isyarat bahwa orang itu akan mereka bunuh.

"Aku ambilkan minum dulu ya, kalian ngobrol saja," Yesias beranjak pergi ke dapur, di dalam lemari ia mengambil sebuah botol yang berisikan sebuah pel, Yesias memasukkan air kedalam pel tersebut, lalu mengaduknya dengan air. Ia juga memasukkan beberapa es batu agar minuman itu segar.

"Ini silahkan diminum, tidak perlu sungkan kak," Yesias bergeser sedikit melihat suaminya, dan orang itu meminum air yang dibuatnya.

Perlahan Mila merasa pusing tak karuan ia tak dapat menahan pusing itu, hingga Mila sukses tumbang membuat tubuhnya jatuh kebawah.

"Easy!"

"Aku akan membawanya ke ruang bawah," ujar Jak mengangkat tubuh Mila.

Yesias mengikuti Jak dari belakang mereka sama sama pergi ke ruangan bawah, Yesias mengambil topeng kelincinya, dan mengambil sebuah pisau, dan garpu.

Setelah dengan semuanya Yesias kembali mendatangi Jak, Jak terlihat sedang mengikat korbannya Mila di bangku.

Perlahan Mila tersadar dari pingsannya ia melihat Jak berada di depannya, Mila juga mendapati tubuhnya yang sedang diikat di bangku.

"Jak ada apa ini?" tanya Mila bingung.

"Tidak ada, aku hanya ingin memutilasi dirimu Mila."

Mendengar ujaran Jak mata Mila melotot takut, apalagi Jak memegang kapak yang sangat panjang.

"Jak, tapi kenapa kau ingin membunuh," suara tangisan terdengar dari mulut Mila.

Jak hanya tersenyum miring, ia tak menjawab.

"Apa kau sudah siap, menjeritlah jeritanmu adalah alunan musik buatku, dan suamiku," Yesias berjalan memutari Mila sambil menyapu wajahnya yang penuh keringat.

"Jak," Yesias melemparkan pisau yang berada di tangannya, tepat saat itu Jak berhasil mendapatkannya.

"Lakukan," pinta Jak kepada Yesias, sebagaimana ia hanya menonton untuk sementara waktu.

Tanpa ragu Yesias mengambil garpu dan mancis, ia membakar garpu tersebut lalu menggosokkannya ke tangan Mila.

"Aghh …" jeritan pertama terdengar, Mila benar benar menahan semua itu setengah mati.

"Jeritanmu kurang kuat," Yesias kembali melakukan hal yang sama, hingga beberapa kali. Sampai sebelah tangan Mila mengeluarkan darah, daging di tangan sebelahnya juga sudah mulai terlihat.

"Giliranmu Jak," ucap Yesias memberhentikan apa yang ia buat.

Jak langsung mendekati Mila, keringat dingin ketakutan suaranya kian serak karena menjerit, sekujur tubuh Mila sudah habis basah kuyup oleh keringat apa lagi tangannya yang sudah memuncratkan darah.

"Jak jangan lakukan itu, lepaskan aku," pinta Mila bermohon.

Jak perlahan mulai menyayat tubuh Mila mulai dari bagian kaki Mila, Jak menunduk untuk menguliti tubuh Mila hidup hidup.

Berulang Kali Mila menjerit hingga membuat Jak bangkit, dan mengambil kain ia menyumbat mulut Mila, lalu mengingat mulut itu agar tak ada lagi suara yang mengganggu Jak.

Mila hanya bisa menggerakkan tubuhnya menggeram kesakitan, bahkan kini tidak ada suara jeritan yang keluar lagi.

Selesai Jak menguliti sebagian tubuh Mila, Jak melepaskan sumpalan yang ada di mulut Mila tadi.

Mila kembali menjerit kesakitan kini suaranya lebih kuat dari sebelumnya.

Jak mengambil kapak yang ia sandarkan tepat di tempat duduk nya tadi.

"Jak sudah hentikan," Mila menangis bermohon namun Jak tetap saja tidak mengundur niatnya membunuh Mila, sehebat apa pun Mila bermohon Jak tak menghiraukannya.

Jak mengayun ayunkan kampak tersebut ke depan wajah Mila, Jak beberapa kali mengayun ayunkan kampak itu membuat Mila menangis bermohon untuk dilepaskan.

"Lepaskan aku Jak aku mohon," pinta Mila lagi.

Jak saat ini bermain main dengan ketakutan Mila, di ayunan ke 4 barulah ia menjatuhkan kapak nya tepat di tengah tengah antara jidat Mila.

Kini Mila susah tiada akibat pembunuhan sadis Jak, dan Yesias.

"Dia sudah mati," ujar Jak.

"Kalau begitu aku akan membersihkan darah di ruangan ini, dan kau potong potong saja tubuhnya," perintah Yesias.

Kedua orang itu saling bekerja sama, dan saling membantu.

Terpopuler

Comments

User Minor

User Minor

merinding bgt

2023-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!