Apakah siah lesbi?

      Aku membuka seluruh jendela, udara segar langsung menyapa hidung ku yang gatal karena debu. Kemudian aku memasuk kan seluruh baju kedalam kain dan membungkusnya.

Dibalik pintu aku melihat ada sapu ijuk segera aku ambil dan mulai menyapu dari dalam kamar sampai setiap sudut rumah. Luar biasa sekali debu dan pasir nya, jika di kumpulkan, mungkin ada satu timba penuh dirumah ku dulu.

      Aku mengambil satu baju yang terlihat sangat buruk sekali, dan itu benar-benar tidak layak pakai, yah itu menurutku sih, tidak tau dengan pemiliknya, kemudian membungkuskan pada sapu, memberi sedikit air dan mulai mengepel lantai.

      20 menit seluruh ruangan sudah bersih, lantai sudah mengilap. Baju dan kain sudah aku lipat rapi. Kaki ku kembali nyeri, mungkin karena terlalu bersemangat tadi, aku membaringkan tubuh ku di atas ranjang yang keras.

      Aku menarik nafas beberapa kali, sejujurnya aku ingin melihat keadaan di luar, tapi sekarang kaki ku masih sangat sakit. Aku sebenarnya juga merasa haus dan lapar, karena dari semalam tidak makan apa pun.

      Tidak tau sejak kapan aku tertidur hingga terasa seseorang menguncang bahu ku dengan keras.

       "siah bangun, sebentar lagi waktunya makan malam. "sedikit berteriak suara itu membuatku terbangun.

      Kelopak mata yang terasa lengket aku buka dengan paksa. Ya ampun sudah berapa lama aku tidur, bahkan sudah mau makan malam saja.

      "kakak, apa sudah malam. "aku mengosok pelan mataku agar terbuka sempurna.

      Elis tersenyum menatap ku, matanya berbinar dibawah cahaya lampu pelita kamar yang bergoyang ditiup angin.

      Degh...

      Loh, kenapa jantung ku berdebar melihat senyum elis, jangan-jangan siah ini lesbi lagi.

       Aku menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal, ini akan sangat memalukan jika dugaan ku benar.

      "ternyata kau sudah dewasa adik! "

      "hah." aku bingung sebenarnya elis ini kenapa, dari tadi senyum-senyum terus, aku sebenarnya agak iri mendengar suaranya yang lembut itu. Apa maksud nya dengan aku yang sudah dewasa? Apa dia ingin menyatakan cinta? eh... eh kenapa pikiran ku jadi kemana-kemana, tapi kalau bener aku harus jawab apa?

       "bukan kah kau yang membersihkan rumah kita, lihat semua sudut rumah sudah bersih dan rapi. " elis mengedarkan pandangan kesetiap sudut gubuk tua itu.

       "hem, oh itu...bukan masalah besar kok, lagi pula aku kan juga tinggal disini. " aduh ini toh yang dimaksud sudah dewasa, aku malah mikirnya jauh kesebrang pulau. Benar-benar nih otak kayaknya konslet karena kecelakan waktu itu, atau bisa jadi kemasukan air waktu siah tenggelam kan, mungkin saja.

       Elis menepuk kepala ku pelan, aku agak risih, kenapa dia sok tua sekali. Dan ini juga jantung siah kenapa sepertinya dia senang sekali mendapat perlakuan seperti ini. Aku bergidik ngeri, cepat-cepat aku menepis pikiran buruk itu dan membayangkan oppa yoongi ku.

      Kreeeettttt. . .

      Pintu rumah terbuka, seorang bocah usia 12 tahun masuk dengan wajah di tekuk, dia berjalan malas kearah kami.

      "adik apa terjadi sesuatu? Elis menarik tangan bocah itu agar duduk disampingnya.

      " kakak kedua.. Hiks.. hiks..!" anak itu menangis terisak.

      "ada apa?ceritakan pada kakak kedua. " elis menyeka air mata bocah itu dengan lengan bajunya.

       "aku ma-mau ikut belajar dengan para sepupu, tapi bibi pertama tidak mengizinkan nya. " adu nya dengan suara terbata.

       Aku mengerinyit mendengar ucapannya, jadi bocah ini adalah dodo adik laki-laki siah, dia ingin belajar tapi tidak di izinkan bibi pertama.

      Baik lah dodo, kau datang pada orang yang tepat, mulai hari ini, aku meta simamora akan menjadi guru privatmu. Aku terkikik geli dengan pikiran ku sendiri.

      "ya sudah adik, lagi pula untuk apa kau ikut belajar, kita ini orang miskin, kau akan bekerja disawah bersama ayah dan kakak pertama. " elis membujuk dodo agar tidak menangis lagi.

      Aku merasa kesal mendengar ucapan elis, memang nya kenapa kalau miskin, justru karena miskin kita harus jadi orang pintar. karena aku sudah menjadi bagian dari keluarga kalian, maka aku tidak akan membiarkan kalian menderita lagi.

      "adik, kau jangan khawatir, kakak akan menjadi guru terbaik untuk mengajari mu nanti. " aku bersuara setelah tadi hanya memperhatikan mereka.

       Kriiik.... Kriiik.. Kriik...

