Di luar dinding.
Pertarungan antara Dylan, Filaret dan Hyoga melawan Oscar dimulai.
Selama pertarungan itu, terbukti Oscar bukan lawan yang biasa dianggap enteng. Sudah berkali-kali mereka bertiga melancarkan berbagai serangan. Tetapi, tidak ada satupun yang berhasil mengenainya.
"Dasar lambat".
Bahkan Oscar masih bisa berkomentar tentang serangan mereka.
Mulai merasa jengkel, Dylan dan Hyoga mulai berpindah tempat dan melancarkan serangan dari dua arah yang berlawanan untuk melukai Oscar.
Namun, itu juga gagal.
Oscar dengan mudahnya menghindar dengan melompat keatas.
(Sialan.... Dia berhasil menghindar).
Di dalam hati Dylan mengumpatkan kekesalan karena gagal menyerang Oscar.
Sementara itu, Oscar memutar badannya sambil mengayunkan pedangnya dengan tujuan menebas punggung Dylan.
Untungnya, Dylan segera memutar badannya dan berhasil menangkis serangan Oscar. Melihat Oscar yang kembali mendarat, Dylan memanfaatkan itu untuk menebasnya.
"Oh.... Reflek mu bagus juga".
Sayangnya, Oscar berhasil menghindar dengan menundukkan badannya dan bersiap memberikan sebuah tendangan ke bagian ulu hati.
Dylan yang sadar segera melompat mundur ke belakang yang sekaligus membuatnya bisa terhindar dari serangan kejutan Oscar.
"Nii-san...... DASAR BAJINGAN!!!".
"TUNGGU FIRA!!!!".
Mengira Kakak laki-laki nya di tendang mundur, membuat Filaret marah dan mulai menyerang secara asal-asalan.
Dylan yang melihat itu mencoba untuk menghentikannya.
Tapi, terlambat.
Tanpa pikir panjang Filaret mengayunkan sabitnya ke arah Oscar. Namun, tebasan itu tidak pernah mecapai Oscar.
Karena sebelum mengenainya, dalam sekejap mata Oscar berhasil menghindar dan sekarang muncul di belakangnya bersiap untuk menebas.
Filaret sadar bahwa hal ini tidak bisa dia hindari. Dan Dylan tidak punya banyak waktu untuk mencegahnya.
Tapi, saat Oscar mengayunkan pedangnya, badan Filaret seperti di dorong kesamping oleh seseorang. Dan orang itu adalah Hyoga terkena tebasan Oscar menggantikan Filaret.
""AYAH"".
"UGH".
Melihat Hyoga yang terkena serangan membuat Filaret langsung panik dan mulai membopong Hyoga.
"Ayah... Maafkan aku. Karena aku sangat ceroboh dan membuat Ayah sampai terluka".
"Tenang, Fira. Tebasan nya tidak terlalu dalam".
Filaret dengan meneteskan air mencoba meminta maaf. Dan Hyoga mencoba untuk menenangkan putrinya itu.
Ada kesempatan di depan mata Oscar hendak menebas Hyoga dan Filaret sekaligus.
Sayangnya, dia gagal karena Dylan tiba-tiba muncul didepannya dan tanpa ragu langsung mengayunkan pedangnya ke Oscar.
Oscar berhasil menahan tebasan itu dengan pedang nya. Tapi, kekuatan ayunan pedang Dylan terlalu kuat.
Sehingga membuat Oscar tidak bisa menahannya lebih lama. Akibatnya, Oscar sempat terpental mundur beberapa meter.
"Oh, lumayan juga ayunan pedangmu".
Mengabaikan Oscar, Dylan segera berlari kearah Filaret yang sedang menjaga Hyoga yang terluka.
"Fira, bagaimana kondisi ayah?".
"Ayah terkena serangan telak. Kita harus mengobatinya".
"Tenanglah kalian berdua, ini bukan luka yang parah. Aku masih bisa bertarung".
Melihat ketiga bercengkrama di tengah pertarungan membuat Oscar berkomentar.
"Hei, Hyoga.... Aku tidak menyangka kalau orang yang lembek. Kau sudah tahu akan terluka karena terkena tebasan ku. Tapi, kau masih saja mencoba melindungi anakmu, ya!! Dasar payah. Inilah orang yang mendapatkan gelar "Pendeta Pedang Es dan Cahaya, itu?".
"Tidak usah banyak omong kau itu, pengecut. Aku sudah lama membuang gelar itu".
Hyoga mencoba berdiri dan melangkahkan ke depan.
"Sekarang ini, aku hanya seorang ayah yang melindungi anak-anak. Tidak lebih dan kurang".
"Haaaa..... Aku sama sekali tidak paham akan hal itu. Yah, terserahlah. Ngomong-ngomong gadis kecil".
"Eh?".
"Kenapa kau dan Ayahmu itu tidak belajar dari bocah pedang anehnya itu. Saat aku mencoba menyerangnya, dia bisa menghindar dengan melompat ke belakang".
Oscar menenggang dagunya dan kembali berbicara.
"Namun, ini cukup mengejutkanku. Kalau di sini ada seorang bangsawan muda yang sudah biasa dengan pertarungan. Apa ini di sebut "bakat alami"? Atau ini karena faktor "keturunan"?..... Yah, manapun itu tidaklah masalah. Bertarung dengan monster-monster itu. Aku sangat kagum dengan kalian yang masih punya kekuatan tersisa. Terlepas dari kondisimu. Kondisi adik perempuan, dan Ayahmu itu benar-benar sudah tak sanggup".
"Brengsek..... KAMI MASIH SANGGUP BERTARUNG TAHU!!!".
"Fira, tenangkan dirimu".
"Dia sedang mencoba memprovokasi kita".
Filaret terprovokasi dengan ucapan Oscar, Dylan dan Hyoga mencoba untuk menenangkan nya.
"Hahaha...... Adik mu ternyata cuma gadis labil, ya?.... Kalau begitu biar aku tes, sampai mana "kesanggupan" kalian".
Sekumpulan energi sihir muncul di sekitar Oscar, dia mulai memasang kuda-kuda untuk bersiap menyerang dan menggenggam pedangnya dengan sangat kuat.
(Sihir.... Jangan-jangan....).
Dylan segera merasa sesuatu bahaya akan datang menyerang mereka.
"AYAH, FIRA. SEGERA MENGHINDAR DENGAN MELOMPAT KE SAMPING!!!!".
Dylan segera memberikan instruksi agar Filaret dan Hyoga untuk menghindar dengan melompat ke samping.
"CEPATLAH!! KALAU KALIAN TIDAK INGIN MATI!!! HINDARILAH INI SESEGERA MUNGKIN!!!".
(Sialan ini).
"Holy Shade Sword".
Oscar tanpa ragu dan menahan diri segera mengayunkan pedangnya yang sudah dilapisi oleh sihir.
Sebuah serangan yang sangat acak segera menyerang mereka bertiga. Sangking kuatnya, serangan itu dapat menghancurkan tanah di sekitarnya. Untungnya serangan itu tidak sampai menghancurkan dinding yang menutup gerbang kota.
"Sialan, serangan macam apa itu? Oh, ya... Ayah dan Fira bagaima-".
Dylan yang berhasil menghindar segera mengalihkan pandangannya untuk memeriksa keadaan Hyoga dan Filaret.
Ketika pandangan menemukan di mana Ayahnya dan Adiknya itu, Dylan seketika mematung.
Apa yang dia lihat adalah pemandangan di mana Hyoga dan Filaret yang terkapar sambil menahan rasa saki akibat terkena serangan Oscar.
(----------)
Tanpa, pikir panjang Dylan kembali berdiri dan berjalan perlahan-lahan dengan ekspresi yang gelap. Setelah sampai Dylan berdiri sesaat sambil terus menatap keduanya.
"Nii-san".
Filaret yang masih terkapar memanggil Kakaknya itu. Dylan segera berjongkok lalu meminumkan 2 Exilir terakhir yang dia bawa pada Hyoga dan Filaret.
Kemudian, Dylan mengarahkan tangan kirinya yang diliputi sihir ke gerbang kota. Secara ajaib dinding yang menutup gerbang segera menghilang dan sebuah jembatan muncul di atas parit.
Filaret yang kebingungan mencoba bertanya.
"Nii-san.. Apa yang kau-".
"Fira, tolong pergi dan bawa ayah kembali masuk kedalam. Sementara Oscar biar aku yang mengurusnya".
"Eh?".
"Kau bisa sihir penyembuh yang diajarkan ibu, kan? Jika iya, maka aku ingin kau menyembuhkan Ayah. Soalnya, Exilir yang aku berikan tidak akan menyembuhkan secepat yang kita kira. Tapi, jangan lakukan disini. Karena jika Oscar tahu, maka kau yang akan dia incar".
Filaret sempat melirik kearah Oscar sebentar lalu kembali berbicara dengan Dylan.
"Tapi, bagaimana dengan Nii-san? Kau bahkan memberikan 2 Exilir kepada kami. ".
"Aku tidak apa-apa. Lakukan saja perintahku".
Filaret kebingungan dengan tingkah kakaknya yang entah mengapa menurutnya sangat aneh. Di dalam hati ini pertama kali baginya melihat kakaknya yang seperti ini.
(Ini benar-benar diluar perkiraan ku. Jumlah sihir dan yang digunakan Oscar sangat tinggi..... Lebih tinggi daripada milik Ayah dan Fira...... Tapi, aku tahu sebagian besar kekuatannya berasal dari pedang yang dia bawa...... Pedang yang terbuat dari besi Mitril..... Ukiran rune kuno.... Tidak salah lagi itu memang Artefak...... Andai dia menggunakan sekali lagi Lupakan soal kondisiku. Aku yakin, baik Ayah dan Fira tidak akan selamat..... Bagaimanapun juga aku harus mengirim Filaret dan Ayah kembali ke dalam).
Sementara itu, Oscar tertawa terbahak-bahak melihat Hyoga dan Filaret yang terluka akibat serangannya.
"Hahahaha...... Dasar keluarga payah. Hampir saja, ya. Padahal tinggal sedikit lagi kalian bisa menghindar. Tapi, nyatanya kalian malah kesusahan. Dan yang paling lucu adalah melihat si "Pendeta Pedang Es dan Cahaya" terkapar di tanah karena "melindungi" anaknya. Hahahaha..... Ini benar-benar lucu, melihat kalian yang terluka parah mencoba melawan dan jatuh lagi adalah adegan yang paling lucu yang pernah aku lihat. Hahahaha.....".
Oscar terus tertawa tanpa sadar bahwa Dylan sudah memperhatikannya dengan ekspresi yang sangat gelap.
Kemudian sekumpulan energi sihir kembali muncul di sekitar Oscar, dari tekniknya sepertinya dia akan melakukan serangan yang sama.
"Hihihi..... Ya ampun. Melihat perjuangan kalian membuatku tertawa sampai sakit perut.... Nah, sekarang. Biar aku akhiri penderitaan kalian. HIDARILAH INI SEKALI LAGI.....
......... HOLY SHADE SWORD".
Serangan yang sama sekali lagi menerjang mereka. Tapi, yang membedakan adalah Dylan tidak menghindar dan tetap diam di tempat.
Melihat kakaknya hanya diam saja membuat Filaret panik dan Oscar malah tersenyum lebar karena mengira Dylan berniat mati.
"INI AKHIRNYA TERIMALAH KEMATIAN MU, BOCAH TENGIK".
"NII-SAN!!!".
Dengan sangat cepat serangan itu mulai mendekat ke Dylan. Baik Oscar dan Filaret merasa bahwa ini sudah terlambat bagi Dylan untuk menghindar.
Namun, hasilnya di luar perkiraan.
Dalam keheningan jeda waktu antara dirinya dan serangan itu Dylan mengayunkan pedang katana nya dengan lebih dari kecepatan suara.
Lalu sebuah mantar yang sangat pelan diucapkan oleh Dylan dan sangking pelannya hanya dia yang bisa mendengar nya sendiri.
*Shield Impluse*.
Setelah mengatakan itu, serangan dari Holy Shade Sword milik Oscar langsung terhempas ke arah lain dan menghilang begitu saja.
"Eh?".
Kejadian ini tentu saja membuat bukan hanya Oscar saja tapi Filaret juga ikutan terkejut. Butuh beberapa waktu bagi mereka untuk mencerna apa yang baru saja terjadi.
"Eh? A-apa-apaan itu?.... Bocah tengik. Apa yang baru-".
Belum selesai dengan perkataannya. Oscar di buat tersentak dan terdiam. Dan juga badan Oscar tiba-tiba reflek melompat mundur dan memasang kuda-kuda bertarungnya.
Entah mengapa dia merasakan merinding yang luar biasa dan rasa dingin menjalar di tulang punggungnya. Bahkan sampai meneteskan keringat dingin di wajah.
Kedua matanya terbelalak, tubuhnya tidak bisa bergerak, tangannya bergetar.
(Apa-apaan ini? Kenapa aku jadi merinding? Kenapa badan ku juga gemetar? Kenapa keringat dingin ini juga terus mengalir? Apa aku takut? Memangnya, apa yang membuat ku sampai ke takutan begini?)
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
Semua yang Oscar rasakan sekarang ini. Terjadi karena dia merasakan sosok Dylan yang sangat berbeda jauh dengan sosoknya yang sebelumnya.
Dylan yang sekarang mengeluarkan aura teror yang sangat kuat dan sangat mencekam. Dan saat dia mengangkat wajahnya dan menatap Oscar.
"Bisa diam apa ngak? Dasar Bajingan".
Oscar sudah tidak bisa lagi menyembunyikan rasa ketakutan dari raut wajahnya.
Apa yang Oscar lihat dan dengar adalah Dylan yang menatapnya dengan matanya yang berubah menjadi merah menyala seperti mata Iblis, suara sumbang, nada bicara berat dan aura yang teror menakutkan.
Hanya dengan intimidasi yang sepeti itu Oscar menjadi sangat ketakutan.
Seolah-olah dia sedang berhadapan dengan makhluk yang paling mengerikan yang ada di dunia ini.
(------------)
Di satu sisi.
Ternyata bukan Oscar saja yang merasakan hal aneh ini. Filaret yang ada didekat Dylan juga merasakan apa yang dirasakan Oscar.
Dalam ketakutan, Filaret bertanya-tanya kenapa Kakaknya sekarang tampak berbeda. Sekalipun dia sangat penasaran, bibirnya tidak bisa bergerak dan suaranya tidak mau keluar.
Lalu, Dylan melirik kearah Filaret, mengabaikan ketakutan adik nya itu Dylan mulai berbicara.
"Fira..... Aku tidak akan mengulangi untuk kedua kalinya,.... Kau mengerti, kan?".
Karena terus didesak, Filaret tidak punya pilihan selain mengikuti saran dari Dylan.
Filaret mulai berdiri dan membopong Ayahnya dan berjalan perlahan-lahan memasuki dinding kota.
Saat sampai di tengah jembatan, Filaret sempat menengok kebelakang melihat punggung Dylan untuk sesaat. Dan sambil menggigit bibirnya hingga berdarah dan meneteskan air mata. Filaret kembali berjalan masuk
(Nii-san. Semoga kau selamat).
Di dalam hati Filaret berdoa agar Dylan bisa selamat dan berhasil mengalahkan Oscar.
Merasa sosok Filaret sudah menghilang dan masuk kedalam kota. Dylan akhirnya bisa bernafas lega. Tapi, entah mengapa dia menutup wajahnya dengan tangan nya dan mulai bergumam.
"Ya ampun, aku lepas kendali lagi. Ini sudah ke 3 kalinya. Kurasa aku masih belum bisa benar-benar mengendalikan kekuatan "dia" dan "skill" ku".
Oscar yang mendengar gumaman Dylan hanya bisa menaikkan salah satu alisnya sebagai tanda kebingungan.
Tapi, yang pasti dia tahu bahwa sekarang aura mengerikan yang di pancarkan Dylan sudah menghilang dan dia sudah bisa menggerakkan badannya lagi.
"Sial, yang tadi itu benar-benar mengejutkanku. Saat kau mengeluarkan teknik dan aura mencekam mu itu. Entah kenapa aku jadi ingin ngobrol sebentar dengan mu".
"Hmmm..... Memangnya apa yang ingin kau obrolkan?".
"Tidak usah setegang itu... Pertama, berapa usiamu?".
"14 tahun".
Oscar sempat terkejut sesaat kemudian kembali bertanya.
"14 tahun, ya!!! Ini benar-benar mengejutkanku... Lalu, bagaimana kau bisa jadi sekuat ini di usia yang masih belia?.... Teknik pedang aneh macam apa yang pakai?.... Siapa yang mengajarimu?.... Dan yang terakhir, semua yang kau lakukan sampai detik ini. Bahkan serangan yang baru saja kalau keluarkan itu. Bukanlah hal yang bisa langsung dipraktekkan setelah kau mempelajari nya?.... Ini semua tidak masuk akal".
"Huh?.... Buat apa aku menjawabnya? Daripada mempertanyakan soal diriku. Bukanya kau itu lebih tidak masuk akal dari pada aku".
"Heeee...".
Bukannya menjawab pertanyaan Oscar, Dylan malah balik bertanya hal yang hampir sama ditanyakan Oscar kepada dirinya.
Kemudian keheningan diantara mereka mulai terjadi, tak berselang lama baik sosok Oscar dan sosok Dylan tiba-tiba menghilang di saat yang bersamaan.
Lalu sebuah benturan pedang terjadi yang ternyata mereka mencoba untuk saling menyerang satu sama lain hingga terjadi bentrokan antar kekuatan.
Di susul dengan banyaknya ayunan pedang yang saling bertabrakan dalam jumlah tak terhitung lagi. Adu pedang mereka sangatlah intens, dimana baik Dylan dan Oscar sama-sama tidak mau mengalah dan menahan diri.
Sampai mereka akhirnya bentrok lagi dan mencoba saling dorong. Ditengah adegan itu Oscar mulai berbicara.
"Asal, kau tahu saja. Di dunia manapun pasti ada orang yang dianggap "jenius" dalam berbagai hal. Bahkan seorang pendekar pedang sekalipun. Tapi, biar aku beri tahu kau satu hal..... Semahir apapun dan sejenius apa orang itu, dia tidak akan bisa melakukan apapun jika tidak "berpengalaman". Apalagi di dunia yang penuh peperangan seperti ini".
"Apa maksudmu?".
"Hei, Dylan..... Aku mencium "bau" yang sama sepertiku darimu. Aku tahu itu.... Demi mencapai tujuanmu, membunuh orang pun tidak akan segan kau lakukan.... Jadi, berapa banyak yang sudah kau bunuh sampai saat ini?".
Kemudian keduanya melompat mundur untuk mengambil jarak, tapi Oscar masih terus berbicara.
"Etto... Maaf, maaf. Bodoh sekali pertanyaan ku itu. Tentu saja kau tidak menghitung jumlahnya, kan?".
"Jangan asal menuduhku kalau kau tidak mengerti apapun".
"Yah, tidak perlu semarah itu.... Lagian, aku hanya "mencoba" membeli kekuatanmu".
"Huh?".
"Jadi, ayo kita buat ini lebih jelas.....Ahem. Dylan van Arcadia... Maukah kau bergabung dengan kami dan menjadi bagian dari Kerajaan Rachael. Dengan bakat mu itu, aku jamin. Kau akan sangat cepat meraih posisi yang hebat dan setara dengan kami para 10 Ksatria suci".
"Huh?".
Secara mengejutkan, Oscar mengajak Dylan untuk menjadi bagian dari Kerajaan Rachael. Tawaran ini tentu saja membuat Dylan terkejut bukan main sampai dia tidak bisa berkata-kata apa-apa.
Sekarang, langkah apa yang akan dia ambil Dylan? Apakah dia akan menerima? Atau menolaknya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Nino Ndut
dah gw tebak, bokap ama adeknya g ada gunanya malah bikin repot..ditambah mc jg blom bisa ngendaliin kekuatannya..hadehh
2024-03-07
3
Blue
kebanyakan bacot-_ Padahal udh jelas niat nya mau ngehancurin wilayah mc tpi malah mikirin tawaran bergabung
2024-01-25
3
Frando Kanan
ckckck 🙄...inilh lo sgt suka meremehkn musuh lo dsr tua bangka busuk
2023-12-18
1