Mentraktir semangkok mie

   Aku berdiri dengan perasaan lega, Ku lirik dodo disebelah ku dengan senyum cerah, secerah matahari yang mulai terasa panas di kulit ku.

   Dodo menarik ujung baju ku dengan pelan dan berkata. "Kakak, apa aku sudah boleh makan dan minum, aku sudah sangat lapar. "

   Aku tersenyum dan menepuk kepala dodo dengan pelan. Dodo mengerucutkan bibirnya, wajahnya tampak lelah. Bibir nya pun terlihat kering.

   "Kakak, akan mentraktir mu makan sepuasnya hari ini. "

  Dodo mengerutkan keningnya, dan melihatku dengan wajah bingung. "Mentraktir? Makanan apa itu? Apa itu enak? "

   Oops, aku keceplosan, tapi setelah aku pikir-pikir sepertinya bagus juga kalau aku mulai menerapkan bahasa-bahasa gaul di sini. Bisa saja nanti aku diangkat jadi duta bahasa. Hehe.

   "Sudah, tidak usah dipikirkan, ayo kita pergi, cacing kakak sudah menjerit minta makan. "Ajak ku sambil menarik tangannya sedikit kuat.

   Setengah jam berjalan, akhirnya kami sampai juga dipasar, rasa lelah kembali terasa begitu melihat keadaan pasar yang sangat ramai, baik penjual maupun pembeli semua berteriak saling tawar menawar dagangan mereka.

   Pertama kali yang ingin aku beli adalah makanan, karena perutku sudah tidak bisa bertahan lagi, pandangan ku pun sudah mulai berkunang-kunang.

   Saat aroma mie bercampur daging menguar ke indera penciuman ku, seketika itu juga rasa lapar ku semakin bergejolak.

   Mata dodo langsung berbinar, ia menjilat bibirnya seolah mie itu sudah ada dalam mulutnya. Karena kami memiliki uang, jadi aku pun tidak ragu lagi, kami akan makan sepuasnya hari ini.

   Segera aku berjalan menghampiri warung penjual mie, dodo pun mengikuti ku dengan tidak sabar.

   Penjual mie tampak sibuk melayani pembeli yang sangat ramai. Aku berteriak sedikit keras agar penjual mendengarnya. "Bibi, tolong buatkan dua mangkok mie dengan daging. "

   Kemudian aku mengajak dodo untuk duduk dikursi kayu panjang.

   Dodo terlihat begitu tidak sabar, beberapa kali dia menelan ludahnya. Aku terkikik geli dan berbisik ditelinga nya. "Kau sepertinya sudah tidak sabar ya! "

   Dodo tertawa mendengarnya dan berkata. "Benar, aku bahkan ingin mengambilnya sendiri, karena bibi itu sangat lamban. "

   Aku kembali tergelak melihat dodo cemberut. Mata dodo terus memperhatikan bibi penjual mie.

   Ha, anak ini.

   "Nanti kita beli mie mentahnya, dan minta kakak kedua memasak nya dirumah, jadi nanti kau bisa mengambilnya sendiri. "

   "Benarkah? Kau tau kakak ketiga? " Tanya nya sambil tersenyum kearah ku.

   "Tidak tahu, kau belum mengatakan nya. " aku memotong ucapan nya dengan cepat sambil menahan tawa.

   Dodo mencebik kan bibirnya kesal.

   Aku semakin tertawa terbahak. Perasaan ku hari ini benar-benar sangat baik.

   "Katakan." Aku menoel perut dodo.

   "Tidak ada, aku sudah lupa. " Sahutnya dengan wajah cemberut, aku malah semakin gemas dibuatnya.

   Saat aku ingin mengodanya lagi. Bibi penjual mie datang mengantar pesanan kami.

   "Dua mangkok mie kuah daging dengan taburan daun bawang. Sudah bisa dinikmati. "

  Bibi itu meletak kannya di atas meja. Kemudian menaruh sumpit juga dua cangkir air minum.

   Siaal.

   Aku mengumpat begitu melihat sumpit, akan sangat memalukan kalau dodo tau aku tidak bisa memakai benda itu.

   Dodo langsung mengambil sumpit, ia menambahkan sedikit cabai, kemudian meniupnya karena masih panas.

   Aku pun mulai menyantap mie panas itu sesekali meniupnya.

  Uh! Ini sulit.

   Bagaimana bisa orang-orang makan menggunakan benda ini, melihat dodo yang lancar menggunakan sumpit, aku merasa seolah itu keajaiban, aku yang orang modern ini kenapa malah tidak bisa mengunakan benda ajaib ini.

   Aku mengangkat mangkuk dan mendekatkan kemulutku. Kuah kaldu yang masih panas aku seruput dengan tidak sabar.

   Gurih, dan sedikit asam.

