Laras kembali ke kamar sambil melamun, ia dilema pada dirinya apakah ia akan memberitahu Rian sekarang ataukah nanti.
" Ras " panggil Rian karena sejak tadi Laras tak kunjung masuk
" Eh iya ian " saut Laras yang akhirnya masuk
" Lama amat abis ngapain " tanya Rian
" Iya tadi ngobrol dulu Ian " jawab Laras dengan ragu
" Kenapa sih, coba bilang ada apa..? Pasti Erlangga yah maksa buat balikan " tebak Rian
" Ian ada yang mau gue kasih tau, tapi gue harap lo ga terbawa emosi yah " ucap Laras yang akhirnya memutuskan untuk memberitahu Rian
" Apaa..? " tanya Rian penasaran
" Kata Mas Erlangga, kecelakaan yang dialami sama Tante Angel itu di rencanakan Ian " ucap Laras dengan hati hati
Raut wajah Rian yang terlihat santai berubah menjadi kesal, sudah bisa tebak
" Siapa yang lakuin itu..? Apa Erlangga tau..? " ucap Rian
" Mas Erlangga bilang keluarga Resti " jawab Laras
Rian semakin emosi satu masalah yang ia lakukan kepada Laras saja belum selesai, sekarang ditambah dengan masalah baru yang menyebabkan orangtua nya meninggal.
" Mas Erlangga akan bantu buat cari bukti, jadi kita tunggu aja ya " ucap Laras
" Gue habisin aja kali yah mereka, kayaknya emang keluarga mereka tuh keluarga ga punya hati tau ga " ucap Rian yang emosi
" Ian tahan emosinya, ada Mas Erlangga yang akan bantu kita "
" Ga gue ga bisa diem aja, gue mau samperin mereka " ucap Rian yang sudah benar benar emosi
" Lo mau samperin kemana..? Mereka pasti udah sembunyi, pokoknya Lo tenang aja pasti mereka akan segera ditangkap " ucap Laras menenangkan Rian
Rian kembali menangis, ia benar benar membenci keluarga itu.
Fransiska masuk ke kamar dan melihat Rian yang tengah menangis.
" Rian sayang udah yah kamu harus ikhlas" ucap Fransiska memeluk Rian
" Mamah tau kecelakaan itu direncanakan sama keluarga Resti mah " ucap Rian sambil menangis
" Kamu tau darimana..? Laras bener yang Rian bilang.?? " tanya Fransiska kepada Laras
" Iyah Mah, Mas Erlangga yang bilang sama Laras " Laras membenarkan apa yang dikatakan oleh Rian
Fransiska benar benar tak habis pikir, Fransiska bersumpah tak akan memaafkan mereka sekalipun.
****
" Jadi didalam mobil itu bukan Rian..? " tanya Resti yang tengah berbincang kepada orang suruhannya
" Ko kalian bisa bodoh sih " timpal Jeni
" Lalu dimana keberadaan Rian sekarang..? " tanya Raka
" Mereka sedang berkumpul dikediam Bu Angel pak " ucap orang suruhan Raka
" Aarrggh " Raka mengacak rambutnya
" Tapi tak ada yang tau kan jika kecelakaan itu di sengaja..? " ucap Jeni
" Sepertinya tidak ada " jawab orang suruhan Raka
" Tapi sekarang Rian sudah tinggal bersama dengan seorang wanita, dan wanita itu bernama Fransiska " ucap orang suruhannya
" Fransiska..? " ucap Raka terkejut begitu juga dengan Jeni
" Dia..dia masih hidup " ucap Raka tak percaya
" Pasti mereka salah orang Mas, Fransiska itu banyak " ucap Jeni yang ikut khawatir
" Cari tau tentang kedekatan Rian dan Fransiska " tegas Raka
" Bukan hanya Rian bos yang tinggal bersama dengan Fransiska, tapi ada istri dari Erlangga bernama Laras "
" Sudah pokonya kalian cari tau ada hubungan apa mereka, segera info kesaya " tegas Raka
" Mas kamu apa apaan sih, kamu ga inget Fransiska itu selingkuh dari kamu " ucap Jeni yang sejak tadi diam
" Aku hanya ingin kebenarannya apa benar dia bukan anakku " ucap Raka
" Udahlah Mah Pah ngapain jadi bahas mereka sih, kita tuh harus mikirin gimana cara balas dendam ke mereka semua " ucap Resti
Resti tiba tiba merasa perutnya kembali mual, dengan segera ia pergi berlari menuju kamar mandi
" Resti kamu kenapa...? " ucap Bu Jeni khawatir
Pak Raka duduk di kursi sambil memijat kepalanya yang sakit, semenjak kejadi dirumah sakit ia dan keluarganya mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.
