Sudah lima hari Erlangga belum mendapatkan kabar keberadaan Laras, ia sudah pergi kerumah Rian namun sialnya Erlangga tai menemukan Laras di sana.
" Laras kamu dimana ras " Erlangga merasa frustasi akibat kepergian Laras.
" Paaah " panggil Nathan dengan sendu
" Nathan kenapa belum tidur, Nathan ga ingat kata dokter harus istirahat?" Erlangga menggendong putra kecilnya itu
" Bunda ga pulang yah Pah, apa Bunda benar benar pergi Pah "
" Engga sayang, Bunda ga pergi pasti Bunda besok pulang "
" Tapi Pah dari kemarin Papah ngomong gitu, sampai sekarang Bunda belum pulang juga "
" Iyah kita tunggu ya sayang, sekarang Nathan tidur kasian Naya sendirian "
" Iyah Pah "
Erlangga menurunkan Nathan dari gendongan nya, dan Nathan pun pergi dari kamar Erlangga.
" Kemana lagi aku harus cari kamu Ras " gumam Erlangga
***
Kini kondisi Laras sudah membaik, namun sesuai saran Rian dan lainnya lebih baik Laras menghilang lebih dulu.
" Tantee lagi apa..?" tanya Laras menghampiri Fransiska yang sedang didapur
" Ini Tante lagi bikin kue sayang, kamu mau ikut..?"
" Mau Tante , aku juga sering bikin kue untuk Naya dan Nathan mereka seneng banget kalau aku bikin kue "
" Kamu bahagia sekali menceritakan dua anak kecil itu, padahal kamu hanya ibu sambungnya "
" Kalau melihat Naya dan Nathan aku ingat sama diri aku sendiri Tan "
" Tante dulu juga punya anak kembar laki laki dan perempuan, tapi karena satu masalah Tante menitipkan anak itu di panti asuhan yang sama dengan kamu "
" Namanya siapa Tante ..?"
" Dulu Tante memberi namanya Senja dan Langit, tapi mereka berbeda sekali wajahnya jika mereka masih ada pasti seumuran kamu Ras "
" Ibu Panti pernah cerita ke aku, dulu aku di titipkan saat hujan namun saat itu ada tiga bayi didepan pintu panti. Tapi karena aku lebih cepat besar, Bu panti menyimpulkan akulah kakak dan Bu Panti membuat data untuk aku sekolah "
Fransiska mencoba mengingat ingat kejadian itu, tapi mengapa ceritanya bisa sama dengan kejadian saat itu.
" Oiya Ras, kamu kenapa sih ga mau pakai baju yang memperlihatkan pundak kamu padahal cantik pasti "
" Engga mau Tan, aku ada luka di punggung sejak kecil jadi malu "
" Luka ..? Punggung..? Boleh Tante lihat..?'
" Boleh Tante "
Fransiska melihat luka punggung yang Laras ucapkan, namun Fransiska terkejut dan tangannya gemetar.
" See..senja.." ucap Fransiska ia pun menangis karena bahagia
" Tante.. Tante kenapa nangis " Laras menjadi khawatir karena melihat Fransiska menangis
" Kamu Senja Laras .. Kamu senja, kamu anak Tante yang selama ini Tante cari "
Laras ikut terkejut dengan apa yang ia dengar, berpuluh puluh tahun akhirnya ia menemukan mamahnya.
" Tante beneran Mamah Laras..?"
" Iyah sayang, Mamah ingat sekali tanda lahir itu kalian berdua mempunyai tanda lahir yang sama "
Praanggg...!!
Terdengar suara kaleng yang jatuh, disana ada Rian yang mendengarkan semuanya.
" Tanda lahir.. Punggung .. Kenapa.. Kenapa bisa sama " gumam Rian sendiri
" Rian kamu ngapain disana..?" tanya Laras yang melihat Rian
Rian berjalan menghampiri Fransiska dan Laras, ditatapnya dua wanita itu dalam dalam.
" Tante bilang Tante punya anak kembar..? Dengan tanda lahir yang sama di punggung..?" tanya Rian
" Iyah Ian, kenapa apa kamu pernah lihat..?" tanya Fransiska
" Engga Tan, oiya Rian pulang dulu yah Tan tadi Mamah telpon "
" Iyah, hati hati yah "
" Mba gue pulang dulu yah "
" Iyah hati hati "
Setelah berpamitan Rian langsung keluar dan masuk kedalam mobil.
" Kenapa tandanya sama, tapi gue kan punya orangtua " ucap Rian sendiri
Rian pun segera mungkin ingin sampai dirumah, dan setibanya di rumah Rian langsung mencari keberadaan keluarganya.
" Mamah.. Papah yuhuu Rian pulang " ucap Rian
" Ssstt berisik kamu malam malam teriak " ucap Sang Mamah
" ehehe Mah mamah tau ga ternyata Tante Fransiska jtu mamah kandung Mba Laras "
" oyaa..? Ketauannya gimana Ian..?'
" Tadi Rian denger kalau Mba Laras punya tanda lahir di punggung, dan persis kayak punya Rian "
Angel terdiam untuk sesaat, sekuat apapun ia merahasiakan pada akhirnya semua akan terbongkar.
" Tapi Mah, Rian kan punya Mamah dan Papah beda sama Mba Laras kan "
" Hmm Rian.." Angel tak dapat menahan air matanya
" Rian.. Mamah kalian bicarain apa sampai Mamah nangis " ucap Pak Johan yang baru saja pulang
" Pah.. Rian harus tau Pah " ucap Bu Angel sambil menangis
" Tau apa Mah Pah, Rian anak mamah dan papah kan..?" Rian bergantian menatap wajah kedua orangtuanya
" Rian.. Dengerin Papah, maaf sekali maaf kita sudah menutupi semuanya. Sejujurnya kamu bukan anak kandung mamah dan papah, kami mengambil kamu saat kamu berada di panti asuhan "
Rian tak menjawab, ia ingin memastikan apa yang ia dengar tidak salah.
" Pasti Mamah sama Papah mau ngeprank Rian kan hehe "
" Mamah dan Papah serius Rian, kamu memang bukan anak kandung kami "
" Jangan jangan Laras dan Rian saudara " ucap Rian menebak
" Berarti Rian sama Laras ga bisa nikah..? Iyah Mah Pah "
Pak Johan dan Bu Angel tak dapat menjawab, mereka memeluk Rian bersamaan
" Pulang lah Rian, temui orangtua kandung kamu " ucap Pak Johan
Rian menangis sekencang-kencangnya, ia tak pernah menyangka jika ia bukan anak kandung dari keluarga yang sudah membesarkan dirinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments