Erlangga duduk di kursi sofa menunggu kedatangan Resti yang membawa Naya pergi, ia merasa sangat kesal.
" Mas " panggil Laras menghampiri Erlangga
" Ya Ras " saut Erlangga
" Makan dulu, kamu belum makan kan "
" Iyah nanti aku makan yah "
" Hmm yasudah "
Erlangga menarik tangan Laras yang hendak pergi.
" Ada apa..? " tanya Laras bingung
" Beri aku satu kesempatan lagi Ras aku mohon " jawab Erlangga
" Hmm Mas cukup buktikan saja, yaudah aku mau ke belakang kasian Nathan sendiri "
Erlangga tak melepaskan tangan Laras justru ia tetap menggandeng dan mengikuti Laras.
" Ngapain Papah megang megang tangan Bunda " Nathan melepaskan tangan Erlangga dan Laras
" Loh kenapa emang, ini kan istri Papah "
" Kalau bunda istri Papah kenapa Papah bikin Bunda sakit terus, kenapa Papah bikin Bunda nangis terus sampai Bunda ingin pisah sama Papah "
" Nathan ga boleh ngomong gitu sama Papah, minta maaf sayang ke papah " Laras mengelus kepala Nathan
" Engga Bunda, Nathan engga mau minta maaf ke Papah " Nathan menyilangkan tangannya di dadanya
" Huh dasar anak Bunda " celetuk Erlangga
" Biarin aja " Nathan memeluk Laras
Mereka pun makan bersama di meja makan, Erlangga melihat Nathan yang begitu manja kepada Laras .
Saat mereka tengah makan terdengar suara langkah masuk, dan sudah bisa tebak itu adalah Resti dan Naya.
" Papah " ucap Naya melihat papahnya yang sudah pulang
" Mas kamu sudah pulang " Resti terkejut melihat Erlangga yang sudah pulang
" Mas aku ke kamar dulu yah " Laras tak ingin berdebat dan melihat keduanya terlebih dengan kondisinya yang belum pulih
" Bunda Nathan ikut " Nathan mengikuti Laras ke kamarnya
" Naya kamu ke kamar dulu yah, Papah mau bicara sama Mamah " ucap Nathan
" Iyah Papah " Naya pun menuruti dan masuk ke dalam kamar
" Mas aku bisa jelasin.." ucap Resti yang ingin menjelaskan
" Apa..? aku ga butuh penjelasan kamu Resti lebih baik kamu sekarang pulang "
" Tapi Mas.."
" Pulang aku bilang ..."
" Tega kamu mas ngusir aku "
Resti keluar dari rumah Erlangga dengan kesal, bisa bisanya Erlangga mengusir dirinya dari rumah
Setelah Reti pergi Erlangga menghampiri kamar Naya, dan melihat Naya yang sedang menata boneka yang baru dibelinya.
" Nayaa, boleh papah masuk " sapa Erlangga dengan lembut
" Boleh Papah " Jawab Naya
Erlangga duduk disebelah Naya yang tengah menyusun boneka, ia melihat raut wajah Naya yang sangat bahagia.
" Naya kenapa Ninggalin Bang Nathan sayang "
" Abis kata Mamah Bang Nathan itu bandel ga nurut terus lebih milih Bunda Laras yang jahat, jadi yaudah Naya tinggalin deh "
" Naya percaya kalau Bunda Laras jahat..?"
" Iyah Pah, katanya ibu tiri itu jahat suka bunuh anaknya "
" Siapa yang bilang seperti itu Naya..?"
" Mamah, Mamah yang bilang seperti itu Pah "
Erlt terdiam bisa bisanya Resti mengatakan hal hal buruk kepada Naya.
" Naya mandi dulu yah sekarang, Naya udah makan belum..?"
" Udah Papah, yaudah Naya mandi dulu yah "
Naya pun segera bergegas masuk ke kamar mandi, sedangkan Erlangga pergi menuju kamar Laras.
..
" Bunda apa dengan bunda pergi, bunda akan bahagia..?" tanya Nathan sambil memeluk Laras
" Kenapa Nathan nanya seperti itu..?"
" Nathan gamau liat bunda sedih terus, kalau Bunda disini terus bunda sedih tapi kalau Bunda pergi Nathan yang sedih Bunda. Kalau Bunda pergi ajak Nathan yah Bunda, Nathan gamau disini "
" Nathan dengerin Bunda, Nathan masih punya Papah dan Mamah jadi Nathan ga akan sendiri "
" Tapi Bunda, Mamah Resti ga sayang sama Nathan katanya Nathan nakal. Memangnya Nathan nakal bunda..?"
