BAB 3

Rian pulang dengan rasa senyum diwajahnya, entah mengapa ia merasa senang mendengar kabar jika Laras dan Erlangga akan berpisah

" Rian darimana kamu pulang pulang senyum senyum sendiri " ucap Bu Angel orangtua Rian

" Karena Rian lagi bahagia mah " jawab Rian

" Bahagia kenapa..? Emang kamu abis darimana sih...? " tanya Bu Angel kembali penasaran

" Tadi Rian abis ketemu mba Laras Mah " jawab Rian

" Terus apa yang bikin kamu bahagia..? toh Laras juga sudah menjadi istri Erlangga kamu harus ingat itu "

" Iyah Rian inget Mah inget banget malahan, tapi Mah kalau Mba Laras sama Mas Erlangga pisah Rian boleh ga Nikah sama Mba Laras "

" Hush Rian kamu ngomong apa...!! Ga boleh doa'in rumah tangga orang seperti itu " ucap Bu Angel memarahi

" Rian itu sayang banget mah sama mba Laras, andai aja Kaka Rian masih ada sampai sekarang pasti ada teman curhat "

" Ya tapi kan Ian Laras itu sudah menikah dengan Erlangga, ya walaupun emang mamah Erlangga belum merestui sampai sekarang dengan alasan Laras di pungut dari panti asuhan "

Tak lama Pak Johan pulang dan ikut berkumpul dengan Rian dan Istrinya.

" Lagi bahas apa sih seru banget kayaknya, sampe papah pulang g ada yang sadar " ucap Pak Johan kepada keduanya

" Pah boleh ga nanti mba Laras jadi asisten Rian .?" tanya Rian mengalihkan pembicaraan

" Emang Laras sedang mencari pekerjaan...? orang Erlangga sukses begitu mana mungkin mengizinkan Laras bekerja ian " jawab Pak Johan

" Mba Laras itu mau bercerai sama Mas Erlangga, mba Laras sendiri yang cerita lagian mana ada udah nikah lama lama tapi haknya sebagai istri belum di berikan malah kesannya mba Laras itu baby sister Naya dan Nathan "

Bu Angel dan Pak Johan terkejut, mereka tak menyangka jika hubungan mereka akan berakhir.

" Sudah sudah lagian belum pasti kan..? Jangan ngaur bicaranya, ayo kita makan saja papah sudah lapar " ucap Pak Agung mengalihkan

" Iyah ayo Pah, ayo Ian " ajak Bu Angel

Rian dengan raut wajah sedih mengikuti langkah kedua orangtuanya, padahal kedua orangtuanya sangat sayang kepada Laras tapi mengapa mereka tak ingin jika Rian dan Laras menikah

...***...

Malam hari Erlangga dan Laras kembali membahas masalah rumah tangga mereka, setelah memastikan Naya dan Nathan sudah tertidur Erlangga mengajak Laras untuk ke kamar

" Laras sejak kapan sih kamu jadi ga nurut lagi sama suami..!! " ucap Erlangga

" Sejak kamu udah ga menghargai aku sebagai istri kamu, bertahun tahun aku sabar mas tapi sabar akupun ada batasannya " jawab Laras dengan emosi

" Katakan apa mau kamu, kita bisa bicarakan semua baik baik "

" Terlambat, yang aku ingin sekarang kita bercerai dan berpisah..!!"

" Ga aku ga akan mau tentang itu " tolak Erlangga

" Loh kamu jangan egois dong Mas, selama ini aku diam demi Nathan dan Naya jadi sekarang biarin aku pergi Mas .!! "

Erlangga berjalan mendekati Laras, Laras yang ketakutan berjalan mundur menghindari Erlangga.

" Mau apa kamu mas..? " tanya Laras ketakutan

" Aku ingin memberikan hak kamu sebagai istri dan aku meminta hak ku sebagai suami " jawab Erlangga

" Engga .!!! Aku gamau, aku ga Sudi memberikan tubuh ku kepada kamu mas .!!" dengan cepat Laras berlari menghindar namun Erlangga lebih cepat dari Laras

" Apa sih Ras apa lagi yang harus aku lakukan untuk pertahanin rumah tangga kita..? " ucap Erlangga

" Lepasin aku mas, andai aku ga jatuh cinta sama kamu semuanya ga akan sesakit ini mas. Aku nyesel udah jatuh cinta dengan orang yang salah..!!"

Erlangga terdiam mendengar ucapan Laras, ia pun melepaskan genggaman tangan Laras.

" Selama ini aku selalu sabar Mas, aku bertahan demi Naya dan Nathan tapi apa semenjak Resti kembalipun kamu lebih perduli kepada dia daripada aku mas .!! Dan Naya pun semakin menjauh kepadaku, lalu untuk apa aku bertahan di rumah ini " ucap Laras dengan bergetar

" Dulu emang aku yang bodoh karena jatuh cinta sama kamu Mas, aku pikir seiring waktu kamu akan cinta sama aku ternyata aku salah mas...!! "

Laras yang tak mampu lagi menahan air matanya langsung menumpahkan air matanya, Erlangga yang melihat itu merasa sesak di dadanya.

" Ras aku.." ucap Erlangga terhenti

" Aku gamau denger permintaan maaf atau apapun lagi, keputusan aku sudah bulat mas aku ingin kita bercerai "

" Engga aku ga akan membiarkan hal itu terjadi "

" Terserah, aku bisa mengurusnya sendiri "

Laras pun naik ke atas kasur dan merebahkan tubuhnya, sedangkan Erlangga masih berdiri mematung melihat Laras.

Erlangga pun menghampiri Laras ia merebahkan tubuhnya di sebelah Laras, awalnya ia ingin memeluk tubuh Laras namun ia mengurungkan niatnya.

" Maafin saya Ras karena saya kamu jadi menderita " gumam Erlangga dalam hatinya.

.

.

...***...

Pagi hari Erlangga bangun dan tak melihat Laras di sebelahnya, ia melihat jam menunjukkan pukul 6 pagi ia juga melihat pakaian Erlangga yang sudah disiapkan oleh Laras

" bisa bisanya dia ga bangunin " gumamnya sendiri

" Aku bukan ga bangunin, kamu yang ga bangun dari tadi " jawab Laras yang keluar dari kamar mandi

" Aku mau turun membangunkan Naya dan Nathan, nanti keburu nenek lampir datang " ucap Laras dengan ketus dan turun ke bawah

Seperti biasa Laras akan mengurus Naya dan Nathan, setelah itu ia pun segera membukan sarapan untuk Erlangga dan kedua anaknya.

" Masak apa sayang " ucap Erlangga tiba tiba dan memeluk Laras dari belakang

" Diem lepasin " Laras mencoba melepaskan tangan Erlangga

" Engga mau, orang mau peluk masa ga boleh " ucap Erlangga dengan manja

" Bunda Papah " panggil Nathan yang sudah siap dengan pakaian sekolah

Erlangga pun langsung melepaskan pelukannya, dan Laras menghampiri keduanya.

" Bunda, Papah nyakitin bunda lagi yah " ucap Nathan melirik kearah Erlangga

" Engga sayang " jawab Laras

" Terus bunda kenapa nangis.? Mata bunda seperti orang habis nangis semalaman " ucap Nathan dengan polosnya

" Kamu anak kecil tau apa Nathan " timpal Erlangga

" Tau lah, Nathan tuh tau gimana perasaan Bunda " ucap Nathan

" Naya kenapa ko diem aja, diminum susunya sayang " ucap Laras dengan manja

" Naya mau diantar Mamah, ko Mamah belum datang Bunda " ucap Naya dengan sedih

" Naya kamu tuh harusnya mikirin perasaan Bunda, malah mikirin Mamah terus " omel Nathan

" Hush Nathan ga boleh ngomong seperti itu kepada Naya, minta maaf sama " ucap Laras

" Hmm tapi bunda... " ucap Nathan dan Laras menatap

" Maafin Abang " ucap Nathan dengan singkat

" udah ayo kita sarapan, setelah itu berangkat deh kesekolahan " ajak Laras

" Oke Bunda " jawab Nathan dan Naya

Semenjak kehadiran Laras, Nathan yang dulu pendiam dan penyendiri kini kembali terbuka dan ceria.

Naya yang dulu selalu takut dan tak ingin berteman, kini ia lebih memilih banyak teman.

Melihat hal itu Erlangga pun merasa bahagia.

" Selamat pagi ponakan Om " ucap Rian sambil membawa dua tentengan

" Om Rian... " Naya dan Nathan berlari menghampiri

" Cih pengganggu " gumam Erlangga pelan

" Ayo Ian ikut sarapan " ajak Laras

" Ayooo dengan senang hati " Ucap Rian sambil menggandeng kedua ponakannya

" Om Rian nanti ikut anterin Naya dan Nathan ya sama bunda " ucap Nathan

" Loh kan ada Papah Nat, ko kamu malah minta ke Om Rian sih " ucap Erlangga tak terima

" Gamau " jawab Nathan menggelengkan kepala

" Yaudah Iyah nanti om Rian anterin, sekarang habisin sarapannya dulu yah "

" Asiikk " jawab Naya dan Nathan bersamaan

Erlangga mentap dengan penuh kesal ke arah Rian, dan lagi lagi saat mereka tengah sarapan seseorang yang tak diharapkan datang kerumah Erlangga.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

menarik 👍

2023-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!