   Enak sekali!

    Sesaat aku teringat dengan bakmi buatan ibu ku, hah! aku melow lagi. Apa kabar nya mereka sekarang?

   Aku dan dodo sudah menghabiskan semangkok mie daging juga minum dengan puas.

   Perut kenyang, tenaga juga sudah terisi. Semangat ku untuk berbelanja sudah kembali.

   "Sudah kenyang? " Tanya ku pada dodo yang sedang mengelus perutnya.

   "Sudah, tapi aku masih ingin memakan makanan lain nanti. "Ujar dodo, dia sendawa karena kenyang.

   Aku tersenyum kemudian membayar pada penjual.

   " Satu mangkok mie seharga lima koin perak. Dua mangkok jadi sepuluh koin. "Kata penjual mie.

   Harga lima koin karena kami menambahkan daging, kalau mie porsi biasa tanpa daging harganya cuma tiga koin.

   Mie adalah salah satu makanan favorite semua orang, jadi meski harga nya sedikit mahal itu juga di anggap wajar karena rasanya memang enak.

   Aku menyerahkan sepuluh koin, kemudian mengajak dodo pergi ketempat lain.

   Kami membeli barang kebutuhan sehari-hari. Sabun mandi dan sampo, handuk, beras dan sedikit daging.

   Kebetulan sekali toko yang kami masuki ini menjual semua kebutuhan sehari-hari.

   Semuanya lengkap.

   Aku juga membeli mie kering seperti janjiku pada dodo tadi, tidak lupa korek api, minyak tanah dan lampu pelita.

   Dirumah kami hanya ada satu lampu, sementara dihalaman tidak ada penerangan, kecuali cahaya remang-remang dari lampu halaman rumah milik para bibi.

   Jadi aku membelinya agar rumah kami sedikit lebih terang. Tidak tahu berapa lama listrik akan ditemukan. Hal ini membuatku sedikit frustasi.

   "Kakak aku mau beli ini. "Dodo berkata sambil memperlihatkan sebuah tabung minuman yang terbuat dari bambu dan dilapisi kulit binatang.

   Bentuknya sudah dimodifikasi jadi tampak lebih bagus dan tidak ada aroma amis atau pun aroma yang tidak enak.

   Aku mengangguk, kami memang membutuhkan ini, karena perjalanan kami yang jauh tentu kami membutuh kan minum saat haus dalam perjalanan.

   Botol minum ini cukup mahal, harga satu botol yang berlapis kulit seharga enam koin.

   Ini sama sekali bukan hal yang aneh, karena memang barang-barang seperti ini biasanya hanya di miliki oleh anak-anak bangsawan dan orang-orang kaya saja. Semua barang yang terbuat dari kulit di anggap barang mewah tidak jauh beda dengan dunia ku dulu. Jadi enam koin bukan lah apa-apa.

   Setumpuk barang sudah memenuhi keranjang rotan milik ku.

   Sebelum nya aku juga sudah membeli peralatan makan, karena hari ini kami akan memasak sendiri. Sebab nenek yang marah karena bapak dan dilang tidak pergi keladang. Jadi tidak memberikan kami makan hari ini.

    Piring, cangkir dan mangkok semua nya terbuat dari kayu. Disini harganya cukup murah, kalau tidak salah ingat di aplikasi oranye harga piring kayu model yang aku beli ini harganya lumayan mahal.

   Tadinya aku berencana membeli peralatan makan berbahan enamel agar tahan lama. Tapi sayang, sudah mencari kesana kemari tapi aku tidak menemukan nya. Mungkin bahan enamal belum ditemukan saat ini.

   Kemudian setelah selesai membayar kami memutuskan untuk kembali pulang, karena hari yang sudah sangat siang.

   Keluarga ku dirumah pasti belum makan, entah bagaimana pekerjaan perbaikan rumah sekarang.

   Kami berjalan diantara keramaian. Suara teriakan pedagang terdengar dengan jelas.

   "Kain baru dari kota. Motif nya sangat cantik. "Teriak penjual kain.

   "Tiga koin satu kaki, ini harga murah, berbagai warna. " Tambahnya lagi.

   Aku melihat gulungan kain bermotif bunga dan juga kain polos. Seketika mata ku langsung berbinar.

   Berbagai model pakaian modern dikehidupan ku dulu langsung terlintas di benak ku.

   Aku akan jadi trendsetter di desa ini. Sorak ku dalam hati!

   Saat itu juga jiwa bisnis ku meronta-ronta meminta di kembangkan.

   Yah, benar, jika hanya mengandalkan sayuran liar, kapan aku bisa mengumpulkan uang, hasil penjualan sayur hanya cukup untuk makan saja, aku harus memikirkan bisnis jangka panjang.

  Ting!

   Aku tersenyum, tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikiran ku.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!