" Engga, Nathan anak pintar nurut baik "
Tiba tiba Erlangga datang menghampiri keduanya.
" Naya dimana Mas..?" tanya Laras yang sangat memperdulikan kedua anaknya
" Lagi mandi, Nathan temani Naya yah Papah sama Bunda mau ngomong berdua dulu "
" Engga mau, nanti Bunda nangis lagi sama Papah "
" Engga sayang, Nathan nurut yah " ucap Laras
" Huh Iyah Bunda, kalau ada apa apa teriak panggil Nathan "
" Hehehe Iyah sayang "
Nathan pun segera keluar dari kamar mengikuti perintah Laras
" Ada apa mas..? Mas mau ngomong apa sama aku..?" tanya Laras yang kini hanya berdua dengan Erlangga
" Jadi gini Ras, aku pikir sebaiknya gausah ada perceraian diantara kita yah "
" Mas cuma mau bilang itu..? Aku kan sudah bilang aku akan liat perubahan kamu, kalau kamu ga berubah yasudah "
" Iyah aku janji akan berubah "
" Yaudah buktiin aja "
Erlangga mendekatkan tubuhnya ketubuh Laras sehingga tak menyisakan sisa untuk keduanya.
" Mau ngapain Mas .?" tanya Laras pelan
" Aku mau ini Ras " Erlangga mengusap lembut bibir Laras dengan jarinya
Tak menunggu jawaban Erlangga langsung mendaratkan ciuman di bibir Laras, seakan terhipnotis Laras membalas ciuman yang Erlangga berikan.
Ciuman Erlangga turun kearah leher putih Laras, mendapatkan perlakuan seperti itu Laras hanya bisa memejamkan kedua matanya.
" Mmhh " desah keluar begitu saja dari mulut Laras
Erlangga mulai menurunkan tali baju Laras secara perlahan.
" Aku ingin Laras " ucap Erlangga lirih
" Aku juga Mas " jawab Laras
Tangan Erlangga mulai meraba tubuh Laras, membuat Laras semakin ingin hal lebih.
Tangan Laras juga mulai memegang milik Erlangga dari luar, mendapat perlakuan seperti itu Erlangga merasa ingin lebih.
" Aku suka ras " lirih Erlangga sambil memegang milik Laras
" Lakukan Mas " ucap Laras dengan pasrah
Saat mereka tengah panas, ponsel milik Erlangga berbunyi.
" hp kamu bunyi mas " ucap Laras
" Biarin aja ga penting " jawab Erlangga
Namun ponsel milik Erlangga terus berbunyi, akhirnya terpaksa Erlangga mengambil ponsel miliknya diatas nakas.
" Siapa Mas..?" tanya Larasa menatap Erlangga
" Pak Raka Ras " jawab Erlangga pelan
Pak Raka dan Bu Jeni adalah orangtua Resti, mereka selalu menghubungi Erlangga untuk alasan ini itu agar Erlangga bisa dekat dengan Resti kembali.
" Aku angkat dulu ya " ucap Erlangga meminta izin
Erlangga : Yah Pak ada apa..?
Pak Raka : Kamu dimana Er..?
Erlangga : Dirumah Pak, ada apa yah..?
Pak Raka : Resti kecelakaan
Erlangga : Kecelakaan gimana pak..? Kapan ?
Pak Raka : Tadi sehabis mengantar Naya pulang, kamu kesini yah bawa anak anak
Erlangga : Iyah Pak
Setelah selesai berbicara Laras langsung bertanya kepada Erlangga.
" Kenapa Mas..?"
" Resti kecelakaan"
" Cih.. Kamu percaya..? Waktu itu juga bilang Resti kecelakaan tapi apa, cuma keserempet sedangkan aku yang benar benar kecelakaan sampai dijahit kamu ga ada "
" Tapi sepertinya sekarang serius Ras, Pak Raka minta aku menemui mereka membawa anak anak "
" Mas kamu itu mau aja di bodohi, itu tuh akal akalan mereka saja mas Angga "
Laras menaikkan volume suaranya, entah mengapa ia merasa kesal dan dadanya terasa sangat sesak
" Maaf Ras tapi aku harus kesana aku minta maaf " ucap Erlangga bangun dari kasur
" Kamu pilih aku atau Resti..?" ucap Laras dengan cepat sebelum Erlangga keluar
" Laras tolong sekali ini saja " pinta Erlangga
" Kalau kamu tetap disini aku tidak akan menuntut perceraian, tapi jika kamu pergi aku akan tetap meminta perceraian "
Erlangga merasa dilema, ia tak tau harus memilih yang mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Uthie
dasar laki2 plin plan .. gak bisa tegas dan bodoh 😌😡
2023-09-28
0