       Dua orang yang berada disana menatap ku dengan tatapan yang aku sendiri tidak ingin memikirkan nya. aku mengerti mereka pasti bingung, kami semua tidak pernah belajar, jadi mustahil jika siah bisa mengajari dodo.

      Elis menghela nafas berat, dia mengelus kepala dodo dan bangkit dari duduknya.

      "ayo ke rumah utama, sebelum nenek memarahi kita. " elis melangkah keluar meninggalkan aku bersama dodo. Saat dodo juga akan berdiri aku mencekal tangannya.

       dia menatap kesal kearah ku, bocah ini, akan kubuat kau tunduk dibawah kaki ku. "kau butuh sesuatu kakak ketiga? "dia bertanya dengan malas.

      Aku tersenyum miring menatap bocah ingusan itu. " mendekat lah. " aku menariknya mendekat ke arah ku, dengan terpaksa dia mengikuti.

      aku membisik kan sesuatu di telinganya, kulihat matanya membola seperti akan keluar. Aku tersenyum senang melihat mulutnya yang terbuka lebar itu. Kena kau.

      "mingkem adik. " ucap ku sombong. seraya menepuk dagu dodo pelan.

      "kakak ketiga, bagaimana kau bisa mengetahui itu? aku pernah mendengar nya dari kakak sepupu. " ucap dodo bersemangat.

        Aku mengibas rambutku kebelakang. " aku tahu lebih banyak lagi, jika kau serius ingin belajar, aku akan jadi gurumu. "

       "baik-baik, kakak ketiga ayo kita mulai belajar sekarang. " dodo menarik tangan ku dengan antusias. Sangat luar biasa sekali di usianya yang masih kecil semangat belajarnya sangat tinggi.

       Ctaks...

       Aku menjentik dahinya sedikit keras. "belajar nya besok, hari ini kita makan malam lalu istirahat, kau mengerti? "

      dodo mengusap dahinya yang merah, dia menunduk dengan mata berkaca-kaca. Aku jadi merasa bersalah sudah memukulnya tadi.

      "adik, besok kakak akan mengajarimu apa pun yang ingin kau tahu. " aku coba membujuk bocah itu semoga dia tidak sedih lagi.

      "benarkah, kakak ketiga kau sudah berjanji padaku, jadi tidak boleh ingkar ya! " matanya kembali berbinar, syukurlah maafkan aku siah.

Huft...

      Aku menarik nafas pelan, sudah dua hari aku disini dan belum pernah keluar dari rumah bambu ini. dodo mengandeng tangan ku berjalan keluar rumah, begitu pintu dibuka, aku melihat halaman yang cukup luas, lampu pelita berjajar di luar rumah sebagai penerangan. Dibelakang rumah terlihat seperti gunung yang lebat.

      Seperti rumah-rumah di papua di kehidupan ku dulu. Aku sedikit takjub melihat pemandangan ini, tidak ada suara kendaraan ataupun asap pabrik yang mengepul, hembusan angin yang segar membuat mata ku memanas, aku rasanya ingin menangis.

      Aku sungguh-sungguh jatuh cinta dengan suasana malam disini, sangat sejuk dan alami sekali.

      "kakak ketiga, kita tidak akan mendapat makan malam jika masih berdiri disini. " suara dodo mengembalikan kesadaran ku.

      Aku menyeka sudut mata ku, kemudian tersenyum manis. "ayo kita makan malam."

****

      Di meja makan, kakek, nenek para paman dan ayah ku sudah duduk dikursi meja makan. Ibu dan kakak masih sibuk menata hidangan makan malam di bantu beberapa orang bibi. Aku dan dodo duduk dilantai beralaskan tikar, disana juga sudah duduk beberapa anak seusia ku, ada juga seusia elis dan dodo. Ini benar-benar keluarga besar.

      Setelah kuhitung, ada sekitar 20 anak-anak termasuk aku dan dodo. Belum lagi bibi dan paman. Bagaimana kakek dan nenek mengingat nama cucunya sebanyak ini.

      "kau sudah sadar bajiingaan kecil. Kenapa setelah siuman tingkah mu semakin kurang ajar. " suara nenek tua itu menggema ditelinga ku.

      Apa maksudnya itu? aku duduk tenang tanpa suara malah meneriaki aku kurang ajar, apa dia ingin memulai perang dengan ku.

      "nenek, tidak baik marah-marah di depan makanan. " ucap ku pura-pura polos.

      Matanya terbelalak mendengar ucapan ku. "setaan kecil berani nya kau mengajari ku. " teriaknya. Kulihat air liur nenek terbang kemana-mana, sudah pasti makanan di atas meja sudah terkontaminasi, membuat selera makan ku jadi hilang.

****

Terpopuler

Comments

💞 NYAK ZEE 💞

💞 NYAK ZEE 💞

lah ini kenapa..... belum belum sudah kesurupan......
ngak ada hujan ngak ada angin mencak mencak begitu.....

2023-08-08

0

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ

mau makan aja sudah ada drama pakai sembur-sembur Emang dikira Ada mbah dukun sedang ngobatin pasiennya hahaha konon katanya sakitnya karena diguna-guna sambil komat-kamit mulut Mbah Dukun baca mantra dengan segelas air putih lalu pasien di Sembur byuuur

2023-08-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!