" Mas kita harus bawa Resti kerumah sakit, dia muntah muntah terus " ucap Jeni yang khawatir
" Ga mah gausah cuma masuk angin aja " ucap Resti karena ia sendiri takut jika ternyata ia hamil
Raka tak menjawab ucapan Resti maupun Jeni, ia memilih untuk pergi ke kamarnya.
" Mah Resti ke kamar dulu yah " ucap Resti dan Jeni mengangguk
Resti pergi ke dalam kamar, ia pun memberanikan dirinya untuk mengecek apakah ia hamil atau tidak.
Resti langsung masuk kedalam kamar mandi dan mengecek, ia pun memejamkan matanya sambil berharap jika hasilnya negatif.
Ia membuka perlahan matanya dan memegang testpack ditangannya, dan hasilnya menunjukkan positif.
" Gimana ini gimana, aaarrggghh Erlangga sialan " ucap Resti dengan kesal
Resti menangis didalam kamar mandi sambil memandangi testpack ditangannya.
Ia melemparkan testpack tersebut, dengan kencang ia memukul perutnya.
" Gue ga boleh hamil ga gue ga boleh hamil " ucap Laras sambil memukul perutnya
***
Pagi hari Laras duduk di taman belakang, ia merasa masalah silih berganti datang.
" Kenapa sendirian disini..? " tanya Erlangga yang menghampiri dirinya
" Mas, ga apa apa cari angin aja " Jawab Laras
" Boleh Mas duduk disini..? " Erlangga meminta izin kepada Laras
" Boleh Mas " Laras menggeser agar Erlangga bisa duduk
" Naya dan Nathan gimana Mas..? "
" Mereka sudah kesekolah ko Ras "
" Hemm " Laras mengangguk
Erlangga meraih tangan Laras dan menggenggamnya.
" Bukan cuma Naya dan Nathan yang membutuhkan kamu Ras, ada aku juga yang membutuhkan kamu " ucap Erlangga
" Aku Rindu sama kamu Ras, selama kamu pergi aku sadar kalau aku benar benar membutuhkan kamu " ucap Erlangga kembali
" Aku juga rindu sama kamu Mas, aku rindu dengan keluarga kecil kita. Aku Rindu setiap pagi membangunkan kamu, membangunkan Naya dan Nathan, membuatkan sarapan untuk kalian " ucap Laras dengan tatapan sendu, ia mengingat moment moment tersebut
" Dua tahun menjadi istri kamu tak pernah sekalipun kamu kasar sama aku mas, kamu selalu memberikan aku uang dan kebebasan, tapi jujur aku ingin sekali merasakan hangatnya sebuah kasih sayang dari seorang suami. " Ucap Laras kembali
" Ras, Aku janji sama kamu. Aku janji akan berubah, aku janji akan menjadi suami yang baik untuk kamu, dan aku janji akan menjadi rumah untuk kamu berkeluh kesah. Aku akan buktikan ke keluarga kamu, jika aku kayak menjadi suami kamu "
Mendengar semua janji janji Erlangga membuat Laras bahagia, namun di setiap ucapannya tak sekalipun Erlangga mengatakan mencintai dirinya.
" Sulit ya Mas " gumam Laras pelan
" Apa yang sulit ..? " tanya Erlangga
" Sulit buat sayang dan cinta sama aku..? Sulit buat kamu Nerima aku sepenuhnya di hidup kamu. Dari sekian banyak ucapan kamu, ga ada sekalipun kamu mengatakan mencintai dan menyayangi aku " jawab Laras tanpa berani menatap Erlangga
" Andai Mas andai, rasa sayang dan rasa cinta ku sama kamu ga terlalu dalam mungkin perpisahan bukan hal yang sulit buat aku " ucap Laras dengan memberikan senyuman kepada Erlangga
Melihat senyuman itu membuat hati Erlangga sakit, bagaimana rasanya di posisi Laras bertahan bertahun tahun tanpa adanya kasih sayang dari dirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments