Sampai dirumah Alesha langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu tersebut, perkataan para ibu-ibu julid tadi masih terngiang-ngiang dipikiran Alesha. Seolah-olah seperti saling sahut menyahut dan berkeliling di pikiran Alesha.
"Ya Allah sampai kapan hambaMu harus menunggu dan terus menunggu, hamba lelah Ya Allah, hamba bukannya meragukan takdir engkau ya Allah, tapi hamba benar-benar lelah dengan semua penantian ini ya Allah." Begitulah gumaman Alesha seorang diri di kamarnya. Alesha akan tampak tegar di hadapan semua orang, tapi tidak di saat Ia sendirian.
Tak ingin terlalu lama larut dalam pikirannya, Alesha menyambar handuknya lalu segera menuju kamar mandi yang ada di kamarnya, sekitar 30 menit Alesha berendam di bathtub untuk menyegarkan pikiran dan badannya.
Alesha mengenakan pakaian tidurnya, dan berdiri di pinggir jendela melihat ke arah luar melihat langit yang tampak mendung bahwa akan turun hujan. Benar saja tak lama dari itu hujan pun turun membasahi bumi Pertiwi ini, menangisi bumi yang sudah tua ini seolah mengerti bagaimana perasaan Alesha.
Azan maghrib pun berkumandang. Alesha segera mengambil air wudhu dan melaksanakan salat magrib, setelah mengucapkan salam Alesha berdoa memohon kepada sang pencipta, mengeluarkan semua keluh kesahnya, memohon kepada Allah pencipta langit dan bumi ini, dengan tangisan yang begitu pilunya, di setiap nya selalu terselip doa-doa memohon kepada sang pencipta untuk segera dipertemukan dengan kekasih halal yang telah tertulis di Lauhul Mahfudz nya, tak lupa pula Alesha selalu mendoakan kebaikan untuk kedua orang tuanya serta saudara-saudaranya.
Setelah berdoa dengan khusyuknya dan dengan berderai air mata, Alesha melanjutkan membaca kitab suci Al-Qur'an yang menjadi kebiasaan Alesha setiap harinya setelah salat magrib.
Shadaqallahul 'adzim.....
Begitulah bacaan ayat suci Al-Qur'an yang biasa dibaca oleh alesha, yang jika orang lain mendengarnya akan tersentuh oleh setiap bacaan Al-Qur'an yang dibaca oleh Alesha karena merdunya suara alesha dengan bacaan serta nada dan irama yang begitu menggetarkan hati setiap pendengarnya.
Setelah membaca Al-Qur'an Alesha masih setia di atas sajadahnya, tak berselang lama adzan isya pun berkumandang, Alesha lanjut melaksanakan salat isya karena masih dalam keadaan berwudhu.
***
Di meja makan terjadi keheningan, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar, setelah melaksanakan makan malam bersama, yang telah menjadi kebiasaan keluarga Alesha setiap harinya. Alesha segera membawa piring-piring kotor untuk segera dicuci, di saat Alesha ingin membawa piring kotor tersebut ke wastafel tempat pencucian piring, perkataan Ibu Alice menghentikan gerakan Alesha.
"Kamu kapan bawa calonmu ke rumah sha?" Tanya sang Ibu kepada Alesha.
"Kok ibu malah ikut-ikutan teman arisan ibu sih Bu? Kan Alesha udah sering jelasin ke Ibu, harus bagaimana caranya Alesha menjelaskan nya Bu? Seharusnya Ibu lebih paham daripada orang-orang yang di luar sana yang selalu menghakimi Alesha." Jawab Alesha kepada Ibunya dengan nada lembut. Ya walaupun Alesha merasa kecewa ataupun kesal kepada kedua orang tuanya, Alesha selalu menjaga perkataan serta nada bicaranya. Alesha tidak pernah meninggikan nada bicaranya kepada kedua orang tuanya ataupun orang yang lebih tua darinya.
"Ya Ibu capek toh nak, setiap hari harus mendengarkan perkataan mereka tentang kamu, Ibu sebagai orang tua Kamu ya juga mau yang terbaik buat Kamu toh nak. Ya benar toh yang disampaikan oleh mereka, teman-teman sebaya kamu sudah pada menikah dan punya anak, kan Ibu juga mau kamu menikah menyusul kakakmu Amira. Ya, Alesha memiliki seorang Kakak perempuan yang bernama Amira, Amira pun sudah menikah tetapi belum dikaruniai seorang anak.
"Sudah dong Bu, jangan ditambah beban pikiran anakmu, Alesha sudah dewasa, dia tahu mana yang terbaik untuk dirinya, kita sebagai orang tuanya hanya bisa mendukung anak-anak kita, selagi itu baik dan di atas kewajaran mereka." Bela sang ayah kepada Alesha.
Jika Ayah Alesha sudah berbicara maka tak ada lagi yang bisa mendebatnya termasuk ibu Alice sendiri.
"Alesha mengabaikan perkataan Ibunya, Ia melanjutkan untuk mencuci piring kotor tersebut, setelah bersih-bersih di dapur, Alesha langsung memasuki kamarnya. Alesha langsung mengambil tempat di meja belajar dan mengeluarkan laptopnya, seperti biasa setelah makan malam bersama Alesha selalu menyempatkan diri untuk membuka sosial medianya, melihat-lihat story teman-temannya lalu lanjut menulis novel. Ya Alesha juga seorang penulis novel, pekerjaan yang tidak pernah diketahui oleh orang-orang di sekitarnya termasuk keluarganya sendiri. Selama ini Alesha telah banyak merilis novel dan dikenal oleh seluruh penggemar novel romansa islami yang telah banyak memiliki penggemar di luar sana. Banyak dari para penggemar yang penasaran seperti apa rupa dan siapa penulis novel dengan nama pena "Embun Pagi" tersebut.
Bukannya tak ingin dikenal oleh banyak orang, akan tetapi Alesha lebih nyaman dengan privasinya saat ini. Mungkin suatu saat Alesha akan muncul di hadapan para penggemarnya, tapi tidak saat ini, karena ada alasan kenapa Alesha menutupi dirinya sebagai seorang penulis novel terkenal dan memiliki banyak penggemar saat ini.
Tok...tok...tok...!!!
Di saat Alesha fokus mengetik novelnya, terdengar ketukan pintu dari luar. Ya, yang memanggil adalah Ibunya Alesha.
"Kamu sibuk nak atau sudah tidur?", "Boleh ibu masuk?" Izin Ibu Alice kepada Alesha.
"Ya Bu masuk saja, pintunya nggak dikunci kok" jawab Alesha.
"Ibu mau ngomong sama kamu," kata Bu Alice.
"Mau ngomong apa Bu?", "Ibu nggak perlu izin sama Alesha kalau Ibu mau ngomong sesuatu sama Alesha", "ada hal penting apa Bu?" Tanya Alesha kepada Ibunya.
"Ibu mau minta maaf sama Kamu nak, tidak seharusnya Ibu bersikap seperti tadi, Maaf ya kalau Ibu membuat kamu kecewa dengan perkataan Ibu."
"Ibu nggak perlu minta maaf Bu, Alesha nggak marah kok, walaupun Alesha sedikit kecewa sama Ibu, tapi Alesha udah lupain dan maafin Ibu kok". "Maafkan Alesha juga ya Bu, sampai saat ini Alesha belum bisa membawa calon menantu untuk Ibu, dan malah membuat Ibu malu sama teman-teman arisan Ibu serta tetangga karena anak perempuan Ibu sampai saat ini belum ada yang meminang juga." Tulus Alesha kepada Ibunya.
"Kamu nggak salah toh nak, ibu yang salah sudah kelepasan tadi sama Kamu, Ibu sadar kok Ibu tidak bisa memaksakan kehendak Ibu, ya jodoh sudah diatur sama Allah, cuma ya Ibu sebagai manusia biasa kadang tak bisa menampik pikiran-pikiran yang ada di benak Ibu. Sekali lagi maafin Ibu ya nak?" Maaf Bu Alice tulus kepada Alesha.
"Ya udah lo bu masak kita sampai lebaran monyet mau maaf-maafan terus, sini peluk Alesha Bu". Kata Alesha kepada sang Ibu sambil nyengir kuda, nampak lah barisan gigi rapi serta putih seputih susu dan memperlihatkan lesung pipi Alesha.
"Ngawur Kamu, mana ada monyet lebaran." Tawa sang Ibu memecah kecanggungan yang sempat terjadi antara Ibu dan Anak tadi.
"Ya sudah Ibu mau ke kamar dulu, kamu langsung tidur besok kesiangan lagi seperti tadi pagi."
"Siap Bu negara." kata Alesha kepada ibunya sambil hormat seperti prajurit hormat kepada komandannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Neulis Saja
biarkan gunjingan org lain gak usah diperhatikan selama kita berada di jalanmu ya Allah karena jodoh ibarat kematian hadirnya menjadi rahasia
2023-10-21
1
Gagah Gue
Sabar ya Sha, kamu akaj menemukan calon kekaksih halalmu😘
2023-09-22
2
Ainun Humaira
Sabar alesha. semoga author mempertrmukan alesha dengan lelaki baik dan sholeh.
2023-09-22
3